Vous êtes sur la page 1sur 11

2.

2 Tujuan Masyarakat Makmur


2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat tetangga adalah keluarga
kaya,mereka mempunyai 2 mobil,3 sepeda motor,dan rumah,peralatan rumah
tangga serta gaya hidup yang mewah.
Sedangkan dilain pihak kita juga mempunyai tetangga yang miskin,hidup paspasan.Apalagi mobil,sepeda gayung pun mereka tidak punya.Kita sering
mendengar pernyatan bahwa keluarga yang disebut pertama adalah keluarga
yang kurang makmur.Kalau demikian halnya,mungkin dapat dibenarkan kalau
kita mengatakan bahwa ukuran untuk kemakmuran adalah tingkat pendapatan
keluarga tersebut,atau dengan kata lain,tingkat pendapatan nasional perkapita.
Namun salah satu tujuan pembangunan ekonomi pada umunya adalah agar
pendapatan nasional (total maupun perkapita) tumbuh untuk memperoleh
tingkat kemakmuran (pendapatan nasional) yang lebih tinggi.
Kalau demikian halnya,ukuran yang mengenai kemakmuran dapat dikatakan
sebagai tingkat pertumbuhan ekonomi (tingkat pertumbuhan pendapatan
nasional).Hal yang terakir ini akan diikuti dalam tulisan ini.
2.2.2 Elemen Pertumbuhan Ekonomi(1)
Ada tiga factor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari
setiap bangsa.Ketiga factor tersebut adalah:
1. Akumulasi modal,yang meliputi semua bentuk investasi baru yang
ditambahkanpada tanah,peralatan fisik,dan modal atau sumber daya
manusia.
2. Pertumbuhan penduduk,yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah
angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi
Akumulasi Modal.Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila
sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan
memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari.Pengadaan pabrik
baru,mesin-mesin,peralatan dan bahan baku meningkatkann stok modal (capital
stok) fisik satu Negara yakni,nilai riil neto atas seluruh bsrsng modal produktif
yang bersifat output di masa-masa mendatang.investasi produktif yang bersifat
langsung tersebut harus dilengakapi dengan berbagai investasi infrastruktur
ekonomi dan sosial.
Contonya adalah pembangunan jalan-jalan raya,penyedian listrik,persedian air
bersih
dan
perbaikan
sanitasi,pembangunan
fasilitas
komunikasi,dan
sebagainya,yang kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang
dan
mengintegrasikan
segenap
aktifitas
ekonomi
produktif.Sebagai
contoh,investasi yang dilakuan oleh seorang petani sayuran berupa pembelian
sebuah traktor baru pasti dapat meningkatkan produksi sayurannya.Tetapi tanpa
fasilitas transportasi (jalan dan/atau kendaraan)yang memadai guna
mengangkat tambahan produksi tersebut ke pasar, maka investasi sang petani
tersebut tidak akan banyak menambah produksi pangan nasional.
Disamping invesatasi yang bersifat langsung,banyak cara yang bersifat tidak
langsung untuk menginvestasikan dana dalam berbagai jenis sumber
daya.pembangunan sistem irigasi akan dapat memperbaiki kualitas tanah
pertanian serta meningkatkan produktifitas lahan perhektar.Jika 100 hektar

tanah irigasi dapat memproduksi output yang sama jumlahnya dengan yang
dihasilkan oleh 200 hektar tanah tanpa irigasi,maka itu berarti pembangunan
sistem irigasi tersebut sesungguhnya telah melipat gandajan kuantitas
tanah.Demikian pula pemakaian pupuk buatan dan pestisida juga akan
meningkatkan produktifitas sumber daya tanah.Dampak positif peningkatan
seluruh stok tanah yang produktif untuk berbagai keperluan,sebenarnya identi
dengan pembukaan lahan pertanian baru.
Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan
kualitas modal manusia,sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif
yang sama terhadap angka produksi,bahkan akan lebih besar lagi mengingat
terus bertambahnya jumlah manusia.Pendidkan formal,program pendidikan dan
pelatihan dalam kerja atau magang,kursus,dan aneka pendidikan informal
lainnya perlu lebih diefektifkan untuk mencetak tenaga terdidik dan sumber daya
manusia yang terampil melalui investasi langsung dalam pembangunan serta
pengadaan gedung-gedung,peralatan,dan bahan baku (misalnya bukubuku,proyektor film,computer,peralatan ilmiah,serta alat-alat dan mesin
pendidikan kejuruan seperti mesin babat dan gerinda).Pendidkan guru yang
bermutu dengan kurikulum yang tepat dan releven,sama halnya dengan
penyediaan buku-buku ekonomi yang baik,pasti akan meningkatkan
kualitas,kepemimpinan,dan produktifitas tenaga kerja.logika konsep investasi
dalam pembinaan sumber daya manusia dan penciptaan modal manusia (human
capital) ini jelas dapat dianalogikan dengan peningakatan kualitas dan
produktifitas sumber daya tanah melalui investasi strategis.
Segenap kegiatan yang di sebutkan merupakan bentuk-bentuk investasi yang
menjurus akumulasi modal.Akumulasi modal dapat menambah sumber daya
baru
(contohnya
pembukaan
tanah
yang
semulanya
tidak
ada
( misalnya,perbaikan sistem irigasi,pengadaan pupuk,pestisida).Satu hal penting
yang harus dipahami selalu di tuntut adanya pertukaran komsumsi sekarang dan
komsumsi akan mendatang.Artinya,pihak-pihak pelaku investasi harus bersedia
mengorbankan pendapatan atau mengurangi komsumsi mereka pada saat
sekarang ini demi memperoleh komsumsi yang lebih baik di kemudian
hari,seperti mengorbankan pendapatan yang mungkin diperoleh saat ini jika
bekerja dengan mengambil pendidkan lanjutan.
Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun
kemudian setelah pertumbuhan penduduk). Secara tradisonal dianggap sebagai
salah satu faktof positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.Jumlah tenaga
kerja
yang
lebih
besar
berarti
akan
menambah
jumlah
tenaga
produktif,sedangakan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
meningkatkan
pasar
domestiknya.Meskipun
demikian
kita
masih
mempertanyakan apakah begitu cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan
kerja sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja benar-benar akan memberikan
dampak
positif
atau
justru
negative
terhadap
pembangunan
ekonominya.sebenarnya hal tersebut (positif atau negatifnya pertambahan
penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi). Sepenuhnya tergantung pada
kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan
secara produktif memanfaatkan tambahan angkatan kerja tersebut.Adapun
kemampuan itu sendiri lebih lanjud di pengaruhi oleh tingakat dan jenis

akumulasimodal dan tersedianya input atau factor-faktor penunjang seperti


kecakapan manajerial dan administrasi.
Kemajuan teknologi bagi kebanyakan ekonomi dan kemajuan teknologi
(technological progress) merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling
penting.Dalam pengertiannya yang paling sederhana,kemajuan teknologi terjadi
karena ditemukannya cara baru atau perbaiakan atas cara-cara lama dalam
menangani pekerjaan-pekerjaan tradisonal seperti kegiatan menanam
jagung,membuat pakayan,atau membangun rumah.Ada tiga jenis kemajuan
teknologi yang bersifat netral (neutral technologi progress),Kemajuan teknologi
yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress),dan kemajuan
teknologi yang hemat modal (capital-technologi progre).
Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress)
terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi
yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi factor input yang
sama.Inovasi yang sederhana,seperti pembagian kerja (semacam spesialisasi)
yang mendorong peningkatan output dan kenaikan komsumsi masyarakat dan
contohnya.Ditinjau dari sudut analisis kemungkinan produksi,perubahan
teknologi yang netral yang melipat gandakan output.secara konseptual sama
artinya dengan teknologi yang mampu melipatgandakan semua input
produktif.Bertolak dari pemikiran itu,maka pergeseran kurva kemungkinan
produksi ke arah luar dapat juga diartikan sebagai bukti telah terjadinya
kemajuan teknologi yang netral.
Sementara yaitu kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa
sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya,penggunaan
teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari
jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama).Pemakaian computer mesin
teksil otomatis,bor listrik berkecepatan tinggi,traktor dan mesin pembajak
tanah,dan banyak lagi jenis median serta peralatan modern lainnya dapat
diklasifikasikan sebagai kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja.Jumlah
pekerja yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan produksi mulai dari
pengemasan kacang sampai dengan pembuatan sepeda dan jembatan semakin
sedikit.
Sedangkan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving
technological progress) merupakan fenomena relative langka.Hal ini dikarenakan
hampir semua penelitian dalam dunia ilmupengetahuan dan teknologi dilakukan
di Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat tenaga kerja,dan
bukan untuk menghemat modal.Di Negara-negara dunia ke tiga yang berlimpah
tenaga kerja tetapi langaka modal,kemajuan teknologi hemat.modal merupakan
sesuatu yang psling diperlukan.Kemajuan teknologi ini akan menghasilkan
metode produksi padat karya yang lebih efisien (yakni yang memerlukan biaya
lebih rendah),misalnya mesin pemotong rumput berputar atau mesin pengayak
dengan tenaga tangan,pompa penghembus dengan tenaga kaki,dan penyemprot
tenaga mekanis diatas punggung untuk pertanian skala kecil.pengembangan
teknik produksi di Negara-negara berkembang yang murah,efisien,dan padat
karya (hemat modal)-atau teknologi tempat guna-merupakan salah satu unsur
terpenting dalam strategi pembangunan jangka panjang yang berorientasi pada
perluasan penyedian lapangan kerja.

Kemajuan teknologi dapat juga meningkatkan modal atau tenaga


kerja.kemajuan teknologi yang meningkat kan pekerja ( labor-augmenting
tecnologocal progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu
meningkatkan
mutu
atau
keterampilan
angkatan
kerja
secara
umum.Misalnya,dengan menggunakan videotape,televise,dan media komunikasi
elektronik lainnya di dalam kelas,proses belajar bisa lebih lancar sehingga
tingkat penyerapan bahan pelajaran juga lebih baik.Demikian pula halnya
dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan modal (capital-argumenting
technological progress).jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologi
tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang secara lebih
produktif.misalnya penggantian bajak kayu dengan bajak baja dalam produksi
pertanian.
2.2.3 Pertumbuhan Ekonomi (Kurva kemungkinan produksi
Dengan bekal pemanaman awal perihal dua komponen pertama dan
utama dari pertumbuhan ekonomi itu,dan untuk sementara kita lupakan dahulu
komponen yang ketiga (teknologi),kita dapat mempelajari interaksi yang
berlangsung anatara kedua komponen utama tersebut melalui kurva
kemungkinan produksi (production possibility) guna memahami peningkatan
potensia total output dari suatu perekonomian.Pada tinkat penguasaan teknologi
tertentu dan jumlah sumber daya manusia dan modsl fisik yang tertentu
pula,kurva kemungkinan produksi memperlihatkan jumlah output maksimum
yang bisa di capai berupa kombinasi dua jenis komodit,Misalnya saja beras
(padat karya) dan radio (padat modal atau teknologi),seandainya segenap
sumber daya yang tersedia dalam perekonomian yang bersangkutan benarbenar digunakan secara penuh dan efisien.Peraga satu berikut memperlihatkan
kurva-kurva kemungkinan produksi beras dan radio.
Jika kita andaikan teknologi produksi sama sekali tidak mengalami
perubahan,kuantitas sumber daya manusia dan fisik akan meningkatkan dua kali
lipat sebagai hasil dari investasi pada pengadaan sumber daya yang baru,seperti
menambah luas tanah,menambah modal,dan juga tenaga kerja.Pada peraga 1
terlihat bahwa peningkatan kualitas sumber daya sampai dua kali lipat akan
menggeser kurva kemungkinan produksi keluar secara sejajar,dari p-p ke pp.hal ini jelas menunjukan bahwa perekonomian atau Negara yang
bersangkutan sekarang dapat memproduksi lebih banyak radio dan beras.
Karena sejak semula bisa diasumsiakan bahwa perekonomian tersebut hanya
memproduksi dua jenis barang saja,maka jelas peningkatan produksi beras dan
radio langsung menambah total PNB (yakni jumlah seluruh nilai barang dan jasa
yang diproduksi).Berkat kenaikan produksi itu,PNB Negara tersebut meningkat
lebih tinggi dari sebelumnya.Dalam kalimat ini,Negara atau perekonomian tadi
tengah mengalami proses pertumbuhan ekonomi.
Perhatikan bahwa walaupun Negara tersebut beroperasi di bawah kapasitas
sumber daya yang ada pada titik X pada peraga diatas,kenaikan sumber daya
prodiktif tetap dapat meningkatkatkan output pada titik X ,meskipun disitu
terdapat pengangguran dan penggunaan tranah dan modak dibawah kapasitas
maksimal.Satu hal yang perlu dicatat disini adalah penambaha sumber daya

belum tentu akan meningkatkan output (menciptakan pertumbuhan


ekonomi).Hal ini merupakan satu keniskayaan atau kepastian yang berlaku
sehingga menjadi satu hokum ekonomi,seperti telah di buktikan oleh Negaranegara berkembang yang pertumbuhan ekonominya relative rendah.Selain itu
pertumbuhan sumber daya ternyata tidak selalu merupakan syarat mutlak bagi
adanya pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek,mengingat pemanfaatan
sumber daya yang tersedia secara lebih baik ternyata juga dapat meningkatkan
output,seperti terlihat dari pergeseran dari titik X ke X pada peraga
diatas.Meskipun demikian,dalam jangka panjang,peningkatan kualitas sumber
daya yang ada serta investasi baru yang memperbanyak kuantitas sumber daya
(menciptakan sumber-sumber daya yang baru) jelas merupakan syarat mutlak
untuk mempercepat pertumbuhan output nasional.
2.2.4 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sejalan dengan pendapat kebanyakan ekonom bahwa kemajuan
teknologi merupakan sumber pertumbuhan yang paling penting,Presiden
Sukarno pada sekitar tahun 1960 menyarankan agar bangsa Indonesia loncat
jauh (frog jump) dalam pemilihan teknologi.Artinya adalah bahwa kita sebaiknya
memakai teknologi yang suda using di Negara maju,maka jumlah produksi
nasional akan meloncat jauh dan mungkin akan mampu mendekati produksi
nasional Negara-negara maju.sehubungan dengan anjuran ini,Indonesia tidak
memperkenankan impor barang modal bekas.Yang diimpor mestinya hanya
mesin-mesin terbaru yang paling canggih untuk memacu pertumbuhan
ekonomi.Kemudian sekitar 1970an telah diperkenankan teknologi penyosokan
beras untuk mengganti teknologi untuk menumbuk beras,ani-ani di ganti dengan
sabit,bajak dengan traktor dan banyak lagi kemajuan teknologi yang diterapkan
disektor pertanian.Demikian juga halnya disektor lain,penerapamn teknologi
baru di sector industry dengan memakai mesin pemintalan otomatis sebagai
pengganti ATBM,pemakaian computer dan sebagainya.Namun barangkali
dewasa ini,pintu impor barang bekas suda dibuka lagi,seperti misalnya impor
pesawat terbang bekas dan modal lainnya.
Akibat dari kebijakan teknologi pada bidang produksi dan pemasaran barang
dan jasa di Indonesia diperoleh tingkat pertumbuhan pendapatan Nasional ratarata per tahun seperti pada table berikut.
Tingkat pertumbuhan ekonomi ini di anggap sebagai tingkat perkembangan
kemakmuran masyarakat Indonesia.Selama periode pemerintahan Orde Baru
tingkat pertumbuhan ekonomi sangat rendah,yakni 3 persen untuk periode
1960-1965.Pada masa pemerintahan Suharto,tingkat partumbuhan ekonomi
relatif tinggi,6 persen,7 persen,malah pernah mencapai 8 persen per
tahun,untuk kemudian pada akhir masa jabatannya,1997,hanya mencapai
tingkat pertumbuhan sebesar 4,7 persen,dan pada tahun krisis ekonomi,1998
diperoleh pertumbuhan yang negative sebesar13,3 persen.Pada masa reformasi
dan demokrasi,pertumbuhan mulai merangkak dari 0,3,persen pada tahun
1999,dan kemudian mencapai sekitar 4-6 persen sampai sekarang ini.
2.3 Tujuan Masayarakat Adil

2.3.1 Distribusi pendapatan


Kalau di antara tetangga kita adalah seorang kepala rumah tangga
dengan lima anak dan semua anaknya (lkaki/perempuan) disekolahkan dan
semuanya diberi warisan tanah yang kurang lebih sama,mungkin kita
mengatakan bahwa kepala rumah tangga tersebut adil kepada semua
anaknya.Tetapi dilain pihak,satu keluarga juga mempunyai lima anak,hanya
menyekolahkan anaknya yang laki-laki sedangakan anak perempuannya tidak
sekolah.Tentu kita dapat mengatakan bahwa keluarga ini kurang adil
dibandingkan dengan keluarga yang disebutkan yang pertama.Kalau demikian
halnya,maka kita dapat mengatakan bahwa keadilan diukur melalui bagaiman
kekayaan (pendapatan) didisribusikan diantara yang berhak .Makin merata
pembagiannya makin adil dan sebaliknya makin timp[ang pembagiannya makin
kurang adil.
2.3.2 Mengukur Masyarakat Adil
Para ekonomi berusaha mengukur tingkat keadilan pembagian
pendapatan nasionalsatu Negara dengan menghitung Rasio Gini dan Rasio
Kunztes.Cara lain untuk mengukur ketimpangan pembagian penghasilan
masyarakat adalah dengan memakai kurva Lorenz,memakai kurva distribusi
penghasilan fungsional dan memakai koefesien variasi distribusi pendapatan
perorangan (rumah tangga).Namun,dalam bab ini hanya dibicarakan 2 cara yang
pertama,oleh karena kedua cara ini saja yang digunakan diindonesia untuk
mengukur ketimpangan pembagian pendapatan masyarakat.
Rasio Gini.Perangkat yang palingsering digunakan untuk mengukur derajat
keadilan/ketimpangan pendapatan relative di suatu Negara adalah rasio
gini.Rasio ini dapat dihitung dengan memakai rumus yang sangat rumis
(kompleks) dan oleh karena rumusnya dan oleh karena rumus tersebut tidak di
sajikan dalam buku ini.Rasio ini dikenal dengan nama rasio konsentrasi gini (Gini
concentration ratio) atau sederhananya di sebut koefesien Gini (Gini coeffient)
mengambil dari ahli statistik italia yang merumuskannya pertama kali pada
tahun 1912
Rasio ini dikenal dengan ukuran ketimpangan agregrat yang angkatan
berkaisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan
sempurna).Pada prakteknya,koefisien gini untuk Negara-negara yang derajat
ketimpangannya tinggi berkaisar antara 0,50 hingga 0,70,sedangakan untuk
Negara-negara yang distribusi pendapatannya relatif merata,angkanya berkaisar
antara 0,20 hingga 0,35.Gini rasio antara 0,36 samapai 0,49 menunjukan
pembagian pendapatan dengan keadilan yang sedang.
Rasio Kuznets.Rasio ini adalah perbandingan antara jumlah pendapatan dari
40 persen individu (rumah tangga) termiskin dengan jumlah pendapatan dari 20
persen individu (rumah tangga)terkaya.Rasio ini diberi nama sesuai dengan
nama penganjurnya,yakni nama pemenang hadia Nobel Simon Kunznets.Cara
menhitunya adalah pertama-tama kita harus mempunyai pendapatan (per
tahun) dari semua individu (rumah tangga) di Indonesia,katakanlah sejumlah 60
juta rumah tangga.Atur pendapatan per rumah tangga tersebut dari yang paling
rendah sampai rumah tangga yang paling kaya.Kemudian dihitung 40 persen
dari seluruh jumlah rumah tangga di Indonesia (atau 24 juta rumah tangga) yang

termiskin dan beberapa jumlah pendapatan mereka.katakanlah sebagai cntoh


jumlah seluruh pendapatan pada tahun bersangkutan.Selanjutnya kita mencari
20 persen dari seluruh rumah tangga (atau sejumlah 12 juta rumah tangga) yang
terkaya dan hitung jumlah pendapatan mereka.sekali kali,sebagai contoh
katakanlah jumlah pendapatan mereka sebesar 50 persen dari seluruh
pendapatan pada tahun bersangkutan.Dalam hal ini,rasio Kuznets adalah 15
persen dibagi 50 persen=0,30. Sebenarnya tidak ada kriteria yang pasti berapa
rasio Kuznets untuk kita dapat katakandistribusi pendapatan sangat
timpang,ataun sedang,dan relatif baik.Sebagai pegangan mungkin dapat
dikatakan bahwa nilai rasio Kuznets dari 0,20 sampai 0,33 menunjukkan
pembagian yang sangat timpang,0,34 sampai 0,40 menunjukkan distribusi yang
relatif baik.Distribusi pendapatan dari contoh kita diatas ternyata sangat
timpang.
Dalam buku lain mungkin anda melihat rasio Kuznets yang di hitung secara
terbalik dari pada cara diatas,yakni jumlah pendapatan dari 20 persen terkaya di
bagi dengan jumlah pendapatan dari 40 persen rumah tangga termiskin.Dalam
hal ini dari contoh 15 persen =3,33.Nilai rasio antara 5 sampai 3 (pendapatan
dari 20 persen rumah tangga terkaya adalah 3 sampai 5 kali dari jumlah
pendapatandari 40 persen penduduk termiskin,merupakan yang sangat
timpang.ketimpangan sedang apabila nilai rasio Kuznets berkisar antara 2
sampai 3,dan ketimpangan baik kalau nilai rasio Kuznetsnya lebih kecil dari 2.
2.3.3 Pencapaian Masyarakat Adil di Indonesia
Pemerintah Indonesia telah berusaha memperbaiki keadilan pembagian
pendapatan nasionalnya dengan menjalankan berbagai kebijaksanaan
ekonomi.sesungguhnya setiap kebijaksanaan ekonomi pemerintah bersifat
memperparah ketimpangan (kalau kebijaksanaan tersebut bersifat lebih
menguntungkan kaum kaya di bandingkan dengan kaum miskin),atau bersifat
mengurangi ketimpangan (kalau kebijaksanaan tersebut bersifat lebih
menguntungkan kaum kaya dibandingkan kaum miskin).Dibawah ini disajikan
beberapa kebijakan pemerintah yang bersifat memperbaiki dan memperburuk
kesenjangan distribusi pendapatan nasional.
1.Undang-undang pokok agrarian tahun 1960.Dalam undang-undang ini
ditentukan batas maksimum pemilikan tanah sawah atau tanah tegalan atau
gabungan dari keduanya.Luas maksimum kepemilikan hanyalah 9 hektar untuk
tanah tegalan per keluarga petani dan halnya 7,5 hektar untuk sawah dan
tegalan.Maksud dari pembatasan ini adalah agar supaya tidak terjadi
ketimpangan yang mencolok dalam hal kepemiolikan tanah.
2.Pajak penghasilan untuk perorangan dan untuk badan (dari laba).Dari sejak
pemerinthan belanda sampai sekarang ini pajak selalu bersifat progresif,yakni
makin besar pendapatan seorang (laba satu perusahaan) makin tinggi
persentase pajaknya.Dengan sifat pajak seperti ini diharapkan distribusi
pendapatan antar perorangan (rumah tangga) lebih menjadi merata.
3.Berbagai kebijaksanaan kredit perbankan yang memihak kepada rakyat kecil
(kaum yang lebih rendah penghasilannya), seperti misalnya kredit investasi kecil
KIK), kredit modal kerja permanen (KMKP),kredit usaha tani (KUT),kredit usaha

kecil (KUK),kredit program bimas padi,bimas palawija,dan sebaginya yang


khusus untuk petani,untuk menyebut beberapa saja.
4.Berbagai program pengeluaran pemerintah yang lebih memihak kepada
mereka
yang
berpenghasilan
rendah,seperti
misalnya
pengeluaran
pemerintahan secara besar-besaran untuk membangun dam,waduk dan saluran
irigasi untuk para petani,pengeluran pemerintah untuk kesehatan dak keluarga
berencana dan wajib belajar Sembilan tahun dan sebagainya.
5.Berbagai kebijakan jaringan pengamanan sosial yang dilaksanakan baru-baru
ini yang bersifat khusus untuk menerangi kemiskinan seperti misalnya beras
untuk orang miskin (raskin),jaminan kesehatan (jamkesmas),bantuan langsung
tunai (BLT).PNPM Mandiri (pemberdayaan masayarakat mandiri untuk kaum
miskin),berbagai jenis subsidi untuk para petani,dan sebagainya.
Kesemua kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan
pembagian pendapatan nasional,atau dengan kata lain untuk mencapai
pembagian pendapatan yang adil di antara masyarakat di Indonesia .Namun
saying sekali bahwa kebijaksanaan pemerintah yang tujuannya untuk orang
miskin sebagian,dan malah sebagian besar dinikmati oleh golongan yang lebih
kaya yang tidak dimaksudkan program tersebut.Sebagai contoh,misalnya banyak
sekali petani kaya yang dapat terhindar dari ketentuan pada undang-undang
pokok Agraria,banyak kaum kaya dan pengusaha yang da[pat dengan liciknya
bebas dari aturan pajak,tidak sedikit kredit yang dimaksudkan untuk orang
miskin diterima oleh masyarakat yang lebih kaya,pengeluaran untuk irigasi dan
pendidikan lebih banyak dinikmati oleh orang kaya,dan terakir raskin,BLT,dan
jamkesmas dinikmati oleh orang yang tidak berhak.
Disamping kebijaksanaan tersebut diatas yang dimaksudkan untuk
mengurangi ketimpangan pembagian pendapatan nasional,ternyata pemerintah
juga melaksanakan kebijaksanaan yang mengutakan orang kaya,atau membuat
modal menjadi lebih murah dari semestinya dan membuat tenaga kerja relative
mahal,sehingga kaum pengusaha dan investor lebih memilih teknologi yang
padat modal,memerlukan lebih sedikit tenaga kerja yang murahnya
memperburuk distribusi pendapatan nasional.Diantara kebijaksanaan yang
ternyata lebih memihak kepada kaum kaya atau menyebabkan kaum modal
relative murah,antar alain adalah:
1.Undang-undang pemadaman modal asing,yang memberi fasilitas kepada
investor asing (investor besar) untuk menanamkan modalnya dalam negeri.
2.Undang-undang penanaman Modal Dalam Negeri,yang menyediakan fasilitas
kredit kepada investor besar dalam negeri untuk lebih aktif dalam pembangunan
ekonomi.
3.Kredit dan bantuan LIkiuditas Bank Indonesia,yang memberikan fasilitas kredit
dengan bunga yang relative rendah atau malah tanpa bunga kepada bank
nasional yang mengalami kesulitan likuiditas.
4.Tingkat bunga kredit yang relatif lebih rendah untuk investasi jangka panjang
dibandingkan dengan tingkat bunga untuk kredit komsumtif.
5.Pembebasan bea masuk bagi investor yang memasukan barang modal dari
luar negeri.

6.Nilai rupiah yang dibuat terlalu mahal (over valued currency) oleh pemerintah
terhadap mata uang asing (terutama US$)sehingga pemerintah berkali-kali
melaksanakan kebijaksanaan devaluasi nilai rupiah.
Sayang sekali tidak diperoleh data mengenai ketimpangan distribusi
pendapatan Indonesia untuk seluruh periode.Namun dapat diduga bahwa
distribusi pendapatan selama pemerintahan sukarnn mungkin mempunyai nilai
gini yang relatif lebih besar dari pada koefisien Gini pada pemerintahan
sukarno.Sejak tahun 1965 dan setiap tahun setelah itu koefisien gini tercatat
sekitar 0,35,kecuali pada tahun 1978.Pada waktu mana koefisien Gini tercatat
paling tinggi sebesar 0,40,untuk kemudian menurun lagi mencapai 0,32pada
tahun 1989-90.Namun nilai tersebut meningkat lagi pada tahun-tahun krisis
ekonomi pada tahun 1997-98 mencapai 0,37.Secara umum dapat dikatakan
bahwa disribusi pendapatan yang ditunjukan oleh Gini Rasio di Indonesia
termaksud pada kategori petimpangan sedang.Sedangkan untuk tahun 20022007 rasio Kuznets menunjukan tidaklah terjadi ketimpangan yang
mencolok,rasio dari bagian yang diterima oleh 20 persen penduduk terkaya
hanyalah sekitar dua kali dan maksimum hanya 2,3 kali dari bagian yang
diterima oleh 40 persen penduduk termiskin.
2.4 Cara Mencapai Masyarakat Adil dan Makmur
Ada dua cara untuk mencapai masyarakat adil-makmur yakni:
a.Makmur dan Adil (Growth and Equity) dan
b.Makmur dengan adil (Growth with Equity)
2.4.1 Masyarakat Makmur dan Adil
Cara untuk mengukur masayarakat adil makmur yang diutarakan pada
seksi terdahulu adalah dengan cara terpisah anatara masyarakat makmur dan
masyarakat adil.Dalam literature ekonomi pembangunan cara demikian ini
dikernal dengan istilah tujuan pembangunan makmur dan adil (Growth and
Equity objectifes).Dalam cara ini,semula dikejar kemakmuran (Tingkat
pendapatan Nasional secara Maksimum),setelah kuenasionalnya besar baru
dikejar keadilan (diadakan pembagian pendapatan nasional yang lebih adil tidak
terlalu timpang).Cara ini adalah cara yang bisa diterapkan oleh Negara-negara
maju.Pertumbuhan pendapatan nasionalnya dikejar agar terjadi penggunaan
sumber produksi yang efisien (penerapan teori ekonomi tradosonal),Kemudian
melalui berbagai kebijakan fiscal dikejar pemerataan.Tujuan pemerataan ini di
usahakan melaluisistem pajak progresif (pajak penghasilan,pajak kekayaan,dan
pajak pungutan lainnya) disertai dengan sistek kesejahteraan (bantuan) sosial
yang massif untuk penduduk yang kurang beruntung dalam proses
pembangunan ekonomi.Sistem kesejahteraan sosialnya terlihat dari pos
pengeluaran
dalam
anggaran
belanja
Misalnya
untuk
pendidikan,kesehatan,bantuan untuk orang tua,ibu,ank,penganggur,pembayaran
transfer secara langsung dan penyedian berbagai barang dan jasa untuk
publik.Karena kebijaksanaan sosialnya yang masif ini kebanyakan Negara yang
sebelumnya dikenal sebagai Negara kapitalis,kemudian (dewasa inin) dikenal
sebagi Negara kesejahteraan (welfare states) seperti misalnya inggris,Negaranegara eropa barat,Kanada,Amerika Serikat ,dan sebagainya.Cara pencapaian

tujuab seperti ini biasanya dianggap berhasil untuk Negara-negara maju karena
sistem pajaknya diberlakukan dengan tegas,dan juga sistem bantuan
sosialnya,tidaklah sebanyak Negara-negara sedang berkembang.Sistem yang
terpisah ini dianggap tidak cocok untuk Negara berkembang.Pencapaian tujuan
pembangunan dinegara maju biasanya ditandai dengan tingkat pertumbuhan
yang sedang (sekirar 3-5 persen pertahun) dengan tingkat ketimpangan yang
kecil (Gini Rasio kurang dari 0,20)
2.4.2 Masyarakat Makmur dengan Adil
Cara kedua yang dikenal dengan literatur ekonomi pembanguanan
adalah cara gabungan,masyarakat makmur berkeadilan di mana kemakmuran
dan keadilan dikejar dalam waktu kesamaan.Cara pencapaian ini dikenal dengan
istilah tujuan makmur dengan adil (Growith with Equity objectives). Dasar logika
dari pendekatan adalah bahwa pembangunan ekonomi terdiri dari serangakian
proyek pembangunan,dari A sampai Z.Dalam mengimpemasikan setiap proyek
mestinya tidak hanya dalam mengutamakan pertumbuhan ekonomi
(penggunaan
sumber
produksi
secara
efisien),melainkan
sekaligus
mempertimbangkan bagaimana pembagian (distribusi) Keuntungan dari proyek
tersebut.Pendekati ini di sponsor oleh lembaga-lembaga internasonal sperti Bank
dunia (The World Bank),Organisasi pembangunan industri PBB(the United
Nations Industrial DEveloment Organisation, UNIDO) program pembangunan PBB
(The united nations Develoment Program,UNDP),Organisasi Negara-negara Maju
(organization of economic cooperation and Develoment ,OECD) dengan cara
menerapkan harga bayangan (mereka mempertimbangkan tujuan efisiensi
(efficiency Objective),tujuan pertumbuhan (growth objective) dan tujuan
pemerataan (distribution objective).Kalau harag bayangan diterapkan kepada
semua input dan output setiap proyek pembangunan,maka dapat diharapkan
distribusi pendapatan tidak timpang tindih).
Cara pencapaian yang kedua ini telah banyak diperdepatkan di Indonesia
pada tahun 1976.Banyak dari menteri kabinet waktu itu lebih menghendaki cara
pencapaian yang pertama (pertumbuhan dan pemerataan),yakni besarkan
dahulu kue nasional baru dibagi-bagi .Namun,barang kali sebaian disebakan oleh
tekana luar negeri,terutama bank dunia (Indonesia peminjaman besar dari bank
dunia).Pendekata yang kedua terpaksa di setujui dan diterapkan mulai pada
pelita 111 melalui delapan jalur pemerataan.
2.5 Manusia (Masyarakat) Indonesia Seutuhnya
Tujuan pembangunan ekonomi merupakan satu kesatuan bulat yag tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tujuan tersebut dapat juga dikatakan untuk
membangun masyarakat indonesia seutuhnya.
2.5.1 Tujuan Inti Pembangunan
Tujuan pembangunan dalam arti seluas luasnya adalah membangun
manusia (masyarakat) Indonesia seutuhnya berarti sebagai suatu proses yang
berkesinambungan atas satu sistem sosial secara keseluruhan menuju
kehidupan lebih baik atau lebih manusiawi. Namun kehidupan yang lbih baik
atau lebih manusiawi itu sendiri masih merupakan pertanyaan besar. Menurut

para ahli (Profesor Gaulet dan tokoh tokoh lainnya) paling tidak ada tiga
komponen dasar atau nilai inti yang harus dijadikan basis konseptual dan
pedoman praktis untuk memahami kehidupan lebih baik atau lebih manusiawi.
Ketiga nilai tersebut adalah kecukupan, harga diri, dan kebebasan yang
merupakan tujuan pokok dan harus digapai oleh setiap orang dan masyarakat
melalui pembangunan.
2.5.2 Indeks Pembangunan Manusia
Program pembangunan PBB (UNDP) telah berusaha menyusun alat
pengukuran holistis atau tingkat kehidupan manusia yang disebut indeks
pembangunan manusia (IPM) = Human Development Indeks (HDI). Indeks ini
dapat dipergunakan untuk menganalisis status pembangunan sosial ekonomi
secara sistematis dan komperhendif baik untuk negara maju maupun negara
berkembang.

Vous aimerez peut-être aussi