Vous êtes sur la page 1sur 9

Harkat dan martabat merupakan dua istilah yang tidak terlepas dari manusia sebagai makhluk ciptaan

Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Meskipun memiliki arti perbeda, namun kedua
istilah tersebut saling berkaitan erat. Pengertian harkat manusia adalah derajat kemuliaan manusia
sedangkan pengertian martabat manusia adalah harga diri atau tingkat harkat manusia.
Manusia juga memiliki jiwa dan raga dimana jiwa atau roh manusia memiliki derajat (harkat) yang lebih
tinggi karena berhubungan langsung dengan pencipta-Nya dan memiliki kemampuan-kemampuan yang
disebut cipta, rasa dan karsa. Sedangkan raga manusia merupakan derajat paling rendah di mata Tuhan
karena berhubungan dengan kondisi dan tingkah laku manusia yang terkadang manusia mengingkari hakekat
dasar harkat dan martabat manusia lainnya.

Harkat dan Martabat Manusia (HMM) pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia untuk menjalani
kehidupan bermasyarakat karena sudah merupakan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus
makhluk sosial ciptaan Tuhan. Untuk itu setiap orang wajib dan berhak menjaga harkat dan martabatnya.

Hak dan Kewajiban Atas Harkat dan Martabat Manusia


Harkat dan martabat manusia tidak terlepas dari hak asasi manusia dalam menjaga harga dirinya karena
sudah melekat sejak lahir dan terbawa dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian juga dengan kewajiban
asasi manusia yaitu untuk membatasi hak yang dimiliki. Namun, seringkali harkat dan martabat manusia
direndahkan oleh manusia lain seperti diskriminasi sosial, pelanggaran HAM dan lain-lainnya.
Namun, harkat dan martabat manusia bernilai sama di mata Sang Pencipta, apapun situasi dan kondisinya.
Tidak ada jabatan, pangkat, pendidikan, latar belakang, kondisi ekonomi yang menyebabkan HMM lebih
tinggi dari manusia lainnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki bakat, kodrat, kebebasan
hak, dan kewajiban asasi dalam menjaga dan menciptakan harkat dan martabat.
Contoh penerapan harkat dan martabat manusia yang paling umum adalah dalam pendidikan. Berdasarkan
Harkat dan Martabat Manusia (HMM) dilakukan proses pembelajaran yang merupakan interaksi antara
manusia dengan manusia (pendidik dan peserta didik) berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Pendidikan merupakan wahana bagi pengembangan dan media bagi pemuliaan manusia yang merupakan:

makhluk yang terindah dalam bentuk dan pencitraannya;

makhluk yang tertinggi derajatnya;

makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuahn Yang Maha Kuasa;

khalifah dimuka bumi;

pemilik Hak-hak Asasi Manusia

Makalah Agama
Hakikat, Martabat, Dan Tanggung Jawab Manusia

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau
mengambil tema tentang Manusia (hakikat, martabat, tanggung jawab manusia). Dan
harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.
Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan senang
hati akan menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Selamat belajar dan semoga sukses !!!

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tembilahan,26 Desember 2013

Penulis

ii

Daftar Isi
Halaman Judul ..
. i
Kata Pengantar ..
.. ii
Daftar Isi
.. iii
BAB I. Pendahuluan .
........... 1
BAB II. Isi
Bahasan .....................................................................................................
........ 2
A. Hakikat
Manusia .................................................................................................. 2
B. Martabat
Manusia ............................................................................................... 2
C. Tanggung Jawab
Manusia ................................................................................ 4
BAB III.
Penutup......................................................................................................
.............. 6
Kesimpulan
....................... 6
Daftar Pustaka ...
... 7

BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Karena selalu menarik, maka masalahnya
tidak pernah selesai dalam artia tuntas. Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk
yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari
bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi
Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya,
para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan
kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang
ada di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan nikmat
lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat Al-Quran,
dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung jawab, pada surat alMu'minun ayat 115 Allah bertanya kepada manusia sebagai berikut : "Apakah kamu mengira bahwa kami
menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] manusia adalah
makhluk ciptaan Tuhan, [2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3] manusia akhirnya
akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada
waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.

MANUSIA

BAB II
ISI BAHASAN

Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa
membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik
(positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum
adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi
manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial.

A. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah
sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh
karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang
dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari
tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah,
ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu.

B. Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan
tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan
tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah

kepada Allah Swt.

2
Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di
wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat
naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh,
seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang
alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan
sembarangan menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah
dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses sebagai
berikut :
1. Taubat;
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
3. Merasa miskin diri dari segalanya;
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa;
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya;
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.

3
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba akan
muncul sifat berikut :
1. Ketenangan jiwa;

2. Harap kepada Allah Swt;


3. Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
4. Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.

C. Tanggung Jawab Manusia


Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan
makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban,
dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan
fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin
membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena
pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan
tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda, Tanggung
jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Macam-Macam Tanggung Jawab
a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai harga, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban
dan tanggung jawab masing-masing.
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
4
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya
sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia
lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya
dalam masyarakat tersebut.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam
berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang
dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia
harus bertanggung jawab kan kepada negara.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan


Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa
lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal, nafsu, dan qalbu.
Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga manusia dapat menguasai ilmu dan teknologi
sebagai pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung
jawab nya masing-masing. Sementara qalbu yang diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah
melalui proses dzikir melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan potensi akal secara terpisah dari qalbu akan melahirkan materialisme yang kering dan
hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah dari akal melahirkan mistisisme yang statis dan beku. Karena
itu, seluruh potensi yang dimiliki manusia semestinya digunakan secara terpadu. Keterpaduan dalam
penggunaan potensi dan tugas tersebut akan mewujudkan sosok manusia yang utuh dan sempurna.

Daftar Pustaka
Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.
Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
Sauri

Sofyan.

2004.

Pendidikan

Agama

Islam.

Bandung

Alfabeta.

http://ratrismart.blogspot.com/2010/04/pengertianmanusia.htmlhttp://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.
htmlhttp://wadahsufiyah.blogspot.com/2011/07/pengertian-maqam-danmartabat.htmlhttp://bacaebookgratis.wordpress.com/2011/06/03/9-manusia-dan-tanggungjawab-2/

Vous aimerez peut-être aussi