Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari pengendalian internal dalam memahami
penilaian resiko pengendalian. Ada 4 langkah penting untuk penilaian tersebut.
a. Auditor memerlukan kerangka acuan untuk menilai resiko pengendalian (kerangka untuk
semua kelompok transaksi yaitu 6 transaksi yang berkaitan dengan audit).
b. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal dan kelemahan penting dalam
penjualan.
c. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan, auditor menghubungkan
keduanya dengan tujuan audit.
d. Terakhir, auditor menilai risiko pengendalian pada masing masing tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan kelemahan dari setiap tujuan. Langkah ini penting karena
mempengaruhi keputusan auditor tentang tes pengendalian dan tes substantif .
Bagan Penjualan dan Penerimaan Hillsburg Hardware
b) Otorisasi yang Tepat Auditor harus memperhatikan otorisasi dari tiga titik kunci : kredit
harus benar benar disepakati sebelum penjualan berlangsung; barang barang harus
dikirimkan bila telah diotorisasi dengan tepat; dan harga, termasuk didalamnya, biaya
pengiriman, dan diskon harus diotorisasi.
c) Kelengkapan Catatan dan Dokumen Dengan sistem ini, hampir tidak ditemui
kesalahan untuk menagih pelanggan jika semua faktur dilaporkan secara periodik
d) Dokumen Bernomor Urut (Prenumbered) Bertujuan untuk mencegah kesalahan
memeriksa pemrosesan dan pencatatan transaksi yang berhubungan dengan sasaran audit.
Transaksi Yang Berkaitan Dengan Sasaran Audit, Pedoman Pengawasan Yang Berlaku, Tes
Pengawasan, Kelemahan, Tes Substantif Transaksi Penerimaan Tunai Hillsburg Hardware
Urutan pembukuan untuk faktur penjualan yang dipilih dari jurnal penjualan dan
memperhatikan nomor yang dihilangkan dan nomor ganda atau faktur yang berada di luar urutan
adalah tes yang secara simultan memberikan bukti keberadaan atau kelengkapan.
Tes pengawasan yang sesuai untuk setiap pembagian tugas biasanya hanya terbatas pada
diskusi dan pengamatan auditor dengan personil. Beberapa tes pengawasan pada Tabel 13-2
dilakukan dengan menggunakan komputer. Pengawasan terakhir adalah kunci pengawasan untuk
mencegah penjualan fiktif.
Di dalam memutuskan tes substantif atas transaksi, beberapa prosedur biasanya
digunakan untuk setiap audit dengan mengabaikan yang lainnya, sementara yang lainnya
tergantung pada terpenuhinya pengawasan dan hasil dari tes pengawasan.
Prosedur audit yang digunakan dipengaruhi oleh internal dan tes pengawasan terhadap
sasaran. Menentukan tes substantif atas transaksi yang tepat pada prosedur penjualan relatif sulit
sebeb jumlahnya cukup banyak tergantung pada keadaan
a) Pencatatan Terhadap Penjualan Yang Terjadi. Untuk sasaran ini, auditor akan
menelusuri dari data yang dimasukkan ke dalam jurnal penjualan untuk meyakinkan
bahwa salinan yang menyangkut pengiriman dan dokumen pendukung lain yang ada.
c) Penjualan Yang Dicatat Lebih Dari Sekali Penjualan yang dicatat dua kali dapat
diketahui dengan memeriksa ulang daftar urut nomor dari catatan transaksi penjualan
yang nomornya dicatat dua kali.
d) Pengiriman Untuk Konsumen Palsu Penipuan jenis ini biasanya terjadi ketika orang
yang mencatat penjualan juga diberi hak untuk melakukan pengiriman. Pendekatan
efektif lainnya untuk mendeteksi tiga jenis kesalahan tersebut adalah dengan menelusuri
kredit pada berkas induk rekening piutang ke sumbernya.
e) Keberadaan Pencatatan Transaksi Penjualan Pada sebagian besar audit, tidak ada tes
dokumen sampai ke jurnal dan menelusuri balik jurnal kembali ke dokumen sumber.
Ketika mendesain prosedur audit untuk kelengkapan dan keberadaan, diawali dengan
menelusuri dokumen sangatlah penting. Ini disebut arah tes. Sebagai contoh, jika auditor
memperhatikan keberadaan tetapi menelusuri dari arah yang salah (dari dokumen pengiriman ke
jurnal), maka harus dilakukan audit yang serius untuk kekurangan pada keberadaan.
a) Penjualan dicatat dengan akurat Pencatatan dengan akurat transaksi penjualan yang
menyangkut jumlah pengiriman barang yang dipesan, pembuatan tagihan dengan akurat
untuk jumlah barang yang dikirim, dan mencatat dengan akurat jumlah tagihan di dalam
pembukuannya. Tes substantif dalam tiap audit akan memastikan apakah setiap aspek
telah dibuat dengan akurat.
b) Pencatatan Penjualan Yang Sesuai Dengan Klasifikasinya Pada umumnya tes
penjualan untuk kesesuaian klasifikasi merupakan bagian dari tes akurasi. Auditor
menguji dokumen pendukung untuk menentukan klasifikasi yang tepat dari satu transaksi
dan membandingkannya dengan rekening yang didebet.
c) Penjualan Dicatat dengan Tanggal Yang Benar Penjualan yang harus ditagih dan yang
dicatat segera setelah pengiriman dilakukan akan mencegah hilangnya transaksi dengan
tidak sengaja dari catatan dan untuk memastikan bahwa penjualan dicatat pada periode
yang sesuai
d) Transaksi Penjualan Harus Dimasukkan di Dalam Berkas Induk dan Direkap
Dengan Benar Mencantumkan dengan tepat semua transaksi penjualan ke dalam berkas
induk piutang sanatlah penting karena keakuratan dalam pencatatannya akan
mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih piutang yang belum dilunasi.
7
Pastikan bahwa setiap dokumen akan diuji, semua prosedur akan diterapkan pada
dokumen dan akan selesai pada waktu itu juga
tidak tertagih dengan suatu level manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui investigasi
alasan.
1.7 Pengendalian Internal Saldo Akun
Jika pengendalian internal untuk masing-masing kelompok transaksi telah dilakukan
secara efektif dan pengujian substantif transaksi yang berhubungan mendukung kesimpulan,
kesalahan penyajian dalam laporan keuangan akan berkurang. Pada siklus penjualan dan
penagihan, yang paling terpengaruh adalah nilai yang dapat direalisir, hak, dan kewajiban.
Auditor umumnya mengatur risiko inheren setinggi nilai yang dapat direalisir. Idealnya, klien
merancang beberapa pengendalian untuk mengurangi piutang tidak tertagih. Salah satunya
adalah persetujuan kredit melalui orang yang tepat. Dua pengendalian yang lain adalah:
Persiapan accounts receivable trial balance secara periodik untuk direviu dan di-follow-up oleh
personel manajemen yang sesuai.
Kebijakan penghapusan piutang tidak tertagih ketika sudah tidak lagi dapat ditagih.
10
REFERENSI :
https://fxfebrikurniawan.wordpress.com/2015/11/18/audit-siklus-penjualan-dan-penagihanpengujian-pengendalian-dan-pengujian-substantif-transaksi/
11