Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Delia Achadina Putri
Kelas : XI IPA 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis
ini tanpa satu halangan apapun.
Karya ilmiah ini kami susun untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Di samping itu, kami berharap agar karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi semua orang khususnya para pelajar kelas XI IPA 3 agar
dapat mengetahui atau menambah wawasan tentang pengaruh bahasa non
baku terhadap Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan pelajar.
Karya tulis ini dapat kami susun karena adanya pihak yang telah berjasa
membantu kami. Oleh karena itu, di kesempatan kali ini kami ingin
berterimakasih kepada guru Bahasa Indonesia, Bu Rachmisari, S. Pd.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan tugas karya tulis ini. Semoga tugas karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1.2
Masalah .................................2
1.3
1.4
Metodologi ....3
1.5
Hipotesis ..............3
1.6
Variabel ...4
Pengertian Bahasa .5
2.2
Dampak negatif .5
2.3
2.4
Kesimpulan 18
4.2
Saran ................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Istilah bahasa baku telah di kenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara
komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Slogan
pergunakanlah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tampaknya
mudah untuk di ucapkan, namun maknanya sulit untuk di lakukan. Slogan
itu hanya suatu retorika yang tidak berwujud nyata. Sebab nyatanya
sebagian besar orang masih selalu di pengaruhi oleh bahasa daerahnya. Di
kalangan pelajar pun sudah di pengaruhi oleh bahasa baru yang merusak,
misalnya saat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya perkataan yang buruk, tetapi dalam penulisan pun juga
sudah ikut terkontaminasi, dalam di kehidupan pelajar sekarang, sebagian
besar sudah tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam
berkomunikasi
dan
penulisan.
Tentunya
hal
dengan
ini
sangat
menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesulitan tersebut terjadi karena
adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai sebuah
kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi tertentu dan sekarang
dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang menggunakan bahasa
prokem. Bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok
minatnya
1
2
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut timbul permasalahan
yang dapat kami identifikasikan sebagai berikut:
A. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul karya tulis ini kami akan mengindetifikasikan
permasalahan diantaranya:
1.
Adakah
pengaruh
penggunaan
Bahasa
non
baku
terhadap
B. Batasan Masalah
1. Objek Penelitian
Pengertian Bahasa
Dampak negatif dari penggunaan bahasa non baku
Alasan remaja menggunakan bahasa non baku
Pengaruh bahasa non baku terhadap perkembangan Bahasa
Indonesia
3
C. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh penggunaan Bahasa non baku terhadap penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan pelajar saat ini?
1.4 Metodologi
komunikasi
yang
terjadi
di
Kelas
XI
IPA
sehingga
ini
dengan
mengambil
teori-teori
dari
internet
yang
yang
digunakan
adalah
dengan
memberikan
beberapa
pertanyaan kepada
responden
sehingga
mendapatkan
data-data
yang
dapat
kami
gunakan.
1.5 Hipotesis
Bahasa Indonesia.
H1: Adanya pengaruh bahasa non baku terhadap perkembangan
Bahasa Indonesia.
1.6 Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu :
BAB II
LANDASAN TEORI
bahasa
bergantung
pada
proses
semiosis
untuk
hlm. 1.
5
6
membentuk
Perkembangan
suatu
tersebut
teori
pikiran
terkadang
dan
intensionalitas
diperkirakan
bersamaan
berbagi.
dengan
meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa melihat struktur bahasa
telah berkembang untuk melayani fungsi sosial dan komunikatif tertentu.
Bahasa diproses pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia, tapi
terutama di area Broca dan area Wernicke. Manusia mengakuisisi bahasa
lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak sudah dapat
berbicara secara fasih kurang lebih umur tiga tahun. Penggunaan bahasa
telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk
berkomunikasi, bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial dan kultural,
seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan
untuk dandanan sosial dan hiburan.
Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah
evolusinya dapat direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa
modern untuk menentukan sifat-sifat mana yang harus dimiliki oleh bahasa
leluhurnya supaya perubahan nantinya dapat terjadi. Sekelompok bahasa
yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai Rumpun Bahasa.
Bahasa yang digunakan dunia sekarang tergolong pada keluarga Indo-Eropa,
yang mengikutkan Bahasa seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Rusia, dan
Hindi; Bahasa Sino-Tibet, yang melingkupi Bahasa Mandarin, Cantonese, dan
banyak lainnya; Rumpun Bahasa Afro-Asiatik yang melingkupi Arab, Amhar,
Somali, dan Hebrew; dan bahasa Bantu, yang melingkupi Swahili, Zulu,
Shona, dan ratusan bahasa lain yang digunakan di Afrika. Konsensusnya
adalah antara 50 dan 90% bahasa yang digunakan sejak awal abad ke-21
kemungkinan akan punah pada tahun 2100.
7
tidak masuk ke dalam tatanan Bahasa Akademis. Begitu juga di Sekolah,
laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan Bahasa Non Baku.
Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan
Bahasa Non Baku sebagai komunikasi.
Kata-kata
mencerminkan
yang
digunakan
kemampuan
dalam
berpikir
berbicara
dan
seseorang
tingkat
dapat
kepribadiannya.
Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus
diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai
berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai
kalangan.
2.3 Alasan Remaja Menggunakan Bahasa Non Baku
Remaja memasuki tahap perkembangan kognitif yang disebut tahap
formal operasional. Tahapan ini merupakan tahap tertinggi perkembangan
kognitif manusia. Pada tahap ini individu mulai mengembangkan kapasitas
abstraksinya. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan
bahasa remaja mengalami peningkatan pesat. Kosakata remaja terus
mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan
dengan topik-topik yang lebih kompleks. Remaja mulai peka dengan katakata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan metaphor,
ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat
mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang
sifatnya tidak baku.
Remaja pengguna bahasa yang berlebihan mayoritas terjadi pada
remaja perempuan. Hal ini dikarenakan pada remaja perempuan lebih
narsis dari pada remaja laki-laki mulai dari cara berbicara, menulis hingga
dalam bergaya, misalnya kalau di foto biasanya mulutnya di monyongin,
mukanya kadang di keratin, memiliki nama id Facebook yang panjang dan
aneh seperti pRinceSs cuTez,sHa luccU. Selain karena lebih narsis
remaja perempuan juga diidentifikasi lebih sering membuka jejaring
Facebook dibandingkan dengan remaja laki-laki yang hanya sesekali,
dibandingkan dengan remaja perempuan yang hampir 5-10 kali sehari
membuka jejaring Facebook hanya untuk mengganti foto atau mengapdate
status Facebook. Dimanapun dan kapanpun mereka bisa membuka facebook
karena dipermudah oleh provider-provider yang menawarkan banyak
aplikasi yang berhubungan dengan jejaring social facebook.
9
1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa
Non Baku
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi.
Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembusukan Bahasa
Indonesia yang lebih dalam, mungkin Bahasa Indonesia akan semakin
sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai Bahasa Nasional dan
identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan
pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti
pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin
pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan Bahasa Indonesia dan
terbiasa menggunakan Bahasa Non Baku. Saat ini jelas di masyarakat sudah
banyak adanya penggunaan Bahasa Non baku dan hal ini diperparah lagi
dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian Bahasa
Non baku. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan
dan menciptakan Bahasa Non baku di masyarakat.
2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan
bahasa
lainnya,
tidak
mengherankan
apabila
dalam
sejarah
BAB III
HASIL PENELITIAN
Menurut hasil penelitian kami terhadap kelas XI IPA 3 SMA YAPEMRI,
murid-murid banyak yang menguanakan bahasa yang tidak baku, bahkan
menggunakan bahasa yang berlebihan. Seperti enak diubah menjadi kane,
santai diubah menjadi selow lalu diubah lagi menjadi woles, dan lain
sebagainya. Siswa kelas XI IPA 3 bahkan merasa aneh jika mendengar salah
seorang temannya mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Seperti pada suatu hari ada teman yang mengucapkan kalimat Ah
malas!, seketika teman teman yang lain ketawa setelah mendengar kalimat
itu, karena mereka terbiasa mendengar kata malas dengan males.
Padahal itu hanya berbeda satu huruf, namun siswa kelas XI IPA 3 justru
mendengarnya aneh.
Tetapi saat seseorang mengucapkan kalimat woles elah. makan
pancong kane nih, dan lain sebagainya mereka justru menanggapinya
dengan biasa saja. Seolah bahasa yang tidak baku itu adalah jiwa mereka.
Kuisioner
1. Apakah anda sering menggunakan bahasa non baku ? berikan alasannya !
2. Mengapa anda lebih nyaman menggunakan Bahasa Non Baku ?
3. Berpengaruhkah Bahasa Non Baku terhadap Bahasa Indonesia ? berikan
alasannya !
4. Apakah anda sering menggunakan Bahasa Non Baku di Sekolah ? berikan
alasannya !
10
11
Nama
1.
Aprilliani Budi L
terlalu ribet.
Udeh.
2.
Aprilliani Setia P
Nggak, Udah,
sopan.
1. Sering, karena lebih nyaman
Oon, Najong,
Kocak, Ngakak,
Keles.
3.
Wike Wiliyanti
Udah, Enggak,
nyaman.
Ngakak, Kocak,
Najong, Keles,
Aja.
Betari Dwifarina P
Gue, Dodol,
Keles, wkwk,
Najong, Kocak,
Oon.
5.
Azmi Yudhistira
Gimana, Apaan ,
Bener. Boong.
Nur Hasanah
Bloon, Ama,
Banget, Maen,
SMS.
Udah, Yaudeh,
Nyampe.
15
7.
Aldie Reynaldi
Gue, Kocak,
Mesjid, Pake,
lingkungan.
Boong, Pea,
Ngibul.
16
8.
Eka Suci W
Bangke,
Songong, Iye,
menggunakannya.
Maen, Udeh,
Kaga, Bego.
mempermudah Bahasa.
3. Berpengaruh banget, karena
bisa meminimalkan Bahasa
Indonesia yang benar.
4. Sering juga sih, karena
sudah terbiasa dari dulu.
5. Saya sudah lupa, karena
sudah lama banget saya
mengenal Bahasa Non Baku
seperti Lo, Gue.
6. Karena Bahasa Non Baku
Juwita Amelia
negatif.
1. Sering, karena sudah
terbiasa.
Kaga.
diucapkan.
3. Berpengaruh, karena sama
aja ga menggunaka Bahasa
Indonesia yang benar.
4. Sering, karena udah
kebiasaan.
5. Dari mulai masuk Sekolah
kebiasaan banyak yang
menggunakan Bahasa Non
Baku.
6. Karena lebih enak
diucapkan.
17
7. Dari orang-orang di sekitar
Rumah, karena sering
berkomunikasi.
8. Iya, karena sudah terbiasa.
1
0.
Hafizah
Gak, Emang,
Yaudah, Ama,
Lagian, Malah,
Mana, Tau,
Indonesia juga.
Nyampe, Nyapu.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Jadi kita dapat simpulkan bahwa kurangnya kesadaran untuk mencintai
SARAN
Sebaiknya penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan
18
DAFTAR PUSTAKA
Keraf,Gorys.
2005.Terampil
Bahasa
Indonesia.
Jakarta:Balai
Pustaka
http://mocoe.wordpress.com/2010/10/06/pengaruh-
bahasa-gaul-remaja-terhadap-bahasa-indonesia/
http://deviden749.wordpress.com/2011/09/28/pengaruhbahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/
http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/contohpenggunaan-bahasa-indonesia-secara-baik-dan-benar/
http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa-indonesia
http://pelitaku.sabda.org/bahasa-yang-baik-dan-benar
http://staff.blog.ui.ac.id/syahidin.badru/2009/10/23/bahasayang-baik-tetapi-tidak-benar/
http://www.anneahira.com/bahasa-indonesia.htm
http://www.geogle.com/bahasa-indonesia-dan-bahasa-gaul
http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/1806829223_abs.pdf
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=definisi+multiple+intelligence&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=s
cholart&sa=X&ved=0ahUKEwiWsMSzrcnLAhXBto4KHWJ5BtMQgQMI
HDAA
19