Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DIABETES MELITUS
DI RUANG ANAK RSU DR. SOETOMO
SURABAYA
DI SUSUN
OLEH :
NASRUL HADI PURWANTO S.Kep, Ns
NIM 010230454 B
karena tidak adekuatnya produksi insulin, karbohidrat tidak dapat dipakai sebagai
bahan bakar penghasil energi, kemudian lemak dimobilisir untuk energi yang proses
oksidasinya tidak lengkap, akan menghasilkan ketone bodies (acetone, acid diacetid,
oxybatyric acid) terjadi penumpukan keton bodies siap di ekskresi ke dalam urine,
tetapi di dalam ekresi akan menyebabkan gangguan keseimbangan cairan yang
menyebabkan acidosis dengan karakteristik.
GEJALA
Gejala diabetes mellitus ada rasa haus, penurunan berat badan, kencing banyak, lesu
dan ngompol waktu malam. Gejala gejala ini nampak selama beberapa minggu.
Ketoasidosis yang nampak pada anak harus diperlakukan sebagai keadaan gawat
dan anak harus dirawat dirumah sakit.
Insulin komponen tunggal berisi porsin murni (misalnya Actrapid MC atau Leo
Neutral) diberikan melalui infus pelan menggunakan pompa infus yang memberikan
2,5 atau 5 unit perjam secara teratur tergantung usia anak. NaCl 0,9 diberikan
secara intravena sampai gula darah mendekati harga normal (11 mmo1/1) kemudian
diganti dengan NaCl 0,45 % ditambah Dekstrosa 5 %. Natrium bikarbonat dan
garam kalium ditambahkan bila perlu.
Pada penyembuhan secara bertahap diberikan diet yang sesuai tergantung usia
anak. Insulin diberikan sesuai hasil pemeriksaan air kencing sebelum makan. Dalam
waktu singkat anak makan seperti biasa dan dapat dimulai dengan insulin long
acting sebagai pengobatan pemeliharaan.
Rapitard MC (Novo) 1 atau 2 kali sehari atau gabungan seperti :
Monotard MC (Novo) + Actrapid MC (Novo) pagi hari atau
Leo Retard + Leo Neutral pada pagi hari
Anak usia 6 tahun keatas dapat diajari memakai insulinnya dengan pengawasan
ibunya. Tempat suntikan dipindah setiap hari dari depan / sisi lateral. Mereka harus
memeriksa air kencing mereka setengah jam sebelum makan. Kandung kencing harus
dikosongkan setengah jam sebelum mendapatkan bahan pemeriksaan yang
menggambarkan glukosa darah waktu itu.
Glukose merupakan sumber energi utama untuk sel. Insulin merupakan fasilitas
peningkatan glukosa intravaskuler melalui muskulus dari cell lemak, memfasititasi
penyimpanan glukosa menjadi glikogen didalam liver dan sel muskulus dan secara
tidak langsung mencegah metabolisme lemak, kekurangan insulin berperan penting
terjadinya hyperglikemia karena glucosa intravascular tidak akan masuk ke dalam sel.
Lever merespon kekurangan glukosa intraselluler melalui glukoncogenesis dan
glyconolysis dan lebih lanjut akan memperberat hyperglikemia. Hyperglikemia
menyebabkan diuresis osmotic yang berlanjut kehilangan cairan ekektrolit dan rata
rata akan terjadi dehidrasi.
Ketidakmampuan glukosa masuk ke sel, memacu katabolise di proses katabolisme
tubuh menggunakan lemak dan protein sebagai energi dan walaupun intake makanan
meningkat terjadi penurunan berat badan. Ketika lemak digunakan sebagai energi,
liver merubah peningkatan lemak bebas didalam darah menjadi keton bodies.
Penumpukan sirkulasi akumulasi keton bodies akan mempengaruhi PH darah yang
akan mempengaruhi ketoacidosis. Selama acidosis potassium (kalium) tubuh
menurun secara signifikan. Tanda tanda kenaikan aceton dan ketoacid ialah
pernafasan berbau buah buahan, kussmaul, nyeri abdominal, muntah. Saat
terjadi muntah cairan banyak keluar dan terjadi gangguan keseimbangan dan
diperlukan peningkatan intake, dan kondisi anak dapat lebih cepat memburuk.
Anak dengan diabetes dengan riwayat poliuri, polidipsi, poliphagia dan penurunan
berat badan, banyak yang mengalami ketoacidosis. Anak dengan diabetes
ketoacidosis dengan tanda tanda klasik dan hyperglikemia (glokusa darah lebih dari
300 mg / dl), ketonemia, acidosis / PH < 7.30, bicarbnat < 15 mEq / 1, glucosuria,
ketonuria.
Fokus treatment anak dengan diabetes keseimbangan metabolisme. Treatment jangka
panjang berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
dan memberi tekanan tidak bergantung dan mengurangi efek psychososial. Treatment
termasuk pendidikan anak dan keluarga untuk monitoring glukosa, pemberian insulin,
diet, exercise, management, hyperglydemia dan hypoglikemia.
DIAGNOSIS
Hati hati obsevasi gejala / tanda di dalam anggota keluarga yang mempunyai
riwayat Diabetes, misalnya frekwensi BAK, rasa haus, kehilangan berat badan dan
yang merupakan reseko tinggi diharapkan untuk secara rutin periksa, dengan finger
stickglucose monitoring atau test glicosuria apabila level glukosa darah > 200 mg / dl
atau glycosuria, dan adanya tanda poliuria dan penurunan berat badan, polipagia.
Walaupun test toleransi glukosa dapat menggambarkan Diabetes pada dewasa, tidak
dapat digunakan untuk anak anak. Test oral glukosa toleransi sering tidak cocok /
mendapatkan sukses pada anak karena mereka memuntahkan glukosa padat yang
seharusnya ditelan.
Treatment untuk anak diabetes melibatkan keluarga anak dan tim kesehatan (perawat,
gizi, dokter). Setelah anak terdiagnosa Diabetes, untuk beberapa waktu akan masuk
rumah sakit, sampai keadaan stabil dibawah supervisor. Untuk beberapa saat perawat
harus memahami perasaan emosi klien.
Appetiti
Polydipsia
Dehidrasi
Irritablity
Kelemahan
Kelembaban kulit
Turgor
Psikososial :
Psikoseksual :
Intelektual :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
5.
Tidak bergantung
6.
7.
Untuk anak agar dapat belajar merawat diabet supaya terhindar dari
komplikasi.
Mencegah injuri
1.
Monitoring level glukosa darah; 2 kali sehari, sebelum makan pagi dan makan
malam
2.
3.
4.
Meningkatkan
koping
keluarga
dalam
manajemen
hypoglikemia
dan
hyperglikemia
1.
2.
Cara penanganan apabila gula darah < 60 mg/dl, juice, gula, soda non diet,
apabila glukosa tidak dicek beri karbohidrat simple apabila ada tanda
hipoglikemia
3.
Apabila anak mendapat therapi glukagon atau dextrose dari dokter, ajari
bagaimana pemberian glukagon secara intra muscular
4.
Anjurkan anak membawa bekal dan dimakan apabila ada tanda tanda
hipoglikemia (bekalnya karbohidrat complex misalnya cake, crakers, roti, kacang
dan sebagainya )
5.
6.
Apabila anak mengalami sakit ( panas, infeksi, muntah, mual, tidak mau
makan ) hubungi dokter
7.
2.
3.
Apabila anak akan pulang terlambat untuk makan siamg dianjurkan membawa
makanan karbohidrat komplek
4.
lingkungan sosial
2.
3.
Observasi kedua kaki untuk pecah pecah, potong kuku sesuai garis, gunakan
kaos kaki yang bersih dan jangan tidak menggunakan pengalas kaki
4.
Infeksi yang sering adalah sistem urinary dan sistem respirasi atas, ajarkan
mengenal tanda tanda infeksi urinary ; gatal, rasa panas pada sistem urinary, bila
terjadi hubungi dokter
2.
Anjurkan
banyak
membaca
untuk
menambah
pemahaman
tentang
penyakitnya
3.
2.
EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Anak dan keluarga dapat menunjukkan sikap positif didalam segala kondisi
KEPUSTAKAAN
Dr. Sidhartani Zain. (1981), Ilmu Kesehatan
Semarang, Semarang.
Dr. Sidhartani Zain. (1991), Penatalaksanaan Kegawatan Neonatus, Universitas
Diponegoro Semarang, Semarang.
---------------- (1987). Materi Pelatihan Bayi dan Anak. RSUDP Dr Kariyadi,
Semarang.
---------------- (2000). Materi perkuliahan Ilmu Kesehatan Anak. PSIK Unair,
Surabaya.
Marilynn. E. Doenges, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.