Vous êtes sur la page 1sur 8

STRATEGI REKRUTMEN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI

DI KOTA SURABAYA
(Studi Kasus pada Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia)
Ahmad Muslim, Choirul Saleh, Minto Hadi
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: farelotionship@yahoo.com

Abstract: Strategy Recruitment of Indonesian Migrant Workers Abroad in Surabaya. Problems of


Indonesian Migrant Workers (TKI) is still a lot going on, one of which is sending TKI illegally.
Recruitment strategy has an important role in preparing for sending workers abroad. This research
uses descriptive research with qualitative approach, focusing on how the recruitment strategy of TKI
that performed by Technical Services Unit for Placement and Protection of Indonesian Migrant
Workers (UPT P3TKI) of Surabaya. Workers abroad recruitment strategies conducted by UPT
P3TKI Surabaya, are Indonesian Migrant Workers placement program between the government
(Government to Government) to South Korean, program placement and protection of Indonesian
Migrant Workers (PPTKLN) socialization, technical guidance (BIMTEK) by interagency
intergovernmental working (AKAN) officers. Suggestions to UPT P3TKI Surabaya, to open branches
of the UPT P3TKI to districts in East Java to simplify and expedite the deployment process of TKI
abroad.
Keywords: recruitment strategy, recruitment of Indonesian migrant workers, recruitment
Abstrak: Strategi Rekrutmen Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri di Kota Surabaya.
Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja ke luar negeri masih banyak terjadi, salah
satunya ialah pengiriman TKI secara ilegal. Strategi rekrutmen memiliki peran penting dalam
mempersiapkan pengiriman TKI ke luar negeri. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, fokus pada bagaimana strategi rekrutmen TKI yang dilakukan Unit
Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT P3TKI)
Surabaya. Strategi rekrutmen TKI ke luar negeri yang dilakukan oleh UPT P3TKI Surabaya, berupa
program penempatan Tenaga Kerja Indonesia antar pemerintah (Government to Government) ke
Korea Selatan, sosialisasi Program Penempatan dan Perlindungan TKI ke Luar Negeri (PPTKLN),
Bimbingan Teknis (BIMTEK) Petugas Antar Kerja Antar Negara (AKAN). Saran untuk UPT P3TKI
Surabaya, membuka cabang dari UPT P3TKI di daerah-daerah di Jawa Timur agar mempermudah
dan memperlancar proses penempatan TKI.
Kata kunci: strategi rekrutmen, rekrutmen tenaga kerja indonesia, rekrutmen

Pendahuluan
Fenomena pengiriman Tenaga Kerja
Indonesia ke luar negeri menunjukkan
bahwa kesempatan kerja di luar negeri lebih
banyak. Menurut Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, di tahun 2006 ada 2,7 juta
penduduk Indonesia yang bekerja di luar
negeri secara resmi, yang menempati kirakira 2,8 persen dari keseluruhan angkatan
kerja di Indonesia. Sebagian besar dari TKI
yang di luar negeri adalah perempuan yang
bekerja sebagai pembantu rumah tangga atau

jasa pelayanan. Mereka terpusat di Asia


Tenggara, Asia Timur dan Timur Tengah,
khususnya
di
Malaysia,
Singapura,
Hongkong, Taiwan, Arab Saudi, Kuwait,
dan Emirat Arab.
Melihat fenomena mengenai TKI, peran
pemerintah dalam menangani permasalahan
TKI dinilai masih belum maksimal. Peran
pemerintah sangat dibutuhkan sejak awal, di
mana dimulai sejak proses rekrutmen.
Karena dari awal proses inilah kemudian
para calon TKI akan diberikan bekal dan
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 1-8

|1

persiapan untuk bekerja di luar negeri. Di


Jawa Timur memiliki Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (UPT P3TKI)
Surabaya. UPT P3TKI Surabaya ini
memiliki tugas melaksanakan seleksi,
penempatan, pemberangkatan, dan pemulangan tenaga kerja ke luar negeri.
UPT P3TKI Surabaya merupakan salah
satu usaha pemerintah untuk memberikan
payung kepada para TKI, agar mereka
merasa lebih diperhatikan nasibnya dan
merasa dilindungi. Dengan adanya sarana
yang disediakan pemerintah ini dapat
mempermudah bagi calon TKI untuk
melakukan segala persiapan untuk bekerja di
luar negeri. Selain itu, di sini TKI
memperoleh perlindungan selama kegiatan
pra-penempatan, selama penempatan, dan
purna-penempatan.
Tinjauan Pustaka
Strategi
Menurut Candler dalam Umar (2010,
h.16) strategi merupakan alat untuk
mencapai
tujuan
perusahaan
dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut serta prioritas alokasi
sumber daya. Menurut Stephanie K. Marus
dalam Umar (2010, h.16) strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai.
Hamel dan Prahalad dalam Umar
(2010, h.17) strategi merupakan tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian,
strategi selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang
terjadi.
Rekrutmen
Menurut Hariwijaya (2008, h.10)
rekrutmen adalah proses yang dilakukan
perusahaan dalam menyebarkan informasi
dan membuka akses seluas-luasnya guna
menjaring pelamar. Jalur-jalur yang biasa

digunakan perusahaan saat ini adalah


melalui iklan lowongan kerja di media cetak,
radio, televisi, website, kerja sama dengan
agen penampung tenaga kerja atau
rekrutmen langsung ke sekolah atau kampus
untuk mendapatkan para lulusan fresh
graduate. Sedangkan menurut Siagian dalam
Gomes (1995, h.105) rekrutmen merupakan
proses mencari, menemukan, dan menarik
para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan
oleh suatu organisasi.
Pendekatan-pendekatan pada Hubungan
Antar pemerintahan
Smith (1985, h.101) hubungan antar
pemerintahan yang lebih memperhatikan
aspek teritorial, terlihat pada studi hubungan
antara perbedaan tingkat pemerintahan yang
berbeda dalam hierarki negara, hal ini
mempunyai keuntungan dari penerapan
beberapa konsep yang diterapkan dalam
analisis antar organisasi. Pendekatan
dominan pada hubungan antar pemerintahan
diadopsi oleh ilmuwan sosial yang tertarik
dalam hubungan distribusi kekuasaan.
Pendekatan alternatif disarankan pada divisi
non-teritorial yang melapis konflik dalam
masyarakat, divisi geografis yang mana
mewakili dalam struktur politik dan
administrasi pada semua negara modern.
Pendekatan-pendekatan pada hubungan
antar pemerintahan, yaitu:
1) hukum dan administrasi;
2) komunitas politik; dan
3) inter-organisasional politik.
Koordinasi
Menurut G.R. Terry dalam Hasibuan
(2007, h.85) koordinasi adalah suatu usaha
yang sinkron dan teratur untuk menyediakan
jumlah dan waktu yang tepat, dan
mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah
ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L.
Brech dalam Hasibuan (2007, h.85)
koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan
lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok
dengan masing-masing dan menjaga agar
kegiatan
itu
dilaksanakan
dengan
keselarasan yang semestinya di antara para
anggota itu sendiri. Menurut Handoko
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 1-8

|2

(2003, h.195) koordinasi sebagai proses


pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatankegiatan pada satuan-satuan yang terpisah
(departemen atau bidang-bidang fungsional)
suatu organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien.
Tenaga Kerja
Menurut pendapat Simanjutak dalam
Agusmidah (2010, h.6), tenaga kerja adalah
penduduk yang sudah atau sedang bekerja,
sedang mencari pekerjaan, dan yang
melaksanakan
kegiatan
lain,
seperti
bersekolah dan mengurus rumah tangga.
Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja menurutnya lebih ditentukan oleh
umur/usia. Di dalam UU Nomor 39 Tahun
2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri,
Pasal 1 ayat (1), Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) adalah setiap warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar
negeri dalam hubungan kerja untuk jangka
waktu tertentu dengan menerima upah.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif di mana dalam
penelitian ini yang dilakukan adalah
menggambarkan secara rinci dan lengkap
mengenai suatu fenomena yang sedang
terjadi dan mencoba untuk mengungkap
dalam
penjabaran-penjabaran
tertentu.
Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya,
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi, atau berbagai fenomena
realitas sosial yang ada di masyarakat yang
menjadi objek penelitian, dan berupaya
menarik realitas itu ke permukaan sebagai
suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau
gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
fenomena tertentu (Bungin, 2008, h.68).
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong
(2007, h.4), Penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.

Adapun fokus penelitian ini adalah


sebagai berikut.
1. Strategi yang dilakukan UPT P3TKI
Surabaya dalam proses rekrutmen
Tenaga
Kerja
Indonesia
untuk
mengurangi TKI ilegal, yang meliputi:
a) sosialisasi Program Penempatan dan
Perlindungan TKI ke Luar Negeri
(PPTKLN);
b) penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Program antar pemerintah (Government to Government) ke Korea
Selatan; dan
c) bimbingan
teknis
(BIMTEK)
Petugas Antar Kerja Antar Negara
(AKAN).
2. Koordinasi yang dilakukan UPT P3TKI
Surabaya dengan PPTKIS sebagai
pelaksana penempatan Tenaga Kerja
Indonesia.
3. Faktor yang mempengaruhi proses
rekrutmen tenaga kerja Indonesia yang
terdiri atas:
1) faktor pendukung; dan
2) faktor penghambat
Pembahasan
Strategi yang Dilakukan UPT P3TKI
Surabaya dalam Proses Rekrutmen
Tenaga Kerja Indonesia untuk Mengurangi TKI Ilegal
Program Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri
(PPTKLN) merupakan program nasional
yang keberhasilannya merupakan salah satu
tolok ukur kemampuan negara dalam
mengatasi masalah ketenagakerjaan. Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sebagai
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
yang mempunyai kewenangan dalam
penyelenggaraan program PPTKLN, pada
saat ini memiliki 19 Balai Pelayanan
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BP3TKI) dan 13 Pos Pelayanan
Penempatan dan Perlindungan TKI (P4TKI)
yang berlokasi di Ibukota Provinsi yang
belum mempunyai BP3TKI dan Kabupaten/
Kota. Di Provinsi Jawa Timur memiliki Unit
Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(UPT P3TKI) yang memiliki fungsi sama
dengan BP3TKI.
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 1-8

|3

Dengan pendapat Rusli (2011, h.11)


dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah menetapkan kebijakan
dan menyusun perencanaan tenaga kerja
melalui pendekatan perencanaan tenaga
kerja nasional, daerah, dan sektoral, yaitu
pendekatan secara makro. Dari pendapat
tersebut dalam hal ini pemerintah mempunyai kewenangan menetapkan kebijakan
dan menyusun perencanaan tenaga kerja,
maka
untuk melaksanakan
program
PPTKLN tersebut dibutuhkan strategi.
Marus dalam Umar (2010, h.16) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak
yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai. Berdasarkan teori tersebut,
maka dapat diketahui sejauh mana strategi
yang dilakukan oleh pemerintah (UPT
P3TKI) dalam program penempatan dan
perlindungan TKI ke luar negeri.
1. Sosialisasi Program Penempatan dan
Perlindungan TKI ke Luar Negeri
(PPTKLN)
Sosialisasi Program Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke
Luar Negeri (PPTKLN) merupakan upaya
untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat. Dalam pelaksanaan sosialisasi Program PPTKLN memiliki
tujuan:
a) menumbuhkan minat dan motivasi
bekerja ke Luar Negeri sesuai prosedur
yang telah ditetapkan;
b) mengurangi dan mencegah penempatan
TKI secara ilegal;
c) memahami tentang prosedur dan
mekanisme menjadi TKI ke Luar
Negeri; dan
d) dipahaminya peraturan mulai dari pra-,
masa, dan purna penempatan.
Sosialisasi program PPTKLN diharapkan menjadi petunjuk terhadap pelaksanaan
program PPTKLN seperti yang dikemukakan oleh Agusmidah (2010, h.90)
dalam proses rekrutmen Tenaga Kerja
Indonesia, pihak perusahaan/perekrut harus
memberikan informasi yang sesungguhnya,
sekurang-kurangnya berkenaan dengan halhal berikut:

a)
b)
c)
d)

tata cara rekrutmen;


dokumen yang diperlukan;
hak dan kewajiban calon TKI/TKI;
situasi, kondisi, dan risiko di negara
tujuan; dan
e) tata cara perlindungan bagi TKI.
Di mana sasaran dari sosialisasi ini
adalah masyarakat umum dan Calon TKI
potensial. Di dalam penyampaian sosialisasi
tersebut ada materi yang disampaikan oleh
narasumber, yaitu:
a. Materi
1) Mekanisme penempatan Tenaga
Kerja Indonesia dan persyaratan.
2) Penyelidikan dan penyidikan pelanggaran program PPTKLN.
3) Pengawasan program penempatan
TKI.
4) Peran dan fungsi APJATI (Asosiasi
Perusahaan Jasa Tenaga Kerja
Indonesia) terhadap keberhasilan
Program PPTKLN.
b. Narasumber
1) UPT P3TKI, Dinas Tenaga Kerja
Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Timur.
2) Kepolisian Resort.
3) Lembaga Swadaya Masyarakat.
4) APJATI Pengurus Daerah Jawa
Timur.
2. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Program antar Pemerintah (Government to Government) ke Korea
Selatan
Dalam proses penempatan Tenga Kerja
Indonesia ada Program antar Pemerintah
(Government to Govenrment) ke Korea
Selatan berdasarkan MoU (Memorandum of
Understanding) yang telah disepakati
bersama antara Pemerintah Indonesia
dengan Pemerintah Korea Selatan. MoU
tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 13
Juli 2004, kemudian diperbarui pada tanggal
9 Oktober 2006 dan MoU terakhir antara
Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia dan Menteri Tenaga
Kerja Korea Selatan tentang Sending of
Indonesian Workers to The Republic of
Korea under the Employment Permit System
pada tanggal 14 Oktober 2010.
Dilaksanakannya penempatan TKI
program antar pemerintah (Government to
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 1-8

|4

Government) ini memberikan peluang


kepada masyarakat yang ingin menjadi TKI
untuk bekerja ke luar negeri. Pemerintah
memberikan pelayanan dalam bidang
penempatan dan perlindungan bagi calon
TKI yang akan bekerja ke Korea Selatan.
Dengan program ini juga dapat diperoleh
calon TKI yang berkualitas, terampil, dan
sesuai standar yang ditetapkan baik dari segi
bahasa negara penempatan maupun keterampilan bekerja sesuai permintaan pihak
pengguna. Di sisi lain dalam segi mental dan
kepribadian calon TKI dalam program
(Government to Government) ini adalah
benar-benar calon TKI yang siap kerja.
Dalam pelaksanaan penempatan TKI
program antar pemerintah (Government to
Government) secara keseluruhan dari
rekrutmen, persiapan hingga pelaksanaan
penempatan adalah dilaksanakan oleh
pemerintah. Sebagaimana dalam konvensi
ILO (International Labour Organization)
No. 97 mengenai migrasi untuk pekerjaan
(revisi) tahun 1949, sistem yang dikelola
pemerintah, di mana pemerintah tidak hanya
sekedar mengatur penempatan tenaga kerja
di luar negeri, tetapi juga menciptakan
organisasi pemerintah untuk merekrut dan
menempatkan tenaga kerja di luar negeri.
3. Bimbingan Teknis (BIMTEK) Petugas
Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
Untuk menunjang terlaksananya proses
penempatan tenaga kerja ke luar negeri yang
baik perlu diadakan bimbingan teknis
petugas Antar Kerja Antar Negara (AKAN).
Sebagai pelaksana implementasi strategi,
petugas AKAN harus memahami pekerjaan
dan rangkaian aktivitasnya, karena untuk
memulai proses implementasi menurut Amir
(2011:192), para perencana strategi perlu
mempertanyakan hal berikut:
a. Siapa yang akan menjalankan perencanaan strategi atau yang mengimplementasikan.
b. Apa yang harus dilakukan untuk
mencapai arah yang telah ditentukan.
c. Bagaimana orang-orang yang terlibat
bisa bekerja dengan sukses.
Bimbingan teknis petugas Antar Kerja Antar
Negara (AKAN) ini bertujuan:
a. Meningkatkan wawasan pengetahuan
tentang sistem dan prosedur penem-

b.

c.

1)

2)

patan dan perlindungan TKI di luar


negeri sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia di Luar Negeri.
Meningkatkan profesionalisme serta
kesadaran petugas sesuai kapasitas
sebagai petugas Antar Kerja Antar
Negara (AKAN).
Meningkatkan
pengetahuan
dan
pemahaman
tentang
prosedur
penempatan tenaga kerja ke luar negeri.
Materi/Pokok Bahasan
a) Kebijakan ketenagakerjaan di Jawa
Timur khususnya bidang penempatan TKI.
b) Penegak hukum terhadap fungsi
perlindungan TKI.
c) Surat perjalanan Republik Indonesia
(SPRI)
d) Kegiatan embarkasi dan debarkasi di
Bandara Juanda
e) Mekanisme dan prosedur penempatan dan perlindungan TKI ke luar
negeri.
f) Pengawasan ketenagakerjaan dalam
penempatan dan perlindungan TKI
di luar negeri.
g) Program asuransi TKI.
h) Permasalahan dan pemahaman
CTKI/TKI.
i) Peningkatan kualitas keterampilan
TKI melalui uji kompetensi.
j) Penerbitan KTKLN (Kartu Tenaga
Kerja Luar Negeri) melalui SISKO
(Sistem Komputerisasi) KTKLN.
k) Evaluasi.
Narasumber
Narasumber pada Bimbingan Teknis
petugas AKAN berasal dari:
a) Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi
dan Kependudukan Provinsi Jawa
Timur;
b) POLDA Jawa Timur;
c) Petugas Imigrasi;
d) Angkasa Pura Bandara Internasional
Juanda;
e) UPT P3TKI Surabaya; dan
f) Konsorsium Asuransi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 1-8

|5

Koordinasi yang Dilakukan UPT P3TKI


Surabaya dengan PPTKIS sebagai
pelaksana penempatan Tenaga Kerja
Indonesia
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia (PPTKIS) adalah badan hukum
yang telah memperoleh izin tertulis dari
Pemerintah
untuk
menyelenggarakan
pelayanan penempatan TKI di luar negeri.
Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat
dilakukan
ke
negara
tujuan
yang
pemerintahnya telah membuat perjanjian
tertulis dengan Pemerintah Republik
Indonesia atau tenaga kerja asing. Dalam hal
ini peran pemerintah melalui UU Nomor 39
Tahun 2004 bertindak sebagai pengatur
kebijakan proses penempatan TKI yang
dilakukan oleh PPTKIS. Sebagaimana dalam
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004
pasal 10, bahwa pelaksana penempatan TKI
ke Luar negeri tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah, namun juga dilakukan oleh
pelaksana penempatan TKI swasta. Hal ini
juga sesuai dengan Konvensi ILO
(International Labour Organization) Nomor
97 mengenai migrasi untuk pekerjaan
(revisi) tahun 1949, rekrutmen oleh
perusahaan-perusahaan jasa tenaga kerja
swasta diizinkan.
Hubungan antara pemerintah (UPT
P3TKI) dengan PPTKIS ialah dalam hal
pengurusan surat-surat terkait perizinan
untuk
PPTKIS,
koordinasi
dengan
memberikan arahan sesuai dengan yang ada
di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
2004. Kebutuhan akan koordinasi tergantung
pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam
pelaksanaan tugas dan derajat saling
ketergantungan bermacam-macam satuan
pelaksananya. Terdapat tiga macam saling
ketergantungan di antara satuan-satuan
organisasi seperti diungkapkan oleh James
D. Thompson dalam Handoko (2003, h.196),
yaitu:
a. Saling ketergantungan yang menyatu
(pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak
saling tergantung satu dengan yang lain
dalam melaksanakan kegiatan harian
tetapi tergantung pada pelaksanaan
kerja setiap satuan yang memuaskan
untuk suatu hasil akhir.

b. Saling ketergantungan yang berurutan


(sequential interdependece)
di mana suatu satuan organisasi harus
melakukan pekerjaannya terlebih dulu
sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
c. Saling ketergantungan timbal balik
(reciprocal interdependence)
merupakan hubungan memberi dan
menerima antar satuan organisasi.
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Proses
Rekrutmen
Tenaga
Kerja
Indonesia.
1. Faktor Pendukung
Dibutuhkan dana untuk mendukung
berjalannya kegiatan operasional di UPT
P3TKI Surabaya. Di dalam pelaksanaan
program PPTKLN tentunya dibutuhkan
faktor yang mampu mendukung jalannya
program tersebut. Diketahui bahwa faktor
pendukung berjalannya kegiatan operasional
di UPT P3TKI Surabaya ini ialah dana
anggaran dari APBN dan APBD, serta
sarana dan prasarana, hal tersebut
merupakan
pendukung
pelaksanaan
implementasi strategi dari UPT P3TKI.
Menurut Amir (2011, h.192) implementasi
strategi adalah proses di mana manajemen
mewujudkan strategi dan kebijakannya
dalam tindakan melalui program, anggaran,
dan prosedur. Implementasi strategi
merupakan
rangkaian
aktivitas
dan
pekerjaan
yang
dibutuhkan
untuk
mengeksekusi perencanaan strategi. Yang
dirumuskan dalam strategi dan kebijakan
yang diterapkan dalam berbagai program
kerja, anggaran, dan prosedur-prosedur. Dari
pendapat tersebut, dikatakan bahwa dalam
mewujudkan strategi dalam tindakannya
melalui anggaran, karena jika tidak ada
anggaran kegiatan operasional tidak dapat
berjalan dengan baik.
Dukungan dana anggaran serta sarana
dan prasarana tersebut tentunya akan
memperlancar jalannya kegiatan operasional
di UPT P3TKI, terutama dalam hal
pelayanan terhadap para TKI. Pelayanan
TKI di UPT P3TKI Surabaya ini setiap hari
sangat banyak, maka dibutuhkan sarana dan
prasarana yang memadai, terutama untuk
penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri
(KTKLN). Selain itu, dengan dukungan
dana anggaran serta sarana dan prasarana ini
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 1-8

|6

diharapkan mampu memberikan kesan yang


baik kepada TKI, bahwa pemerintah mampu
memberikan pelayanan yang baik.
2. Faktor Penghambat
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan
penempatan TKI ke luar negeri pasti ada
kendala-kendala yang ditemui dalam proses
rekrutmen TKI tersebut. Diketahui bahwa
terdapat permasalahan dalam masa prapenempatan Tenaga Kerja Indonesia, antara
lain:
a. Latar belakang, faktor pendidikan,
pengetahuan/pengalaman, kondisi calon
TKI rentan terhadap pengaruh negatif
spekulan (calo) tenaga kerja untuk
bekerja ke luar negeri.
b. Terbatasnya informasi pasar kerja yang
akurat.
c. Lemahnya sistem penegakan hukum
terhadap pelaku pelanggaran norma
kerja penempatan Tenaga Kerja
Indonesia.
d. Masih ada calo TKI dan oknum yang
tidak bertanggung jawab, tidak
menyalurkan calon TKI kepada
PPTKIS yang resmi dan persaingan
antar pelaksana penempatan.
Menurut Rachmawati (2008, h.85-90)
proses rekrutmen bukanlah suatu kegiatan
yang mudah dan sederhana. Banyak
hambatan yang ditemui dalam kegiatan
tersebut. Rekrutmen merupakan fungsi
manajemen sumber daya manusia yang
penting sekaligus menarik karena praktek ini
sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, yaitu
keadilan sosial, efisiensi manajemen, dan
daya tanggap politik. Kendala-kendala
dalam proses rekrutmen menurut Gomes
dalam Rachmawati (2008, h.85-90) antara
lain:
a) karakteristik organisasi;
b) tujuan dan kebijakan organisasi;
c) kondisi lingkungan eksternal organisasi;
d) biaya rekrutmen;
e) kompensasi;
f) kebiasaan rekrutmen; dan
g) pasar tenaga kerja.
Kesimpulan
Strategi yang dilakukan UPT P3TKI
Surabaya dalam proses rekrutmen Tenaga

Kerja Indonesia berupa program-program


yang merupakan upaya untuk mengurangi
TKI ilegal.
1. Sosialisasi Program Penempatan TKI
ke Luar Negeri merupakan upaya yang
dilakukan oleh UPT P3TKI untuk
memberikan
pemahaman
kepada
masyarakat atau calon TKI yang akan
bekerja ke luar negeri mengenai proses
penempatan dan perlindungan TKI,
prosedur dan mekanisme menjadi TKI
ke luar negeri, serta hak dan kewajiban
TKI.
2. Pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja
Indonesia melalui Program G2G
(Government to Government) ke Korea
Selatan merupakan program penempatan TKI ke luar negeri yang
dilakukan oleh pemerintah atas dasar
perjanjian secara tertulis antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah
Korea Selatan.
3. Bimbingan Teknis (BIMTEK) Petugas
Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
merupakan program yang dilaksanakan
oleh UPT P3TKI yang bertujuan untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan para petugas AKAN mengenai
prosedur dan mekanisme penempatan
dan perlindungan TKI di luar negeri,
pengembangan kapasitas dan profesionalisme petugas AKAN.
Koordinasi yang dilakukan antara UPT
P3TKI Surabaya dengan PPTKIS tidak
terlepas dari kegiatan operasional PPTKIS,
di mana PPTKIS dapat melakukan kegiatan
operasional jika telah memiliki Surat Ijin
Operasional (SIOP) yang proses pembuatannya harus melalui UPT P3TKI. Selain
itu, UPT P3TKI melakukan kerja sama
kelembagaan yang bertujuan untuk mendukung kelancaran proses pelayanan terhadap calon TKI, mempermudah perijinan
pembukaan cabang PPTKIS, dan memberikan penghargaan bagi PPTKIS yang
produktif mengirimkan TKI sesuai job
order, tidak terkena kasus, dan memiliki
manajemen yang baik.
Faktor yang mempengaruhi proses
rekrutmen Tenaga Kerja Indonesia.
1. Faktor pendukung
Untuk melakukan kegiatan operasional
UPT P3TKI Surabaya memerlukan
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 1-8

|7

dana. Dana tersebut bersumber dari


dana APBN dan APBD. Selain
anggaran juga ada sarana dan prasarana
berupa gedung kantor, kendaraan
bermotor, komputer, dan peralatan
penerbitan KTKLN untuk mendukung
berjalannya kegiatan operasional di
UPT P3TKI Surabaya.
2. Faktor penghambat
Permasalahan yang terjadi pada masa
pra-penempatan merupakan masalah

utama dalam proses rekrutmen TKI.


Masalah-masalah tersebut di antaranya
masih adanya calo TKI yang
menempatkan TKI ke luar negeri secara
ilegal, tidak menyalurkan calon TKI
melalui PPTKIS yang resmi, dan
lemahnya pengetahuan calon TKI
sehingga mudah terpengaruh oleh para
calo TKI.

Daftar Pustaka
Agusmidah (2010) Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Bogor, Ghalia Indonesia.
Amir, M. Taufiq. (2011) Manajemen Strategik. Jakarta, Rajawali Press.
Bungin, Burhan. (2008) Penelitian Kualitatif. Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Gomes, Faustino Cardoso. (1995) Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta, Andi Offset.
Handoko, T. Hani. (2003) Manajemen. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.
Hariwijaya, M. (2008) Proses Rekrutmen & Seleksi Karyawan. Jakarta, Elmatera Publishing.
Hasibuan, Malayu S.P. (2007) Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta, Bumi Aksara.
ILO (International Labour Organization), (2004) Pedoman Informasi Mencegah Diskriminasi,
Eksploitasi, dan Perlakuan Sewenang-wenang terhadap Pekerja Migran Perempuan
Buku 3 Perekrutan dan Perjalanan untuk Pekerjaan di Luar Negeri. Jakarta, Kantor
Perburuan Internasional.
Migrasi Tenaga Kerja dari Indonesia, Gambaran Umum Migrasi Tenaga Kerja Indonesia di Beberapa
Negara Tujuan di Asia dan Timur Tengah.
Rachmawati, Ike Kusdyah. (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta, Penerbit Andi.
Rusli, Hardijan. (2011) Hukum Ketenagakerjaan. Bogor, Ghalia Indonesia.
Smith, B. C. (1985) Decentralization The Territorial Dimension of the State. London, George Allen
and Unwin (Publishers) Ltd.
Umar, Husein. (2010) Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta, Rajawali Press.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4, Hal. 1-8

|8

Vous aimerez peut-être aussi