Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Dira Sari Puji Astuti
1102011082
Konsulen Pembimbing
dr. Hj. Perwitasari Bustami, Sp.S
dr. Eny Waeningsih, Sp.S, Mkes
BAB 1
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS
Nama
: Tn.A
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 61 tahun
Agama
: Islam
Alamat
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan cara autoanamnesis dan aloanamnesis pada 06 April 2016
Keluhan Utama
: Sedang
Kesadaran
: Composmentis
: Kiri
Kanan
Nadi
: 86x /menit
Napas
: 20x /menit
Suhu
: 36,6 oC
: 140/80 mmhg
: 140/80 mmhg
Status Generalis
Kepala
: Normochepal
Mata
: CA -/- ; SI -/- ; RCL +/+ ; RCTL +/+ ; Pupil bulat, isokor 3/3mm
THT
: Tidak ada deviasi, tidak ada krepitasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-),
(-/-),darah (-/-).
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
: Cembung simetris, tidak ada nyeri tekan, sikatrik (-), massa (-)
Ekstremitas
serumen
Status Neurologis
GCS
: E4M6V5 15
Pupil
:
Kanan
Kiri
Bentuk
Bulat
Bulat
Diameter
3 mm
3 mm
Kiri
Kaku kuduk
Brudzinski I
Laseque
70
70
Kernig
135
135
Brudzinski II
Kiri
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Lapang Pandang
Baik
Baik
Warna
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N.I
N. II
Visus
Funduskopi
N.III. IV dan VI
M. Rektus Medius
Baik
Baik
M. Rektus Inferior
Baik
Baik
M. Rektus Superior
Baik
Baik
M. Obliqus Inferior
Baik
Baik
M. Levator Palpebra
Baik
Baik
Refleks Kornea +
Refleks Kornea +
V2 & V3Baik
V3Baik
Motorik
Baik
Baik
Sensorik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Motorik
Parese dextra
N. V
Sensorik
V1
V2
V3
N. VII
sentral
N. VIII
Vestibularis
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Arkus Faring
Simetris
Simetris
Gag Refleks
Cochlearis
Menggesekan jari
Garpu Tala
N. IX & N. X
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
M. Sternocleidomastoideus
Baik
Baik
M. Trapezius
Baik
Baik
Deviasi
Tidak deviasi
N. XII
Motorik
:
Kanan
Kiri
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Kekuatan
Tonus
Trofi
Refleks
Fisiologis
Biseps
Triseps
Patella
Achilles
Patologis
Hoffmann- Tromner
Babinski& Babinski Group
Sensorik
:
Kanan
kiri
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Ekstremitas atas
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Ekstremitas bawah
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Ekstremitas atas
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Ekstremitas bawah
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Raba halus
Nyeri
Suhu
Getar
Mata Tertutup
Romberg
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kanan
Kiri
Disdiadokokinesis
Tes jari-hidung
Tes tumit-lutut
Rebound Phenomen
Nistagmus
Pemeriksaan laboraturium
Darah lengkap : Hemoglobin, Leukosit, Hematokrit, Trombosit
Gula darah : Gula Darah sewaktu
Elekrolit : Na, K, Cl
Profil lipid :Kolesterol total, Trigliserida, HDL, LDL
Faal Ginjal :Ureum, Creatinin
Faal Hati : SGOT, SGPT
CT-scan kepala non kontras
EKG
Foto Thoraks
V. DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KLINIS : Hemiparese dextra, Parese N.VII & N.XII dextra tipe sentral
DIAGNOSIS TOPIS : Arteri carotis sinistra
DIAGNOSIS ETIOLOGI : SNH (Stroke Non Hemoragik)
VI. PENATALAKSANAAN
1. Oksigen 3 L/menit (Jika Saturasi Oksigen < 95%)
2. Managemen cairan: Pemberian NaCl 0,9 % dengan kebutuhan cairan (30ml/kgBB/hari)
3. Pengendalian Tekanan Darah jika TDS >220 mmHg atau TDD >120 mmHg diturunkan
15% dalam 24 jam pertama setelah awitan
4.Terapi antiagregasi platelet: Aspirin 1 x 1 tab
: Dubia ad bonam
Quo ad fungsional
: Dubia ad bonam
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE NON HEMORAGIK / STROKE ISKEMIK
1
Definisi
Menurut WHO (World Health Organization) 2005 stroke adalah suatu gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat langsung menimbulkan
kematian, dan semata-mata disebabkan gangguanperedaran darah otak non traumatik.1
Stroke non hemoragik didefinisikan sebagai sekumpulan tanda klinik yang
berkembang oleh sebab vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya
terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian.2
2
Faktor Resiko
Resiko stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor resiko,terdiri dari: 1,2
- Perokok
B. MINOR
- Hiperkolesterol
- Hematokrit tinggi
- Obesitas
- Kadar asam urat tinggi
- Kadar fibrinogen tinggi
3
Klasifikasi
daerah infark yang kecil, lunak, dan disebut lacuna. Gejala-gejala yang mungkin sangat
berat, bergantung pada kedalaman pembuluh yang terkena menembus jaringan sebelum
mengalami trombosis.
b. Stroke trombotik pembuluh besar
Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relative mengalami dehidrasi
dan dinamika sirkulasi menurun. Gejala dan tanda akibat stroke iskemik ini bergantung
pada lokasi sumbatan dan tingkat aliran kolateral di jaringan yang terkena. Stroke ini
sering berkaitan dengan lesi aterosklerotik.
c. Stroke embolik
Asal stroke embolik dapat dari suatu arteri distal atau jantung. Stroke yang terjadi akibat
embolus biasanya menimbulkan defisit neurologik mendadak dengan efek maksimum
sejak awitan penyakit. Biasanya serangan terjadi saat pasien beraktivitas. Pasien dengan
stroke kardioembolik memiliki risiko besar menderita stroke hemoragik di kemudian hari.
d. Stroke kriptogenik
Biasanya berupa oklusi mendadak pembuluh intrakranium besar tanpa penyebab yang
jelas walaupun telah dilakukan pemeriksaan diagnostik dan evaluasi klinis yang ekstensif.
4
Patofisiologis
Pembuluh darah atau arteri, dapat menyempit oleh proses aterosklerosis atau tersumbat
thrombus atau embolus.
Kelainan jantung, di mana jika pompa jantung tidak teratur dan tidak efisien (fibrilasi atau
blok jantung) maka curahnya akan menurun dan mengakibatkan aliran darah di otak
berkurang. Jantung yang sakit dapat pula melepaskan embolus yang kemudian dapat
tersangkut di pembuluh darah otak dan mengakibatkan iskemia.
Kelainan darah, dapat mempengaruhi aliran darah dan suplai oksigen. Darah yang
bertambah kental, peningkatan viskositas darah, peningkatan hematokrit dapat
melambatkan aliran darah. Pada anemia berat, suplai oksigen dapat pula menurun.
Aliran darah otak bersifat dinamis, artinya dalam keadaan istirahat nilainya stabil, tetapi
saat melakukan kegiatan fisik maupun psikik, aliran darah regional pada daerah yang
bersangkutan akan meningkat sesuai dengan aktivitasnya.
Pengurangan aliran darah yang disebabkan oleh sumbatan atau sebab lain akan
menyebabkan iskemia di suatu daerah otak. Tetapi, pada awalnya, tubuh terlebih dahulu
mengadakan kompensasi dengan kolateralisasi dan vasodilatasi, sehingga terjadi
a. Pada sumbatan kecil, terjadi daerah iskemia yang dalam waktu singkat dikompensasi.
Secara klinis, gejala yang timbul adalah Transient Ischemic Attack (TIA) yang timbul
dapat berupa hemiparesis sepintas atau amnesia umum sepintas, yaitu selama < 24 jam.
b. Sumbatan agak besar, daerah iskemia lebih luas sehingga penurunan CBF regional lebih
besar. Pada keadaan ini, mekanisme kompensasi masih mampu memulihkan fungsi
neurologik dalam waktu beberapa hari sampai 2 minggu. Secara klinis disebut Reversible
Ischemic Neurologic Defisit (RIND)
c. Sumbatan cukup besar menyebabkan daerah iskemia luas, sehingga mekanisme
kompensasi tidak dapat mengatasinya. Dalam keadaan ini timbul defisit neurologist yang
berlanjut.
Pada iskemia otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat perbedaan
tingkat iskemia, yang terdiri dari 3 lapisan:2
1
pucat. Tampak degenerasi neuron, pelebaran pembuluh darah tanpa adanya aliran darah.
Kadar asam laktat tinggi dengan PO2 rendah. Daerah ini akan nekrosis
2
daripada CBF di ischemic core. Walaupun sel neuron tidak mati, tetapi fungsi sel terhenti dan
terjadi functional paralysis. Kadar asam laktat tinggi, PO2 rendah dan PCO2 tinggi. Daerah
ini masih mungkin diselamatkan dengan resusitasi dan manajemen yang tepat, sehingga
aliran darah kembali ke daerah iskemia tidak terlambat, sehingga neuron penumbra tidak
mengalami nekrosis. Komponen waktu yang tepat untuk reperfusi, disebut therapeutic
window yaitu jendela waktu reversibilitas sel-sel neuron penumbra sehingga neuron dapat
diselamatkan.
3
darah berdilatasi maksimal, PCO2 dan PO2 tinggi dan kolateral maksimal. Sehingga CBF
sangat meninggi.
5
1
Diagnosis
Anamnesis
Stroke harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mengalami defisit neurologi akut (baik
fokal maupun global) atau penurunan tingkat kesadaran. Tidak terdapat tanda atau gejala
yang dapat membedakan stroke hemoragik dan non hemoragik meskipun gejala seperti mual
muntah, sakit kepala dan perubahan tingkat kesadaran lebih sering terjadi pada stroke
hemoragik. Beberapa gejala umum yang terjadi pada stroke meliputi hemiparese,
monoparese, atau qudriparese, hilangnya penglihatan monokuler atau binokuler, diplopia,
disartria, ataksia, vertigo, afasia, atau penurunan kesadaran tiba-tiba. Meskipun gejala-gejala
tersebut dapat muncul sendiri namun umumnya muncul secara bersamaan. Penentuan waktu
terjadinya gejala-gejala tersebut juga penting untuk menentukan perlu tidaknya pemberian
terapi trombolitik. 2,4,5
Proses penyumbatan pembuluh darah otak memiliki beberapa sifat spesifik:2,4,5
a
Timbul mendadak
Kesadaran dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak. Sedangkan pada
stroke iskemik lebih jarang terjadi penurunan kesadaran.
Manifestasi klinik tergantung lokalisasi daerah pembuluh darah otak yang mengalami
II
III
IV
Gambaran Radiologi
CT scan kepala non kontras
Modalitas ini baik digunakan untuk membedakan stroke hemoragik dan stroke non
hemoragik secara tepat kerena pasien stroke non hemoragik memerlukan pemberian
trombolitik sesegera mungkin. Computerized Tomography Scanning (CT-Scan), sangat
membantu diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan terutama pada fase akut. 2,6
b
MR angiografi (MRA)
MRA juga terbukti dapat mengidentifikasi lesi vaskuler dan oklusi lebih awal pada stroke
akut. Sayangnya, pemerikasaan ini dan pemeriksaan MRI lainnya memerlukan biaya yang
tidak sedikit serta waktu pemeriksaan yang agak panjang. Protokol MRI memiliki banyak
kegunaan untuk pada stroke akut.2,6
c
arteri karotis maka dapat dilakukan pemeriksaan dupleks karotis. USG transkranial dopler
berguna untuk mengevaluasi anatomi vaskuler proksimal lebih lanjut termasuk di antaranya
MCA, arteri karotis intrakranial, dan arteri vertebrobasiler.
Pemeriksaan ECG (ekhokardiografi) dilakukan pada semua pasien dengan stroke non
hemoragik yang dicurigai mengalami emboli kardiogenik. Transesofageal ECG diperlukan
untuk mendeteksi diseksi aorta thorasik. Selain itu, modalitas ini juga lebih akurat untuk
mengidentifikasi trombi pada atrium kiri. Modalitas lain yang juga berguna untuk mendeteksi
kelainan jantung adalah EKG dan foto thoraks.2,6
6
Penatalaksanaan
Terapi pada stroke iskemik dibedakan menjadi fase akut dan pasca fase akut:1,2
1) Fase Akut
Sasaran pengobatan pada fase ini adalah menyelamatkan neuron yang menderita
jangan sampai mati dan agar proses
patologik lainnya
mengganggu/mengancam fungsi otak. tindakan dan obat yang diberikan haruslah menjamin
perfusi darah ke otak tetap cukup, tidak justru berkurang.
Penatalaksanaan Umum
Tatalaksana medikamentosa
Penggunaan obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak yang menderita
di daerah iskemi (ischemic penumbra) masih menimbulkan perbedaan pendapat. Obat-obatan
yang sering dipakai untuk mengatasi stroke iskemik akut:
1
Terapi Trombolitik
r-TPA (recombinant tissue plasminogen activator) yang diberikan dengan syarat-syarat
Antikoagulan
Heparin atau heparinoid (fraxiparine). Untuk memperkecil thrombus dan mencegah
pembentukan thrombus baru. Saat ini, penggunaan antikoagluan pada stroke hanya untuk
mengobati thrombus vena dalam yang merupakan penyulit stroke akut. Dan belum
direkomendasikan sebagai penanganan rutin stroke akut.
3
Neuroprotektan
Mencegah dan memblok proses yang menyebabkan kematian sel-sel terutama di daerah
Setelah fase akut berlalu, sasarn pengobatan dititiberatkan pada tindakan rehabilitasi
penderita, dan pencegahan terulangnya stroke.1,2
1
Rehabilitasi
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45 tahun, maka yang
paing penting pada masa ini adalah upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita,
fisik dan mental, dengan fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi.
2
Terapi preventif
Tujuannya untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru sroke, dengan jalan
Pengobatan hipertensi
Mengobati diabetes mellitus
Menghindari rokok, obesitas, stress
Berolahraga teratur
DAFTAR PUSTAKA
1
PERDOSSI.
Jauch EC et al, 2015. Ischemic Stroke. Diakses tanggal 18 November 2015. Dikutip dari:
3
4
http://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview
Sylvia A.Prince, Loraine M Willson.2005.Patofisiologi Volume 2.Jakarta:EGC
Duus, M.Baehr. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala. Edisi 4.
5
6