Vous êtes sur la page 1sur 11

PENGAUDITAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG

1.1 Akun dan Golongan Transaksi


Tujuan audit siklus penjualan dan penagihan yaitu apakah saldo rekening yang terpengaruh oleh
siklus ini secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip dasar akuntansi.
Yang masuk ke dalam siklus penjualan dan penagihan diperlihatkan Gambar berikut:

Terdapat 4 golongan transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan kas:


a. Penjualan
b. Penerimaan kas
c. Retur penjualan dan potongan
d. Penghapusan piutang yang tak tertagih
Memperkirakan piutang tak tertagih
Kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah akhirnya akan masuk ke salah satu dari
rekening piutang atau cadangan piutang yang tak tertagih (diasumsikan pengendalian internal
pada golongan penjualan kredit dan tunai sama).

1.2 Fungsi Bisnis, Dokumen dan Catatan


Siklus penjualan dan penagihan yaitu proses pemindahan kepemilikan barang-barang dan
jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk dijual.
Terdapat 8 fungsi bisnis siklus penjualan dan penagihan. Proses pertama dari empat proses
merupakan pencatatan penjualan, sadangkan golongan transaksi lainnya hanya merupakan
bagian dari satu fungsi bisnis.
a) Memproses Pesanan Pelanggan
b) Pengiriman Barang
c) Tagihan kepada Pelanggan dan Pembukuan Penjualan
d) Pemprosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
e) Memproses dan Membukukan Penerimaan Tunai
f) Menghapus Piutang Tak Tertagih
g) Menetapkan Piutang yang Tak Tertagih
h) Efek E-Commerce terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan
1.3 Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian dan Substantif Penjualan
Dengan pengetahuan ini, sekarang kita dapat mempelajari desain tes kontrol dan tes
substantif transaksi untuk lima kelompok transaksi di dalam siklus.
Metodologi untuk Desain Tes Pengawasan dan Tes Substantif Transaksi Penjualan

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari pengendalian internal dalam memahami
penilaian resiko pengendalian. Ada 4 langkah penting untuk penilaian tersebut.

a. Auditor memerlukan kerangka acuan untuk menilai resiko pengendalian (kerangka untuk
semua kelompok transaksi yaitu 6 transaksi yang berkaitan dengan audit).
b. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal dan kelemahan penting dalam
penjualan.
c. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan, auditor menghubungkan
keduanya dengan tujuan audit.
d. Terakhir, auditor menilai risiko pengendalian pada masing masing tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan kelemahan dari setiap tujuan. Langkah ini penting karena
mempengaruhi keputusan auditor tentang tes pengendalian dan tes substantif .
Bagan Penjualan dan Penerimaan Hillsburg Hardware

a) Kemampuan Membagi Tugas Kemampuan membagi tugas berguna untuk mencegah

berbagai kesalahan, baik disengaja maunpun tidak disengaja.


3

b) Otorisasi yang Tepat Auditor harus memperhatikan otorisasi dari tiga titik kunci : kredit

harus benar benar disepakati sebelum penjualan berlangsung; barang barang harus
dikirimkan bila telah diotorisasi dengan tepat; dan harga, termasuk didalamnya, biaya
pengiriman, dan diskon harus diotorisasi.
c) Kelengkapan Catatan dan Dokumen Dengan sistem ini, hampir tidak ditemui

kesalahan untuk menagih pelanggan jika semua faktur dilaporkan secara periodik
d) Dokumen Bernomor Urut (Prenumbered) Bertujuan untuk mencegah kesalahan

penagihan atau pencatatan penjualan dan pembuatan salinan penagihan serta


pencatatannya.
e) Laporan Bulanan Agar efektivitasnya maksimum, semua perbedaan saldo di dalam

rekening harus diserahkan pada petugas yang tidak bertanggungjawab terhadap


penanganan uang atau pencatatan penjualan atau rekening piutang.
f) Prosedur Verifikasi Internal Penggunaan program komputer atau orang khusus untuk

memeriksa pemrosesan dan pencatatan transaksi yang berhubungan dengan sasaran audit.
Transaksi Yang Berkaitan Dengan Sasaran Audit, Pedoman Pengawasan Yang Berlaku, Tes
Pengawasan, Kelemahan, Tes Substantif Transaksi Penerimaan Tunai Hillsburg Hardware

Urutan pembukuan untuk faktur penjualan yang dipilih dari jurnal penjualan dan
memperhatikan nomor yang dihilangkan dan nomor ganda atau faktur yang berada di luar urutan
adalah tes yang secara simultan memberikan bukti keberadaan atau kelengkapan.
Tes pengawasan yang sesuai untuk setiap pembagian tugas biasanya hanya terbatas pada
diskusi dan pengamatan auditor dengan personil. Beberapa tes pengawasan pada Tabel 13-2
dilakukan dengan menggunakan komputer. Pengawasan terakhir adalah kunci pengawasan untuk
mencegah penjualan fiktif.
Di dalam memutuskan tes substantif atas transaksi, beberapa prosedur biasanya
digunakan untuk setiap audit dengan mengabaikan yang lainnya, sementara yang lainnya
tergantung pada terpenuhinya pengawasan dan hasil dari tes pengawasan.

Prosedur audit yang digunakan dipengaruhi oleh internal dan tes pengawasan terhadap
sasaran. Menentukan tes substantif atas transaksi yang tepat pada prosedur penjualan relatif sulit
sebeb jumlahnya cukup banyak tergantung pada keadaan
a) Pencatatan Terhadap Penjualan Yang Terjadi. Untuk sasaran ini, auditor akan

memperhatikan tiga jenis kemungkinan kesalahan : penjualan yang masuk ke dalam


jurnal tetapi tidak dilakukan pengiriman, penjualan yang dicatat lebih dari sekali, dan
pengiriman yang dilakukan untuk pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan
b) Pencatatan Penjualan Dimana Pengirimannya Tidak Dilakukan Auditor dapat

menelusuri dari data yang dimasukkan ke dalam jurnal penjualan untuk meyakinkan
bahwa salinan yang menyangkut pengiriman dan dokumen pendukung lain yang ada.
c) Penjualan Yang Dicatat Lebih Dari Sekali Penjualan yang dicatat dua kali dapat

diketahui dengan memeriksa ulang daftar urut nomor dari catatan transaksi penjualan
yang nomornya dicatat dua kali.
d) Pengiriman Untuk Konsumen Palsu Penipuan jenis ini biasanya terjadi ketika orang

yang mencatat penjualan juga diberi hak untuk melakukan pengiriman. Pendekatan
efektif lainnya untuk mendeteksi tiga jenis kesalahan tersebut adalah dengan menelusuri
kredit pada berkas induk rekening piutang ke sumbernya.
e) Keberadaan Pencatatan Transaksi Penjualan Pada sebagian besar audit, tidak ada tes

substantif transaksi kelengkapan data untuk memeriksa penggelembungan pendapatan


dan aset yang lebih diperhatikan dalam audit transaksi penjualan dibanding
pengecilannya.
f) Arah Tes Penting bagi auditor untuk memahami perbedaan antara menelusuri sumber

dokumen sampai ke jurnal dan menelusuri balik jurnal kembali ke dokumen sumber.

Arah Tes untuk Penjualan

Ketika mendesain prosedur audit untuk kelengkapan dan keberadaan, diawali dengan
menelusuri dokumen sangatlah penting. Ini disebut arah tes. Sebagai contoh, jika auditor
memperhatikan keberadaan tetapi menelusuri dari arah yang salah (dari dokumen pengiriman ke
jurnal), maka harus dilakukan audit yang serius untuk kekurangan pada keberadaan.
a) Penjualan dicatat dengan akurat Pencatatan dengan akurat transaksi penjualan yang
menyangkut jumlah pengiriman barang yang dipesan, pembuatan tagihan dengan akurat
untuk jumlah barang yang dikirim, dan mencatat dengan akurat jumlah tagihan di dalam
pembukuannya. Tes substantif dalam tiap audit akan memastikan apakah setiap aspek
telah dibuat dengan akurat.
b) Pencatatan Penjualan Yang Sesuai Dengan Klasifikasinya Pada umumnya tes
penjualan untuk kesesuaian klasifikasi merupakan bagian dari tes akurasi. Auditor
menguji dokumen pendukung untuk menentukan klasifikasi yang tepat dari satu transaksi
dan membandingkannya dengan rekening yang didebet.
c) Penjualan Dicatat dengan Tanggal Yang Benar Penjualan yang harus ditagih dan yang
dicatat segera setelah pengiriman dilakukan akan mencegah hilangnya transaksi dengan
tidak sengaja dari catatan dan untuk memastikan bahwa penjualan dicatat pada periode
yang sesuai
d) Transaksi Penjualan Harus Dimasukkan di Dalam Berkas Induk dan Direkap
Dengan Benar Mencantumkan dengan tepat semua transaksi penjualan ke dalam berkas
induk piutang sanatlah penting karena keakuratan dalam pencatatannya akan
mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih piutang yang belum dilunasi.
7

e) Transaksi Yang Berkaitan Dengan Sasaran Audit (Kolom 1) Walaupun beberapa


pengawasan internal memenuhi lebih dari satu tujuan, namun perlu dipertimbangkan sisi
masing-masing sasaran secara terpisah untuk memudahkan penilaian risiko pengawasan
yang lebih baik.
f) Kunci Pengawasan Internal (Kolom 2) Jika pengawasan penting untuk memenuhi salah
satu sasaran tidak memadai, maka kemungkinan kesalahan yang berkaitan dengan
sasaran ditingkatkan dengan mengabaikan pengawasan untuk sasaran lain
g) Tes Pengawasan (Kolom 3) Untuk setiap pengawasan internal pada kolom 2, auditor
mendesain sebuah tes pengawasan untuk memverifikasi efektivitasnya.
h) Kelemahan (Kolom 4) Kelemahan yang diidentifikasi oleh auditor mengindikasikan
tidak adanya pengawasan yang efektif. Auditor ada yang merespon kelemahan di dalam
pengendalian internal dengan memperluas tes subtantif transaksi untuk menentukan
apakah kelemahan hasil dari kesalahan yang signifikan.
Tes Substantif Transaksi (Kolom 5) Tujuan tes ini akan menentukan apakah ada
kesalahan keuangan di dalam transaksi penjualan. Tes subtantif transaksi tidak secara langsung
berhubungan dengan kunci pengawasan atau kolom tes pengawasan, tetapi luasnya tes subtantif
transaksi tergantung pada keberadaan pengawasan dan hasil tes pengawasan.
Untuk merubah format isian desain program menjadi format kinerja audit program yang
dapat diterapkan, prosedur harus dikombinasikan. Kombinasi tersebut akan dilakukan sebagai
berikut :

Hapus prosedur yang ganda

Pastikan bahwa setiap dokumen akan diuji, semua prosedur akan diterapkan pada
dokumen dan akan selesai pada waktu itu juga

Memungkinkan auditor untuk melakukan urutan prosedur yang lebih efektif.

1.4 Retur dan Pengurangan Harga


Untuk retur penjualan dan pengurangan harga, penekanan umum biasanya pada tes
keberadaan pencatatan transaksi untuk membuka beralihnya uang tunai yang ditarik dari
rekening piutang yang disembunyikan melalui retur penjualan dan pengurangan harga yang
fiktif. Walaupun penekanan untuk audit pada retur penjualan dan pengurangan harga sering
dilakukan dengan tes keberadaan pencatatan transaksi. Retur penjualan dan pengurangan harga
yang tidak dicatat bisa bersifat material dan dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
menekan pendapatan bersih.
1.5 Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian dan Substantif Penerimaan Kas
Tes pengendalian tergantung identifikasi auditor terhadap pengendalian dan tingkat
pengurangan risiko pengendalian yang mereka percayai. Bagian penting yang menjadi tanggung
jawab auditor dalam melakukan audit penerimaan uang tunai adalah mengidentifikasi kelemahan
pengendalian internal (penipuan). Jenis penyalah gunaan uang yang paling sulit dideteksi adalah
terjadi sebelum uang dicatat dalam jurnal penerimaan uang tunai atau dalam daftar lainnya,
terutama jika tanda terima dan penerimaan uang tunai dicatat serempak. Yang dilakukan adalah
melacak berita pengiriman yang diberi nomor, daftar penerimaan tunai sementara, catatan jurnal
penerimaan uang tunai dan ke bagian catatan rekening piutang sebagai tes substantif pencatatan
penerimaan uang tunai. Pengujian pengendalian penerimaan kas dan prosedur audit pengujian
substantif transaksi dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama dengan penjualan tetapi
tentu saja tujuan spesifik ditetapkan untuk penerimaan kas. Bagian penting dari tanggung jawab
auditor dalam mengaudit penerimaan kas adalah untuk menentukan kelemahan pengendalian
internal yang meningkatkan potensi fraud. Tipe penggelapan kas yang sangat sulit bagi auditor
deteksi adalah apakah itu terjadi sebelum kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas .
1.6 Pengauditan Penghapusan Piutang
Hal yang menjadi perhatian auditor pada audit penghapusan piutang tidak tertagih adalah
kemungkinan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang yang sudah tertagih.
Pengendalian utama untuk mencegah penipuan ini adalah otorisasi tepat penghapusan piutang

tidak tertagih dengan suatu level manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui investigasi
alasan.
1.7 Pengendalian Internal Saldo Akun
Jika pengendalian internal untuk masing-masing kelompok transaksi telah dilakukan
secara efektif dan pengujian substantif transaksi yang berhubungan mendukung kesimpulan,
kesalahan penyajian dalam laporan keuangan akan berkurang. Pada siklus penjualan dan
penagihan, yang paling terpengaruh adalah nilai yang dapat direalisir, hak, dan kewajiban.
Auditor umumnya mengatur risiko inheren setinggi nilai yang dapat direalisir. Idealnya, klien
merancang beberapa pengendalian untuk mengurangi piutang tidak tertagih. Salah satunya
adalah persetujuan kredit melalui orang yang tepat. Dua pengendalian yang lain adalah:
Persiapan accounts receivable trial balance secara periodik untuk direviu dan di-follow-up oleh
personel manajemen yang sesuai.
Kebijakan penghapusan piutang tidak tertagih ketika sudah tidak lagi dapat ditagih.

10

REFERENSI :
https://fxfebrikurniawan.wordpress.com/2015/11/18/audit-siklus-penjualan-dan-penagihanpengujian-pengendalian-dan-pengujian-substantif-transaksi/

11

Vous aimerez peut-être aussi