Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh.
Pembuangan dapat melalui urine ataupun bowel (Tarwoto Wartonah Edisi 3
Hal.58).
Eliminasi fekal atau defekasi merupakan proses pembuangan sisa
metabolisme yang tidak terpakai. Eliminasi yang teratur penting untuk fungsi
tubuh normal. Perubahan pada defekasi dapat menyebabkan masalah pada GI
dan bagian tubuh lain, karena sisa-sisa produk adalah racun. Pola defekasi
bersifat individual, bervariasi dari beberapa kali sehari sampai berapa kali
seminggu. Jumlah feses yang dikeluarkanpun bervariasi jumlahnya tiap
individu (V.M.Endang Sri Purwadmi Rahayu)
Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek yang
penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan
masalah pada system gastrointestinal dan system tubuh lainya. Karena fungsi
usus bergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola dan kebiasaan
eliminasi bervariasi di antara individu. Namun, telah terbukti bahwa
pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya
normal biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker
kolorektal (Robinson dan Weigley,1989 dalam Potter & Perry Edisi 4
Hal.1739)
B. Etiologi
1. Usia
Pada usia bayi kontrol defekasi belum berkembang, sedangkan pada usia
lanjut control defekasi menurun.
2. Diet
Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan
yang masuk ke dalam tubuh juga memengaruhi proses defekasi.
3. Intake Cairan
Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras,
disebabkan karena absorpsi cairan yang meningkat.
4. Aktifitas
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diagfragma akan sangat membantu proses
defekasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak
sepanjang kolon
5. Fisiologis
Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltik, sehingga
menyebabkan diare
6. Pengobatan
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan diare dan konstipasi.
7. Gaya Hidup
Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara teratur,
fasilitas buang air besar, dan kebiasaan membuang air besar.
8. Prosedur Diagnostik
Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostik biasanya dipuasakan atau
dilakukan klisma dahulu agar tidak dapat buang air besar kecuali setelah
makan
9. Penyakit
Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi
10. Anestesi dan Pembedahan
Anestesi umum dapat menghalangi inpuls parasimpatis, sehingga kadangkadang dapat menyebabkan ileus usus. Kondisi ini dapat berlangsung
selama 24 48 jam.
11. Nyeri
Pengalaman nyeri waktu buang air besar seperti adanya hemoroid, fraktus
os pubis, episiotomy akan mengurangi keinginan untuk buang air besar.
12. Kerusakan Sensorik dan Motorik
Kerusakan spinal cord dan injuri kepala akan menimbulkan penurunan
stimulus sensori untuk defekasi.
C. Patofisiologi
1. Gangguan Eliminasi Fekal
Diare
Faktor infeksi
Faktor
malabsorpsi
karbohidrat,
protein, lemak
Masuk dan
berkembang
dalam usus
Tekanan
osmotik
meningkat
Faktor
makanan
Toksin tak
dapat diserap
Faktor
psikologi
cemas
Hipersekresi
air dan
elektrolit
(meningkat isi
rongga usus)
Pergeseran air
dan elektrolit
ke rongga usus
Hiperperistalti
k menurun
kesempatan
usus menyerap
makanan
DIARE
Konstipasi
Diet rendah serat, asupan cairan
kurang, kondisi psikis, kondisi
metabolik, dan penyakit yang di derita
Feses mengeras
Gangguan defekasi
KONSTIPASI
Rangsangan refleks
penyebab rekto anal
Relaksasi sfingter interna
dan eksterna
Membran
mukorektal dan
muskulatur tidak
peka terhadap
Diperlukan
rangsangan yang
lebih kuat untuk
mendorong
feses
Spasme setelah
makan nyeri kolik
pada abdomen bawah
Kolon kehilangan tonus
KONSTIPASI
Sakit kepala
Bising usus hiperaktif
Bising usus hipoaktif
Peningkatan tekanan abdomen
Tidak dapat makan
Mual
Rembesan feses cair
Nyeri pada saat defekasi
Massa abdomen yang dapat diraba
Massa rektal yang dapat diraba
Adanya feses lunak, seperti pasta di dalam rektum
Perkusi abdomen pekak
Sering flatus
Mengenja pada saat defekasi
Tidak dapat mengeluarkan feses
Muntah
Anuskopi
Proktosigmoidoskopi
Rontgen dengan kontras
Pemeriksaan laboraturium
F. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat pencahar pada pasien konstipasi (sesuai dengan dosis) dan
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan
a. Pola defekasi : Frekuensi , pernah berubah
makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak.
Cairan : Jumlah dan jenis minuman/hari
Aktivitas :Kegiatan sehari-hari , kegiatan yang spesifik yang dilakukan
Penggunaan medikasi : Obat-obatan yang memengaruhi defekasi
Stress : stres yang berkepanjangan atau pendek, koping untuk
Normal
Abnormal
Warna
Orang dewasa :
Coklat
Seperti tanah
Kemungkinan
Penyebab
Tidak ada pigmen
empedu
(obstruksi
empedu);studi
diagnostik
menggunakan
Bayi : kuning
Hitam atau
barium
Obat (mis : zat
seperti ter
besi ); perdarahan
dari saluran
pencernaan atas
(mis: lambung
usus halus); diet
tinggi daging
merah dan
sayuran hijau tua
Merah
(mis ., bayam )
Perdarahan dari
saluran
pencernaan
bawah
(mis.,rektum);
beberapa
makanan (mis.,
Pucat
bit)
Malabsorpsi
lemak; diet tinggi
susu dan produk
susu serta rendah
Konsistensi
Memiliki
Jingga atau
daging
Infeksi usus
hijau
Keras, kering
Dehidrasi :
bentuk, lunak,
penurunan
semipadat,
motilitas usus
berair
yang terjadi
akibat
kekurangan serat
dalam diet,
kurang olahraga,
kesedihan
emosional,
penyalahgunaan
diare
laksatif.
Peningkatan
motilitas usus
(mis., karena
iritasi kolon oleh
Bentuk
Silindris (kontur
Feses
bakteria)
Kondisi obstruksi
rektum) dengan
berdiameter
pada rektum
diameter sekitar
kecil, seperti
2,5 cm pada
pensil, atau
orang dewasa
menyerupai
benang
Jumlah
Beragam sesuai
dengan diet
(sekitar 100-400
Bau
g per hari)
Aroma :
Berbau tajam
Infeksi darah
Nanah
Lendir
Parasit
Darah
Lemak dalam
Infeksi bakteria
Kondisi
dipengrauhi oleh
makanan yang
dimakan dan
flora bakteri
yang dimiliki
oleh orang itu
Kandungan
sendiri.
Sejumlah kecil
dari bagian
kasar makanan
yang tidak
tercerna, bakteri
mati dan sel
epitel yang
meluruh, lemak,
protein, unsur
jumlah jumlah
banyak
Benda asing
peradangan
Perdarahan
gastrointestinal
Malabsorpsi
Tidak sengaja
tertelan
defekasi, privasi)
Kurang aktivitas fisik
Kebiasaan defekasi tidak teratur
Perubahan lingkungan saat ini
B. Risiko Konstipasi
Definisi : Berisiko terhadap penurunan frekuensi normal defekasi yang
disertai dengan kesulitan atau pasase feses tidak lampias dari/atau pasase
feses yang keras,kering, dan banyak.
Faktor Risiko :
Fungsional
Psikologis
Depresi
Stres emosi
Konfusi mental
Fisiologis
Perubahan makanan
Penurunan motilitas traktus gastrointestinal
Dehidrasi
Ketidakadekuatan gigi geligi
Ketidakadekuatan higiene oral
Asupan serat tidak cukup
Asupan cairan tidak cukup
Kebiasaan makan buruk
Farmakologis
Mekanis
Ketidakseimbangan elektrolit
Hemoroid
Penyakit Hirschsprung
Gangguan neurologis
Obesitas
Obstruksi pasca-bedah
Kehamilan
Pembesaran prostat
Abses rektal
Fisura anal rektal
Striktur anal rektal
Prolaps rektal
Ulkus rektal
Rektokel
Tumor
2. Diare
Definisi : Pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk.
Batasan karakteristik
a.
b.
c.
d.
e.
Nyeri abdomen
Sedikitnya tiga kali defekasi per hari
Keram
Bising usus hiperaktif
Ada dorongan
Fisiologis
a.
b.
c.
d.
e.
Proses infeksi
Imflamasi
Iritasi
Malabsorpsi
Parasit
I. Perencanaan :
1. Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi
INTERVENSI
1. Catat dan kaji kembali warna,
RASIONAL
1. Pengkajian dasar untuk
manual
- Lakukan gliserin klisma
4. Konsultasikan dengan dokter
4. Meningkatkan eliminasi
tentang:
- Pemberian laksatif
- Enema
- Pengobatan
5. Berikan cairan adekuat
6. Berikan makanan tinggi serat
7.Meningkatkan pergerakan
usus
8. Mengurangi atau menghindari
tentang:
- Personal hygiene
- Kebiasaan diet
- Cairan dan makanan yang
-
inkontinensia
mengandung gas
Aktivitas
Kebiasaan buang air besar
RASIONAL
1.Dasar memonitor kondisi
makanan lunak
4. Berikan antidiare, tingkatkan
intake cairan
5. Cek kulit bagian perineal dan
istirahat cukup
8. Berikan pendidikan kesehatan
bowel
8.Meningkatkan pengetahuan
tentang:
- Cairan
- Diet
- Obat-obatan
- Perubahan gaya hidup
J. REFRENSI
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Carpenito-Moyet, Lynda Jual. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta: EGC
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika. Jakarta
Kozeir Barbara. (2011). Fundamental Keperawatan volume 1, edisi 7. Jakarta.
EGC
Nanda International. (2012). Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta. EGC