Vous êtes sur la page 1sur 25

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA NON BAKU DI

KALANGAN PELAJAR KELAS XI IPA 3 SMA


YAPEMRI DEPOK

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Delia Achadina Putri
Kelas : XI IPA 3

SMA YAPEMRI DEPOK


TAHUN AJARAN 2013-2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis
ini tanpa satu halangan apapun.
Karya ilmiah ini kami susun untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Di samping itu, kami berharap agar karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi semua orang khususnya para pelajar kelas XI IPA 3 agar
dapat mengetahui atau menambah wawasan tentang pengaruh bahasa non
baku terhadap Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan pelajar.
Karya tulis ini dapat kami susun karena adanya pihak yang telah berjasa
membantu kami. Oleh karena itu, di kesempatan kali ini kami ingin
berterimakasih kepada guru Bahasa Indonesia, Bu Rachmisari, S. Pd.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan tugas karya tulis ini. Semoga tugas karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Depok, 16 Februari 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i


DAFTAR ISI ...... ii
BAB I PENDAHULUAN ..... 1
1.1

Latar Belakang .......1

1.2

Masalah .................................2

1.3

Tujuan Penelitian ...3

1.4

Metodologi ....3

1.5

Hipotesis ..............3

1.6

Variabel ...4

BAB II LANDASAN TEORI ............5


2.1

Pengertian Bahasa .5

2.2

Dampak negatif .5

2.3

Alasan penggunaan ...7

2.4

Pengaruh bahasa non baku.9

BAB III HASIL PENELITIAN .11


BAB IV PENUTUP 18
4.1

Kesimpulan 18

4.2

Saran ................18

DAFTAR PUSTAKA ...19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Istilah bahasa baku telah di kenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara
komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Slogan
pergunakanlah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tampaknya
mudah untuk di ucapkan, namun maknanya sulit untuk di lakukan. Slogan
itu hanya suatu retorika yang tidak berwujud nyata. Sebab nyatanya
sebagian besar orang masih selalu di pengaruhi oleh bahasa daerahnya. Di
kalangan pelajar pun sudah di pengaruhi oleh bahasa baru yang merusak,
misalnya saat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya perkataan yang buruk, tetapi dalam penulisan pun juga
sudah ikut terkontaminasi, dalam di kehidupan pelajar sekarang, sebagian
besar sudah tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam

berkomunikasi

dan

penulisan.

Tentunya

memperihatinkan untuk Bangsa Kami.


Remaja Indonesia kesulitan berkomunikasi

hal

dengan

ini

sangat

menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesulitan tersebut terjadi karena
adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai sebuah
kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi tertentu dan sekarang
dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang menggunakan bahasa
prokem. Bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok

orang dan hanya dimengerti oleh mereka, jika tidak menggunakannya,


mereka takut dikatakan ketinggalan zaman atau tidak gaul.
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka alasan penulis memilih judul
tersebut adalah

banyaknya pelajar zaman sekarang yang

minatnya

sangat sedikit untuk menggunakan berbahasa Indonesia yang baik dan


benar, dan juga rendahnya pemahaman di kalangan pelajar tentang
penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1
2
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut timbul permasalahan
yang dapat kami identifikasikan sebagai berikut:
A. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul karya tulis ini kami akan mengindetifikasikan
permasalahan diantaranya:
1.

Adakah

pengaruh

penggunaan

Bahasa

non

baku

terhadap

penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan


pelajar saat ini?
2. Mengapa para pelajar lebih menyukai Bahasa non baku dari pada
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar?

B. Batasan Masalah
1. Objek Penelitian

Pada penelitian ini kami akan mewawancarai sejumlah narasumber


mengenai permasalahan tersebut yaitu siswa SMA YAPEMRI Depok
kelas XI IPA 3
2. Materi Penelitian
Untuk memudahkan dalam pembahasan karya tulis ini kami
membatasi penelitian pada karya tulis ini dengan materi sebagai
berikut :

Pengertian Bahasa
Dampak negatif dari penggunaan bahasa non baku
Alasan remaja menggunakan bahasa non baku
Pengaruh bahasa non baku terhadap perkembangan Bahasa
Indonesia

3
C. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh penggunaan Bahasa non baku terhadap penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan pelajar saat ini?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia Semester II
2. Ingin memberitahukan pelajar tentang pengaruh penggunaan Bahasa
non baku terhadap Bahasa Indonesia
3. Ingin mengetahui mengapa pelajar lebih menyukai Bahasa non baku
dari pada Bahasa Indonesia yang baik dan benar

1.4 Metodologi

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini kami menggunakan beberapa


metode, yaitu :
A. Metode Penelitian Lapangan ( Metode Survei )
Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan secara langsung
proses

komunikasi

yang

terjadi

di

Kelas

XI

IPA

sehingga

mendapatkan data-data yang dapat kami gunakan.


B. Metode Pustaka
Penulisan

ini

dengan

mengambil

teori-teori

dari

internet

yang

berhubungan dengan topik penyusunan ini sehingga di peroleh


kerangka teori yang relevan mengenai masalah yang dibahas agar
dapat mendukung penyusunan karya tulis ini.
C. Metode Angket
Metode

yang

digunakan

adalah

dengan

memberikan

beberapa

pertanyaan kepada
responden

sehingga

mendapatkan

data-data

yang

dapat

kami

gunakan.

1.5 Hipotesis

H0: Tidak adanya pengaruh bahasa non baku terhadap perkembangan

Bahasa Indonesia.
H1: Adanya pengaruh bahasa non baku terhadap perkembangan
Bahasa Indonesia.

1.6 Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu :

Variabel Bebas (X)


Variabel Terikat (Y)

: Pengaruh bahasa non baku


: Terhadap perkembangan Bahasa Indonesia

BAB II

2.1 Pengertian Bahasa

LANDASAN TEORI

Menurut Keraf (1991:1) mengatakan bahwa Bahasa mencangkup 1


bidang, yaitu bunyi yang di hasilkan oleh alat ucap berupa bunyi yang
mempunyai makna yaitu, menerangkan bahwa bahasa sebagai alat
komunikasi antar anggota masyarakat terdiri atas 2 bagian utama yaitu
bentuk(arus ujaran) dan makna(isi).
Perkiraan jumlah dari bahasa-bahasa di dunia beragam antara 6.0007.000 bahasa. Namun, perkiraan tepatnya bergantung kepada suatu
perubahan sembarang antara perbedaan bahasa dan dialek. Bahasa alami
adalah bicara atau bahasa isyarat, tapi setiap bahasa dapat disandikan ke
dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil,
sebagai contohnya, dalam tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena

bahasa manusia adalah modalitas-independen. Bila digunakan sebagai


konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk
dapat belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau
untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut,
atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan
tersebut.
Semua

bahasa

bergantung

pada

proses

semiosis

untuk

menghubungkan isyarat dengan makna tertentu. Bahasa oral dan Bahasa


isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur bagaimana simbol
digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau
morfem, dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan
morfem digabungkan untuk membentuk frasa dan penyebutan.Bahasa
manusia unik karena memiliki properti-properti produktivitas, rekursif, dan
pergeseran, dan karena ia secara keseluruhan bergantung pada konvensi
sosial dan pembelajaran. Strukturnya yang kompleks mampu memberikan
kemungkinan ekspresi dan penggunaan yang lebih luas daripada sistem
komunikasi hewan yang diketahui.
-----------------------------------------1

Gorys Keraf, Terampil Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),

hlm. 1.

5
6

Bahasa diperkirakan berasal sejak hominin mulai secara bertahap


mengubah sistem komunikasi primata mereka, memperoleh kemampuan
untuk

membentuk

Perkembangan

suatu

tersebut

teori

pikiran

terkadang

dan

intensionalitas

diperkirakan

bersamaan

berbagi.
dengan

meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa melihat struktur bahasa
telah berkembang untuk melayani fungsi sosial dan komunikatif tertentu.
Bahasa diproses pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia, tapi
terutama di area Broca dan area Wernicke. Manusia mengakuisisi bahasa
lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak sudah dapat

berbicara secara fasih kurang lebih umur tiga tahun. Penggunaan bahasa
telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk
berkomunikasi, bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial dan kultural,
seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan
untuk dandanan sosial dan hiburan.
Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah
evolusinya dapat direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa
modern untuk menentukan sifat-sifat mana yang harus dimiliki oleh bahasa
leluhurnya supaya perubahan nantinya dapat terjadi. Sekelompok bahasa
yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai Rumpun Bahasa.
Bahasa yang digunakan dunia sekarang tergolong pada keluarga Indo-Eropa,
yang mengikutkan Bahasa seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Rusia, dan
Hindi; Bahasa Sino-Tibet, yang melingkupi Bahasa Mandarin, Cantonese, dan
banyak lainnya; Rumpun Bahasa Afro-Asiatik yang melingkupi Arab, Amhar,
Somali, dan Hebrew; dan bahasa Bantu, yang melingkupi Swahili, Zulu,
Shona, dan ratusan bahasa lain yang digunakan di Afrika. Konsensusnya
adalah antara 50 dan 90% bahasa yang digunakan sejak awal abad ke-21
kemungkinan akan punah pada tahun 2100.

2.2 Dampak Negatif dari Penggunaan Bahasa Non Baku


Penggunaan bahasa non baku dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Padahal di Sekolah atau di Tempat Kerja, kita diharuskan untuk selalu
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau
tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan Bahasa Non Baku. Karena, Bahasa Non Baku

7
tidak masuk ke dalam tatanan Bahasa Akademis. Begitu juga di Sekolah,
laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan Bahasa Non Baku.
Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan
Bahasa Non Baku sebagai komunikasi.

Kata-kata
mencerminkan

yang

digunakan

kemampuan

dalam

berpikir

berbicara

dan

seseorang

tingkat

dapat

kepribadiannya.

Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus
diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai
berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai
kalangan.
2.3 Alasan Remaja Menggunakan Bahasa Non Baku
Remaja memasuki tahap perkembangan kognitif yang disebut tahap
formal operasional. Tahapan ini merupakan tahap tertinggi perkembangan
kognitif manusia. Pada tahap ini individu mulai mengembangkan kapasitas
abstraksinya. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan
bahasa remaja mengalami peningkatan pesat. Kosakata remaja terus
mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan
dengan topik-topik yang lebih kompleks. Remaja mulai peka dengan katakata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan metaphor,
ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat
mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang
sifatnya tidak baku.
Remaja pengguna bahasa yang berlebihan mayoritas terjadi pada
remaja perempuan. Hal ini dikarenakan pada remaja perempuan lebih
narsis dari pada remaja laki-laki mulai dari cara berbicara, menulis hingga
dalam bergaya, misalnya kalau di foto biasanya mulutnya di monyongin,
mukanya kadang di keratin, memiliki nama id Facebook yang panjang dan
aneh seperti pRinceSs cuTez,sHa luccU. Selain karena lebih narsis
remaja perempuan juga diidentifikasi lebih sering membuka jejaring
Facebook dibandingkan dengan remaja laki-laki yang hanya sesekali,
dibandingkan dengan remaja perempuan yang hampir 5-10 kali sehari
membuka jejaring Facebook hanya untuk mengganti foto atau mengapdate
status Facebook. Dimanapun dan kapanpun mereka bisa membuka facebook
karena dipermudah oleh provider-provider yang menawarkan banyak
aplikasi yang berhubungan dengan jejaring social facebook.

Bahasa yang berlebihan mayoritas digunakan oleh anak remaja usia


SMP-SMA yang dikategorikan sebgai remaja namun. Pada dasarnya ada dua
hal utama yang menjadi perhatian remaja menggunakan bahasa alay di
Facebook , yaitu identitas dan pengakuan. Penulisan bahasa alay dengan ciri
khasnya bisa jadi pembentukan kedua hal di atas. Menurut Lina Meilinawati,
pengamat bahasa dari Fakultas Sastra Indonesia Unpad, ada dua hal alasan
utama remaja menggunakan bahasa tulis dengan ciri tersendiri (alay),
Pertama, mereka mengukuhkan diri sebagai kelompok sosial tertentu, yaitu
remaja. Yang kedua, ini merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap
dominasi bahasa baku atau kaidah bahasa yang telah mapan, jelasnya.
Artinya, remaja merasa menciptakan identitas dari bahasa yang mereka
ciptakan sendiri pula. Remaja sebagai kelompok usia SMP-SMA yang sedang
mencari identitas diri memiliki kekhasan dalam menggunakan bahasa tulis
di facebook.

2.4 Pengaruh Bahasa Non Baku Terhadap Perkembangan Bahasa


Indonesia
Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di Negara
Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa Non baku
terhadap Bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan
bahasa Non baku oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif
terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada
saat sekarang dan masa yang akan datang. Masyarakat sudah banyak yang
memakai Bahasa Non baku dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga
tidak terlepas dari pemakaian Bahasa Non baku . Bahkan generasi muda
inilah yang banyak memakai Bahasa Non baku daripada pemakaian Bahasa
Indonesia. Untuk menghindari pemakaian Bahasa Non baku yang sangat
luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri

generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.


Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas
bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa Non baku dalam
masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh
Bahasa Non baku terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai
identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:

9
1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa
Non Baku
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi.
Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembusukan Bahasa
Indonesia yang lebih dalam, mungkin Bahasa Indonesia akan semakin
sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai Bahasa Nasional dan
identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan
pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti
pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin
pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan Bahasa Indonesia dan
terbiasa menggunakan Bahasa Non Baku. Saat ini jelas di masyarakat sudah
banyak adanya penggunaan Bahasa Non baku dan hal ini diperparah lagi
dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian Bahasa
Non baku. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan
dan menciptakan Bahasa Non baku di masyarakat.
2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan
bahasa

lainnya,

tidak

mengherankan

apabila

dalam

sejarah

pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita


ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh
bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang
menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia.
Indonesia sebagai Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima
pengaruh dari Negara asing. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat
membuka kesempatan untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah
beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai

bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang


modern. Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa inggris
dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu
berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang.
Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi
daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek
sosial yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing dapat
menurunkan derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.

BAB III
HASIL PENELITIAN
Menurut hasil penelitian kami terhadap kelas XI IPA 3 SMA YAPEMRI,
murid-murid banyak yang menguanakan bahasa yang tidak baku, bahkan
menggunakan bahasa yang berlebihan. Seperti enak diubah menjadi kane,
santai diubah menjadi selow lalu diubah lagi menjadi woles, dan lain
sebagainya. Siswa kelas XI IPA 3 bahkan merasa aneh jika mendengar salah
seorang temannya mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Seperti pada suatu hari ada teman yang mengucapkan kalimat Ah
malas!, seketika teman teman yang lain ketawa setelah mendengar kalimat
itu, karena mereka terbiasa mendengar kata malas dengan males.
Padahal itu hanya berbeda satu huruf, namun siswa kelas XI IPA 3 justru
mendengarnya aneh.
Tetapi saat seseorang mengucapkan kalimat woles elah. makan
pancong kane nih, dan lain sebagainya mereka justru menanggapinya
dengan biasa saja. Seolah bahasa yang tidak baku itu adalah jiwa mereka.

Kuisioner
1. Apakah anda sering menggunakan bahasa non baku ? berikan alasannya !
2. Mengapa anda lebih nyaman menggunakan Bahasa Non Baku ?
3. Berpengaruhkah Bahasa Non Baku terhadap Bahasa Indonesia ? berikan
alasannya !
4. Apakah anda sering menggunakan Bahasa Non Baku di Sekolah ? berikan
alasannya !

5. Sejak kapan anda mulai menggunakan Bahasa Non Baku ? berikan


alasannya !
6. Mengapa Bahasa Non Baku lebih berpengaruh dalam penggunaan Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar? berikan alasannya!
7. Darimana anda mengenal Bahasa Non Baku ? berikan alasannya !
8. Apakah anda juga menggunakan Bahasa Non Baku kepada orang tua ?
berikan alasannya !
9. Menurut anda, Apakah Bahasa Non Baku bersifat mendidik ? berikan
alasannya !
10.Sebutkan Bahasa Non Baku yang sering anda gunakan ?

10
11

Jawaban dari 10 orang responden


N
o

Nama

Bahasa Non Baku

Jawaban dan Alasan

1.

Aprilliani Budi L

Lo, Gue, Yaudeh,

1. Sering, karena kalo baku

Iye, Aje, Maen,

terlalu ribet.

Aer, Telor, Kaga,

2. Karena engga ribet dan lebih

Udeh.

enak aja kalo diucapkan.


3. Ya, karena lebih sering
digunakan.
4. sering, karena biar lebih
akrab kalo lagi ngomong sama
temen.
5. Sejak SD, karena tementemen SD saya sudah
menggunakan Bahasa Non
Baku.
6. Karena lebih enak
diucapkan.
7. Dari teman-teman saya,
karena sering berkomunikasi.
8. Iya, karena biar lebih akrab
aja.
9. Tidak, karena Bahasa Non
Baku kata-katanya kurang

2.

Aprilliani Setia P

Nggak, Udah,

sopan.
1. Sering, karena lebih nyaman

Gue, Elu, Aja,

dan tidak terlalu kaku.

Oon, Najong,

2. Karena Bahasa Non Baku

Kocak, Ngakak,

sudah menjadi bahasa sehari-

Keles.

hari dan juga sudah terbiasa


dengan bahasa tersebut.
3. Sangat berpengaruh, karena
kebiasaan menggunakan
Bahasa Non Baku membuat
orang lupa akan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
12

4. Sering, karena lebih nyaman


dan tidak terkesan kaku.
5. Sejak SMP, karena
pergaulan.
6. Karena lebih nyaman
digunakan dan tidak berbelitbelit.
7. Dari teman-teman, karena
pergaulan dan bahasa itu
sedang gaul.
8. Tidak, karena Bahas Non
Baku tidak sopan jika
digunakan untuk berbicara
kepada Orang Tua

3.

Wike Wiliyanti

Udah, Enggak,

9. Tidak, karena bahasa


tersebut kurang sopan dan
hanya digunakan untuk teman
sebaya.
1. Sering, karena lebih

Elu, Gue, Bloon,

nyaman.

Ngakak, Kocak,

2. Karena Bahasa Non Baku

Najong, Keles,

sering digunakan dalam

Aja.

keseharian di Lingkungan atau


kalangan temen sebaya.
3. Pengaruh, karena akan
membuat orang lupa dengan
Bahasa Baku.
4. Sering, karena lebih
nyaman.
5. Sejak masuk SMP, karena
pergaulan.
6. Karena, lebih nyaman dan
tidak berbelit-belit.
7. Dari teman-teman, karena
lagi tren.

8. Tidak, karena menggunakan


Bahasa Non Baku terhadap
Orang Tua itu merupakan
bahasa yang kurang sopan.
9. Tidak, karena Bahasa Non
Baku tidak sopan.
13
4.

Betari Dwifarina P

Udeh, Gak, Lu,

1. Sering, karena lebih santai.

Gue, Dodol,

2. Karena tidak terlalu resmi

Keles, wkwk,

dan lebih santai.

Najong, Kocak,

3. Berpengaruh, karena itu

Oon.

menjadi bahasa sehari-hari.


4. Sering, karena sudah
terbiasa.
5. Sejak SMP, ikut-ikut
pergaulan.
6. Karena lebih santai, tidak
berbelit.
7. Dari teman-teman, karena
waktu itu lagi tren.
8. Kadang suka terbawa.

5.

Azmi Yudhistira

Gue, Elo, Oke,

9. Tidak, karena kurang sopan.


1. Ya, karena saat ini banyak

Urwel, Kalo, Abis,

yang menggunakan Bahasa

Gimana, Apaan ,

Non Baku dan Bahasa Baku

Bener. Boong.

sudah jarang digunakan.


2. Karena banyak digunakan
oleh banyak orang.
3. Ya, karena semakin
berkembangnya Bahasa Non
Baku maka Bahasa Indonesia
yang baik dan benar akan
dilupakan.

5. Ya, karena teman-teman


menggunakan Bahasa Non
Baku tetapi dengan guru saya
masih menggunakan Bahasa
Baku agar sopan.
6. Karena, Bahasa Non Baku
kini digunakan oleh banyak
kalangan anak-anak dan
remaja padahal mereka adalah
penerus bangsa ini.
14
7. Dari teman, karena sering
bermain dengan teman.
8. Iya, karena dalam keluarga
saya tidak terlalu kaku dalam
berbicara.
9. Tidak, karena banyak
Bahasa Non Baku yang justru
membalikkan kata dari Bahasa
6.

Nur Hasanah

Lo, Gue, Kagak,

Indonesia yang baik dan benar.


1. Kadang-kadang, karena

Bloon, Ama,

untuk menyingkat tulisan di

Banget, Maen,

SMS.

Udah, Yaudeh,

2. Karena sudah sangat sering

Nyampe.

menggunakan Bahasa Non


Baku.
3. Iya, karena bisa merusak
Bahasa Indonesia yang
sesungguhnya.
4. Iya, karena lebih tertarik
menggunakan Bahasa Non
Baku di kalangan Sekolah
5. Sejak SMP, lama-lama-lama

dan sampai sekarang.


6. Karena banyak orang
menggunakan Bahasa Non
Baku daripada orang yang
berbahasa Baku.
7. Dari teman-teman, karena
mereka sering
menggunakannya.
8. Tidak, saya anak yang sopan
kepada Orang Tua.
9. Tentu Tidak, karena Bahasa
Non Baku cukup kasar bila
digunakan.

15
7.

Aldie Reynaldi

Kagak, Bego, Lo,

1. Ya sering, karena saya

Gue, Kocak,

menyesuaikan diri pada

Mesjid, Pake,

lingkungan.

Boong, Pea,

2. Karena mudah diucapkan

Ngibul.

dan bahasa yang santai.


3. Berpengaruh, karena apabila
kita lebih suka memakai
Bahasa Non Baku, lamakelamaan Bahasa Indonesia
akan pudar atau jarang di
pakai .
4. Iya sering, karena Bahasa
Non Baku mudah diucapkan.
5.Gatau udah lupa sejak kapan.
6. Karena Bahasa Non Baku
sudah mendarah daging di
kalangan remaja karena
Bahasa Indonesia yang baik

dan benar tidak lagi aktif di


kalangan remaja.
7. Mungkin dari televisi dan
teman, karena artis-artis
zaman sekarang tidak
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
8. Oh tidak ketika saya
berbicara kepada Orang Tua
saya, saya menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
9. Tidak, karena lebih bagus
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

16
8.

Eka Suci W

Lo, Gue, Au,

1. Terkadang, karena teman

Bangke,

disekitar saya banyak yang

Songong, Iye,

menggunakannya.

Maen, Udeh,

2. Karena Bahasa Non Baku

Kaga, Bego.

mempermudah Bahasa.
3. Berpengaruh banget, karena
bisa meminimalkan Bahasa
Indonesia yang benar.
4. Sering juga sih, karena
sudah terbiasa dari dulu.
5. Saya sudah lupa, karena
sudah lama banget saya
mengenal Bahasa Non Baku
seperti Lo, Gue.
6. Karena Bahasa Non Baku

sangat mudah digunakan dan


cepat.
7. Dari media, teman, bahkan
Orang Tua.
8. Tidak, karena kurang pantas.
9. Tidak, Karena bersifat
9.

Juwita Amelia

Lo, Gue, Yaudeh,

negatif.
1. Sering, karena sudah

udeh, Iye, Aja,

terbiasa.

Maen, Aer, Telor,

2. Karena lebih gampang

Kaga.

diucapkan.
3. Berpengaruh, karena sama
aja ga menggunaka Bahasa
Indonesia yang benar.
4. Sering, karena udah
kebiasaan.
5. Dari mulai masuk Sekolah
kebiasaan banyak yang
menggunakan Bahasa Non
Baku.
6. Karena lebih enak
diucapkan.

17
7. Dari orang-orang di sekitar
Rumah, karena sering
berkomunikasi.
8. Iya, karena sudah terbiasa.
1
0.

Hafizah

Gak, Emang,

9. Tidak, karena kurang sopan


1. Sering, mungkin udah jadi

Yaudah, Ama,

budaya tapi saebenarnya

Lagian, Malah,

Bahasa Non Baku itu Bahasa

Mana, Tau,

Indonesia juga.

Nyampe, Nyapu.

2. Karena hampir semua orang

atau mungkin memang semua


orang tidak berbahasa baku.
3. Ya, karena Bahasa Non Baku
sudahm= mendarah daging di
Bangsa Indonesia dalam
berbahasa.
4.Ya, karena mungkin sudah
menjadi budaya.
5. Sejak Kecil, karena sudah
menjadi budaya dalam
berbahasa.
6.Karena mungkin semua
orang menggunakan Bahasa
Non Baku.
7.Dari manusia ciptaan Allah
disekitar saya.
8. Ya, karena sudahmenjadi
budaya.
9. Tidak, tapi tidak negatif
juga.

BAB IV
PENUTUP
4.1

KESIMPULAN
Jadi kita dapat simpulkan bahwa kurangnya kesadaran untuk mencintai

Bahasa Negeri sendiri akan berdampak pada tergilasnya atau lunturnya


Bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama di
kalangan pelajar.
Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan Bahasa
non baku di media massa dan elektronik sehingga membuat pelajar semakin

gampang mendapatkan dan mendengarnya sehingga mereka menirukannya


di kehidupan sehari-hari. Hal ini sudah menjadi wajar karena pelajar suka
meniru hal-hal yang baru.
4.2

SARAN
Sebaiknya penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan

benar di kalangan pelajar digunakan secara intensif, karena Bahasa


Indonesia merupakan Bahasa Nasional yang artinya Bahasa tersebut
merupakan Bahasa pengantar sehari-hari.
Seharusnya para orang tua mengajarkan para anak-anaknya sejak dini,
tentang pentingnya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anak lebih memahami dan akan
penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan-sehari- hari mereka.

18

DAFTAR PUSTAKA
Keraf,Gorys.

2005.Terampil

Bahasa

Indonesia.

Jakarta:Balai

Pustaka

http://mocoe.wordpress.com/2010/10/06/pengaruh-

bahasa-gaul-remaja-terhadap-bahasa-indonesia/

http://deviden749.wordpress.com/2011/09/28/pengaruhbahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/

http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/contohpenggunaan-bahasa-indonesia-secara-baik-dan-benar/

http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa-indonesia

http://pelitaku.sabda.org/bahasa-yang-baik-dan-benar

http://staff.blog.ui.ac.id/syahidin.badru/2009/10/23/bahasayang-baik-tetapi-tidak-benar/

http://www.anneahira.com/bahasa-indonesia.htm

http://www.geogle.com/bahasa-indonesia-dan-bahasa-gaul

http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/1806829223_abs.pdf

https://scholar.google.co.id/scholar?
q=definisi+multiple+intelligence&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=s
cholart&sa=X&ved=0ahUKEwiWsMSzrcnLAhXBto4KHWJ5BtMQgQMI
HDAA

19

Vous aimerez peut-être aussi