Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preoperasi

merupakan

sautu

masa

sebelum

dilakukannya

tindakan

pembedahan dari perencanaan pembedahan sampai berakhir di meja operasi. Sebagai


pasien yang akan menjalani operasi dan sebagai suatu pengalaman baru tentunya
membuat pasien menjadi krisis sehingga menimbulkan kecemasan bagi pasien.
Respon kecemasan tentunya akan membuat pasien tidak nyaman dan tenang, selain
itu juga akan berpengaruh pada keadaan nanti selama pembedahan berlangsung,
kecemasan pasien tentunya haruslah ditangani dan diatasi agar nantinya tidak
menyebabkan komplikasi maupun hal hal yang tidak di inginkan selama operasi
berlangsung, disinilah sebagai perawat kamar bedah atau anestesi tentunya dituntut
untuk dapat mengatasi krisis dan kecemasan pasien sebelum operasi berlangsung.
Kecemasan merupakan sesuatu hal yang wajar oleh karena
setiap orang menginginkan segala sesuatunya dapat berjalan
dengan

lancar

dan

terhindar

dari

segala

marabahaya

atau

kegagalan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang


tidak

menyenangkan

dan

reaksi

fisiologis,

dengan

kata

lain

kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya


(Trismiati, 2004; dalam Purba, Wahyuni, Daulay, Nasution, 2008).
Sedangkan Corey (1995 Purba dkk, 2008) mengartikan ansietas
sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa individu untuk
berbuat sesuatu. Akan tetapi, bila keadaan ini terus menerus
berlangsung dapat menyebabkan keadaan yang panik dimana
seseorang tidak dapat lagi melihat segala sesuatu dengan pikiran
jernih karena lahan persepsinya sangat menyempit. Oleh karena itu,
di perlukan pemberian asuhan keperawatan untuk mengurangi
perasaan cemas pada klien.
Tingkat kecemasan pasien preoperasi yang relatif tinggi
disebabkan operasi yang dilakukan adalah operasi elektif dan pasien
sudah terlebih dahulu diberitahu oleh tim medis bahwa akan
operasi. Preoperasi dapat mengalami berbagai ketakutan. Takut
terhadap anestesia, takut terhadap nyeri atau kematian, takut

tentang ketidaktahuan atau takut tentang deformitas atau ancaman


lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau
ansietas

(Brunner

dan

Suddarth,

2001).

Untuk

mengatasi

kecemasan pada pasien preoperasi dapat dilakukan pendidikan


kesehatan mengenai prosedur operasi yang akan dilakukan guna
mengurangi tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pendidikan kesehatan pada pasien preoperasi?
2. Apa saja tujuan dari pendidikan kesehatan pada pasien preoperasi?
3. Apa saja hal yang dapat dilakukan pada pendidikan kesehatan preoperasi?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prosedur pendidikan kesehatan
pada pasien preoperasi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tujuan dari pendidikan kesehatan
pada pasien preoperasi.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hal hal yang dapat dilakukan
pada pendidikan kesehatan preoperasi.

BAB IIz
ISI
A. Prosedur pendidikan kesehatan
Prosedur penkes pada pasien yang sebelum menjalani operasi
sangatlah penting dilakukan, karena hal hal ini tentunya akan
menjadi pengaruh pada pasien dalam menghadapi pembedahan
nantinya, adapun prosedur prosedur yang dapat dilakukan adalah:
1. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tanggal, waktu
dan lokasi pembedahan yang akurat dan mudah dimengerti
pasien maupun keluarga.
2. Hindari penggunaan istilah istilah medis selama penjekasan.
3. Berikan informasi kepada pasien dan orang terdekat mengenai
prosedur operasi yang akan dijalani.
4. Kaji

pengalaman

pembedahan

terdahulu

dan

tingkat

pengetahuan klien terkait dengan pembedahan.


5. Kaji kecemasan pasien/ keluarga terkait dengan pembedahan.
6. Berikan waktu pada pasien untuk mengajukan pertanyaan dan
mendiskusikan hal hal yang menjadi perhatian.
7. Gambarkan rutinitas yang dilakukan sebelum operasi (anestesi,
diet, dll)
8. Jelaskan medikasi preoperasi dan efek yang akan terjadi.
9. Diskusikan manajemen nyeri yang mungkin dilakukan setelah
operasi berlangsung.

Dapus :
Purba, Wahyuni, Nasution, Daulay. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah psikososial dan gangguan jiwa. Medan: USU Press.

Gerald Corey. 1995. Teori dan Praktek Dari Konseling dan Psikoterapi. Semarang : IKIP
Semarang Press.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Vous aimerez peut-être aussi