Vous êtes sur la page 1sur 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah


Pada kesempatan ini penulis mengambil pasien dengan penyakit

Asthma Bronchiale. Masalah tersebut diambil setelah panulis melakukan


praktek di Ruangan Perawatan XV Rumah Sakit Dustira dan ternyata
penyakit Asthma ini masih banyak dijumpai pada masyarakat kita yaitu
1.610 pada satu tahun terakhir.
Penulis mencoba menggali masalah penyakit tersebut berdasarkan
adanya misi Indonesia sehat 2010. Penulis menyusun laporan ini
berdasarkan deskripsi mata kuliah KDM II Sistem Pernafasan serta
kompetensinya dan penerapan Asuhan Keperawatan dalam mata kuliah
tersebut yang harus dilaksnakan secara langsung kepada pasien.
1.2.

Tujuan Penulisan
Dalam penysusunan makalah ini penulis mempunyai tujuan

diantaranya adalah sebagai berikut :


a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan
pada

pasien

dengan

Asthma

Bronchiale

dan

mendokumentasikannya
b.

Tujuan Khusus
1.

Agar mahasiswa mampu mengkaji status kesehatan


klien

2.

Agar mahasiswa mampu menganalisa data dan


merumuskan dignosa

3.

Agar

mahasiswa

mampu

menyusun

rencana

perawatan

4.

Agar mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi


hasil tindakan

5.

Agar

mahasiswa

mampu

mendokumentasikan

asuhan keperawatan
1.3.

Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metoda studi

kasus dan memperoleh data dengan cara observasi, wawancara,


pengkajian fisik, studi literature, studi kepustakaan dan membaca catatan
medik.
1.4.

Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari bab satu

pendahuluan meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode


penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua terdiri dari tinjauan teoritis
keperawatan yang meliputi pengertian, etiologi, patologi, gejala klinik dan
proses keperawatan. Bab tiga terdiri dari tinjauan kasus pada pasien
dengan Asthma Bronchiale dan bab empat terdiri dari kesimpulan dan
saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1.

Konsep Dasar Penyakit


a.

Definisi
Asthma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh
masa penyempitan bronkus yang reversible, dipisahkan
oleh masa dimana ventilasi, relative mendekati normal.
Keadaan ini pada orang-orang yang menderita asthma
mudah

ditimbulkan oleh berbagai rangsang. Hal

ini

mendadak suatu keadaan hiperreaktivitas bronkus yang


khas (William R. Solomon ; 1994 ; 149)
Asthma Bronkhiale adalah suatu penyakit yang
ditandai oleh serangan intermiten spasme bronkus oleh
rangsang alergi atau iritatif (Purnawan Junadi ; 1994).
Yang khas adalah serangan spasme itu secara tibatiba

diselingi

periode

bebas

gejala.

Kadang-kadang

serangan itu dapat berlangsung selama beberapa hari atau


beberapa

minggu

dan

keadaan

ini

disebut

Status

Ashmatikus atau dapat juga spasme itu terus menerus ada


tetapi ringan (Perawatan VA ; 1996).
Dengan kata lain, asthma Bronchiale dapat diartikan
suatu

kondisi

bronchus

dengan

responsive

terhadap

berbagai stimulasi dan bersifat reversible.


b.

Etiologi
Ada 4 (empat) hal penting yang dapat menyebabkan
Asthma Bronchiale, diantaranya :

1.

Alergen
Kira-kira separuh penderita menderita alergi terhadap
berbagai bahan yang diisap atau ditelan, misalnya
debu, serbuk tumbuh-tumbuhan, bulu binatang, bahan
makanan tertentu dan lain-lain.

2.

Infeksi
Bentuk intrinsic yang tidak menunjukkan skin test positi
terhadap berbagai allergen pada penderita ini sering
ditemukan

adanya

infeksi

persisten

pada

sinus

paranasalis, tonsil/saluran pernafasan bagian atas.


3.

Faktor Herediter
Faktor ini memegang peranan penting, karena lebih
dari separuh penderita mempunyai sanak saudara
yang juga menderita berbagai bentuk alergik.

4.

Faktor lain
Bebarapa

factor lain yang

penting yang

dapat

merangsang timbulnya spasme adalah stress emosi,


kelelahan dan perubahan hormonal.
c.

Patofisiologi
Ashma Bronchiale terjadi karena hiperaktiv bronchus
akibat adanya atau masuknya factor pencetus kedalaman
broncus

yang

menyebabkan

odena

mukosa

akibat

peningkatan sekresi. Hal tersebut mengakibatkan lumen


menyempit sehingga frekuensi nafas meningkat. Akibat
peningkatan frekuensi nafas maka kebutuhan O2 pun
menjadi

meningkat

sehingga

timbul

bradikardi

dan

kelelahan.
Selain itu peningkatan frekuensi nafas 1 wl pun
mengalami peningkatan intake cairan. Akibat kekurangan
intake cairan adalah sekresi menjadi kental yang lama
kelamnaan dapat terjadi atelektasis dan akhirnya terjadi
hypoxemia.

d.

Gejala Klinik
Serangan

Asthma

Bronchiale

ditandai

oleh

timbyulnya kesukaran bernafas disertai nafas berbunyi pada


serangan itu terjadi :

Spasme otot dinding broncus

Lumen bronchus menyempit

Kesukaran mengeluarkan udara sehingga expirasi


memanjang karena ada udara yang tertahan oleh
lender yang kental
Serangan ini biasanya berlangsung selama satu

sampai beberapa jam yang disusul oleh batuk yang lama


dengan pengeluaran dahak yang kental pada umumnya
penyakit ini tidak fatal melainkan menimbulkan gangguan
penderitaan dalam jangka waktu yang lama.
e.

Gambaran Diagnosis
1.

Makroskopik
Kelainan jantung ditemukan pada bronchus dan
broncheolus dinding bronchus lebih tebal dan di dalam
lumen dapat terlihat kumpulan lendir yang kental dan
liat yang dapat menyumbat lumen.

2.

Mikroskopik
Beberapa hal yang dapat dijumpai adalah :

Selaput lender sembab, berserbukan sel radang


cosinofil

dan

limfosit

dan

kelenjar

lender

hiperplastik

Penebalan membrane basalis

Hipertrofi otot polos

Dalam lumen terdapat secret lender basofilik


yang

mengandung

spiral

curscman,

kristal

charscot leyden dan eosinofil.

2.2.

Proses Keperawatan
A.

Riwayat pemanajemenan pada factor-faktor yang biasanya


mencetuskan serangan asthma :

Stress emosi

Infeksi saluran nafas atas

Alergen

Kegagalan

dalam

pengobatan

asthma
B.

Pemeriksaaan

fisik

yang

berdasarkan

kepada

suatu

pengkajian system pernafasan dapat menunjukkan gejala


gagal nafas akut :

Mengi

Susah bernafas

Ortonea

Penggunaan otot-otot asoseri pernafasan (cuping


hidung, retraksi stenum, pengangkatan bahu waktu
bernafas)

C.

Dehidrasi

Sianosis

Umah

Ketakutan

Pemeriksaan laboratorium

GDA menunjukkan hipokapnia (PaCO2 < dr 35


mmHg)

disebabkan

oleh

menurunnya

perfusi

ventilasi selanjutnya PaCO2 meningkat di atas


normal sesuai dengan meningkatnya tekanan jalan
nafas.

Jumlah sel darah menunjukkan adanya peningkatan


kadar eosnofil

Pemeriksaan

fungsi

paru-paru

menunjukkan

penurunan kekuatan kapasitas vital.

Pengumpulan sample sputum untuk memeriksa


luntur dan tes sensitivitas untuk menunjukkan infeksi
dan mengidentifikasi anti mikroba yang cocok dalam
mengobati infeksi yang terjadi

D.

Sinar X paru memperlihatkan distensi alveoli

Diagnosa keperawatan
1.

Kerusakan pertukaran gas


Berhubungan dengan factor serangan asthma
menetap
Batasan karakteristik : mengi dan dispsea berat,
sianosis, ortopnea dan penggunaan otot-otot
asesori pernafasan.
Hasil pasien (kolaboratif) : tandemonstrasekan
perbaikan ventilasi.
Kriteria evaluasi : frekuensi nafas 12-24 x/menit,
bunyi nafas bersih, frekuensi nadi 60-100
x/menit, warna kulit normal, tidak ada dispnea,
GDA dalam diatas normal.

2.

Ancietas
Berhubungan dengan factor : sulit bernafas,
disebabkan gagal nafas yang berat, kurang
pengetahuan tentang rencana pengibatan dan
pemeriksaan
Batasan karakteristik : menyampaikan perasaan
takut sulit bernafas, subkutan, ekspresi wajah
tenang, menyatakan sulit bernafas.
Hasil

pasien

mendemonstrasikan

ancietas

berkurang

Criteria evaluasi : ekspresi wajah tenang, rasa


takut dan gugup berkurang
3.

Resiko tinggi ketidakpatuhan


Berhubungan

dengan

factor

kurang

pengetahuan tentang kondisi dan perawatan diri


pada saat pulang
Batasan

karakteristik

menyatakan

kurang

pengertian, permintaan informasi


Hasil pasien : mendemonstrasikan keinginan
untuk mengikuti rencana pengobatan
Kriteria evaluasi : menyampaikan pengertian
tentang kondisi dan perawatan diri sendiri pada
saat pulang, menunjukkan penggunaan alat-alat
pernafasan yang cepat.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN O2 AKIBAT
ASTHMA BRONCHIALE DI RUANG PERAWATAN XV
RS DUSTIRA

3.1.

PENGKAJIAN

A.

Biodata
a. Identitas Klien
Nama

: Tn. Y

Umur

: 53 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Wiraswasta

Rekam Medik

: 0604041/H/IV/06

Tanggal Masuk

: 10 April 2006

Tanggal dikaji

: 14 April 2006

Alamat

: Jl. Melati No. 54 Cimahi

Dx. Medis

: Asma Bronchiale

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Ny. W

Umur

: 49 tahun

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Sunda Indonesia

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jl. Melati No. 54 Cimahi

Hub. Dengan klien


B.

: Istri

Riwayat Kesehatan
a.

Riwayat Kesehatan Sekarang


1.

Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak nafas, batuk, nafsu makan
berkurang, kurang tidur disertai keringat pada malam
hari.

2.

Keluhan Pada Saat Didata


Klien mengeluh sesak nafas dan batuk. Sesak nafas
akan bertambah bila klein melakukan aktivitas dan
akan berkurang bila klien beristirahat pada posisi semi
fowler. Sesak nafas yang dirasakan mengganggu tidur
klien. Dada terada sesak pada saat respirasi.

b.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien memang mempunyai riwayat penyakit asthma, namun
tidak separah seperti sekarang ini. Dulu klien tidak pernah
dirawat. Cukup dengan berobat jalan dan baru kali ini klien
dirawat karena asthma.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Di keluarganya klien tidak ada yang pernah mengalami atau
mengidap penyakit

menular atau penyakit

keturunan

apapun.
d. Struktur Keluarga
Klien anak kedua dari 3 bersaudara, mempunyai 3 orang
anak, 2 orang pereempuan, 1 orang laki-laki, klien tinggal
bersama istri dan ketiga anaknya.

10

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hubungan keluarga
: Hubungan perkawinan
: Meninggal

e.
NO
1

Data Biologis
POLA

Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Jenis
Selera makan
Pantangan

DI RUMAH

DI RUMAH SAKIT

2-3x/hari, tidak teratur


Nasi, sayur, lauk,
buah
Baik
Tidak ada

3x/hari
ML : sayur, lauk dan
buah
Kurang porsi habis
Makanan yang pedas

11

b. Minum
Jenis
Jumlah

Air putih dan kopi


1000-1500 cc/hari

Air putih
4-6 gelas perhari

Eliminasi
a. BAK
Frekuensi
Jumlah
Warna
Bau

4-5x/hari
+ 800-1000 cc/hari
Kuning jernih
Khas

3-4x/hari
+ 500-900 cc/hari
Kuning jernih
Khas

1 xperhari
Kunung tengguli
Lembek
Khas

1-2 x perhari
Kunung tengguli
Lembek
Khas

+ 1-2 jam/hari
+ 6-8 jam/hari
Tidak ada ganguan
Membaca Koran dan
nonton TV

+ 1-2 jam/hari
+ 3-4 jam/hari
Tidak ada ganguan
Di tempat tidur saja

2 x/hari
2 x/hari 3-4 x/minggu
3 x/minggu

2 x/hari
2 x/hari
Belum pernah

Pagi hari olah raga,


bercocok tanam
dihalaman rumah dan
membantu istri
membereskan rumah

Terbatas

b. BAB
Frekuensi
Warna
Konsistensi
Bau
3

f.

Istirahat dan Tidur


Tidur siang
Tidur malam
Gangguan
Istirahat
Personal Hygine
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Keramas
Aktivitas

Pemeriksaan Fisik
1.

Keadaan umum
Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda vital

:
TD

: 100/80 mmHg

: 26 x/menit

: 36 C

12

N
2

: 102 x/mnt

Kepala

Rambut

Inpeksi

Rambut

hitam

bergelombang,

penyebaran rambut merata


Palpasi

Tidak ada lesi atau alopesia, tidak


terdapat palasit, kebersihan kurang

Mata

Inspeksi

Bentuk simetris kanan kiri, konjungtiva


tidak anemis, reflek kornea ada, klien
mampu membaca pada jarak 10 cm
dengan menggunakan kaca mata

Palpasi

Sclera tidak ikterik, palpebra sedikit


membengkak

Hidung

Inspeksi

Bentuk

simetris,

ada

pernafasan

cuping hidung, tidak ada secret dan


polip, klien mampu membedakan bau
yang ada

Telinga

Inspeksi

Bentuk simetris kanan kiri, vina sejajar


dengan

ujung

mata,

tidak

ada

serumen, klien mampu mengulang


kata-kata yang diucapkan perawat

Bibir

Inspeksi

Sianosis, mukosa bibir kering

13

Gigi

Inspeksi

Jumlah gigi lengkap, kebersihan gigi


cukup

Lidah

Inspeksi

Kotor, terdapat bercak

Rongga mulut::
Inspeksi

Tonsil tidak membengkak, terdapat


dahak

3.

4.

Leher
Inspeksi

: Bentuk simetris

Palpasi

: Tidak ada pembesaran KGB dan vena jugularis

Dada
Inspeksi

: Bentuk barel shest (dada burung), warna kulit


merata,

pergerakan

dada

tidak

simetris

>

mengembang dibandingkan kiri


Auskultasi : Terdengar

adanya

wheezing,

irama

jantung

cepat, frekuensi nafas 30x/menit


Perkusi
5.

: Terdapat suara ketukan tymphani

Abdomen
Inspeksi

: Bentuk simetris, kulit lembut, keriput, tidak ada


masa

Auskultasi : Bising usus (+)


6.

Extremitas

14

Atas

Bentuk simetris kanan kiri, pergerakan


terkontrol

Bawah

bentuk simetris kanan kiri, tidak ada


oedema, reflek patella (+), tidak ada
varises, pergerakan terkontrol

7.

Genetalia
Klien mengatakan tidak ada kelainan, tidak terpasang
kateter

8.

Rektum dan anus


Klien mengatakan tidak ada kelainan

9.

Data Psikologis

Status emosi

: Klien cemas akan penyakit yang


dideritanya

Gaya komunikasi

: Kien

mampu

berkomunikasi

dengan lawan bicaranya

Pola interaksi

: Klien dapat berinteraksi dengan


perawat dan keluarga dengan
baik

Konsep diri

: klien merasa rendah diri karena


penyakit yang dideritanya

10.

Data Sosial

Hub. Keluarga

: Klien adalah seorang suami


bagi istrinya dan ayah bagi
anak-anaknya

Hub. Tetangga

: Klien

merupakan

anggota

masyarakat yang baik menurut


beberapa

tetangga

yang

menjenguknya

15

11.

Data Spiritual
Klien sangat yakin dan percaya akan agama yang dianutnya,
meskipun sakit klien tetap menjalankan sholat 5 waktu di
tempat

tidur

dan

selalu

berdoa

untuk

kesembuhan

penyakitnya.
12.

3.2.

NO
1

Pengobatan

Zat asam

Aminophilin

OBH 3x1 sendok makan

Amoxixillin 3x500 mg

Observasi tanda-tanda vital

Infus RL 20 gtt/menit

ANALISA DATA
Nama

: Tn. Y

No. Reg

: 0604041/H/IV/06

DATA YANG MENYIMPANG


Do:

Frekuensi
nafas
26x/menit

Terdapat mukus atau


sekret pada lobus bawah
Ds :

Klien mengatakan sesak


nafas

Klien
mengatakan
berkeringat malam hari

PENYEBAB
Spasme otot lunak

Penurunan saturasi
PaO2, O2 dan
kenaikan FRC

Hiperlineflasi

Produksi mucus
neingkat

Oksigenasi darah
berkurang

MASALAH
Gangguan
pertukaran
Gas

16

3.3.

DAFTAR

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

BERDASARKAN

PRIORITAS MASA
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan
produksi mukus yang berlebihan yang ditandai dengan :
Ds

: Klien mengatakan sesak nafas

Do

: - Frekuensai nafas 26x/menit


- Terdapat mukus atau sekret pada lobus bawah

3.4.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama

: Tn. Y

No. Reg

: 0604041/H/IV/06

DIAGNOSA

O
1.

KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran

Gangguan

udara

O2

berhubungan

dengan

peningkatan

produksi

mucus

TUJUAN
1.

dengan

Atur

posisi

1.

semifouler.

DS :

mengatakan

semi fowler jalan nfas

2.

Klien tidak sesak


Freku

lakukan postural

2.

drainage
3.

Kaji tanda-tanda

1.

vital

ensi nafas 24x/menit

Klien
sering

berkeringat

di malam hari

tanda-tanda

vital dapat mengetahui


nafas

JANGKA PANJANG :
tidak sisnosis

DO :
Frek
nafas

dan

pola
keadaan

umum klien

Klien

4.

kolaborasi
dengan

uensi

Mengkaji

perkembangan

mengatakan

Postural drainage dapat


mengencerkan dahak

sesak nafas
-

Dengan mengatur posisi


tidak terhambat

JANGKA PENDEK :
-

Klien

pertukaran

RASIONALISASI

criteria :

ditandai dengan :
-

teratasi

INTERVENSI

2.
dokter

Nebulizer ventolin dapat


mengencerkan

dahak

untuk pemberian

sehingga mudah untuk

ventolin

dikeluarkan

nebulizer

30x/menit
-

Terd
apat mukus atau

17

sekret pada lobus


bawah

3.5.

NO
1.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TGL/JAM
15-04-06

IMPLEMENTASI
EVALUASI
Atur posisi semi fowler S : Klien mengatakan tidak

1.

08.00

dengan

meninggikan

tempat tidur 45 derajat


08.05

2.

Lakukan

sesak nafas
O : Frekuensi nafas

fisioterapi

24x/menit, tidak ada

dada pada lobus apikal

sekret dan suara nafas

(paru

normal

bawah)

dengan

teknik :

A : Masalah teratasi
Membantu

pasien

dengan

P : Perawatan dihentikan

posisi

duduk diatas tempat tidur


dengan memeluk bantal
Memberikan

perkusi pada punggung


pasien dengan posisi jari
tangan
merapat
mangkok

pewrawat
membentuk
selama

10

menit
-

Memberikan
fibrasi pada area apikal
posterior selama 5 kali
pada setiap inspirasi.

Pasien dibantu
ke posisi semula, berikan
pasien minum air hangat
kemudian anjurkan untuk

18

nafas dalam dan batuk


efektif
10.50

Anjurkan

pasien beristirahat
3. Kaji tanda-tanda vital :
T

120/80

mmHg
10.55

N : 80 x/menit

R : 26 x/menit

S : 37OC

4. Memberikan oksigen
sesuai dengan saran
dokter 3 liter per menit via
kanul nasal

19

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.

KESIMPULAN
Asthama Bronchiale merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh

serangan intermiten, spasme, bronkus oleh perangsang alergi atau iritatif.


Kadang-kadang serangan itu dapat berlangsung selama beberapa
hari/beberapa minggu.
Adapun penyebab penyakit asthma bronchiale adalah allergen,
infeksi, factor herediter dan factor lain.
Asuhan

keperawatan

pada

Tn.Y

dimulai

pada

pengkajian,

pengelompkan data, analisa data, perumusan data, perencanaan,


implementasi

dan

evaluasi

hingga

catatan

perkembangan.

Penatalaksanaan pasien asthma yang paling utama adalah dengan


pemenuhan O2 dan pemberian broncho dilator untuk membebaskan jalan
nafas.
4.2.

SARAN
Untuk kasus Asthama Bronchiale terutama pada Tn.Y diharapkan

penatalaksanaan

keperawatannya

difokuskan

pada

pemenuhan

kebutuhan O2 dan kebersihan jalan nafas. Dengan diatasinya kedua


masalah tersebut maka ganguan lain secara tidak langsung akan
berkurang dan teratasi.

20

DAFTAR PUSTAKA

1.

Arief

Mansjoer,

1999,

Kapita

Selekta

Kedokteran,

Media

Aesculapius : FKUI, Jakarta.


2.

Haznams

Kompedium,

1992,

Diagnostik

dan

Terapi

Ilmu

Pengetahuan, WB Haznams : Bandung.


3.

Marylin E Dongoes, 1992, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi


Tiga, FKUI, Jakarta : EGC.

4.

FKPP, 1996, Perawatan Pasien V-A, Bandung.

5.

Price Sylvia Anderson, dkk., 1995, Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit, Edisi Empat, Jakarta : EGC.

21

Vous aimerez peut-être aussi