Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ANGGARAN DASAR
RADIO FREKWENSI MAJA
MUKADIMAH
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, Bahwa cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan masyarakat madani yang
demokrati adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan PANCASILA sebagaimana
yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Hidup ini nyata ,Hidup itu hendaknya bisa member manfaat bagi orang lain untuk
mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat
angkara murka, serakah dan tamak.
Dengan sikap bijak, lembut,hati dan sabar.
Jangan mudah sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan mudah kolokan atau
manja, janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh
kedudukan , kebendaan dan kepuasan duniawi.
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;
Marilah kita bersatu dan menyatu dalam ikatan silaturahmi, untuk saling membantu
sesama warga dalam segala bidang, terutama saling member informasi dalam menjaga
lingkungan dari bahaya Narkotika, Kamtibmas, dan kerukunan umat beragagama
terutama di Wilayah Kelurahan Marga Jaya.
Atas inisiatif dan komitmen bersama para tokoh masyarakat, agama,pengurus RW ,RT
,Linmas, dan masyarakat maka kami mempersatukan diri dalam wadah Organisasi
Sosial Masyarakat Radio Frekwensi Maja yang diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Radio Frekwensi Maja
Pasal 2
Organisasi Radio Frekwensi Maja didirikan pada tanggal 10 Oktober 2016 untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan
Pasal 3
Organisasi Radio Frekwensi Maja berkedudukan di Wilayah Kelurahan Marga Jaya
Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 4
Organisasi Radio Frekwensi Maja berazaskan Pancasila
Pasal 5
Organisasi Radio Frekwensi Maja bertujuan untuk membangun silatuturahmi antar
warga dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mewujudkan
masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera materiil dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945
BAB III
STATUS DAN SIFAT
Pasal 6
Status Organisasi Radio Frekwensi Maja adalah Independen
Pasal 7
1. Organisasi Radio Fekwensi Maja bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras,
suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.
2. Organisasi Radio Fekwensi Maja memiliki sifat mandiri, perjuangan,/pergerakan,
persaudaraan, patriotik,, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen.
BAB IV
POKOK-POKOK PERJUANGAN
Pasal 8
Organisasi Organisasi Radio Fekwensi Maja memiliki pokok-pokok perjuangan yang
merupakan misi perjuangan organisasi di berbagai bidang seperti:
2. Membangun iklim yang harmonis dan kondusif serta taat dan menjunjung tinggi
aturan-aturan organisasi.
3. Menciptakan SDM yang berkualitas sebagai kade-kader bangsa.
4. Mengokohkan basis dan menguatkan eksistensi Radio Fekwensi Maja sebagai
organisasi yang mengakar, modern, maju, mandiri serta bermoral.
Di Bidang Ekonomi
1. Membangun kedaulatan ekonomi masyarakat, bangsa dan negara.
2. Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui pemberdayaan ekonomi
rakyat.
BAB V
TEKAT, SEMANGAT BERSATU
Pasal 9
Tekad dan semangat bersatu diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VI
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 10
Organisasi Radio Frekwensi Maja mempunyai lambang yang diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 11
Organisasi Radio Frekwensi Maja memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi ,
Kartu Tanda Anggota (KTA), pakaian seragam, papan nama, kop surat, stempel dan
kelengkapan lainnya yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 12
1. Anggota Radio Frekwensi Maja ialah warga negara Indonesia yang setia pada
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Keanggotaan Organisasi Radio Frekwensi Maja terdiri dari:
Masyarakat
Pengurus RT/RW
BAB VIII
KEDAULATAN
Pasal 13
Kedaulatan Organisasi Radio Frekwensi Maja di tangan anggota yang dilaksanakan
sepenuhnya oleh perwakilan dalam Musyawarah
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14
Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Radio Frekwensi Maja terdiri dari:
Pengurus Maja
BAB X
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16
1. Musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah
ditembah satu dari jumlah unsur utusan yang hadir.
2. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada azasnya
dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat-rapat tidak
padat tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui voting yang
berdasarkan suara terbanyak.
4. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam peraturan
organisasi.
5. Pengambialn keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah unsur utusan yang hadir.
6. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
pembubaran organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah anggota
musyawarah yang hadir
BAB XI
SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 17
Kedudukan Organisasi Radio Frekwensi Maja
BAB XII
SEKSI SEKSI DALAM RADIO FREKWENSI MAJA
Pasal 18
1. Organisasi Radio Frekwensi Maja mempunyai atau dapat membentuk Seksi seksi
dalam setiap kegiatan kegiatan setingkat Kelurahan.sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
2. Organisasi Radio Frekwensi Maja mempunyai dan dapat membentuk kegiatan
usaha.kerohanian,olah raga,budaya dan kesenian.
BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 19
BAB XIV
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 21
1. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya
dapat dilakukan melalui Musyawarah dan Rapat Pengurus
2. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan melalui Rapat Khusus Pengurus
dan Anggota.
BAB XV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 28
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar ini, dan dapat dievaluasi dalam Rapat
Pimpinan Paripurna.
2. Apabila timbul perbedaan tafsiran mengenai sesuatu ketentuan Anggaran Dasar
ini diselesaikan oleh Rapat Pimpinan dan Pengurus.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 29
1. Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi setelah Anggaran
Dasar ini ditetapkan.
2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan.
3. .. sesuai dengan
Padi berwarna kuning, Kapas berwarna hijau/putih dengan dasar warna putih
melambangkan keadialn sosial bagi rakyat Indonesia.
1. Stempel
Tulisan putih.
1. Seragam Organisasi terdiri dari:
Safari warna biru gelap an loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi
warna hitam coklat.
Baju lengan pendek dan lengan panjang loreng berwarna dasar oranye dengan
kombinasi waran hitam coklat.
Celana biru gelap, hitam, jeans hitam, dan loreng berwarna dasar oranye dengan
kombinasi hitam coklat.
Baret berwarna merah darah les putih, topi pet loreng berwarna dasar oranye
dengan kombinasi hitam coklat.
Pengaturan lebih lanjut tentang seragam organisasi diatur dalam peraturan organisasi.
1. Lencana disesuaikan dengan ukuran perbandingan 3 ( tiga) dan 2 (dua).
2. Kelengkapan seragam organisasi teridiri dari:
Pasal 4
Semboyan Organisasi Pemuda Pancasila
Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang
Pasal 5
Salam perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila adalah:
Merdeka 1x dijawab Merdeka 1x
Pancasila 3x dijawab Abadi 3x
Pasal 6
Lagu perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila adalah Mars Pemuda Pancasila dan
Putra/i Indonesia.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah:
1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 15 tahun.
2. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggran Rumah
Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan
Organisasi Pemuda Pancasila.
3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.
4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggoata apabila telah
mendapatkan Kartu Tanda Anggota Organisasi Pemuda Pancasila yang secara
tehnis diatur dalam Peraturan Organisasi.
5. Keanggotaan Lembaga dan badan Organisasi emuda Pancasila diatur dalam
Peraturan Organisasi.
Pasal 8
Anggota Luar Biasa adalah anggota tang telah memperlihatkan/ membuktuikan
kesetisannya terhadap organisasi minimal dalam waktu 10 (sepuluh) tahun dan
dianggap berjasa dan menaru perhatian alam pemgembangan organisasi.
Pasal 9
Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh
masyarakat yang banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan
bertindak menguntungkan organisasi.
BAB III
KADER
Pasal 10
1. Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengerak, pemikir, pengagas dan
pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam
kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Kader Organisasi Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda Pancasila yang telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan kaderisasi formal Pemuda Pancasila dan
dinyatakan lulus dengan sertifikat/ piagam sebagai kader dan merupakan
pengerak inti organisasi.
3. Kader Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari:
Kader Pratama
Kader Madya
Kader Ulama
Kader Kecabangan
1. Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mandewasakan,
memandirikan dan mengakarkan Pemuda Pancasila dalam kehidupan masyarakat
dan bangsa.
2. Ketentuan mengenai Kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 11
1. Setiap anggota mempunyai hak:
Dipilih.
Menbela diri.
Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.
1. Setiap anggota berkewajiban:
Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi.
BAB V
SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA
Pasal 13
1. Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari:
Teguran lisan.
Teguran tertulis.
Pemberhentian sementara.
Pemecatan.
1. Sanksi yang berupa teguran lisan danteguran tertulis serta pemberhaentian
sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan
organisasi.
2. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan
organisasi oleh Majelis Pimpinan Nasional atau kepemimpinan setingkat
diatasnya serta kepada anggota dilakukan oleh kepemimpinan sesuai
tingkatannya.
3. Pemberhetian sementara dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nsional atas usul
Majelis Pimpinan Wilayah atau oleh Majelis Pimpinan Wilayah atas usul Majelis
Pimpinan Cabang.
4. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Majelis Pimpinan
Nasional setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri
dihadapan forum Musyawarah Besar.
5. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasidan
hak anggota atas kebenaranargumentasinya yang diverifikasioleh sesuatu komisi
yang dibentuk.
Pasal 14
1. Anggota dinyatakan berhenti apabila:
Meninggal dunia.
Dipecat oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Mjelis Pimpinan Wilayah dan
atau karena yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar/
Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan organisasi dan atau beberapa kali
membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja.
Keputusan yang diambil oleh Majelis Pimpinan Nasional atau Majelis Pimpinan
Wilayah dipertanggung jawabkan pada Musyawarah Besar.
1. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggung
jawabkan pada Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri
akan diambil keputusan dalam bentuk:
Memecat.
BAB VI
KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 15
Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumahy Tangga.
Memilih dan menetapkan Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional dan menyusun
komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun.
Menetapakan lembaga dan badan organisasi Pemuda Pancasila atau keputusankeputusan lainnya yang dianggap perlu.
2. Bahan, acara dan tata tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Majelis
Pimpinan Nasional untuk dimajukan ke Musyawarah Besar.
3. Majelis Pimpinn Nasional memberikan pertanggungjawabannya kepada
Musyawarah Besar dan disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Majelis Pimpinan
Nasional.
4. Musyawarah Besar dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.
5. Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Majelis Pimpiana Nasional.
Pasal 16
1. Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama
dengan Musyawarah Besar.
2. Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat
Pimpinan Paripurna (Rapimpur) Majelis Pimpinan Nasional dengan ketentuan
sebagai berikut:
Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Wilayah dan (setengah)
ditambah satu Majelis Pimpinan Cabang.
Pasal 17
1. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Wilayah
yang diadakan sekali dalam waktu lima tahun dan berwenang:
Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Cabang dan atau
(setengah) ditambah satu Pimpinan Anak Cabang.
Pasal 19
1. Musyawarah Cabang Pemuda Pancasila adalah pemegang kekuasaan tertinggi
Cabang yang diadakan sekali dalam empat tahun dan berwenang:
Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Anak Cabang dan komposisi
kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti tiga tahun.
Pimpinan Ranting.
Pimpinan Ranting.
Penasehat Ranting.
Anggota Ranting.
Majelis PimpinanWilayah.
Pasal 27
Rapat Pleno Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum internal di
masing-masing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh:
1. Kolektif Majelis Pimpinan.
2. Ketua-Ketua Lembaga dan badan.
3. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.
Pasal 28
Rapat Harian Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal
di masing-masing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh:
1. Unsur Harian Majelis Pimpinan.
2. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.
Pasal 29
Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah forum rapat Internal di masing-masing
Pimpinan Anak Cabang yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Anak Cabang.
Pasal 30
Rapat Ranting ialah forum internal di masing-masing Pimpinan Ranting yang dihadiri
oleh Pimpinan Kolektif Ranting.
BAB VII
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 31
Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang
diatur dalamBab VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan
organisasi dan tata tertib persidangan.
BAB VIII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN
Pasal 32
Susunan dan Komposisi Kepemimpinan Majelis Pimpinan, adalah sebagai berikut:
Majelis Pimpinan Nasional:
1. 1 (satu) orang Ketua Umum.
2. 2 (dua) orang Wakil Ketua Umum.
3. 10 (sepuluh) orang Ketua-Ketua.
4. 1 (satu) orang Seketaris Umum
5. 10 (sepuluh) orang Sekretaris.
6. 1 (satu) orang Bendahara Umum.
7. 2 (dua) orang Bendahara.
8. 3 (tiga) orang anggota Masing-masing bidang.
9. Ex-Officio Lembaga/ Badan.
Pasal 33
Majelis Pimpinan Wilayah:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 2 (dua) orang Wakil Ketua.
3. 9 (sembilan) orang Ketua Bidang.
4. 1 (satu) orang Seketaris.
Pasal 34
Majelis Pimpinan Cabang:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 2 (dua) orang Wakil Ketua.
3. 9 (sembilan) orang Ketua Bidang.
4. 1 (satu) orang Seketaris.
5. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris.
6. 1 (satu) orang Bendahara.
7. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
8. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang.
9. Ex-Officio Lembaga/ Badan.
Pasal 35
Pimpinan Anak Cabang:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 6 (enam) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Seketaris.
4. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.
Pasal 36
Pimpinan Ranting:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Seketaris.
4. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.
5. 1 (satu) orang Bendahara.
Pasal 37
Pimpinan Anak Ranting:
1. 1 (satu) orang Ketua.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua.
3. 1 (satu) orang Seketaris.
4. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.
5. 1 (satu) orang Bendahara.
Pasal 38
1. Bidang-bidang Majelis Pimpinan Nasional terdiri dari:
Ekonomi
Pengembangan Usaha
Pasal 39
Majelis Pimpinan Cabang kota administratif akan diatur dalam peraturan tersendiri.
BAB IX
SUSUNAN DAN KOMPOSISI MAJELIS PERTIMBANGAN
DAN PENASEHAT
Pasal 40
Majelis Pertimbangan terdiri dari:
1. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat pusat, Dati I,
dan Dati II.
2. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang
lingkup dan atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.
3. Ketua dan atau pengurus sebelumnnya.
4. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.
Pasal 41
Penasehat terdiri dari:
Pasal 42
Majelis Pertimbangan di tingkat Nasional , Wilayah dan Cabang terdiri dari:
1. 1 (satu) orang Ketua
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua
3. 1 (satu) orang Sekretaris
4. Sejumlah anggota sesuai keperluan
Pasal 43
Penasehat Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting terdiri dari:
1. 1 (satu) orang Ketua
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua
3. 1 (satu) orang Sekretaris
4. Sejumlah anggota sesuai keperluan
BAB X
WEWENANG DAN TUGAS POKOK
Pasal 44
Wewenang Majelis Pimpinan Nasional ialah:
1. Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokokpokok perjuangan organisasi.
Pasal 45
Wewenang Majelis Pimpinan Wilayah ialah:
1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di
tingkat wilayah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain
yang lebih tinggi.
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan
organisasi di tingkat wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat
wilayah.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila di tingkat wilayah
dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan
pengembangan Pemuda Pancasila.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat wilayah,
khusunya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah,
organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/ pihakpihak eksternal organisasi lainnya.
Pasal 46
Wewenang Majelis Pimpinan Cabang ialah:
Pasal 47
Wewenang Pimpinan Anak Cabang ialah:
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kecamatan.
2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kecamatan.
Pasal 48
Wewenang Pimpinan Ranting ialah:
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kelurahan.
2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kelurahan.
Pasal 49
Wewenang Pimpinan Anak Ranting ialah:
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat RW.
2. Mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan tingkatannya
Pasal 50
Majelis Pimpinan Nasional memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna,
Rakernas, Rapat Pleno MPN dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian
tujuan organisasi.
3. Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap
Majelis Pimpinan Wilayah maupun Lembaga/ Badan di tingkat Nasional.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/ pihak-pihak eksternal
oeganisasi lainnya yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan
organisasi utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila.
6. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/ atau nasehat Majelis
Pertimbangan Organisasi tingkat Nasional.
7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Wilayah.
8. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi.
9. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi.
10. Memberikan pertanggungjawaban dalam Mubes.
Pasal 51
Majelis Pimpinan Wilayah memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna,
Rakernas, Keptusan MPN, Muswil, Rakerwil, Rapat Pleno MPW dan Peraturan
Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian
tujuan organisasi di tingkat Wilayah.
Pasal 52
Majelis Pimpinan Cabang memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna,
Rakernas, Keptusan MPN, Muswil, Rakerwil, Keptusan MPW, Muscab, Rakercab,
Rapat Pleno MPC dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian
tujuan organisasi di tingkat Cabang.
3. Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap
Majelis Pimpinan Anak Cabang maupun Lembaga/ Badan di tingkat Cabang.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/ pihak-pihak eksternal
oeganisasi lainnya di tingkat Cabang yang saling mendukung dan bermanfaat.
Pasal 53
Pimpinan Anak Cabang memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di
atasnya.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan
terhadap Majelis Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting dan Anggotanya.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat,
Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kecamatan.
5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak Cabang.
Pasal 54
Pimpinan Ranting memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di
atasnya.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan
terhadap Majelis Pimpinan Anak Ranting, Pimpinan dan Anggotanya.
Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif baik
diminta maupun tidak diminta.
Apabila dianggap perlu, Penasehat dapat meminta Pimpinan Anak Cabang atau
Pimpinan Ranting untuk berdialog.
Pasal 58
Fungsi dan tugas pokok Lembaga dan Badan ialah:
1. sebagai pelaksana-pelaksana program organisasi yang bersifat khusu/ sektoral.
2. sebagai media/ sarana pendukung perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila.
BAB XI
PERSYARATAN DASAR ORGANISASI
Pasal 59
1. Tingkat Nasional sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu
dari jumlah tingkat Propinsi se-Indonesia.
2. Tingkat Wilayah sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu
dari jumlah tingkat Kabupaten/ Kota di Propinsi.
BAB XII
MASA BAKTI
Pasal 60
Masa Bakti Majelis Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai
berikut:
1. Majelis Pimpinan Nasional 5 (lima) tahun.
2. Majelis Pimpinan Wilayah 5 (lima) tahun.
3. Majelis Pimpinan Cabang 4 (empat) tahun.
4. Pimpinan Anak Anak Cabang 3 (tiga) tahun.
5. Pimpinan Ranting 2 (dua) tahun.
6. Pimpinan Anak Ranting 2 (dua) tahun.
BAB XIII
LEMBAGA DAN BADAN
Pasal 61
Susunan, ruang lingkup keneradaan, komposisi, keanggotaan dan mekanisme Lembaga
dan Badan diatur dalam peraturan organisasi.
BAB XIV
HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGAN
MAJELIS PIMPINAN PEMUDA PANCASILA
Pasal 62
BAB XV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 63
1. Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua
tingkatannya akan diatur dalam peraturan organisasi.
2. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
kemudian didalam peraturan organisasi, peraturan pusat, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis dan peraturan lainnya yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasardan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Pemuda Pancasila, dan
dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna.
3. Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dianggap tidak berlaku lagi setelah
Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan.
4. Segala peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku selama belum
diadakan perubahan dan tidak bertentangan engan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 64
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Padi berwarna kuning, Kapas berwarna hijau/putih dengan dasar warna putih
melambangkan keadialn sosial bagi rakyat Indonesia.
2. Stempel
3. Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dengan atau menertakan warna
merah putih serta di cantumkan lambang Pemuda Pancasila.
4. Panji-panji kebesaran dan pataka dengan ukuran perbandingan panjang dan
lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan:
Tulisan putih.
2. Seragam Organisasi terdiri dari:
Safari warna biru gelap an loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi
warna hitam coklat.
Baju lengan pendek dan lengan panjang loreng berwarna dasar oranye dengan
kombinasi waran hitam coklat.
Celana biru gelap, hitam, jeans hitam, dan loreng berwarna dasar oranye dengan
kombinasi hitam coklat.
Baret berwarna merah darah les putih, topi pet loreng berwarna dasar oranye
dengan kombinasi hitam coklat.
Pengaturan lebih lanjut tentang seragam organisasi diatur dalam peraturan organisasi.
3. Lencana disesuaikan dengan ukuran perbandingan 3 ( tiga) dan 2 (dua).
4. Kelengkapan seragam organisasi teridiri dari:
Pasal 8
Anggota Luar Biasa adalah anggota tang telah memperlihatkan/ membuktuikan
kesetisannya terhadap organisasi minimal dalam waktu 10 (sepuluh) tahun dan
dianggap berjasa dan menaru perhatian alam pemgembangan organisasi.
Pasal 9
Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh
masyarakat yang banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan
bertindak menguntungkan organisasi.