Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ii
KATA PENGANTAR
Saat ini konsep syariah telah menjadi tren dalam ekonomi global,
mulai dari produk makanan dan minuman, keuangan, hingga gaya hidup.
Sebagai tren baru gaya hidup, maka banyak negara yang mulai
memperkenalkan produk wisatanya dengan konsep halal dan Islami. Bahkan
negara seperti Jepang, Australia, Thailand, Selandia Baru, dan sebagainya
yang notabene bukan negara mayoritas berpenduduk muslim turut membuat
produk wisata syariah. Terminologi wisata syariah masih belum memiliki
batasan yang jelas. Dan masih menggunakan beberapa nama yang cukup
beragam diantaranya Islamic Tourism, Halal Friendly Tourism Destination,
Halal Travel, Muslim-Friendly Travel Destinations, halal lifestyle, dan lain-lain.
Bahkan di Indonesia sendiri batasan konsep pariwisata syariah juga belum
jelas. Menurut beberapa pakar pariwisata wisata syariah merupakan suatu
produk pelengkap dan tidak menghilangkan jenis pariwisata konvensional.
Sebagai cara baru untuk mengembangkan pariwisata Indonesia yang
menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai Islami tanpa menghilangkan
keunikan dan orisinalitas daerah. Penelitian ini mengidentifikasi kondisi
wisata syariah di Indonesia dengan mengambil studi kasus di Aceh dan
Manado. Kedua lokasi tersebut dipilih sebagai perbandingan konsep yang
tepat untuk pengembangan wisata syariah dengan karakteristik demografi
daerah yang berbeda.
Laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna, setidaknya masih
memerlukan saran dan kiritik yang membangun guna perbaikan ke depan.
Namun demikian penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah dan
referensi bagi penyusun kebijakan mengenai pengembangan wisata syariah
di Indonesia.
Jakarta,
November 2015
Asdep Litbang Kebijakan Kepariwisataan
Abdul Kadir
ABSTRAK
Sektor ekonomi berbasis Islam akhir-akhir ini telah meningkat secara
signifikan, yaitu kuliner, keuangan Islam, industri asuransi, fesyen, kosmetik,
farmasi, hiburan, dan pariwisata. Pariwisata Syariah dipandang sebagai cara
baru untuk mengembangkan pariwisata Indonesia yang menjunjung tinggi
budaya dan nilai-nilai Islami. Wisata syariah tidak diartikan sebagai suatu
wisata ke kuburan (ziarah) ataupun ke masjid, melainkan wisata yang di
dalamnya berasal dari alam, budaya, ataupun buatan yang dibingkai dengan
nilai-nilai Islam. Wisata syariah tidak hanya melulu terkait dengan nilai-nilai
agama, tetapi lebih mengarah pada lifestyle. Kondisi pariwisata syariah di
Indonesia masih belum maksimal. Padahal jika digarap lebih serius, potensi
pengembangan wisata syariah di Indonesia sangat besar. Belum banyak biro
perjalanan yang mengemas perjalanan inbound dengan paket halal travel,
tetapi lebih banyak pengemasan perjalanan outbound seperti umrah dan haji.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan potensi destinasi
wisata syariah di Indonesia, menganalisis kesiapan masing-masing destinasi
wisata melalui persepsi pelaku usaha wisata dan wisatawan dalam
mengembangkan wisata syariah di Indonesia, dan menghasilkan strategi
yang tepat untuk mengembangkan wisata syariah sesuai karakteristik
destinasi wisata di Indonesia. Pengumpulan data dan informasi dilakukan
melalui FGD, wawancara mendalam dan penyebaran kuesioner terhadap 100
orang wisatawan di Aceh dan Manado. Berdasarkan hasil kajian ini, Aceh
sudah cukup optimal mencanangkan wisata syariah dalam produk wisatanya
namun masih memerlukan beberapa perbaikan atau strategi dalam
menggaet wisman Malaysia sebagai market utamanya. Sementara, Manado
ditemukan belum optimal atau belum siap dalam pengembangan wisata
syariah dan masih cukup banyak yang harus disiapkan jika akan
mengembangkan wisata syariah.
Kata kunci: wisata syariah, pengembangan wisata
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
ABSTRAK.......................................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
o
i
ii
iii
1. PENDAHULUAN................................................................................................................
1.1. Latar Belakang........................................................................................................
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah............................................................
1.3. Ruang Lingkup/Batasan Masalah Penelitian.............................................
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................................................
1.5. Manfaat Penelitian......................................
1.6. Strategi Pencapaian Keluaran.
1
1
6
9
10
10
10
12
12
12
15
19
22
27
3. METODE PENELITIAN...............
3.1. Pendekatan Penelitian....
3.2. Metode Pengolahan Data.......
3.3. Jenis dan Sumber Data..............................
3.4. Penentuan Variabel dan Definisi Operasional Variabel
(Operasionalisasi Konsep).........................................................................
3.5. Teknik Pengambilan Sampel......................
3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.....
3.7. Teknik Analisis Data.....
28
28
28
28
iii
29
31
33
34
35
35
35
40
41
44
47
49
58
58
60
95
99
102
102
102
108
110
111
112
114
115
115
118
155
161
6. PENUTUP..
163
DAFTAR PUSTAKA....
LAMPIRAN...
Lampiran 1 Pedoman Wawancara.
Lampiran 2 Pedoman FGD .......
Lampiran 3 Kuesioner ..
Lampiran 4 Foto Kegiatan .....................................................................................................
175
180
181
188
191
194
iv
BAB
PENDAHULUAN
-1-
-2-
Sumber: The Future of World Religions: Population Growth Projections, 2010 2050. PEW
Research Center (Worldaffairsjournal, 2015)
-3-
pengeluaran global sektor perjalanan di tahun 2019 (di luar perjalanan haji
dan umrah). Di sektor media dan rekreasi, muslim dunia menghabiskan
sekitar US$185 miliar atau 7,3 persen pengeluaran global pada tahun 2013
dan diperkirakan mencapai US$301 miliar pada 2019 atau sekitar 5,2 persen
dari pengeluaran global (Reuters & DinarStandard, 2014).
Studi yang sama juga dilakukan oleh MasterCard dan CrescentRating
(2015) dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2015, bahwa pada tahun
2014 terdapat 108 juta wisatawan muslim yang merepresentasikan 10
persen dari keseluruhan industri wisata dan segmen ini memiliki nilai
pengeluaran sebesar US$145 miliar. Diperkirakan pada tahun 2020 angka
wisatawan muslim akan meningkat menjadi 150 juta wisatawan dan
mewakili 11 persen segmen industri yang diramalkan dengan pengeluaran
menjadi sebesar US$200 miliar. Berikut ini adalah 10 besar negara tujuan
wisatawan muslim:
Tabel 1.2. Sepuluh Besar Negara Tujuan Organisation of Islamic Cooperation
(OIC) dan Non-OIC dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2015
Peringkat
Destinasi OIC
Skor
Destinasi Non-OIC
1
Malaysia (1)
83,8
Singapura (9)
2
Turki (2)
73,8
Thailand (20)
3
UEA (3)
72,1
Inggris (25)
4
Saudi Arabia (4)
71,3
Afrika Selatan (30)
5
Qatar (5)
68,2
Perancis (31)
6
Indonesia (6)
67,5
Belgia (32)
7
Oman (7)
66,7
Hongkong (33)
8
Jordania (8)
66,4
Amerika Serikat (34)
9
Moroko (9)
64,4
Spanyol (35)
10
Brunei (10)
64,3
Taiwan (36)
Keterangan: (..) Ranking GMTI secara keseluruhan 2015
Sumber: CrescenRating, GMTI Report 2015
Skor
65,1
59,2
55,0
51,1
48,2
47,5
47,5
47,3
46,5
46,2
-5-
-6-
-7-
-8-
-9-
- 11 -
BAB
- 12 -
Item
Perbandingan
Obyek
Tujuan
Target
Guide
Konvensional
Religi
Alam,
budaya,
Heritage, Kuliner
Menghibur
Tempat
Ibadah,
Peninggalan Sejarah
Meningkatkan
Spritualitas
Menyentuh
kepuasan
dan
kesenangan
yang
berdimensi nafsu,
semata-mata hanya
untuk hiburan
Memahami
dan
menguasai
informasi sehingga
bisa
menarik
wisatawan terhadap
- 13 -
Syariah
Semuanya
Meningkatkan
Spirituaitas dengan
cara menghibur
Memenuhi
keinginan
dan
kesenangan
serta
menumbuhkan
kesadaran
beragama
Membuat
turis
tertarik pada obyek
sekaligus
membangkitkan
spirit
religi
obyek wisata
Fasilitas Ibadah
Sekedar pelengkap
Sekedar pelengkap
6
7
Kuliner
Umum
Umum
Relasi
dengan Komplementar dan Komplementar dan
Masyarakat
hanya
untuk hanya
untuk
dilingkungan
keuntungan materi
keuntungan materi
Obyek Wisata
8
Agenda
Setiap Waktu
Waktu-waktu
Perjalanan
tertentu
Sumber: Ngatawi Al Zaztrow dalam Hamzah dan Yudiana, 2015
wisatawan. Mampu
menjelaskan fungsi
dan peran syariah
dalam
bentuk
kebahagiaan
dan
kepuasan
batin
dalam
kehidupan
manusia.
Menjadi bagian yang
menyatu
dengan
obyek
pariwisata,
ritual
ibadah
menjadi
bagian
paket hiburan
Spesifik yang halal
Integrated, interaksi
berdasar
pada
prinsp syariah
Memperhatikan
waktu
- 14 -
- 15 -
Skor
83,8
73,8
72,1
71,3
68,2
67,5
66,7
66,4
64,4
64,3
Destinasi Non-OIC
Singapura (9)
Thailand (20)
Inggris (25)
Afrika Selatan (30)
Perancis (31)
Belgia (32)
Hongkong (33)
Amerika Serikat (34)
Spanyol (35)
Taiwan (36)
Skor
65,1
59,2
55
51,1
48,2
47,5
47,5
47,3
46,5
46,2
- 16 -
sopan. Tayangan televisi dan situs-situs internet dipilih sesuai dengan aturan
Islam.Mushala yang disediakan juga dilengkapi peredam suara dari luar
(Nashrullah & Pratiwi, 2014).
Dalam jajak pendapat yang dibuat BBC Turki baru-baru ini, 60 persen
wisatawan mencari hotel berlabel halal dan jumlah itu terus meningkat.
Kebanyakan wisatawan menghindari hotel yang menyajikan alkohol dan
makanan tak halal. Presiden Asosiasi Jurnalis Pariwisata (TUYED) Kerem
Kofteoglu menyampaikan, sektor pariwisata harus toleran terhadap semua
jenis wisatawan, termasuk bagi wisatawan berkerudung dan yang tidak.
Kofteoglu mengatakan, "Kami tak bisa memilih tamu yang singgah."
(Nashrullah & Pratiwi, 2014)
Muslim Traveler Index Europe 2014 memperkirakan nilai wisata halal
Eropa mencapai 137 miliar dolar AS. Turki sendiri termasuk menjadi lima
besar negara tujuan wisatawan pencari pariwisata syariah di Eropa.
Nilainya bahkan mencari 103 miliar euro pada 2013 atau sekitar 13 persen
dari total nilai pariwisata halal dunia. Turki diperkirakan akan meraih hingga
141 miliar euro dari sektor ini pada 2020.
b. Malaysia
Menurut laporan Pew Research Center tahun 2010 jumlah penduduk
Malaysia sebesar 28.400.000, dengan komposisi pemeluk beragama sebagai
berikut:
Agama
Folk Religions
2%
Hindus
6%
Christians
9%
<1%nother
<1% Jews
religion
<1% Unaffiliated
Muslims
63%
Buddhists
17%
- 17 -
- 20 -
Wisata
o
o
o
o
o
Indonesia
8.802.129
1.729.912
(ME: 183.016)
20%
Hotel Syariah
bersertifikat: 12
Hotel dengan
Restoran halal
bersertifikat: 25
Restoran
bersertifikat
halal: 305
Spa syariah
bersertifikat: 0
Travel syariah
bersertifikat: 1
Singapura
15.567.923
3.920.907
(ME: 146.503)
25%
o Hotel &
restoran
bersertifikat
halal: 2.691
o Ada AMTAS
(Association of
Muslim Travel
Agent of
Singapore)
o
o
- 21 -
Malaysia
25.715.460
6.099.279
(ME: 332.736)
24%
Hotel
syariah
bersertifikat: 366
(273 bintang 3
s/d 5, 53 hotel
bintang 1 & 2, 40
budget hotel &
restoran)
Restoran
bersertifikat
halal 2.000
The
Top
destination for
muslim tourist
in 2011, 2012,
2013 & 2014
by
CrescentRating
Singapore
KLIA terpilih
sebagai
the
Most Muslim
Friendly
Airport in the
world
o
o
Thailand
26.546.725
4.419.310
(ME: 630.243)
17%
Hotel & restoran
bersertifikat halal
100
Memiliki halal
science center
yang mendukung
Thailand menjadi
salah satu
produsen &
eksportir produk
halal terbesar di
Asia
The airways
catering memiliki
the largest halal
kitcehn in the
world
Bandara
internasional
Suvarnabhumi
adalah bandara
non-muslim yang
paling MuslimFriendly
(CrescentRating)
Fakta yang ada pariwisata syariah di Indonesia pada tahun 2013 yaitu hotel
syariah besertifikat baru 37 hotel. Sebanyak 150 hotel menuju operasional
syariah. Begitu juga dengan restoran, dari 2.916 restoran, baru 303 yang
bersertifikat halal. Sebanyak 1.800 mempersiapkan diri sebagai restoran
halal. Sedangkan tempat relaksasi, SPA kini baru berjumlah tiga unit.
Sebanyak 29 sedang proses untuk mendapatkan sertifikat halal.
2.2. Penelitian Terdahulu
Guna menghindari adanya plagiarisme, beberapa hasil penelitian dan
publikasi yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
2.2.1. Penelitian yang berjudul Internet and Halal Tourism Marketing
oleh Mevlt Akyol dan zgr Kilin
Hasil penelitian tersebut diterbitkan pada International Periodical for
the Languages, Literature and History of Turkish or Turkic Volume 9/8
Summer 2014, p. 171-186, Ankara-Turkey. Tujuan dari penelitian tersebut
adalah untuk menyajikan konsep pemasaran halal di dunia dan di Turki.
Dalam konteks ini, salah satu perusahaan perantara, yang disebut "hotel
halal", dianalisa dalam kerangka deskriptif. Penelitian yang dikembangkan
adalah definisi marketing halal, konsep wisata halal dan hotel halal, deskripsi
wisata halal di Turki, pentingnya internet dalam marketing wisata, dan
analisis visual dan textual dari website hotel-hotel halal di Turki. Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah pelaku marketing halal harus
mempertimbangkan harapan hotel halal baik untuk wisatawan Muslim dan
non-Muslim. Muslim mencari liburan yang koheren dengan Islam dan
harapan non-Muslim juga mendapatkan keamanan dan kebersihan.Hal
tersebut harus diperhitungkan oleh pelaku marketing halal. Hasil analisis
visual dan tekstual menunjukkan bahwa sebagian besar hotel Islam koheren
dengan Islam. Misalnya, memberikan prinsip makanan dan non-alkohol halal,
fasilitas terpisah untuk wanita dan ruang doa adalah fitur utama dan umum
dari Islam atau hotel halal. Berikut tabel klasifikasi hotel islami menurut
Ramli dalam Akyol & Kilin, 2014:
Tabel 2.5. Klasifikasi Hotel Ramah Muslim
RATING
One
Two
- 22 -
Food
Signage;
Prayer
rug in
guest
room
Three
Only Halal
Dedicate
Qiblah
Gym &
Food &
Prayer
Pointing
Swimming
Alcohol Free
Room/Surau
Signage;
Pool have
Beverages
with
Prayer
dedicated
Served
abdution
rug in
hours for
space
guest
Ladies only
room; at
least 50 %
are no
smoking
guest
rooms
Four
Only Halal
Dedicate
Qiblah
Separate
Food &
Prayer
Pointing
Gym &
Alcohol Free
Room/Surau
Signage;
Enclosed
Beverages
with
Prayer
Swimming
Served
abdution
rug in
Pool for
space &
guest
Ladies
resident
room;
imam
only no
smoking
guest
rooms
Five
Only Halal
Dedicate
Qiblah
Separate
Shariah
Food &
Prayer
Pointing
Gym &
Compliant
Alcohol Free
Room/Surau
Signage;
Enclosed
Entertainment
Beverages
with
Prayer
Swimming
&
Served
abdution
rug in
Pool, Spa &
Recreational
space &
guest
Health
Facilities
resident
room;
Facilities
Facilities for
imam
only no
for Ladies
all ages
smoking
guest
rooms
Sumber: Ramli, N. (2009). Halal Tourism: The Way Forward. In: International
Conference on Law and Social Obligation, 2009, Kashmir, India dalam Akyol
& Kilin, 2014
Selain itu, hotel islami, internet dan media sosial menyediakan platform
komunikasi yang signifikan untuk hotel halal karena halal berorientasi
pemasok industri dan perantara umumnya menargetkan populasi Muslim.
Dengan demikian, internet mungkin menawarkan kesempatan besar untuk
mendapatkan perhatian dari pasar ini. Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan. Yang pertama adalah ukuran sampel mungkin tidak cukup
besar untuk menggeneralisasi temuan. Yang kedua adalah hanya
menganalisis hotel bintang lima, sehingga hotel dibawahnya dikeluarkan.
Keterbatasan terakhir adalah hanya menggunakan situs web untuk
mendapatkan gambar dari hotel karena itu, media lain seperti majalah, surat
- 23 -
- 24 -
Tengah. Analisis dari 367 situs akomodasi yang ditemukan hanya tiga situs
yang secara khusus menyebutkan halal dan juga mengidentifikasi sejumlah
atribut yang dapat mencegah lebih banyak wisatawan halal konservatif.
Temuan tersebut menimbulkan pertanyaan signifikan terhadap kapasitas
sektor akomodasi Selandia Baru untuk kedua menyampaikan informasi
akomodasi yang tepat untuk pasar Islam serta memberikan pengalaman
memuaskan untuk mereka yang tinggal. Perbaikan substansial dalam
pelatihan dan pendidikan direkomendasikan.
Selandia Baru telah semakin mempromosikan dirinya sebagai tujuan
ramah Muslim untuk menarik wisatawan halal. Banyaknya eksportir daging
sapi halal dan domba negara ini berusaha untuk mempromosikan penawaran
halal lainnya. Namun, penyediaan wisata halal dan perhotelan adalah proses
yang jauh lebih rumit daripada daging halal. Hal ini membutuhkan
pemahaman yang lebih bernuansa konsumen Islam dan posisi sosial-budaya
mereka dan tuntutan yang berbeda ini akan memiliki pada pemasok.
Sejumlah atribut yang berbeda dari akomodasi halal diidentifikasi dari
literatur (Battour et al, 2010;.Henderson, 2010; Stephenson 2014) dan
diterapkan pada analisis isi dari situs penyedia akomodasi dari Auckland dan
Rotorua. Hanya 3 dari 367 situs dianalisis disebutkan halal dan hanya satu
yang bersertifikat.
2.2.4. Penelitian Potensi Desa Wisata Berbasis Syariah di Kabupaten
Sleman yang dilakukan oleh Unggul Priyadi, Yazid, Eko Atmaji.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi
pengembangan desa wisata yang ada di kabupaten Sleman untuk menjadi
desa wisata syariah sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakat setempat.
Analisa data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif
menggunakan metode SWOT. Kesimpulan dari penelitian ini adalah potensi
wisata di kabupaten Sleman cukup besar untuk dikembangkan menjadi desa
wisata karena telah tersedia fasilitas yang mendukung yaitu tempat ibadah
yang memadai dan mudahnya akses makanan halal. Kendala dalam usaha
pengembangan antara lain masyarakat masih belum memahami desa wisata
syariah, kurangnya promosi dan layanan yang belum berstandard serta
terbatasnya kreatifitas kerajinan dan kesenian.
Alternatif strategi pengembangan yang ditawarkan peneliti yaitu
peningkatan pemahaman masyarakat tentang desa wisatasyariah,
optimalisasi potensi alam, sosial dan budaya untuk merespon
minatmasyarakat untuk berkunjung atau
meningkatkan frekuensi
kunjungan ke desa wisata. Namun yang paling penting adalah komitmen
semua pihak dalam merealisasikan strategi-strategi yang telah disusun untuk
mengembangkan desa wisata syariah di kabupaten Sleman.
- 25 -
Deskripsi potensi
pengembangan wisata syariah
Atraksi wisata:
Alam, Budaya,
Buatan
Amenitas:
Perhotelan, Restoran,
Biro Perjalanan Wisata,
Spa, pramuwisata
Aksesibilitas
Ancillary/
kelembagaan
- 27 -
BAB
METODE PENELITIAN
3.1.
Pendekatan Penelitian
Berdasarkan tujuan, penelitian ini termasuk penelitian bersifat
deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan
didukung pula dengan data kualitatif. Cakupan/besaran sumber data yang
dijadikan sebagai subyek penelitian hanya sampel yang dianggap
representatif. Menurut Sugiyono (2012):23) dikatakan metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik. Selain itu, pendekatan kuantitatif digunakan karena peneliti
menempatkan teori sebagai titik tolak utama atas rasa ingin tahu peneliti
untuk mengukur tingkat kesiapan destinasi wisata dalam mengembangkan
wisata syariah di Indonesia.
3.2.
- 28 -
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan
dengan cepat. Dalam penelitian ini menjadi sumber data sekunder adalah
literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Selain itu juga berasal dari kantor-kantor
pemerintah dan instansi terkait, antara lain jumlah kunjungan wisatawan
ke Aceh dan Manado, serta gambaran umum lokasi penelitian, dan
beberapa informasi lain yang berisikan tentang pariwisata syariah.
3.4.
Variabel
Atraksi
Amenitas
1.
2.
3.
1.
Sub Variabel
Alam
Budaya
Buatan
Perhotelan
- 29 -
Indikator
Pertunjukan Seni dan
Budaya serta atraksi yang
tidak bertentangan dengan
kriteria umum Pariwisata
Syariah
Terjaga kebersihan sanitasi
dan lingkungan
Terdapat tempat ibadah
yang layak dan suci untuk
wisatawan
muslim
di
Objek wisata.
Tersedia sarana bersuci
yang layak (kebersihan dan
ketersediaan air untuk
bersuci) di objek wisata.
Tersedia makanan dan
minuman halal
Tersedia fasilitas yang
layak untuk bersuci
Tersedia fasilitas yang
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
memudahkan untuk
beribadah
Tersedia makanan dan
minuman yang halal
Fasilitas dan suasana yang
aman, nyaman dan
kondusif untuk keluarga
dan bisnis
2.
3.
4.
Restaurant/Penyedia
Makananan dan
Minuman
Spa
5. Pramuwisata
- 30 -
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Aksesibilitas
Ancillary
1.
1.
Informasi
2.
Keterjangkauan
Kelembagaan
2.
Pemberdayaan
masyarakat
3.
Pemasaran
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
3.5.
- 31 -
/2 2
)
Dimana:
N
= jumlah sampel
Z/2 = nilai yang didapat dari tabel normal atas tingkat keyakinan
= 96,04
Jadi berdasarkan rumus di atas, sampel yang diambil sebanyak 96,04 orang.
Untuk memudahkan perhitungan makan dibulatkan ke atas menjadi 100
orang. Kriteria responden wisatawan yang akan diambil sebagai sampel
sebesar 100 orang adalah:
a. Responden yang berusia di atas atau sama dengan 17 tahun
b. Responden beragama Islam
- 32 -
- 33 -
- 34 -
BAB
- 35 -
- 36 -
d. Kerkhoff
Kerkhoff adalah sebuah komplek kuburan serdadu Belanda yang
gugur dalam peperangan melawan rakyat Aceh. Komplek makam yang cukup
luas ini berlokasi di Jalan Teuku Umar, disamping Blang Padang, Banda Aceh.
Kerkhoff dibangun pada tahun 1880 dan di dalam komplek ini terdapat
kurang lebih 2.200 kuburan serdadu Belanda yang dimakamkan Jenderal JHR
Kohler yang gugur ditembak oleh pasukan Aceh di depan Masjid Raya
Baiturrahman.
Selain itu pengunjung juga bisa mengetahui kisah-kisah
tentang prajurit semasa hidupnya yang diceritakan sekilas pada batu nisan.
Kuburan-kuburan ini seolah bercerita kepada pengunjung tentang
bagaimana penghuninya semasa hidup.
Gambar 4.2.
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR Pengunjung menikmati suasana di Gedung
Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh. Selain berisi informasi tentang gempa dan
tsunami, museum berlantai empat dengan arsitektur modern yang dibangun tahun
2007 tersebut juga diperuntukkan sebagai tempat evakuasi bencana alam.
(http://travel.kompas.com/read/2015/10/10/151000627/5.Obyek.Wisata.Sejarah.
di.Banda.Aceh)
bercahaya redup dengan atap berhias kaca patri berlafal Allah. Suasana
dramatis semakin terasa karena di sekeliling dindingnya ditempelkan nama
ribuan korban akibat tsunami. Khusus untuk lantai 4 diperuntukkan sebagai
tempat evakuasi bencana alam bagi para warga. Selama berkunjung
pengunjung bisa menikmati semua fasilitas secara gratis.
- 38 -
di Kota Banda Aceh memang terasa kurang bila belum berkunjung ke situs
PLTD Apung. Kapal PLTD Apung ini sebelumnya digunakan untuk mengatasi
kekurangan arus listrik di Banda Aceh. Namun, di pengujung tahun 2004
tsunami menerjang Aceh. Gelombang raksasa mendamparkan kapal
pembangkit arus listrik ini ke daratan.
- 39 -
- 40 -
Country Steak House, Warung Makan Hasan 3 (Cabang Kreung Cut), Pizza
Hut, Tanabata Coffee, Thousand Hills Ketambe, Soup Sumsum Kutaraja,
Restoran Kartika, Menara Bambu Cafe, Kentucky Fried Chicken (KFC), Ayam
Bakar Wong Solo, Restoran Bunda, My Bread Bakery and Cafe, Rumah Makan
Asia, Nasi Gurih Fakinah, Restoran Aceh Barat, Rumah Makan Aceh Rasa
Utama, Oasis Lobby Lounge, Caswells Coffee, Mie Ramen Akira, Tropicana,
Texas Chicken, PP Cafe & Restaurant, Rendesuous Restaurant, Tanabata,
Ramayana Baksi Batoh, Kopi Beurawe, RM Kurnia Dewi, Pizza Corner, Rumah
Makan Garuda, RM Narita, RM Edy Putra, RM Cindy Baru, Joglo Cafe, RM Aceh
Setia.
Dalam mendukung pengembangan wisata syariah, jika dilihat dari
sarana ibadah yang tersedia di Kota Banda Aceh pada tahun 2014 sebesar 95
(....% dari 3939 buah di Provinsi Aceh) buah dan 76 Meunasah/Masjid kecil
(...% dari 6363 buah di Provinsi Aceh). Di Kota Banda Aceh juga terdapat 26
pesantren (5,24% dari 1202 jumlah pesantren di Provinsi Aceh) dengan
jumlah Tengku/guru sebanyak 418 orang (2,63 % dari 15.906 orang
Tengku/guru di Provinsi Aceh) (sumber: (BPSProvAceh, 2014)).
4.1.3.
a. Kondisi jalan
- 41 -
- 42 -
12:00 14:45
Banda Aceh Jakarta
08:20 11:05
15:50 18:35
ii.
Lion Air (7 kali dalam seminggu)
Jakarta Banda Aceh
08:45 11:35
Banda Aceh Jakarta
12:15 15:05
iii.
Susi Air
Susi Air mulai mengoperasikan dua KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)
subsidi yang dipusatkan di Nagan Raya dan Takengon. Dua wilayah
yang dijadikan jantung penerbangan perintis itu dipastikan mampu
melayani 10 rute penerbangan di Aceh. KPA Nagan Raya yang sudah
beroperasi melayani empat rute, yaitu Sinabang-Nagan Raya, Banda
Aceh-Nagan Raya, Medan-Singkil, dan Kutacane-Banda Aceh.
Sementara KPA Takengon memiliki enam rute penerbangan, masingmasing Medan-Takengon, Banda Aceh-Blangpidie, Banda AcehTapaktuan, Medan-Blangpidie, Medan-Tapaktuan, dan Banda AcehTakengon.
Sementara itu, penerbangan internasional ke Aceh hanya ada penerbangan
dari dan ke Malaysia, seperti:
i. Air Asia (10 kali dalam seminggu)
Kuala Lumpur Banda Aceh
08:00 08:25
Banda Aceh Kuala Lumpur
08:50 11:20
ii.
Firefly (7 kali dalam seminggu)
Penang Banda Aceh
11:05 11:45
Banda Aceh Penang
12:15 2:55
iii. Lion Air (7 kali dalam seminggu)
Penang Banda Aceh
12:10 15:55
Banda Aceh Penang
13:00 18:05
4.1.4. Potensi Market Wisatawan
Aceh masih sebatas menjadi tempat transit bagi para wisatawan,
terutama dari Eropa (travel.kompas, 2014). Umumnya, tujuan utama
wisatawan adalah Sumatera Utara. Berikut ini jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Banda Aceh berdasarkan kawasan:
- 44 -
- 45 -
Republik Rakyat Cina sebesar 308 orang (1,27%), Inggris yaitu 404 orang
(1,67%), Arab Saudi sebesar 15 orang (0,06%) dan negara Afrika Selatan
sebesar 6 orang (0,02%). Dari 18.870 wisman Malaysia, sebanyak 18.612
orang menggunakan izin BVKS (Bebas Visa Kunjungan Singkat), 217 orang
menggunakan visa kunjungan, 22 orang menggunakan Visa Kunjungan
Beberapa Kali Perjalanan.
Peningkatan kunjungan wisatawan di Aceh tidak lepas dari semakin
terkenalnya Aceh terutama lewat penerapan syariat Islam dan tsunami yang
membuat wisatawan dari negara lain penasaran. Selain itu, kondisi Aceh
yang sudah kondusif untuk menerima kunjungan wisatawan. Banyaknya
wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Aceh, berdasarkan hasil wawancara
dikarenakan adanya kedekatan kultur melayu dan histori, sehingga Malaysia
menjadi target market utama bagi Aceh. Dengan demikian, perlu suatu
strategi pembuatan paket wisata yang menarik dengan cara menyediakan
sesuatu di Aceh, dimana Malaysia tidak memilikinya.
Merujuk Banda Aceh dalam Angka 2014, tingkat kunjungan wisatawan
nusantara sebanyak 183.286 orang tahun 2013. Namun, berdasarkan
banyaknya kunjungan wisatawan domestik di situs pariwisata tertentu Kota
Banda Aceh pada tahun 2013 (Kapal di atas Lampulo Kuta Alam, Kapal PLTD
Apung Punge Blang Cut, dan Makam Syiah Kuala) sebesar 390.256
kunjungan. Sebagai contoh pada masa liburan panjang hari raya Idul Fitri di
kawasan Lhoknga atau sekitar 17 kilometer arah barat Kota Banda Aceh,
para pengunjung objek wisata itu tidak hanya didominasi masyarakat lokal,
tapi juga wisatawan nusantara terutama asal Kota Medan, Padang,
Palembang, dan Jakarta.
Jumlah wisatawan ke Kota Banda Aceh jika dihitung dari jumlah tamu
yang menginap di hotel/akomodasi adalah sebagai berikut: Jumlah
kunjungan wisman selama 2014 mencapai 11.103 dibandingkan 5.317 pada
tahun 2013. Jumlah wisnus tahun 2014 sebanyak 224.939 dibandingkan
dengan tahun 2013 yang mencapai 229.589. Tahun 2015 ini Aceh telah
menetapkan target kunjungan wisnus ke Aceh sebesar satu juta. Target
wisman yang awalnya 40 ribu kunjungan kini dinaikkan menjadi 100 ribu.
Dan total jumlah wisatawan yang datang ke kota Banda Aceh ditargetkan
25% dari total jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Aceh.
Konsep wisata syariah tidak hanya akan menarik minat kunjungan
wisatawan domestik, tapi juga mancanegara. Terlebih baru-baru ini Aceh
resmi memiliki Qanun (peraturan daerah) tentang Hukum Jinayat (hukum
pidana Islam) yang berlaku bagi Muslim dan nonMuslim. Pengesahan Qanun
tersebut tidak perlu dikhawatirkan akan menurunkan jumlah wisatawan ke
Aceh. Justru, pemerintah Aceh harus mengambil kesempatan, yakni
- 46 -
pengembangan wisata syariah. Dengan Qanun tersebut, Aceh lebih aman bagi
wisatawan yakni ada polisi syariah.
Berdasarkan data statistik Provinsi Aceh, dilihat dari segi kuantitas,
wisatawan di Aceh memang mengalami peningkatan namun tidak dalam
kualitas wisatawannya. Berdasarkan Length of Stay (LoS) wisatawan, di Aceh
belum menjadi tempat tujuan wisata utama para wisatawan domestik dan
mancanegara. Hal itu terlihat dari menurunnya rata-rata lama menginap
wisatawan di sejumlah hotel di Aceh, yakni dari 3-4 hari pada 2012 menjadi
berkisar 1-2 hari tahun 2013 (Asdhiana, 2014). Pada tahun 2015 ini angka
kunjungan wisatawan ke Provinsi Aceh ditargetkan naik 30 persen atau
sebanyak 1,8 juta orang pada tahun 2015. Untuk mencapai target tersebut,
pemerintah setempat telah menyiapkan berbagai even dan atraksi wisata
yang digelar sepanjang tahun 2015.
4.1.5. Dampak Pariwisata di Banda Aceh
a. Sumbangan Terhadap PDRB
Naiknya angka kunjungan ke Banda Aceh, telah meningkatkan
perekonomian warga dan menghidupkan industri kreatif masyarakat.
Disbudpar Banda Aceh terus membenahi sektor pariwisata untuk
menggenjot kunjungan lebih banyak lagi. Bahkan gencar melakukan promosi
potensi wisata lewat berbagai even dan media. Andalan pariwisata Banda
Aceh adalah situs tsunami, sejarah, budaya, bahari, dan kuliner.
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk
dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha
memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan
pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan
dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Perkembangan
pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun
investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang
dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanjaannya,
sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (Tourism Final Demand)
pasar barang dan jasa. Selanjutnya final demand wisatawan secara tidak
langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku
(Investment Derived Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan
wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi
permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan
komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri
produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain
(Spillane, 1994 : 20). Berikut ini Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Banda Aceh:
- 47 -
Tabel 4.3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Banda Aceh (Juta Rupiah), 2011 2013
No
Sektor
2011
2012*)
(1)
(2)
(3)
(4)
176.231,55
0,00
172.720,10
71.095,61
782.637,44
1.995.021,58
1.931.107,33
15.796,16
180.371,69
0,00
190.907,52
90.514,13
878.745,31
2.293.635,22
2.220.553,23
17.799,11
(12,68%)
55.282,88
(14,89%)
2.820.931,11
(6,83%)
414.414,87
201.958,65
0,00
208.982,65
110.227, 18
965.626,86
2.613.108,17
2.529.749,95
20.015,10
(12,45%)
63.343,13
(14,58%)
3.011.140,90
(6,74%)
441.571,73
3.480.915,73
3.312.143,25
168.772,48
110.109,83
17.854,14
(9,24%)
40.808,51
4.229.089,62
4.046.024,79
183.064,83
119.090,39
20.150,19
(12,86%)
43.824,26
I
II
III
IV
V
VI
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Konstruksi
Perdagangan, Hotel, & Restoran
1. Perdagangan Besar & Eceran
2. Hotel
3.
Restoran
VI
VI
VII
48.118,10
2.640.522,39
368.502,57
2.785.316,42
2.633.544,43
151.771,99
98.122,24
16.343,21
3.
2013**)
(5)
- 48 -
- 49 -
- 50 -
- 51 -
- 52 -
- 53 -
- 54 -
wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan
tempat hiburan; dan Selain objek dan daya tarik wisata tersebut,
Pemerintah Aceh dapat pula menetapkan objek dan daya tarik wisata
lainnya.
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dilakukan dengan
memperhatikan: nilai-nilai Islam, adat-istiadat, serta kearifan lokal,
kehidupan ekonomi dan sosial budaya, kelestarian budaya dan mutu
lingkungan hidup, dan kelangsungan usaha pariwisata.
Pengelola hotel berbintang berkewajiban:
1) memberi kenyamanan kepada tamu hotel;
2) memberi laporan singkat tentang penghunian kamar secara berkala setiap
3 (tiga) bulan kepada gubernur melalui instansi yang menangani bidang
kepariwisataan Aceh;
3) memberikan kesempatan kepada pihak yang berwenang untuk melakukan
pemeriksaan apabila dibutuhkan;
4) menjaga dan mencegah penggunaan hotel berbintang dari kegiatan yang
dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum serta melanggar
syariat Islam;
5) melakukan upaya peningkatan sumber daya manusia secara terus
menerus berdasarkan standarisasi dan sertifikasi kompetensi;
6) memelihara higienis dan sanitasi dalam hotel dan lingkungan
pekarangannya;
7) menetapkan persyaratan penghunian kamar, termasuk tarif kamar yang
diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh tamu hotel;
dan
8) melampirkan perubahan persetujaun prinsip dan izin usaha pada setiap
perubahan nama atau pemindahtanganan pemilik hotel berbintang.
9) Masyarakat, tokoh adat, dan ulama memiliki kesempatan yang sama dan
seluas-luasnya
untuk
berperanserta
dalam
penyelenggaraan
kepariwisataan Aceh. Peran serta masyarakat tersebut berupa pemberian
saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, masukan terhadap
pengembangan kepariwisataan, dan berperan aktif dalam pengelolaan
objek wisata serta pengawasan penyelenggaraan kepariwisataan Aceh.
Masyarakat dapat membentuk kelompok-kelompok masyarakat
pariwisata yang disebut dengan kelompok sadar wisata pada kawasan objek
wisata. Kelompok masyarakat wisata dibina oleh Instansi yang menangani
bidang kepariwisataan. Kelompok masyarakat pariwisata yang dibentuk
secara resmi, dapat melaksanakan segala kegiatan pariwisata di daerahnya
sesuai dengan syariat Islam. Kelompok masyarakat pariwisata berperanserta
dalam memberikan saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan dan masukan
terhadap arah kebijakan pengembangan pariwisata Aceh.
- 55 -
d. Ketentuan Pidana
Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai penyelenggaraan
kepariwisataan Aceh yang meliputi kegiatan usaha jasa pariwisata,
pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata
sebagaimana diatur dalam qanun ini, dikenakan Sanksi sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan dan peraturan perundang-undangan lainnya.
e. Fatwa terhadap Penyelenggaraan Kepariwisataan di Aceh
Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh melaksanakan Kegiatan Sidang
Paripurna ke IV pada bulan Mei 2014, dibuka oleh Ketua MPU Aceh Drs. Tgk.
H. Gazali Mohd. Syam dan diikuti oleh 44 orang peserta, terdiri dari Pimpinan
dan Anggota MPU Aceh yang berasal dari utusan provinsi dan utusan
Kabupaten/Kota se-Aceh. Agenda Sidang Paripurna adalah mengenai
Pariwisata dalam Pandangan Islam.
Dalam rumusan Keputusan Sidang/Fatwa yang dihasilkan dalam
Sidang Paripurna MPU Aceh, disampaikan poin-poin keputusan tentang
Pariwisata dalam Pandangan Islam, yaitu:
Pertama : FATWA
Satu : Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait dengan bidang tersebut;
Dua : Pariwisata yang di dalamnya terkandung unsur-unsur kemaksiatan
hukumnya haram;
Tiga : Pariwisata yang didalamnya terkandung nilai-nilai kemaslahatan
hukumnya mubah (boleh).
Kedua : TAUSHIYAH
Satu : Pemerintah Aceh diharapkan untuk lebih mengedepankan nilai-nilai
Syariat Islam dalam pembangunan pariwisata di Aceh;
Dua : PEmerintah Aceh diharapkan untuk menyusun buku panduan wisata
yang berbasis Syariat Islam bersama lembaga dan instansi terkait;
Tiga : Pemerintah Aceh diharapkan untuk mensosialisasikan wisata Syariah
kepada pengelola wisata dan masyarakat;
Empat : Masyarakat Aceh diharapkan untuk turut serta melakukan
pengawasan terhadap kegiatan pariwisata;
Lima : Pemerintah Aceh diharapkan untuk mempersiapkan SDM pemandu
wisata profesional yang memahami syariat kearifan lokal;
Enam : Pemerintah Aceh lebih memprioritaskan promosi wisata Syariah ke
luar daerah dan negara-negara muslim;
- 57 -
KEBANGSAAN
Malaysia
3%
perem
puan
31%
Cina
1%
Indonesia
96%
lakilaki
69%
- 58 -
TINGKAT PENDIDIKAN
SMP
>S2
13%
tidak 2%
menjawa
b
3%
SMA
34%
S1
44%
Diploma
4%
- 59 -
Gambar 4.10. Aceh memiliki DTW meliputi wisata alam, budaya, dan buatan
Sumber: Hasil penelitian, 2015
- 61 -
c.
- 62 -
- 63 -
Gambar 4.17.
- 64 -
- 65 -
Gambar 4.21. Total Skoring Persepsi Responden Mengenai Daya Tarik Wisata
di Aceh
Sumber: Hasil penelitian, 2015
Hasil total skoring pada pertanyaan terkait Daya Tarik Wisata Syariah,
menunjukan bahwa responden secara umum berpendapat bahwa Daya Tarik
Wisata di Aceh cukup potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi
wisata syariah. Namun, memang belum dipahami oleh masyarakat secara
keseluruhan dengan kata lain definisi dan pemahaman tentang wisata
syariah itu sendiri belum terdapat kesepakatan di masyarakat. Sehingga
jawaban dari responden cenderung netral. Hal ini dibuktikan dengan hasil
skoring yang menunjukan kategori Netral. Padahal Aceh mempunyai potensi
yang luar biasa untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata syariah karena
mempunyai daya tarik wisata yang cukup beragam baik nature based (Pantai
Ulee Lheu, Pantai Lhok Nga, Pantai Lhampuuk), culture based (Rumoh Cut
Nyak Dhien, Masjid Raya Baiturrahman, Makam Sultan Iskandar Muda,
Masjid Baiturrahin Ulee Lheu, Kawasan Kuliner Peunayong), maupun man
made based (Kuburan massal Ulee Lheu, Replika Pesawat Seulawah di Blang
Padang, Taman Sari, Kapal Apung Lampulo, Kapal PLTD Apung). Potensi daya
- 66 -
- 67 -
- 68 -
c.
- 69 -
- 70 -
- 71 -
- 72 -
- 73 -
- 74 -
- 75 -
- 76 -
- 77 -
- 78 -
Gambar
4.45.
- 79 -
Untuk usaha SPA, dari hasil FGD, menyatakan bahwa praktik SPA di
Aceh belum ada yang secara khusus membuka usaha spa, kalaupun ada
masih menyatu dengan usaha hotel dan salon. Kondisi salon yang ada di Aceh
pada umumnya memang sudah khusus diperuntukkan hanya untuk
muslimah. Terapis wanita biasanya hanya untuk pelanggan wanita. Praktik
SPA, sauna, dan massage tidak mengandung unsur pornoaksi dan pornografi.
Menggunakan bahan yang halal dan tidak terkontaminasi babi dan produk
turunannya. Serta pada umumnya tersedia sarana yang memudahkan untuk
beribadah di tempat SPA, sauna dan massage.
5. Biro Perjalanan Wisata Syariah di Aceh
Kelompok pertanyaan kelima untuk menguji kesiapan Biro Perjalanan
Wisata di Manado. Terdapat 3 pertanyaan sebagai berikut:
a. Menyediakan paket wisata yang sesuai dengan kriteria pariwisata
syariah
b. Memiliki daftar akomodasi yang sesuai dengan panduan umum
akomodasi pariwisata syariah
c. Memiliki daftar usaha penyedia makanan dan minuman yang sesuai
dengan panduan umum usaha penyedia makanan dan minuman
pariwisata syariah
Hasil survei sebagai berikut:
a. Menyediakan Paket Wisata yang Sesuai Dengan Kriteria Pariwisata
Syariah
Pertanyaan pertama untuk menguji ketersediaan paket wisata syariah.
Distribusi frekuensi jawaban responden sebagai berikut:
- 80 -
- 81 -
- 82 -
- 83 -
- 84 -
Gambar
4.55.
- 85 -
- 86 -
Gambar
4.59.
Skoring Persepsi
Pramuwisata
Responden
Terhadap
Penampilan
- 87 -
- 88 -
- 89 -
- 90 -
lain-lain. Adapun dari segi transportasi melalui udara, Aceh dapat dijangkau
dengan penerbangan internasional dari Malaysia yaitu Air Asia dan Firefly,
serta pesawat Garuda Indonesia untuk domestik. Secara umum, kondisi
ketersediaan infrastruktur dan jalan juga sudah cukup baik, walaupun
kendala aksesibilitas masih ditemui di daya tarik wisata alam yang jauh dari
pusat kota.
8. PERTANYAAN TERBUKA
Selain menggunakan pertanyaan tertutup dengan 5 pilihan jawaban,
kuesinoner juga dilengkapi dengan pertanyaan terbuka sebagai berikut:
a.
- 92 -
dan alasan lainnya seperti lebih mudah menentukan tujuan sendiri tanpa
BPW Syariah, memiliki kendaraan sendiri, perjalanan dinas,
touring/backpacker dan sudah beberapa kali ke Aceh sehingga tidak
memerlukan panduan. Prosentase alasan tidak menggunanakan Biro
Perjalanan Wisata Syariah dapat dilihat pada gambar berikut.
- 93 -
- 94 -
- 96 -
- 97 -
- 98 -
Faktor Internal
KEKUATAN (S)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
- 99 -
KELEMAHAN (W)
1.
2.
3.
Faktor Eksternal
PELUANG (O)
1.
2.
3.
4.
Indonesia merupakan
negara dengan
penduduk muslim
terbesar di dunia dan
banyak objek wisata
alam bernuansa
syariah seperti situssitus peninggalan
kerajaan Islam dan
pusat pesantren
Islam.
Potensi devisa yang
bisa dihasilkan
negara dari wisata
syariah juga cukup
besar
Industri halal dan
kesadaran akan
pentingnya produk
halal terus
bertumbuh, ditandai
dengan semakin
meningkatnya
permintaan sertifikasi
halal ke badan
LPPOM MUI
Kelas menengah di
Indonesia disinyalir
kian meningkat. Hal
ini berdampak pada
tingkat konsumsi
secara signifikan,
khususnya dari kelas
menengah untuk
Strategi SO
1. Pengemasan paket wisata
syariah yang lebih menarik
sesuai target pasar.
Misalnya Pasar Malaysia
dengan paket wisata
sejarah dan religi.
2. Mengembangkan fasilitasfasilitas pariwisata
berstandar syariah seperti
hotel, restoran, spa
3. Branding pariwisata Banda
Aceh tahun 2015 yaitu
World Islamic Tourism
harus dibuat Juknis yang
jelas bagi pelaku usaha
wisata di Aceh, dan bersifat
informatif bagi
wisatawannya mulai dari
jenis produk, jadwal, harga,
aksesibilitas, akomodasi
dan lainnya.
Strategi WO
1.
2.
3.
- 100 -
Pandangan negatif
dari
masyarakat/tokoh
masyarakat/ulama
bahwa pariwisata
hanya menekankan
pada sun, sand, sea,
smile, and sex
Beberapa keluhan
wisatawan saat
berkunjung ke Aceh
adalah masih
kurangnya fasilitas
pariwisata, seperti MCK
serta mushalla, harga
barang dan makanan di
pasar belum standar,
karena di setiap lokasi
berbeda-beda
harganya.
Memberikan
insentif/donasi dari
pemerintah baik pusat
maupun daerah,
misalnya kemudahan
pengajuan dan
pembiayaan gratis
sertifikasi halal,
penyediaan shuttle bus
gratis khusus bagi
wisatawan untuk
mengantar ke setiap
atraksi wisata
SDM: Pembinaan
kelompok sadar wisata
(Pokdarwis)
halal/muslim friendly, ,
mengadakan seminar
dengan tema
kesehatan dan
syariah, dan adanya
sanksi bagi pelaku
usaha yang tidak
mempunyai sertifikasi
halal
Penciptaan sistem
sertifikasi produk halal
yang mapan dan
transparan di bawah
MPU Aceh.
membelanjakan
uangnya terutama di
sektor-sektor
konsumtif seperti
kuliner, fashion dan
gaya hidup.
ANCAMAN (T)
1.
2.
4.
5.
6.
Belum adanya
kejelasan konsep
wisata syariah yang
dapat diterapkan di
Aceh dan di Indonesia
pada umumnya.
Perkembangan
Wisata syariah di
Indonesia masih
kalah cepat dibanding
negara lain yang
sudah lebih dulu
menggarap industri
wisata syariah.
diantaranya Thailand,
Jepang, China, Korea
Selatan, Filipina, dan
sejumlah negara di
Eropa dan Amerika
Belum adanya
regulasi dalam
bentuk perundangundangan secara
nasional terkait
wisata syariah.
Birokrasi yang lambat
menjadi ciri khas
Indonesia, ikut
memperlambat
pengembangan
wisata syariah. Belum
adanya regulasi juga
membuat pelaku
usaha gamang dalam
menerapkan wisata
syariah.
Promosi wisata yang
berkaitan dengan
wisata syariah belum
begitu segencar
wisata
umum/konvensional
Kurangnya sosialisasi
dan koordinasi
tentang wisata
syariah di Indonesia
Strategi ST
1.
2.
3.
4.
Inventarisasi/audit/quick
assessment
setiap
destinasi,
produk,
restoran yang diberikan
sertifikasi halal, kesiapan
sarana dan prasarana,
serta unsur pendukung
lain. serta kebutuhan
wisata syariah secara
konkret di Aceh
Meningkatkan koordinasi
dan sosialisasi wisata
syariah
dengan
menggandeng kalangan
masyarakat dan lembaga
lain.
Melakukan kerja sama
dengan negara lain dan
lembaga
internasional
yang memiliki perhatian
dalam mengembangkan
wisata syariah seperti
CrescentRating dan atau
PATA
untuk
mengembangkan promosi
bersama sehingga Banda
Aceh menjadi wisata
tingkat dunia.
Kerjasama dengan
Malaysia dalam
pengemasan paket wisata
- 101 -
Strategi WT
1.
2.
3.
Tetap memperhatikan
dan mempertahankan
karakteristik keaslian
dan keunikan Aceh
Peningkatan promosi
wisata dan penyediaan
informasi
wisata
berbasis
teknologi
komunikasi
yang
mengerti
kebutuhan
wisatawan (customerfriendly)
Mendorong para pelaku
bisnis wisata di Aceh
untuk
mempelajari
bahasa Inggris, Arab
dan
bahasa
asing
lainnya
untuk
menggaet
pasar
wisatawan dari negara
yang mayoritas muslim.
BAB
- 102 -
b. Pantai Malalayang
Pantai Malalayang berjarak 4 km dari Kota Manado. Selain memiliki
daya tarik untuk menyelam, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan
matahari terbenam dan kuliner pisang goreng dengan sambal khas Manado.
- 103 -
LOKASI
Pulau Bunaken-Kecamatan Bunaken
Pulau Siladen-Kecamatan Bunaken
Pulau Manado Tua-Kecamatan Bunaken
- 104 -
DAYA TARIK
Taman Laut Bunaken
Pantai Pasir Putih Siladen
Pendakian Hutan Lindung-Pulau Manado
Tua
Gunung Tumpa
Air Terjun Kima
Pantai Malalayang
- 105 -
- 106 -
- 107 -
Tabel 5.2. Daya Tarik Wisata Budaya dan Buatan Kota Manado
No
Lokasi
1
Jl. Asia Afrika (Kampung Cina)
2
Kayuwatu
3
Komo Dalam
4
Komo Luar
5
Pusat Kota
6
Ranotana
7
Komo Luar
8
Kelurahan Bahu
9
Kelurahan Bahu
10 Jl. Ahmad Yani Sario
11 Jl. Piere Tendean
12 Pusat Kota
13 Kelurahan Pakowa
14 Komplek Gereja Sentrum, Pusat Kota
15 Komplek Kubur Teling
16 Malalayang Barat n
17 Malalayang I
18 Malalayang I
19 Tikala Ares
20 Jl. Rike
21 Kel. Titiwungen
22 Dendengan Luar
23 Singkil
Sumber: BPS Kota Manado, 2015
Daya tarik
Klenteng Ban Hin Kiong
Lapangan Golf Kayuwatu
Museum Provinsi
Tugu Toar Lumimuut
Tugu Pendaratan Batalion Worang
Tugu Sam Ratulangi
Tugu Walanda Maramis
Tugu Wolter Monginsidi
Tugu Piere Tendean
Gelanggang Sario
Boulevard
Teater Terbuka Dotu LolonglasutTKB
Taman Budaya
Tugu Perang Dunia II
Tugu Tentara Jepang
Situs Budaya Batu Kounga
Situs Batu Buaya
Situs Batu Niopo
Situs Batu Sumanti
Veld Box
Veld Box
Veld Box
Goa Jepang
JUMLAH
128.483
254.912
20.603
692
2.244
499
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Islam merupakan agama terbesar kedua
- 108 -
di Manado dengan jumlah penganut mencapai 128.483 orang atau 31,53% dari
total penduduk Kota Manado. Dengan jumlah penganut terbesar kedua, maka
jumlah tempat ibadah umat Islam atau masjid menjadi salah satu infrastruktur
amenitas penting dalam mengembangkan Manado sebagai destinasi wisata
syariah. Menurut data Kanwil Kementerian Agama, distribusi tempat ibadah di
Kota Manado sebagai berikut:
Tabel 5.4. Jumlah Tempat Ibadah Di Manado
NO
Tempat Ibadah
1
Masjid
2
Mushola
3
Gereja Protestan
4
Gereja Katolik
5
Pura
6
Vihara
Sumber : Kanwil Departemen Agama Kota Manado, 2013
JUMLAH
187
39
21
523
3
18
KLASIFIKASI
Hotel Bintang 5
Hotel Bintang 4
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 2
Hotel Bintang 1
Hotel Non Bintang
Penginapan Remaja
Pondok Wisata
TOTAL
Sumber: BPS Kota Manado, 2015
JUMLAH
3
6
8
102
119
JUMLAH KAMAR
561
838
483
2.221
4.103
Untuk usaha jasa penyedia makanan dan minuman, pada tahun 2015
sebanyak 417 unit usaha yang terdiri dari restoran sebanyak 114 unit dan
- 109 -
rumah makan sebanyak 303 unit. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.6. Jumlah Usaha Restoran dan Rumah Makan Kota Manado
NO
KLASIFIKASI
JUMLAH
Restoran
114
Rumah Makan
303
TOTAL
417
Selain hotel dan restoran juga terdapat usaha pariwisata lainnya di Kota
Manado, yang meliputi usaha hiburan, karaoke, jasa perjalanan wisata
(BPW), operator diving dan SPA dan pijat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.7. Jumlah Usaha Pariwisata Lainnya
NO
KLASIFIKASI
JUMLAH
Hiburan
22
Karaoke
13
157
Diving
22
81
STATUS JALAN
PANJANG JALAN
Jalan Negara
46.40
Jalan Provinsi
40.4
Jalan Kota
540.68
Total
626.489
- 110 -
Nama taksi
Jumlah unit
Blue Bird
250
Celebrity
46
Kokapura
48
Dian Taxi
51
Total
395
2. Penerbangan
Maskapai domestik yang melakukan penerbangan dari dan ke Manado
adalah Garuda Indonesia, Lion air, Citilink, Batik air, Wing Air dan Sriwijaya
air. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.10. Penerbangan Domestik dari dan ke Manado
NO
1
MASKAPAI
Garuda Indonesia
RUTE
Jakarta-manado, Makassar-Manado, Bali-Manado,
Ternate-Manado, Balikpapan-Manado
Citilink
Jakarta-Manado, Makassar-Manado,
Lion Air
Batik Air
Jakarta-Manado
Sriwijaya Air
Wings Air
Makassar-Manado, Ternate-Manado
2012 sebesar 22,31% tetapi trend-nya juga terus menurun dengan rata-rata
pertumbuhan 6,97%.
Tabel 5.11. Pertumbuhan Wisman dan Wisnus Kota Manado
TAHUN
WISMAN
PERT (%)
WISNUS
PERT (%)
2010
13,678
2011
41,904
206.36
510,493
-4.98
2012
50,120
19.61
624,387
22.31
2013
50,197
0.15
682,231
9.26
2014
50,210
0.03
691,120
1.30
537,237
JUMLAH KUNJUNGAN
PERTUMBUHAN (%)
2010
20,220
2011
20,074
-0.72
2012
19,111
-4.80
2013
19,917
4.22
2014
17,279
-13.24
- 112 -
Tabel 5.13. PDRB Penyedia Akomodasi dan makan Minum Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kota Manado Tahun
2012 2014
NO
USAHA
2012
717.228,2
235.590,9
952.819,1
1
2
Penyedia Akomodasi
Penyediaan Makan Minum
Total
Sumber: BPS Kota Manado, 2015
TAHUN
213
806.171,7
249.558,9
1.055.730,5
2014
929.934,5
284.133,0
1.214.067,5
2. Tenaga Kerja
Menurut tabel penduduk Kota Manado berumur 15 tahun keatas yang
bekerja menurut jenis kelamin dan lapangan kerja, usaha rumah makan dan
jasa akomodasi ketika digabung dengan perdagangan menyumbang sebesar
59.686 tenaga kerja. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan
sektor-sektor usaha lainnya seperti pertanian, pertambangan, listrik dan
konstruksi. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.14. Penduduk Kota Manado Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja
Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan Utama Tahun
2014
No
(1)
1
Uraian
(2)
Pertanian, Perkebunan,
kehutanan, Perburuan dan
Perikanan
2
Pertambangan dan
Penggalian
3
Industri
4
Listrik Gas, Air
5
Konstruksi
6
Perdagangan, Rumah
Makan dan Jasa Akomodasi
7
Transportasi, Pergudangan
dan Komunikasi
8
Keuangan, Real Estate,
Persewaan&Jasa Perusahaan
9
Jasa Kemasyarakatan,
Sosial&Perorangan
Sumber: BPS Kota Manado, 2015
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
(3)
(4)
5.218
765
Jumlah
(5)
8.983
5.362
18.263
27.784
1.930
31.985
7.292
18.263
59.686
18.559
1.615
20.174
7.837
2.084
9.921
24.975
22.045
47.020
Ketika dihitung per jenis usaha pariwisata seperti hotel, restoran, rumah
makan, hiburan, karaoke, jasa perjalanan wisata, dining/wisata tirta, dan SPA
dan pijat jumlah tenaga kerja sebanyak 5.394 orang. Rinciannya dapat dilihat
pada tabel berikut:
- 113 -
Usaha
Hotel
Restoran
Rumah Makan
Hiburan
Karaoke
Jasa Perjalanan Wisata
Diving/Wisata Tirta
SPA dan Pijat
Total
Sumber: BPS dan Dinas Pariwisata Kota Manado, 2015
Jumlah
2.687
559
774
230
568
57
519
5.394
- 114 -
- 115 -
- 116 -
Usia responden cukup beragam. 33% berusia antara 26-35 tahun, 24%
responden berusia 36-45 tahun, 18% responden berusia 15-25 tahun, 10%
berusia 46-55 tahun, 7% berusia 56-65 tahun dan 8% responden tidak
memberikan jawaban.
- 117 -
- 118 -
70% responden menjawab baik, 15% menjawab sangat baik dan 15%
sisanya menjawab netral. Skoring jawaban pada pertanyaan pertama
dengan menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 400. Jadi untuk
pertanyaan pertama berada pada kategori baik. Skor bisa dilihat pada
gambar berikut:
- 119 -
- 120 -
- 121 -
52% menjawab baik, 43% menjawab netral dan 5% menjawab sangat baik.
Skoring jawaban pada pertanyaan keempat dengan menggunakan skala
Likert menghasilkan nilai 362. Jadi untuk pertanyaan kedua berada pada
kategori baik. Skor dapat dilihat pada gambar berikut:
- 122 -
68% responden menjawab baik, 18% menjawab netral, 10% menjawab tidak
baik dan 4% menjawab sangat baik. Skoring jawaban pada pertanyaan
kelima dengan menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 366, atau
berada berada pada kategori baik. Skor dapat dilihat pada gambar berikut:
Manado memiliki DTW yang menyediakan tempat ibadah layak
dan suci dan dilengkapi dengan sarana bersuci yang memadai di
destinasi wisata
SKOR
366
100
180
260
340
420
500
- 123 -
SKOR
380
100
180
260
340
420
500
sebanyak 23%, sangat baik sebanyak 6%, tidak baik 3% dan sangat tidak baik
0%.
Nilai yang tinggi untuk kategori baik (2268) menunjukkan bahwa dari
persepsi wisatawan yang berkunjung ke Kota Manado, sebagian besar
menilai Manado dari aspek daya tarik wisata siap menjadi destinasi wisata
syariah atau tujuan bagi wisatawan yang beragama Islam (muslim). Jika
dilihat dari aspek demografi responden yang 44% diantaranya
- 125 -
- 126 -
75% responden menjawab baik, 14% responden menjawab netral dan 11%
menjawab sangat baik. Skoring jawaban pada pertanyaan pertama dengan
menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 397, atau berada berada pada
kategori baik.
- 127 -
- 129 -
81% responden menjawab baik, 12% responden menjawab sangat baik dan
7% responden menjawab netral. Skoring jawaban pada pertanyaan ketiga
dengan menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 405, atau berada
berada pada kategori baik.
- 130 -
- 131 -
Jawaban baik sebesar 80%, sangat baik 11%, netral 8% tidak baik 1% dan
sangat tidak baik 0%. Skoring dengan menggunakan skala Likert
menghasilkan nilai 2008, atau berada berada pada kategori baik.
- 132 -
kriteria hotel yang sesuai dengan wisata syariah. Atau jawaban dalam
kategori baik tersebut merupakan bentuk dukungan wisatawan terhadap
pengembangan hotel di Kota Manado menjadi hotel yang menerapkan
prinsip-prinsip syariah. Hasil FGD, observasi dan wawancara menunjukkan
bahwa belum ada hotel di Manado yang mempunyai status syariah baik hilal
satu maupun hilal dua. Bahkan belum ada restoran hotel di Manado yang
mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.
3. Usaha Penyedia Makanan dan Minuman di Manado
Untuk variable yang berkaitan dengan restoran atau usaha penyediaan
makanan dan minuman terdapat 2 pertanyaan sebagai berikut:
c. Terdapat Restoran yang menyediakan makanan dan minuman yang
terjamin kehalalannya dengan sertifikasi halal dari MUI.
d. Sanitasi dan kebersihan lingkungan restoran dan penyedia jasa makanan
dan minuman terjaga dengan baik.
Hasil survei sebagai berikut:
a. Terdapat restoran yang menyediakan makanan dan minuman yang
terjamin kehalalannya dengan sertifikasi halal dari MUI
Pertanyaan pertama berkaitan dengan ketersediaan restoran dengan
serttifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Distribusi frekuensi
jawaban responden seperti pada gambar berikut:
- 133 -
Gambar 5.36.
- 134 -
Jawaban netral sebesar 61%, jawaban siap sebesar 29%, jawaban sangat siap
sebesar 5%, sangat tidak siap 4% dan tidak siap 1%. Skoring dengan
menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 661, atau berada berada pada
kategori netral.
- 135 -
- 136 -
46% responden menjawab netral, 31% menjawab sangat tidak siap, 11%
menjawab tidak siap, 6% sangat siap, 5% siap dan 1% tidak menjawab.
Skoring jawaban dengan skal Likert menghasilkan nilai 241 atau berada pada
kategori tidak siap. Skor dapat dilihat pada gambar berikut:
- 137 -
- 138 -
37% responden menjawab netral, 25% menjawab tidak siap, 18% menjawab
sangat tidak siap, 12% menjawab siap, 7% menjawab sangat siap dan 1%
tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan skala Likert
menghasilkan nilai 262 atau pada kategori netral.
- 139 -
Jawaban netral sebesar 46%, jawaban sangat tidak siap sebesar 19%,
jawaban siap sebesar 15%, tidak siap 12%, sangat siap 7% dan tidak
menjawab 1%. Skoring dengan menggunakan skala Likert menghasilkan nilai
1110, atau berada berada pada kategori netral.
- 140 -
Gambar 5.51. Persepsi Terhadap Paket Wisata Yang Sesuai Dengan Kriteria
Pariwisata Syariah
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
38% responden menjawab siap, 34% menjawab netral, 15% menjawab tidak
siap, 11% menjawab sangat tidak siap, 1% menjawab sangat siap dan 1%
menjawab tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan skala
Likert menghasilkan nilai 300 atau pada ketegori netral.
Gambar 5.52. Skoring Persepsi Terhadap Paket Wisata Yang Sesuai Dengan
Kriteria Pariwisata Syariah
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
- 141 -
41% responden menjawab siap, 37% menjawab netral, 13% menjawab tidak
siap, 8% menjawab sangat tidak siap dan 1% tidak menjawab. Skoring
jawaban dengan menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 300 atau pada
ketegori netral.
- 142 -
- 143 -
Jawaban siap sebesar 42%, netral 37%, tidak siap 11%, sangat tidak siap 8%,
sangat siap 1% dan tidak menjawab 1%. Skoring dengan menggunakan skala
Likert menghasilkan nilai 941 atau pada kategori netral.
6. Pramuwisata
Kelompok pertanyaan keenam untuk menguji kesiapan pramuwisata
Kota Manado dengan 4 pertanyaan sebagai berikut:
e. Memahami dan mampu melaksanakan nilai-nilai syariah dalam
menjalankan tugas.
f. Berakhlak baik, komunikatif, ramah, jujur dan bertanggung jawab.
g. Berpenampilan sopan dan menarik sesuai dengan nilai etika Islam.
h. Memiliki kompetensi kerja sesuai dengan standar profesi yang berlaku.
Hasil survei sebagai berikut:
a. Pramuwisata Syariah memahami dan mampu melaksanakan nilainilai syariah dalam menjalankan tugas.
Pertanyaan pertama untuk menguji pemahaman pramuwisata terhadap
nilai-nilai syariah. Distribusi frekuensi jawaban responden seperi pada
gambar berikut:
- 144 -
52% responden menjawab baik, 26% menjawab sangat tidak baik, 15%
menjawab netral, 5% menjawab tidak baik, 1% menjawab sangat baik dan
1% tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan skala likert
menghasilkan nilai 294 atau pada kategori netral. Skor dapat dilihat pada
gambar berikut:
- 145 -
- 146 -
- 147 -
Jawaban baik sebesar 51%, netral 27%, sangat tidak baik 11%, sangat baik
8%, tidak baik 2% dan tidak menjawaba 1%. Skoring jawaban dengan
menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 1358 atau pada ketegori
netral.
7. Aksesibilitas
Hasil survei sebagai berikut:
a. Kemudahan akses informasi wisata syariah/halal
Distribusi jawaban responden seperti pada gambar berikut:
- 148 -
- 149 -
- 150 -
- 151 -
Jawaban baik sebesar 76%, netral 11%, sangat baik 9%, sangat tidak baik
2%, tidak baik 1% dan tidak menjawab 1%. Skoring jawaban dengan
menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 1540 tau pada kategori baik.
8. PERTANYAAN TERBUKA
Selain menggunakan pertanyaan tertutup dengan 5 pilihan jawaban,
kuesinoner juga dilengkapi dengan pertanyaan terbuka sebagai berikut:
1. Apakah anda menggunakan biro perjalanan wisata syariah
- 152 -
- 153 -
3. Saran
Saran yang disampaikan responden terkait wisata syariah di Manado
cukup beragam dan dibagi menjadi sepuluh kategori. Yaitu yang berkaitan
dengan pengembangan wisata syariah, travel syariah, promosi dan publikasi,
sertifikasi halal, amenitas, aksesibilitas, pramuwisata, SPA, sanitasi
(kebersihan), dan harga. Peningkatan Amenitas yang paling disoroti adalah
ketersediaan toilet dan tempat berwudhu yang terpisah antara laki-laki dan
perempuan terutama di lokasi daya tarik wisata. Diperlukan pula sertifikasi
halal dari MUI untuk restoran dan penyedia jasa makanan dan minuman
lainnya karena sertifikasi halal memberikan rasa nyaman bagi wisatawan
muslim. Saran lainnya berkaitan dengan praktik SPA yang harus sesuai
syariah.
Masalah promosi dan publikasi wisata syariah juga banyak disoroti
responden. Kurangnya informasi mengenai wista syariah membuat sebagian
responden tidak memahami implementasi teknis dari prinsip-prinsi syariah
dalam berwisata. Contoh mudah ketika ditanyakan mengenai travel syariah
44% responden menyatakan tidak tahu. Masalah kebersihan di lokasi daya
tarik wisata dan biaya transportasi yang sesuai dengan standar juga menjadi
permasalahan yang disoroti wisatawan yang menjadi responden.
- 154 -
- 155 -
Hal ini terutama jika mengacu pada kriteria hotel sesuai Permen No. 2 Tahun
2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah yang meliputi
syariah hilal 1 dan hilal 2. Karena sifatnya yang hanya dianjurkan,
penyelenggaraan hotel yang sesuai kriteria syariah di Manado akan banyak
menemui kendala. Sebuah hotel yang sudah menyatakan diri sebagai hotel
syariah, atau telah dinyatakan syariah oleh otoritas yang berwenang, maka
segmen yang dituju adalah khusus (ekslusif) untuk wisatawan muslim. Jika
segmen pasar wisatawan muslim belum menjadi prioritas, maka
penyelenggaraan hotel syariah akan sulit dikembangkan. Sesuai dengan
Permenpar No. 2 Tahun 2014, salah satu kriterianya adalah restoran (bar)
holeh tidak menjual minuman dan makanan beralkohol. Sedangkan hampir
di semua hotel di Manado masih terdapat bar yang menjual minuman
beralkohol. Untuk menuju hotel syariah seharusnya ada kriteria tambahan
sebelum syariah hilal satu atau hilal dua. Bisa menggunaan istilah pra
syariah atau muslim friendly atau family friendly hotel.
Istilah muslim friendly mengacu pada hotel yang menyediakan fasilitas
dengan standar minimal untuk wisatawan muslim. Fasilitas tersebut
mencakup tempat ibadah dan pelengkapnya, misal ketersediaan tempat
ibadah di lobi hotel, kamar yang dilengkapi alas sholat (sajadah) dan
penunjuk arah kiblat, serta sarana berwudhu yang memudahkan. Sebuah
hotel yang ingin menyasar wisatawan muslim sebagai target pasar tidak
harus menaruh kata syariah di belakang nama hotelnya, tetapi melalui
branding promosinya bisa dijelaskan segmen pasar yang dingin disasar.
4. Restoran dan Usaha Penyedia Jasa Makanan Minuman
Dari aspek penyediaan makanan dan minuman, di Manado sudah
terdapat beberapa restoran dan katering yang mendapat sertifikat halal dari
MUI, meski demikian jumlahnya tidak sebanding dengan keseluruhan jumlah
restoran penyedia makanan dan minuman lainnya. Bahkan untuk restoran
yang terdapat pada hotel, belum ada yang mendapat sertifikasi halal dari
MUI. Kendala utama seetifikasi pada restoran hotel adalah minimnya
informasi yang didapat pengelola restoran mengenai proses untuk mendapat
sertifikasi halal. Hal ini karena belum adanya sosialisasi dari baik dari
Kementerian Pariwisata maupun dari MUI sendiri.
Kendala selanjutnya adalah masalah biaya. Bagi restoran yang terdapat
di hotel, untuk mendapatkan sertifikasi halal dari MUI tentunya memerlukan
biaya yang tidak sedikit, karena pengelola hotel setidaknya harus
menyediakan dua macam restoran, satu untuk melayani tamu secara umum
dan restoran lainnya untuk melayani tamu muslim. Tanggung jawab moral
dari pengelola juga berat karena harus menjamin kehalalan masakan yang
meliputi sifat asal produk, proses dan penyajiannya. Sebagai contoh, sifat asal
- 156 -
ikan adalah halal, tetapi ketika dimasak dalam wadah yang sama dengan
binatang yang diharamkan maka bisa menyebabkan kehilangan kehalalannya
atau menggunakan bumbu yang juga belum tentu halal. Selain itu, biaya
untuk proses asesmen seperti operasional untuk surveiornya juga
dibebankan kepada pihak yang mengajukan sertifikasi halal, dalam hal ini
pengelola hotel dan restoran. Kendala-kendala tersebut menyebabkan
banyak restoran dan penyedia makanan dan minuman yang mencantumkan
label halal tanpa sertifikasi dari MUI, hal ini tentu bisa merugikan konsumen
karena tidak ada jaminan dari otoritas yang berwenang.
Kendala-kendala tersebut yang menyebabkan jumlah perusahaan atau
pelaku usaha jasa penyedia makanan dan minuman yang bersertifikat halal
dari MUI sangat sedikit. Jumlah keseluruhan usaha yang mendapat sertifikat
halal hanya 37 usaha atau 8,87% dari total penyedia jasa sebanyak 417 unit.
Berikut daftar usaha penyedia Jasa Makanan dan Minuman di Kota Manado
yang telah mendapat sertifikasi halal dari MUI:
Tabel 5.16. Daftar Restoran Bersertifikat Halal di Manado
No
Nama Perusahan
Nama Produk
Jenis Produk
MATARAM PLAZA
Daftar Menu
Restoran/Katering
Nasi Kuning
R. D JAHRA
Nasi Campur
RM. YUNITA
RM. MEITY
Nasi Kuning
Nasi Kuning
RM. YAYUK
RM. NADIAH
10
Nasi Kuning
11
RM. INAYAH
Nasi Kuning
12
13
RM. KRENZY
14
RESTO MADINA
Restoran
15
16
17
- 157 -
18
RM.POGOGOPITA BOROKO
Rumah makan/
Katering
19
Katering
20
21
RM. RIZKA
Restoran /Katering
Restoran /Katering
22
Restoran /Katering
23
RUMAH DE'RANGGA
Rumah makan
24
RM. KAHDIAH
Rumah makan
25
Restoran /Katering
26
CV . ADEM AYEM
Restoran /Katering
27
D'SIMA KATERING
Katering
28
CV. NOVELINDO
Restoran /Katering
29
Restoran /Katering
30
DUTA MINANG
31
32
Katring
33
DUTA MINANG
Restoran /Katering
34
CV BERKAT ABADI
Jasa Boga/katering
35
CV KARYA SUKSES
KPN BAPELKES SULAWESI
UTARA
Jasa Boga/katering
Jasa Boga/katering
36
37
CV AMANAT AGUNG
Menu Siap Saji
Sumber: MUI Provinsi Sulawesi Utara, 2015
Jasa Boga/katering
92%
Jumlah Total
Resto&Rumah Makan
Memperoleh Sertifikat
halal
- 158 -
- 159 -
- 160 -
KELEMAHAN (W)
Faktor Internal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
- 161 -
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
Faktor Eksternal
PELUANG (O)
GDP negara-negara
Timur Tengah yang
tinggi dan outbound
yang tinggi merupakan
pasar potensial untuk
wisata syariah/halal.
Penduduk Indonesia
yang mayoritas muslim
merupakan pasar
potensial untuk wisnus
syariah.
Konsep pengembangan
wisata syariah/halal
didukung oleh
Kementerian
Pariwisata.
Strategi SO
1. Di setiap daya tarik wisata
sebaiknya disediakan tempat
ibadah (mushola) untuk
memudahkan wisman dan
wisnus
2. Membuat paket-paket wisata
syariah untuk menarik
wisman dan wisnus muslim.
3. Menjajagi kemungkinan
membuka penerbangan
internasional ke negaranegara muslim seperti timur
tengah.
4. Bekerjasama dengan
Kementerian pariwisata
mennciptakan sistem
sertifikasi halal/syariah untuk
usaha pariwisata di Manado.
5. Menggunakan semua Media
termasuk internet untuk
promosi.
ANCAMAN (T)
1.
2.
Strategi WO
1.
2.
3.
4.
5.
Strategi ST
5.
6.
- 162 -
Strategi WT
1.
2.
BAB
PENUTUP
6.1.
ACEH
6.1.1. Simpulan
Dari uraian hasil survei Kajian Pengembangan Wisata Syariah di Aceh,
baik melalui kuesioner (persepsi wisatawan mengenai wisata syariah di
Manado), wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD), sebagai
berikut:
a. Sesuai hasil kuesioner dari persepsi wisatawan mengenai kesiapan Aceh
sebagai wisata syariah yaitu dari aspek atraksi wisata sebagian besar
responden cenderung menyatakan dalam kondisi yang baik. demikian
pula dilihat dari aspek aksesibilitas, amenitas dan kelembagaan, bahwa
secara keseluruhan, responden cenderung menyatakan siap. Akomodasi
yang tersedia di Aceh secara keseluruhan sudah menerapkan prinsip
Islami dalam pelayanannya. Namun demikian, belum ada hotel yang
secara resmi telah bersertifikasi halal di Aceh.
b. Demikian pula hasil dari Focus Group Discussion dan wawancara
mendalam, dinyatakan bahwa Kota Banda Aceh sudah siap sebagai
destinasi wisata syariah untuk aspek atraksi (karena sudah mulai
mengadakan even-even dan paket wisata syariah), amenitas (kecuali
hotel dan spa yang belum memiliki sertifikasi halal) dan
kelembagaannya. Optimalisasi Aceh sebagai destinasi wisata Syariah,
memerlukan beberapa perbaikan terutama dalam aspek kelembagaan
terutama kesiapan sumber daya manusia.
c. Dari beberapa instrumen penelitian tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Banda Aceh cukup optimal dalam menggarap
wisata syariah. Namun masih perlu komitmen dan konsistensi dalam
menggarap wisata syariah di Banda Aceh.
- 163 -
FGD& wawancara
KEY FINDINGS
VARIABLE
TERMINOLOGI
DTW
AKOMODASI
RESTO DAN
RUMAH MAKAN
BPW/
PRAMUWISATA
KELEMBAGAAN
AKSESIBILITAS
Istilah halal dinilai lebih tepat ketimbang syariah dan Islamic tourism
Aceh dapat menggunakan branding Serambi Mekah Halal Tourism.
Perlu dikaji kembali mengenai pemotongan hewan ternak seperti ayam yang masih
belum sepenuhnya menggunakan konteks islami/halal.
Standardisasi label halal pada produk makanan dan minuman dinyatakan belum siap.
Belum terdapat BPW (tours and travel) yang mengkhususkan penyediaan paket wisata syariah
pramuwisata yang sudah tersertifikasi sudah ada sekitar 100 orang mostly muslim
Terdapat dua direct flight penerbangan internasional dari Malaysia yaitu Air Asia dan Firefly
Penerbangan domestik dengan Garuda Airlines hanya memiliki jadwal penerbangan dua kali dalam sehari
Kondisi ketersediaan infrastruktur dan jalan juga sudah cukup baik
informasi dapat diperoleh melalui media internet
6.1.2. Rekomendasi
Ada beberapa saran yang sebaiknya dilakukan oleh Kementerian
Pariwisata, Pemprov Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, stakeholder dan
masyarakat Aceh, sebagai berikut:
- 164 -
NO
VARIABEL
REKOMENDASI
JANGKA WAKTU
1.
2.
3.
Aksesibilitas dan
Informasi
4.
5.
Komitmen
pemerintah
Aceh
dalam
mengembangkan wisata syariah, berupa:
insentif keringanan biaya dan proses kepada
pelaku usaha yang menggunakan sertifikat halal
Melakukan sosialisasi mengenai konsep dan
tujuan pengembangan wisata syariah kepada
masyarakat dan pelaku industri pariwisata di
Aceh misal melalui ToT (Training of Trainers)
Membuat forum FAQs (frequently Asked
Questions) berbasis internet sebagai sumber
informasi bagi masyarakat akar rumput yang
ingin mendapat informasi tentang wisata
syariah.
1.
2.
- 165 -
Panjang
(5-6 th)
Kelembagaan
Menengah
(3-4 th)
Pendek
(1-2 th)
X
X
INSTANSI
Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi
Pariwisata
Deputi
Pengembangan
Pariwisata
Bidang
Destinasi
NO
VARIABEL
REKOMENDASI
JANGKA WAKTU
1.
2.
Akomodasi (hotel)
2. Meningkatkan jumlah
halal/syariah hotel
hotel
yang
bersertifikat
3.
4.
- 166 -
Panjang
(5-6 th)
4.
Assessment/evaluasi
penentuan
branding
World Islamic Tourism dan menentukan
branding yang tepat berkaitan dengan promosi
Aceh sebagai destinasi wisata syariah.
Mempromosikan Aceh sebagai destinasi wisata
syariah kepada target pasar utama yaitu
Malaysia dan Timur Tengah
Mengoptimalkan sarana ibadah yang layak di
semua daya Tarik wisata Aceh
Menengah
(3-4 th)
Pendek
(1-2 th)
3.
INSTANSI
Deputi
Bidang
Pengembangan Pemasaran
Pariwisata
- Disbudpar Kota Banda
Aceh
- Pengelola Daya Tarik
Wisata
- Disbudpar Kota Banda
Aceh
- Pengelola Daya Tarik
Wisata
- PHRI
- Disbudpar Kota Banda
Aceh
- Deputi
Bidang
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
- Disbudpar Kota Banda
Aceh
- PHRI
- Disbudpar Kota Banda
Aceh, PHRI
- Disbudpar Kota Banda
NO
VARIABEL
REKOMENDASI
JANGKA WAKTU
INSTANSI
Panjang
(5-6 th)
Menengah
(3-4 th)
Pendek
(1-2 th)
Aceh
5
3.
1.
2.
3.
Pramuwisata
1.
2.
1.
- 167 -
x
x
X
x
x
x
Dispar, Deputi
Pengembangan Destinasi
Dispar Kota Manado,
Deputi Kelembagaan, HPI
Dispar Kota Manado,
Deputi Kelembagaan, HPI
NO
VARIABEL
REKOMENDASI
JANGKA WAKTU
1.
- 168 -
Panjang
(5-6 th)
Menengah
(3-4 th)
Pendek
(1-2 th)
INSTANSI
Pengelola SPA
Pengelola SPA
6.2. MANADO
6.2.1. Simpulan
Dari uraian hasil survei penelitian Wisata syariah, baik melalui
kuesioner (persepsi wisatawan mengenai wisata syariah di Manado),
wawancara mendalam dan Focus Group Discussion di Manado adalah sebagai
berikut:
a. Sesuai hasil survei dengan kuesioner, persepsi wisatawan mengenai
kesiapan Manado sebagai wisata syariah yang dilihat dari aspek daya tarik
wisata, akomodasi dan aksesibilitas Manado siap untuk menjadi destinasi
wisata syariah. Sedangkan untuk aspek restoran dan rumah makan, BPW,
SPA, dan Pramuwisata belum siap untuk menjadi destinasi wisata syariah,
karena banyaknya kategori jawaban netral. Hal ini disebabkan
pengetahuan wisatawan mengenai konsep wisata syariah masih sangat
terbatas.
b. Hasil dari Focus Group Discussion dan wawancara, diketahui bahwa Kota
Manado juga belum siap menjadi destinasi wisata syariah. Masih perlu
dilakukan pembenahan di berbagai aspek terutama untuk amenitas
pendukung seperti ketersediaan tempat ibadah dan retoran halal.
c. Dari kedua metode pengumpulan data penelitian, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Manado belum siap menjadi destinasi wisata
syariah dan belum optimal dalam menggarap potensi wisata syariah
yang dimiliki.
d. Dalam pengembangan Manado sebagai destinasi wisata syariah,
diperlukan komitmen dari Pemerintah Kota Manado, karena
pengembangan destinasi wisata syariah memerlukan keseriusan dan dan
konsistensi.
- 169 -
FGD& wawancara
KEY FINDINGS
VARIABLE
TERMINOLOGI
DTW
AKOMODASI
BPW/
PRAMUWISATA
KELEMBAGAAN
RESTO DAN
RUMAH MAKAN
6.2.2. Rekomendasi
Ada beberapa rekomendasi yang sebaiknya dilakukan oleh
Kementerian Pariwisata, Pemerintah Kota Manado, stakeholder pariwisata
Manado dan masyarakat Manado, sebagai berikut:
- 170 -
NO
VARIABEL
REKOMENDASI
JANGKA WAKTU
- 171 -
Panjang
(5-6 th)
Kelembagaan
Menengah
(3-4 th)
Pendek
(1-2 th)
INSTANSI
Deputi
Bidang
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Deputi
Bidang
Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
NO
VARIABEL
REKOMENDASI
JANGKA WAKTU
Akomodasi (hotel)
Pramuwisata
- 172 -
pramuwisata
untuk
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Panjang
(5-6 th)
Menengah
(3-4 th)
Pendek
(1-2 th)
INSTANSI
NO
VARIABEL
REKOMENDASI
JANGKA WAKTU
Panjang
(5-6 th)
Menengah
(3-4 th)
Pendek
(1-2 th)
untuk
HPI
Dispar Kota Manado,
Deputi Kelembagaan,
HPI
Pengelola SPA
Pengelola SPA
INSTANSI
- 173 -
kompeten
6.3.
Keterbatasan Penelitian
- 174 -
DAFTAR PUSTAKA
Aceh, BPS. (2014). Statistik Wisatawan Mancanegara Kota Banda Aceh .
Banda Aceh: BPS Kota Banda Aceh.
acehbps. (2013). Panjang Jalan Provinsi Menurut Kondisi Jalan (Km). Dipetik
Oktober 30, 2015, dari http://aceh.bps.go.id:
http://aceh.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/77
Achyar, Mahfud. (2015, Juli 1). Indonesia Sebagai Tujuan Halal Tourism.
Dipetik Agustus 5, 5, dari https://achyar89.wordpress.com:
https://achyar89.wordpress.com/2015/07/01/indonesia-sebagaitujuan-halal-tourism/
Admin. (2015, mei 17). Halal Tourism dan Lifestyle. Dipetik Agustus 30,
2015, dari bppdt.com: http://bppdntb.com/halal-tourism-danlifestyle.html#.VeHgNj07poY
Asdhiana, I. Made. (2014, Februari 04). Aceh Hanya Menjadi Tempat Transit.
Dipetik Oktober 12, 2015, dari http://travel.kompas.com:
http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/1115463/Aceh.Hanya.
Menjadi.Tempat.Transit
BPSProvAceh. (2014). Provinsi Aceh Dalam Angka 2014. Aceh: BPS Provinsi
Aceh.
dishubkomintel. (2015, Februari 6). Konsep Desain Angkutan Massal Kota
Banda Aceh dan sekitarnya. Dipetik Oktober 30, 2015, dari
http://dishubkomintel.acehprov.go.id:
http://dishubkomintel.acehprov.go.id/index.php/news/read/2015/0
2/06/32/konsep-desain-angkutan-massal-kota-banda-aceh-dansekitarnya.html
Hamzah, Maulana. M., & Yudiana, Yudi. (2015, Februari 9). Analisis
Komparatif Potensi Industri Halal dalam Wisata Syariah dengan
Konvensional. Dipetik Agustus 4, 2015, dari http://catatanek18.blogspot.co.id: http://catatanek18.blogspot.co.id/2015/02/analisis-komparatif-potensiindustri.html
Hutabarat, Arifin. (2015, April Vol.6 No.64). Majalah Pariwisata Edisi 64:
Giliran Daerah & Industri Beyond Bali:Selling & Selling. Diambil
kembali dari https://books.google.co.id:
https://books.google.co.id/books?id=L0t6CAAAQBAJ&pg=PA10&lpg=
PA10&dq=great+pariwisata+indonesia&source=bl&ots=Hc_oKHJYEQ
&sig=rn2MelcB5ieJtHiMNAkqbBTG6U&hl=en&sa=X&ved=0CGkQ6AEwDGoVChMI-
- 175 -
4G47oymxwIVA3KOCh08xwDE#v=onepage&q=great%20pariwisata
%20indonesia&f=
IndonesiaTravel. (2013, Oktober 30). Pariwisata Syariah Indonesia. Dipetik
Agustus 4, 2015, dari www.indonesiatravel.id:
http://www.indonesia.travel/id/event/detail/760/pariwisatasyariah-indonesia
Irwanto. (2006). Focused Group Discussion (FGD) : Sebuah Pengantar
Praktis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kemenpar. (2012, Desember 20). Kemenparekraf Promosikan Indonesia
Sebagai Destinasi Pariwisata Syariah Dunia. Dipetik Agustus 2015, 4,
dari http://www.kemenpar.go.id:
http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2042
Kempar. (2015). Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu
Masuk dan Kebangsaan. Jakarta: Kementerian Pariwisata.
Kilin, Akyol. &. (2014 ). Internet and Halal Tourism Marketing.
International Periodical For The Languages, Literature and History of
Turkish or Turkic Volume 9/8 Ankara-Turkey , 171-186.
Krueger, Richard. (2002, Oktober). A Practical Guide for Applied Research.
Dipetik Agustus 30, 2015, dari http://www.eiu.edu:
http://www.eiu.edu/~ihec/Krueger-FocusGroupInterviews.pdf
MasterCard, & Crescenrating. (2015, Maret). Global Muslim Tourism Index
2015. Dipetik Agustus 4, 2015, dari www.crescenrating.com:
http://www.crescenrating.com/mastercard-crescenrating-globalmulsim-travel-index.html
Menteri Pariwisata Tak Setuju Istilah Wisata Syariah. (2015). Dipetik Agustus
4, 2015, dari http://news.fimadani.com:
http://news.fimadani.com/read/2015/01/21/menteri-pariwisatatak-setuju-istilah-wisata-syariah/diakses tanggal 4 Agustus 2015)
Murdaningsih, Dwi., & Pratiwi, Fuji. (2015, Juni 25). Wisata Halal Indonesia
Kalah Dibanding Malaysia dan Thailand. Dipetik Agustus 25, 2015,
dari http://www.republika.co.id/:
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariahekonomi/15/06/25/nqhy7w-wisata-halal-indonesia-kalahdibanding-malaysia-dan-thailand
Nashrullah, Nashih., & Pratiwi, Fuji. (2014, September 7). Wisata Halal Jadi
Tren di Turki. Dipetik Agustus 6, 2015, dari
http://www.republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/koran/kabarjabar/14/09/07/nbj9dt-wisata-halal-jadi-tren-di-turki
- 176 -
http://gayahidup.republika.co.id/berita/gayahidup/travelling/15/06
/10/npq7ls-thailand-luncurkan-aplikasi-untuk-turis-muslim
Putri, Winda. Destiana., & Pratiwi, Fuji. (2015, Mei 26). Gangwon Korea
Selatan Siap Jadi Destinasi Wisata Halal. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://www.republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/gayahidup/travelling/15/05/26/
noy34u-gangwon-korea-selatan-siap-jadi-destinasi-wisata-halal
Razzaq, Sherin., Hall, C. Michael., & Prayag, Girish. (2015). The Capacity of
New Zealand to Accommodate the Halal Tourism Market - Or Not.
Dipetik Agustus 5, 2015, dari https://canterbury-nz.academia.edu:
https://www.academia.edu/12107406/The_capacity_of_New_Zealand
_to_accommodate_the_halal_tourism_market_or_not
Reuters, T., & DinarStandard. (2014). State of the Global Islamic Economy
2014-2015 Report. Dubai: Dubai the Capital of Islamic Economy.
Rezkisari, Indira. (2014, Oktober 06). Tempat Wisata Korsel Sediakan
Fasilitas Mudahkan Turis Muslim. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://gayahidup.republika.co.id:
http://gayahidup.republika.co.id/berita/gayahidup/travelling/14/10
/06/nczn6w-tempat-wisata-korsel-sediakan-fasilitas-mudahkanturis-muslim
Riduwan. (2004). Dasar-dasar Statistika, Edisi Ketiga. Bandung: Alfabeta.
selasar. (2015, September 02). BPS: Pengguna Transportasi Udara Naik 19,52
Persen. Dipetik Oktober 30, 2015, dari https://www.selasar.com:
https://www.selasar.com/ekonomi/bps-pengguna-transportasiudara-naik-1952-persen
Sofyan, Riyanto. (2012). Prospek Bisnis Pariwisata Syariah. Jakarta:
Republika.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung:
Alfabeta.
travel.kompas. (2014, Februari 4). Aceh Hanya Menjadi Tempat Transit.
Dipetik November 1, 2015, dari http://travel.kompas.com:
http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/1115463/Aceh.Hanya.
Menjadi.Tempat.Transit
UNWTO. (2011). Religious Tourism in Asia and the Pacific. Dipetik Agustus 4,
2015, dari http://publications.unwto.org/:
http://publications.unwto.org/sites/all/files/pdf/110325_religious_t
ourism_excerpt.pdf
- 178 -
Warsidi, Adi. (2015, Mei 16). Wisata Syariah Aceh Tahun Ini Targetkan 1,8
Juta Turis . Dipetik Agustus 25, 2015, dari http://nasional.tempo.co/:
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/05/16/058666645/wisat
a-syariah-aceh-tahun-ini-targetkan-1-8-juta-turis
Worldaffairsjournal. (2015, April 2). The Future of World Religions:
Population Growth Projections, 2010-2050. Dipetik Agustus 4, 2015,
dari http://www.worldaffairsjournal.org/:
http://www.worldaffairsjournal.org/content/future-world-religionspopulation-growth-projections-2010-2050
Wuryasti, Fetri. (2013, Oktober 30). Wisata Halal, Konsep Baru Kegiatan
Wisata di Indonesia. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://travel.detik.com:
http://travel.detik.com/read/2013/10/30/152010/2399509/1382/
wisata-halal-konsep-baru-kegiatan-wisata-di-indonesia
Yusuf, Iwan. Awaludin. (2011, Maret 28). Memahami Focus Group Discission
(FGD). Dipetik September 2015, dari Bincang Media:
http://bincangmedia.wordpress.com
Lainnya:
http://www.manadokota.go.id/page-101-geografis.html diakses tanggal 18
Oktober 2015
http://indonesia.travel/sites/site/33/taman-nasional-bunaken, diakses
tanggal 1 Desember 2015
http://www.manadokota.go.id/page-101-geografis.html diakses tanggal 18
Oktober 2015
http://anekatempatwisata.com/10-tempat-wisata-di-manado-yang-wajibdikunjungi/ diakses tanggal 19 Oktober 2015
http://manadokota.go.id/berita-1269-gereja-katolik-katedral.html diakses
tanggal 19 Oktober 2015
http://manadokota.go.id/berita-1268-klenteng-ban-hin-kiong.html
tanggal 19 Oktober 2015
diakses
- 179 -
- LAMPIRAN -
- 180 -
LAMPIRAN 1
PEDOMAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
DAFTAR ISI
1. Pengertian Diskusi Terfokus
2. Topik Diskusi Terfokus
3. Tujuan dan Sasaran
4. Peserta Diskusi Terfokus
5. Waktu Diskusi Terfokus
6. Mekanisme Diskusi Terfokus
7. Pedoman Diskusi
- 181 -
I.
II.
III.
IV.
V.
- 182 -
VI.
Lokasi
Nama
Waktu
Darussalam
2
- 183 -
- 184 -
- 185 -
Things to DO:
- 186 -
CHECK LIST
PENELITIAN KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA SYARIAH DI
INDONESIA
2015
Nama Barang
Buku Panduan FGD
Lembar Isian FGD
Ticket
Korespondensi
Surat
Booking Hotel
Administrasi Hotel (kwitansi sewa ruang, NPWP, dll sesuai RAB)
Sewa mobil + administrasi sewa mbl (Fotocopy SIM, STNK, NPWP)
Daftar hadir peserta FGD
Daftar honor peserta FGD + narsum+ moderator
Kit FGD
Visum/SPPD
Daftar konfirmasi peserta
Laptop
Camera
Voice Recorder
Pointer
ATK
- 187 -
LAMPIRAN 2
Pedoman Wawancara
Kajian Pengembangan Wisata Syariah
Pedoman Wawancara Mendalam
A. WISATAWAN
Identitas Informan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
No
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
11
12
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Pendidikan Terakhir
:
Jabatan/Pekerjaan
:
Lama Kerja
:
No. Telp/Hp
:
Email
:
Alamat
:
Pertanyaan
Apakah Anda mengetahui wisata syariah?
Bagaimana pendapat Anda tentang wisata
syariah?
Apakah Anda mempertimbangkan aspek
halal/haram saat berwisata?
Seberapa besar potensi wisata di Aceh/Manado
yang dapat dikembangkan sebagai tujuan wisata
syariah?
Apakah di Aceh/Manado ada tempat-tempat
wisata keagamaan, seperti ziarah ke makam atau
gereja?
Apakah di tempat wisata (Aceh/Manado)
tersedia fasilitas ibadah di tiap destinasinya?
Apakah di hotel-hotel (Aceh/Manado) tersedia
fasilitas ibadah seperti mushola/sajadah/Al
Quran?
Apakah di restoran-restoran (Aceh/Manado)
tersedia pemisahan makanan halal dan nonhalal?
Apakah di Aceh/Manado sudah terdapat
restoran dan hotel yang sudah memiliki
sertifikat halal?
Apakah dalam paket perjalanan (tour and
travel) memperhatikan waktu salat?
Pernah ada sosialisasi dari pemerintah terkait
wisata syariah?
Apakah ada promosi khusus tentang wisata
syariah?
- 188 -
Jawaban
B. PELAKU INDUSTRI
Identitas Informan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
No
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
11
12
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Jabatan/Pekerjaan
Lama Kerja
No. Telp/Hp
Email
Alamat
Pertanyaan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Jawaban
- 189 -
C. Pemerintah Daerah
Identitas Informan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
No
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Jabatan/Pekerjaan
Lama Kerja
No. Telp/Hp
Email
Alamat
Pertanyaan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Jawaban
- 190 -
LAMPIRAN 3
KUESIONER
PENELITIAN KAJIAN
PENGEMBANGAN WISATA
SYARIAH MANADO
No. Kuesioner
Tgl
:
:
:
:
Yth.
Bapak
/Ibu/S
dr/i
Nama(optional)
Kebangsaan
Domisili
(kab/kota)
:
:
:
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
5 Usia
: .Tahun
Pendidikan
(1) SMP
(4) S1
6 Terakhir
: (2) SMA
(5) S2
(Formal)
(3) Diploma
(1) Profesional/swasta
(2) PNS (Government Official)
(3) TNI/Polri
Pekerjaan
7
: (4) Pelajar/Mahasiswa
Utama
(5) Pensiunan
(6) Ibu rumah tangga
(7) Lainnya.
B. KESIAPAN SEBAGAI DESTINASI WISATA SYARIAH DI MANADO
(Berilah tanda X pada jawaban yang anda pilih)
4
Jenis Kelamin
NO
I
8
9
10
PERNYATAAN
Manado memiliki Daya Tarik Wisata:
yang meliputi wisata alam, wisata budaya
dan wisata buatan
Berbagai produk seperti wisata belanja,
kuliner, sightseeing, atraksi budaya dll
Makanan dan minuman halal di destinasi
wisata mudah diperoleh
- 191 -
JAWABAN
Sangat
tidak
Baik
Tidak
baik
Netral
baik
Sangat
Baik
11
12
13
II
14
15
16
17
18
Sangat
Tidak
Baik
Tidak
Baik
Netral
Baik
Sangat
Baik
Usaha
Penyedia
Makanan
dan
Minuman di Manado
Terdapat Restoran yang menyediakan
makanan dan minuman yang terjamin
kehalalannya dengan sertifikasi halal
dari MUI
Sanitasi dan kebersihan lingkungan
restoran dan penyedia jasa makanan
dan minuman terjaga dengan baik
Sangat
Tidak
Siap
Tidak
Siap
Netral
Siap
Sangat
Siap
IV
Sangat
Tidak
Siap
Tidak
Siap
Netral
Siap
Sangat
Siap
21
III
19
20
22
23
24
- 192 -
V
25
26
27
Sangat
Tidak
Siap
Tidak
Siap
Netral
Siap
Sangat
Siap
Sangat
Tidak
Baik
Tidak
Baik
Netral
Baik
Sangat
Baik
VII
Aksesibilitas di Manado
Sangat
Tidak
Baik
Tidak
Baik
Netral
Baik
Sangat
Baik
32
VI
28
29
30
31
33
34
35
Terimakasih -
- 193 -
LAMPIRAN 4
FOTO KEGIATAN
1. ACEH
Wawancara dengan narasumber:
Kadisbudpar Prov. Aceh (Bpk.
Reza Fahlevi)
- 194 -
2. MANADO
- 195 -