Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak
( Richardson, 1983 ). Semakin banyak bukti menunjukan bahwa wanita yang di perhatikan
dan dikasihi oleh pasangan pria selama hamil akan menunjukan lebih sedikit gejala emosi
dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan penyesuaian
selama masa nifas. ( Grosssman,Eichler,Winckoff,1980;May,1982 ). Rubin 1975 menyatakan
bahwa wanita hamil harus memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam
keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut .
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan
menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan
sebaliknya. Perasaan yang berbeda - beda ini dipengaruhi oleh faktor - faktor fisik, emosi,
dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks selama masa hamil , masalah disfungsi seksual,
dan perubahan fisik pada wanita.
Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak
nyaman mempengaruhi keinginan dua belah pihak untuk menyatakan seksualitas mereka
selama trimester pertama sering kali keinginan seksual wanita menurun terutama jika dia
merasa mual, mengantuk dan lelah. Saat memasuki trimester kedua kombinasi antara
perasaan sejahtera dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginan
untuk melampiaskan seksualitasnya, pada trimester ke tiga peningkatan keluhan somatik
( tubuh ) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks
menurun ( Rynerson, lowdermilk, 1993 ).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui seksualitas pada masa kehamilan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual.
2. Untuk mengetahui dampak seks pada kehamilan..
3. Untuk mengetahui posisi seks saat kehamilan..
4. Untuk mengetahui resiko yang tidak diperbolehkan melakukan hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hubungan seksual
selama kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 EFEK KONDISI KEHAMILAN TERHADAP HUBUNGAN SEKSUAL
Tubuh wanita menghasilkan hormon-hormon yang terdapat hanya pada saat
kehamilan, yang benar-benar mempengaruhi setiap sel dalam tubuhnya. Perubahanperubahan ini mempersiapkan tubuh wanita menjadi sebuah lingkungan yang baik untuk
janin yang akan terus berkembang. Terkadang hormon-hormon tersebut menghasilkan efek
yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti morning sicness (mual di pagi hari). Meskipun
terasa tidak mengenakkan tidak akan menyebabkan masalah apa pun baik bagi ibu maupun
janin, dan akan hilang memasuki trimester kedua.
Sebagian besar pasangan mengkhawatirkan bahwa berhubungan seksual selama
kehamilan, terutama ketika respon mereka sangat menggebu-gebu, akan melukai bayi.
Sesungguhnya, jika kehamilannya tidak bermasalah atau tidak mempunyai resiko tinggi tidak
akan mengalami keguguran atau kelahiran premature, berhubungan seksual tidak akan
menimbulkan efek apapun pada bayi.
Berbagai perubahan pada segi fisik dan emosi dapat mempengaruhi hasrat melakukan
hubungan seksual, baik secara positif dan negatif. Akan tetapi ada banyak cara untuk
meminimalkan pengaruh negative tersebut. Salah satunya ialah dengan terus berusaha untuk
selalu berkomunikasi dengan pasangan. Efek kondisi kehamilan terhadap minat untuk
berhubungan seksual pada tiap trimester.
A. Trimester Pertama
1. Kondisi fisik dan emosi calon ibu :
Mual, dengan atau tanpa muntah, di pagi, malam, atau sepanjang hari.
Produksi air ludah meningkat
Tubuh mudah lelah dan mengantuk.
Payudara membengkak,3 putting tegang, nyeri jika disentuh atau diraba.
Mulut terasa pahit.
Vagina mengeluarkan cairan berwarna putih susu, encer, dan tidak bebau yang lazim
disebut leukorhea. Ini normal terjadi karena adanya peningkatan hormone selama
kehamilan.
Nafsu makan mulai meningkat
Payudara tidak lagi nyeri.
Produksi hormone progesterone meningkat.
Pinggul dan payudara lebih berisi berkat hormone kehamilan dan pertambahan berat
badan. Areola dan putting susu berwarna lebih gelap, rambut dan kulit semakin
mengilap dan bercahaya.
Mulai merasa percaya diri dengan kehamilannya.
malam hari.
Perut semakin buncit, kaki bengkak, dan wajah sembab.
Banyak pasangan yang merasa khawatir bahwa seks selama kehamilan dapat
menyebabkan keguguran. Akan tetapi masalah sebenarnya bukanlah terletak pada aktifitas
mengalami orgasme) bukan reaksi terhadap aktifitas seksual, melainkan reaksinya terhadap
hormone yang meningkat dan aktifitas usus.
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari paparan atau penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual terbagi atas trimester pertama , kedua
dan ketiga. Dimana kondisi fisik dan emosi ibu serta efek hubungan seksual berbeda beda di setiap trimester.
2.
3.
Posisi seks saat kehamilan harus sesuai dengan anjuran yang aman.
4.
Resiko yang tidak diperbolehkan melakukan hubungan seksual yaitu placenta plevia,
resiko melahirkan prematur, perdarahan, mulut lahir lemah, janin kembar dan herpes
kelamin
5.
Apabila ingin melakukan hubungan seksual saat hamil, perlu perhatian khusus untuk
mencegah resiko yang berbahaya saat kehamilan.
3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah kami,
maka kami kedepannya akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah yang kami
buat, serta dengan sumber - sumber yang lebih banyak.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
1997.
Pekerjaan
Pendidikan
Dan
Umur
Yang
mempengaruhi
Persepsi.
http://www.google.co.id/search?
q=teori+tentang+umur,pendidikan+dan+pekerjaan+yang+mempengaruhi+persepsi"hl=id"clie
nt=firefox-a"rls=org. Diakses 1Mei 2011
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: CV ALFABETA
Suryaprajogo, Nadine. 2008. Kama Sutra for Pregnancy. Yogyakarta: Golden Books
14