Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract
Photo is one of medium for delivering a range of visual evidence of an
incident at the largest community, even to the details. The beauty of a photo paper
is often linked to the figure of womanhood. There is an assumption that interesting
photo shows a woman's body. Women / ladies are here as a tool or a commodity
that can be enjoyed by visitors of the website pixoto, a wide variety of beautiful
female body curves shown through a photo.
This research seeks to describe, discover, and unpack the meaning of
denotation, connotation, and myths that build up over nude photo collection
entitled "Pearls of Paradise" by Graphic Art which has been uploaded / published
into the category of "Nudes & Boudoir" in social media www.pixoto.com website.
Nude photo collection "Pearls of Paradise" Graphic Art presents the work of
some of the signs that can be seen, such as: the use of naked female models,
accessories pearls is used, the selection of the shape and type of staining, as well
as the selection of photo formats. Signs that appear in this nude photo set, is used
to capture the meaning contained in the photograph.
The methodology used in this study is a qualitative method approach
mythology Roland Barthes semiotic analysis to look at and analyze the visible
signs visually contained in the nude photo collection "Pearls of Paradise" so that
the meaning of denotation, connotation and myth in the form of visual works
photo such, can be described by the authors.
Based on this research, the authors find and unpack the meaning and myth
building nude photo collection "Pearls of Paradise", the meaning of denotation is
still pearls of paradise; The connotation is the meaning of beauty pearl paradise;
and myths that build the nude photo collection is beauty myths constructed by the
notion that it was a beautiful woman who has big breast, the curve of the body
protruding, and boned plump/lists.
Keywords: Semiotics Analysis, Nude Photography, Social Media, and Mythology
Roland Barthes.
Pendahuluan
Teknologi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Hal ini merupakan salah satu akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan
yang menyebabkan manusia menjadi semakin kritis, selektif, dan berusaha
mencari sesuatu hal yang lebih baik.
Mengutip pernyataan Prof. DR. R.M. Soelarko (1993) dalam bukunya
Motif Untuk Foto Anda, perkembangan teknologi ini juga terjadi dalam dunia
fotografi. Faktor pendorong utamanya adalah fotografi merupakan bagian yang
penting dari kehidupan. Secara tidak langsung manusia tidak lepas dari dunia
fotografi karena dari berbagai sisi kehidupan, manusia menjadikan fotografi
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu fotografi juga merupakan
salah satu karya seni yang bernilai tinggi dan dapat menampilkan sebuah gambar
yang bernilai ribuan kata dan hasilnya tidak hanya dinikmati sendiri, juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi zaman.
Sejak fotografi ditemukan sekitar tahun 1839, banyak orang menganggap
bahwa fotografi terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai sains-teknologi dan
sebagai seni. Dilihat dari fungsi dan pembuatan karya fotografi yang digunakan
sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dikategorikan
kedalam sains-teknologi. Begitu juga, fotografi sebagai seni adalah ketika
digunakan untuk kepentingan yang memiliki nilai seni dan keindahan. Secara
garis besar dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kepada bagaimana suatu karya
foto itu dibuat dan apa fungsi dari karya foto tersebut.
Keindahan sebuah karya foto kadang sering pula dihubungkan dengan
sosok kaum hawa. Ada anggapan bahwa foto yang menarik adalah foto yang
menampilkan kecantikan seorang wanita. Lihat saja media massa cetak yang
beredar sekarang ini, umumnya pada halaman sampul lebih mendominasi sosok
wanita, walaupun media massa cetak tersebut dikhususkan bagi pembaca pria.
Apalagi sosok wanita itu ditampilkan plus lekuk-lekuk dan kemolekan tubuhnya
yang indah, seperti yang ditampilkan tabloid-tabloid baru yang belakangan
banyak muncul di masyarakat yang menampilkan kecantikan dan keindahan tubuh
wanita (baca: pamer aurat).
Ketelanjangan
tubuh
memang
telah
lama
menjadi
objek
bagi
perkembangan kesenian, bahkan sejak asal mula manusia. Lihat saja relief-relief
yang tertera di candi-candi yang banyak menampilkan gambar telanjang. Cermati
juga lukisan wanita yang dilukis oleh pelukis legendaris seperti Michaelangelo,
Monet, bahkan Basuki Abdullah. Tampaknya mengkreasikan ketelanjangan ini
telah menjadi semacam konvensi bagi para seniman sehingga dianggap sebagai
suatu kewajaran.
Ferry Darmawan (2009) dalam bukunya Dunia Dalam Bingkai, pada
dasarnya Nude adalah telanjang. Khususnya para pelakon seni di fotografi
(fotografer dan model) melakukan pemotretan tersebut didasari rasa seni, yakni
memperlihatkan estetika anatomi tubuh. Disajikan dengan berbagai olahan, baik
secara digital atau berdasarkan teknis-teknis pengambilan gambarnya.
Pesatnya perkembangan media sosial kini, dikarenakan semua orang
seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti
televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang
banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial
bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang
aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan
sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai
model content lainnya.
www.pixoto.com adalah website berbasis foto komunitas online. Dalam
website ini banyak konten dan kategori yang tersedia mulai dari abstrak, hewan,
anak, arsitektur, seni digital, makanan, landscape, close up, event, news, dan lainlain. Konten yang membedakan website ini dengan website yang lainnya adalah
adanya konten Nudes & Boudoir, konten khusus yang mengandung foto-foto
telanjang atau provokatif yang mampu dilihat dan diakses oleh seluruh pengguna
situs internet di dunia.
Wanita/kaum hawa disini sebagai alat atau komiditi yang bisa dinikmati
para pengunjung website pixoto, berbagai macam bentuk lekuk tubuh indah
wanita dipertontonkan melalui sebuah foto. Dengan maraknya fotografi nude
dalam kalangan pelaku seni, serta adanya fasilitas untuk menyebarkan dan
memamerkan dalam social media seperti dalam website www.pixoto.com sangat
memudahkan untuk mengupload hasil karya seninya. Meskipun masih banyak pro
dan kontra mengenai fotografi nude serta norma dan aturan yang mengatur
tentang pornografi, mereka beranggapan itu adalah hasil karya seni foto bernilai
tinggi.
Penelitian ini memfokuskan untuk mengupas konstruksi kecantikan dalam
objek foto yang digunakan serta penemuan makna dalam fotografi nude karya
Graphic Art. Dalam hal ini foto/produk fotografi nude berjudul Pearls of
Paradise sebagai objek pengkajiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi analisis semiotika karena peneliti ingin mengetahui,
mengungkapkan, dan menguraikan secara mendalam tentang konstruksi
kecantikan yang membangun dari kumpulan foto serta makna denotasi, konotasi
dan mitos yang dilahirkan dalam fotografi nude dari data atau sumber yang
dimiliki.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Konstruksi kecantikan seperti apakah yang membangun kumpulan foto
nude berjudul Pearls of Paradise karya Graphic Art dalam social media di
website www.pixoto.com?
Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah yang diungkapkan di atas maka tujuan
penelitian ini untuk memaparkan, menemukan, dan membongkar konstruksi
kecantikan yang membangun kumpulan foto berjudul Pearls of Paradise karya
Graphic Art di website www.pixoto.com.
Tinjauan Pustaka
a. Fotografi
Fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu photos yang berarti cahaya
dan graphos yang berarti menulis. Fotografi adalah pembuatan gambar dengan
4
menggunakan lensa dan film atau pelat peka cahaya. Istilah fotografi pertama
kali digunakan oleh Sir John Herschel pada tahun 1839.
Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fotografi adalah seni atau
proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Pendek kata, penjabaran dari
fotografi itu tak lain berarti menulis atau melukis dengan cahaya. Tentunya
hal tersebut berasal dari arti kata fotografi itu sendiri yaitu berasal dari bahasa
Yunani, photos (cahaya) dan graphos yang berarti tulisan.
Fotografi menurut Amir Hamzah Sulaeman mengatakan bahwa fotografi
berasal dari kata foto dan grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai
arti sebagai berikut: foto artinya cahaya dan grafi artinya menulis jadi arti
fotografi secara keseluruhan adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih
dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar
melalui media kamera dengan bantuan cahaya.
Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk
menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan
cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.
b. Nude Photography/Fotografi Telanjang
Nude
photography
berbeda
dengan
foto
mewah/glamour
yang
Barthes,
semiologi
hendak
mempelajari
bagaimana
periode tertentu. Di dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda,
pertanda, dan tanda. Namun, sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun
oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau dengan kata lain,
mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran kedua. Di dalam mitos pula,
sebuah pertanda dapat memiliki beberapa penanda (Budiman, 2001: 28, dalam
Sobur, 2004: 71).
Mitos dalam pandangan Barthes berbeda dengan konsep mitos dalam arti
umum. Barthes mengemukakan mitos adalah bahasa, maka mitos adalah
sebuah sistem komunikasi dan mitos adalah sebuah pesan. Dalam uraiannya, ia
mengemukakan bahwa mitos dalam pengertian khusus ini merupakan
perkembangan dari konotasi. Konotasi yang sudah terbentuk lama di
masyarakat itulah mitos.
Sajian dan Analisis Data
A. Kumpulan Foto Nude yang Berjudul Pearls of Paradise Karya Graphic
Art dalam Website Pixoto
1. KORPUS I: Pearls of Paradise I
a. Denotasi
Sebuah foto nude dengan posisi model berdiri. Tangan kanan model
memegang bahu dan tangan kiri diletakkan di bawah perut untuk
mengimbangi jatuhnya kalung mutiara. Badan sedikit serong 45 dan
posisi badan mendongak ke sebalah kiri untuk membentuk lekukan
bagian dada. Sinar datang dari arah kanan atas model sehingga
terbentuk efek kontras dan menguatkan garis luar tubuh model. Dengan
8
a. Denotasi
Secara keseluruhan foto ini sangat mirip dengan KORPUS I, akan tetapi
memiliki arah yang berlawanan. Eksplorasi tubuh bagian depan model
menjadi fokus pada foto ini. Model meliukan badannya dan
membusungkan bagian dadanya. Membusungkan dada adalah pose
pada saat perempuan menegakkan punggung sehingga bagian dada akan
terlihat lebih menonjol dari yang seharusnya.
b. Konotasi
Liukan badan model seperti terlihat di atas memberikan kesan smoothy
dari foto yang ditampilkan. Menurut Irawan Firmansyah dalam
tulisannya Body Gesture, pada dasarnya pose membusungkan dada
bisa juga dikonotasikan sebagai kesan gagah dan percaya diri. Akan
tetapi
berbeda
dengan
pendapat
Goffman
dalam
Gender
a. Denotasi
Sudut pemotretan adalah (angle) yang merupakan salah satu unsur
terpenting dalam pengambilan gambar dengan menggunakan kamera
foto. Penyorotan foto ini, paling banyak di dapatkan pada bagian dada
perempuan (dominasi bagian payudara model), dimana diketahui bahwa
10
11
a. Denotasi
Peletakkan kalung mutiara menghiasi bagian vagina model dengan
sedikit melekukan bagian paha model untuk memberikan tekstur dan
kesan tiga dimensi dengan bantuan gelap terang yang dihasilkan oleh
cahaya yang masuk.
Cara pandang pada foto ini, yaitu dari sisi medium, dimana angle foto
mengarahkan pandangannya pada satu titik fokus tertentu. Sudut
pemotretan foto ini dengan sudut pandang tinggi (high angle) dan
format foto horizontal. Sumber cahaya dalam foto adalah cahaya buatan
(lampu) yang sudah tersedia di dalam ruangan pemotretan. Pusat
perhatiannya adalah kalung mutiara yang dibentuk dan diletakkan di
atas vagina hingga bagian perut model.
Pembentukan pose menekuk kaki, sudut pemotretan yang diambil high
angle memperlihatkan bagian vagina model, paha dan betisnya
dijadikan titik penarik perhatian oleh fotografer.
b. Konotasi
Pose berbaring yang dilakukan oleh model dengan sedikit menekuk
bagian paha merupakan penarik perhatian dan penggoda bagi para
pemirsanya (Goffman, 1979: 88).
Detail dan ketajaman yang disengaja dapat membuat intrik dalam
sebuah gambar, terutama saat subyek berada dalam keadaan
diam/bergerak. Permainan dimensi gelap-terang menambah kesan
misteri (Baetens, 2007: 42).
5. KORPUS V: Pearls of Paradise V
12
a. Denotasi
Foto ini terkesan sama dengan KORPUS III, hanya saja yang
membedakan posisi tangan model yang diangkat ke atas untuk
keperluan pengambilan foto secara horizontal.
b. Konotasi
Dengan format foto horizontal, membuat foto tersebut memberikan
kesan luas dan lebar (Harsoputro, 2014). Ditambah dengan sisi
belakang foto yang gelap sehingga memberikan kejelasan fokus
perhatian (focus of interest) dalam foto ini.
Pengambilan gambar seperti memilih bagian tubuh tertentu, juga
memudahkan ketika model yang dihadapi memiliki kesulitan untuk
mengekpresikan dirinya melalui bagian wajah. Dan tentu saja fotografer
lebih bebas bergerak menentukan jarak untuk memotret. (Baetens, 2007
: 47). Pemilihan warna dan konsep lighting yang menimbulkan efek
gelap terang di bagian tubuh perempuan terutama di bagian payudara
yang mempercantik detail-detail tubuh bagian luar. Warna hitam dan
kombinasi high contrast lighting memberikan kesan artistik dalam
sebuah foto yang dihasilkan (Pandji, 2014).
6. KORPUS VI: Pearls of Paradise VI
a. Denotasi
Foto ini diambil secara close up, disamping itu juga memunculkan
wajah pemilik bentuk tubuh indah yang di eksplorasi oleh fotografer.
13
a. Denotasi
Tipikal yang hampir sama dengan KORPUS II. Memperlihatkan
sebagian besar bagian depan model dengan lekukan tubuh yang indah.
14
Bentuk payudara yang montok diimbangi dengan paha yang besar serta
postur model yang sintal/berisi.
Pengambilan gambar secara Mid Shot dari bawah kepala hingga paha
model. Pemilihan pewarnaan hitam putih.
b. Konotasi
Menurut Widianto H. Didet, dalam tulisannya Hitam Putih dalam
Fotografi bahwa foto hitam-putih memberikan kesan detail lebih
terlihat dalam foto. Hal ini dikarenakan minimnya warna yang ada pada
foto (hitam dan putih). Perhatian pada objek akan lebih terfokus.
Pengambilan gambar secara Mid Shot yang memberikan sedikit ruang
lebar ke arah vertical mampu memperlihatkan fokus perhatian (focus of
interest) dari foto ini, yaitu kalung mutiara yang sengaja dikalungkan
dan dibiarkan mengurai ke bawah.
8. KORPUS VIII: Pearls of Paradise VIII
a. Denotasi
Eksplorasi bagian tubuh model tidak berhenti sampai di bagian depan
dan samping tubuh model, melainkan dilanjutkan hingga ke bagian
belakang model.
15
kedalaman
lekukan
dan
gelap
terang
untuk
16
(denotasi)
dengan
makna
literal:
mutiara
surga
yang
17
begitu
komprehensifnya
analisis
ini
sehingga
dapat
20