Vous êtes sur la page 1sur 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PADA MATERI SISTEM KOLOID


DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING)

OLEH :

1. Dwi Winda Andriani


2. Aina Safitri

(14030194057)
(14030194101)

Pendidikan Kimia A 2014


PRODI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Identitas Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas /Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

: SMA Negeri 1 Surabaya


: Kimia
: XI / 2
: Sistem Koloid
: 1 x 45 Menit

A. KOMPETENSI INTI
KI-1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2
: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
KI-3

bangsa dalam pergaulan dunia.


: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerap-kan pengetahuan prose-dural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan

KI-4

masalah.
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


KOMPETENSI DASAR
3.15 Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, menjelaskan sifat-sifat koloid
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
INDIKATOR
3.15.1 Mampu menjelaskan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR
4.15 Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau melibatkan
prinsip koloid
INDIKATOR

4.15.1

Mampu

melakukan

praktikum

penjernihan

minyak

dengan

4.15.2

memanfaatkan prinsip adsorpsi sifat koloid


Mampu menyajikan laporan sederhana hasil pengamatan praktikum
penjernihan minyak dengan memanfaatkan prinsip adsorpsi sifat
koloid

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.15.1.1 Secara mandiri, siswa dapat menjelaskan sifat-sifat koloid dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat
4.15.1.1 Dengan diberikan alat dan bahan praktikum serta LKS, secara kelompok siswa
dapat melakukan praktikum penjernihan minyak sesuai dengan prosedur yang
telah diberikan dengan baik
4.15.2.1 Dengan diskusi bersama kelompoknya, siswa dapat menyajikan laporan
sederhana hasil pengamatan praktikum penjernihan air dengan memanfaatkan
prinsip adsorpsi dengan baik
D. MATERI PEMBELAJARAN
PENGERTIAN
Sistem Koloid terdiri atas fase terdispersi (bersifat diskontinu atau terputus-putus)
dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi ( bersifat kontinu). Zat yang
didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan disebut medium pendispersi.
KOLOID

Fase pendispersi
(medium yang menyebarkan )
Wujud terlihat atau nyata

Fase terdispersi
(zat yang tersebar)

Tercampurnya zat secara merata disebut dispersi. Ada tiga jenis sistem dispersi,
yaitu : (a) larutan, (b) koloid, (c) suspensi.
SISTEM DISPERSI

Larutan
Keruh
Keruh

Koloid

Suspensi

Jernih

Tak

Larutan (Dispersi Molekul)

Koloid( Dispersi Koloid)

Suspensi( Dispersi Kasar)

Contoh : larutan gula dalam air

Contoh : Campuran susu


dengan air

Contoh : Campuran terigu


dengan air

1) Homogen, tidak dapat


dibedakan walaupun
menggunakan mikroskop
ultra
2) Semua partikel
berdimensi(panjang, lebar,
atau lebar) kurang dari 1 nm
1 nm 10 A
(10-9 m) 10-7 cm

1) Secara makroskopik
bersifat homogen,
tetapi jika diamati
dengan mikroskop ultra
2) Partikel berdimensi
antara 1 nm sampai
100 nm
100 nm
10-100A
10-7cm10-5cm

1) Heterogen

3) Satu fase

3) Dua fase

3) Dua fase

4) Stabil(tak memisah bila


didiamkan)
5) Tidak dapat disaring

4) Pada umumnya stabil

4) Tidak stabil
5) Dapat disaring

6) Tembus cahaya

5) Tidak dapat disaring


kecuali dengan
penyaring ultra
6) Cahaya disebarkan

7) Jernih

7) Tidak jernih

7) Tidak jernih

Contoh Larutan

2) Salah satu atau


semua dimensi
partikelnya lebih
besar dari 100 nm
1000 A
10-5cm

6) Tidak tembus cahaya

: larutan gula,larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan


cuka, air laut, udara bersih,dan bensin.

Contoh Koloid

: sabun, susu, santan, jelli, selai, mentega, dan mayonaise.

Contoh Suspensi : air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran
kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air.
JENIS-JENIS KOLOID
Penggolongan koloid didasarkan pada fase terdispersi dan fase pendispersinya.
N
o

Fase
Terdispersi

Fase
Pendispersi

Nama

Contoh

1.

Padat

Gas

Aerosol Padat

2.

Padat

Cair

Sol

3.

Padat

Padat

Sol Padat

4.

Cair

Gas

Aerosol

5.

Cair

Cair

Emulsi

6.

Cair

Padat

Emulsi
Padat(Gel)

7.

Gas

Cair

Buih/Busa

8.

Gas

Padat

Buih Padat

Catatan

Asap,debu,buangan
knalpot.
Sol emas,sol
belerang,tinta,cat,sol
sabun,sol detergen,sol
kanji,lem,lateks,putih telur.
Gelas berwarana, intan
hitam, perunggu, kuningan,
permata gem.
Kabut(fog), awan, hair
spray, parfum,cat semprot.
Susu, santan, minyak ikan,
hair cream, es krim,
mayonase, saos,
Mutiara, opal, keju, jelli,
mentega, selai, agar-agar,
semir padat.
Buih sabun, krim kocok,
alat pemadam kebakaran,
ombak.
Karet busa, batu apung,
lava, biskuit.

Campuran gas dengan gas tidaklah membentuk sistem koloid,


sebab semua gas bercampur secara homogen, dalam segala
perbandingan.

a) Aerosol
Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong(propelan
aerosol), seperti senyawa klolofluorokarbn(CFC) dan CO2.

b) Emulsi
Syarat emulsi adalah kedua jenis zat cair(fase pendispersi dan terdispersi)
tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan menjadi emulsi minyak
dalam air(M/A) atau emulsi air dalam minyak(A/M).
Contoh : emulsi minyak dalam air : Santan, susu, lateks
Contoh : emulsi air dalam minyak : mayonase, minyak bumi, minyak ikan
c) Buih
Seperti pada emulsi, untuk menstabilkan pembentukan buih, maka diperlukan
zat pembuih, seperti sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan
mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung zat pembuih. Zat

yang dapat memecah/ mencegah pembentukan buih adalah eter, isoamil


alkohol, dan lain-lain.
d) Gel
Gel adalah koloid yang setengah kaku(antara padat dan cair)
Contohnya : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silica.
Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang terdispersinya mengadsorpsi medium
dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
KOLOID DALAM INDUSTRI
1) Industri Kosmetik
Bahan kosmetik, seperti foundation, pembersih wajah, shampoo, pelembab
badan, deodoran umumnya terbentuk koloid yaitu emulsi.
2) Industri Tekstil
Pewarna tekstil terbentuk koloid karena mempunyai daya serap yang tinggi,
sehingga dapat melekat pada tekstil
3) Industri Farmasi
Banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil/ tidak
mudah rusak.
4) Industri Sabun dan Detergen
Sabun dan detergen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara
kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat
membersihkan kotoran terutama kotoran dari minyak.
5) Industri Makanan
Banyak makanan dikemas dalam bentuk koloid untuk kestabilan dalam jangka
waktu cukup lama, seperti kecap,saos, dll.
SIFAT-SIFAT KOLOID
Penampilan sistem koloid pada umumnya keruh,tetapi beberapa tampak bening
dan sukar dibedakan dengan larutan. Koloid mempunyai sifat- sifat yang khas,
antara lain :

Sifat- Sifat Koloid


Efek Tyndall
Peristiwa penghamburan
cahaya oleh partikelpartikel koloid.

Gerak Brown
Gerak zig- zag partikel koloid
karena tumbukan antar partikel
koloid.

Adsorpsi
Penyerapan partikel(ion,
molekul) pada
permukaan koloid.

Contoh :
Sorot lampu mobil pada
malam yang berkabut ;
Sorot lampu proyektor
dalam gedung bioskop
yang berasap, dll.

Adanya gerak brown ini


menyebabkan partikel koloid
tidak mengendap (stabil).

Contoh :
Penyembuhan sakit perut
oleh serbuk karbon
(norit);pewarnaan kain;
pemutihan gula;proses
menghilangkan bau
badan.

Elektroforesis

Koagulasi

Dialisis

Bergeraknya partikelpartikel koloid yang


bermuatan karena
pengaruh medan listrik.

Contoh :
Penentuan muatan suatu
partikel koloid;
pengurangan zat- zat
pencemaran udara yang
dikeluarkan dari
cerobong asap pabrik

Penggumpalan partikel-partikel
koloid karena adanya
pemanasan, penambahan
elektrolit / penambahan koloid
yang muatannya berlawanan.
Contoh :
Pembentukan delta pada muara
sungai; pengolahan karet; proses
penjernihan air; penggumpalan
darah; dan lain-lain

Pemurnian koloid dari


partikel- partikel(ion,
molekul)pengotor yang
dapat mengganggu .

Contoh :
Proses kerja ginjal
membersihkan darah;
Proses pencucian darah
oleh alat hemodializer.

1. Efek Tyndall
Efek tyndall adalah penghamburan cahaya oleh koloid, peristiwa dimana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala arah.
Apabila larutan dan koloid disinari, maka akan terjadi fenomena yang berbeda.
Larutan akan meneruskan cahaya (transparan), sedangkan koloid
menghamburkannya.Oleh karena itu, berkas cahaya yang melalui koloid dapat
diamati dari arah samping walaupun partikel koloidnya sendiri tidak tampak. Jika
partikel terdispersinya juga kelihatan, maka sistem itu berupa suspense.Penggunaan

efek tyndall adalah untuk membedakan larutan sejati dari koloid.


Contoh efek tyndall dalam kehidupan sehari-hari :
Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap atau berdebu
Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari
yang berkabut
Indahnya warna langit jika dilihat dari bumi

2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid.
Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetik molekul yang menyatakan bahwa
molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak Brown terjadi sebagai akibat
tumbukan yang tidak seimbang dari molekul medium terhadap partikel koloid. Makin
tinggi suhu, makin cepat Gerak Brown karena energi kinetik molekul medium
meningkat, sehingga akan menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.

Gerak Brown merupakan salah satu yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak
terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak
mengalami sedimentasi.
3. Muatan Koloid
Partikel-partikel koloid merupakan partikel bermuatan listrik. Macam- macamnya
sebagai berikut :
A. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakkan partikel koloid karena medan listrik.
Elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. Apabila ke
dalam sistem koloid diberikan dua batang elektrode kemudian diberi arus searah,
maka koloid

bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif),

sedangkan koloid bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif ).


Contoh Elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari :
Koloid As2S3 yang bermuatan negatif terkumpul pada elektrode positif
Penentuan muatan suatu partikel koloid
Pengurangan zat-zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap

pabrik
Penyaringan debu pabrik
B. Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan ion atau muatan listrik dan molekul netral pada
permukaan partikel koloid. Jika penyerapannya sampai ke dalam permukaan
(pori).
Contoh Adsorpsi :
Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif,
sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Sifat Adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses seperti :
Pemutihan gula tebu : zat warna dalam gula diadsorpsi dengan melarutkan
gula dalam air, kemudian dialirkan melalui tanah diatom dan arang tulang.
Pembuatan obat norit : norit yang masuk ke dalam usus membentuk koloid
dan dapat mengadsorpsi gas atau racun
Penjernihan air : aluminium sulfat dalam air akan terhidrolisis membentuk
koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat warna atau zat pencemar dalam
air
Penghilangan bau badan : pada roll-on digunakan koloid Al-Stearat
Proses pewarnaan kain
Penyerapan air oleh kapur tulis
Adsorpsi adalah penyerapan (dipermukaan)
Absorpsi adalah penyerapan (sampai ke dalam)

Adsorpsi
Absorpsi

C. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid
Koloid dapat mengalami koagulasi dengan cara :
1). Mekanik : pemanasan, pendinginan, dan pengadukan cepat
2). Kimia : penambahan elektrolit(asam,basa atau garam)
Contoh: Susu + Sirup asam
menggumpal
Mencampur Fe(OH)3 yang bermuatan positif dengan As 2S3 yang bermuatan
negatif.
Pada proses koagulasi koloid bermuatan negatif akan menarik ion
positif(kation), sedangkan koloid bermuatan positif akan menarik ion
negatif(anion), sehingga membentuk selubung lapisan kedua. Bila selubung
lapisan kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan muatan
koloid, sehingga terjadi Koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya
tarik-menariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi
koagulasi.
Contoh Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari :
Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam formiat
Perebusan telur : telur mentah merupakan sistem koloid, dan jika direbus
akan terjadi koagulasi sehingga telur menggumpal
Asap atau debu dari pabrik atau industri digumpalkan dengan alat koagulasi
listrik dari Cottrel(alat yang berujung logam dan bermuatan pada tegangan
tinggi)
Pembuatan Yogurt : susu (emulsi) difermentasi sehingga asam laktat menjadi
menggumpal dan berasa asam
Pembentukan delta sungai dari hasil pencampuran air sungai yang
mengandung koloid tanah liat dengan elektrolit dari air laut
Penggumpalan darah
Lumpur koloidal dalam sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan sel
tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif, sehingga akan
digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat)
4. Koloid Pelindung
Koloid Pelindung digunakan untuk menstabilkan koloid lain.

Koloid Pelindung akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi
mengelompok.
Contoh Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari :

Penambahan gelatin pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan

kristal besar es atau gula


Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung
Zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen
Penambahan kasein pada susu, kasein digunakan untuk melindungi partikelpartikel minyak atau lemak dalam medium cair.
5. Dialisis
Dialisis adalah proses penghilangan ion pengganggu kestabilan sistem koloid.
Sistem

Koloid

dimasukkan

ke

dalam

suatu

kantong

koloid

yang

semipermeabel(selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil seperti ion atau


molekul sederhana, tetapi menahan koloid), lalu kantong itu dimasukkan ke dalam
bejana berisi air mengalir.
Contoh Proses Dialisis :
Pemisahan

hasil

metabolisme

ginjal(semipermeabel)

dari

melewatkan

darah

urea

oleh

tetapi

ginjal.

menahan

Jaringan
butir-butir

darah(koloid)
Proses kerja ginjal membersihkan darah
Proses pencucian darah oleh alat hemodializer
Pemisahan ion Sianida dari tepung tapioca
PENGOLAHAN AIR BERSIH
Secara garis besar, pengolahan air secara sederhana dapat dilakukan melalui 3
tahap, yaitu :
1. Koagulasi
Koloid yang digunakan untuk menggumpalkan kotoran, yaitu : Al(OH) 3 yang
bisa diperoleh dari tawas Al(SO 4)2, aluminium sulfat dan Poly Aluminium
Chloride ( PAC = polimer dari AlCl3-AlCl3-AlCl3-..... )
2. Penyaringan.
Bertujuan untuk memisahkan gumpalan kotoran yang dihasilkan dari proses
koagulasi.
Bahan yang dipakai : pasir, kerikil, ijuk.
3. Penambahan Desinfektan.
Bertujuan untuk membunuh kuman-kuman yang terlarut dalam air.

Bahan yang dipakai : kaporit [ Ca(OCl)2 ] atau klorin.

E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Model Pembelajaran : Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)
Pendekatan

: Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)

Metode Pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab


F. SUMBER BELAJAR
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Buku KIMIA Berbasis Eksperimen SMA Kelas XI
Penulis : Sentot Budi Rahardjo
Penerbit : Platinum
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Power Point Materi Koloid
2. Praktikum sederhana (Penjernihan Minyak Jelantah)
Alat:
Tabung reaksi
3 buah
@kelompok
Kain saring
3 buah
@kelompok
Stopwatch
3 buah
@kelompok
Pipet tetes
2 buah
@kelompok
Sendok plastik
3 buah
@kelompok
Wadah plastik
6 buah
@kelompok
Bahan:
Minyak jelantah
Larutan iodin 1%
Arang kayu
Arang batok kelapa
Arang sekam
Kertas label
Tissue

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Waktu

Kegiatan Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam pembuka, menanyakan kabar
-

siswa
Guru menciptakan suasana religius dengan menunjuk ketua

kelas untuk memimpin doa


Guru memeriksa kehadiran siswa
Sebelum mempersiapkan pembelajaran, Guru memberikan

10 menit

apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang materi


koloid sebelumnya
Kegiatan Inti
Tahap I : Orientasi siswa kepada masalah
- Guru memberikan motivasi kepada

70 menit
siswa

melalui

fenomena terkait sifat koloid adsorpsi


Siswa mengamati video tentang sifat koloid adsorpsi

(mengamati)
Siswa terlibat aktif dan bertanya mengenai fenomena yang
ditampilkan oleh guru
Pertanyaan :
Siswa : Mengapa serbuk tawas bisa menjernihkan air

lumpur Bu? Bagaimana prinsipnya ?(menanya)


- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru menjelaskan tentang materi sifat koloid adsorpsi
Tahap II : Mengorganisasi siswa untuk belajar
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
-

dimana satu kelompok terdiri dari 3-4 orang


Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada

setiap kelompok
Guru menjelaskan fenomena dalam kehidupan seharihari terkait materi sifat koloid adsorpsi yang terdapat

pada lembar kerja siswa (LKS)


Guru meminta siswa melakukan percobaan sesuai
dengan LKS yang telah dibagikan untuk memecahkan

masalah fenomena terkait materi sifat koloid tersebut


Tahap III : Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok
- Guru membimbing siswa untuk menentukan rumusan
-

masalah dan hipotesis


Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan
yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS) tentang

sifat koloid adsorpsi


Siswa melakukan percobaan terkait sifat koloid
adsorpsi sesuai dengan langkah-langkah percobaan

yang terdapat dalam LKS (mengumpulkan data)


Guru meminta siswa untuk menuliskan rumusan
masalah, hipotesis, variabel kontrol, variabel bebas, dan
variabel manipulasi melalui pertanyaan yang terdapat

pada LKS
Guru membimbing siswa untuk mengamati percobaan

yang dilakukan
Tahap IV : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Guru
meminta
perwakilan
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusi mengenai percobaan
yang

telah

dilakukan

di

depan

kelas

(mengkomunikasi)
Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan

hasil diskusi terkait percobaan yang telah dilakukan


Siswa mempresentasikan hasil diskusi terkait

percobaan yang telah dilakukan di depan kelas


Guru meminta kelompok lain untuk memperhatikan
presentasi hasil diskusi dari kelompok yang presentasi

di depan
Siswa mencermati hasil diskusi dari kelompok yang
presentasi di depan dan membandingkan dengan hasil

diskusi dari kelompoknya sendiri


Guru meminta siswa menganalisis hasil percobaan dan
menghubungkan dengan materi yang terkait melalui

pertanyaan yang terdapat pada LKS (mengasosiasi)


Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi

kelas ( antar kelompok)


Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa
dari kelompok lain untuk bertanya atau menyampaikan

pendapat
- Guru mengecek jawaban siswa
- Guru memberikan umpan balik kepada siswa
Tahap V : Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
- Guru meminta siswa memaparkan kembali proses dan
hasil percobaan yang telah dilakukan

Guru menyimpulkan hasil percobaan yang telah


dilakukan siswa sesuai dengan materi yang terkait sifat

koloid adsorpsi
Penutup
- Guru menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari
-

10 menit

materi pada pertemuan selanjtnya


Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam
penutup

I. PENILAIAN
No

Aspek

Mekanisme dan Prosedur

Pengetahua
n

Melakukan Praktikum

1.

Presentasi

2.

Keterampila
n

Instrum
en
Lembar
Obser
vasi
Lembar
Obser
vasi

Keterang
an
Terlampir
Terlampir

Mengetahui, 9 September 2016


Kepala SMA Negeri 1 Surabaya

Guru Mata Pelajaran Kimia,

...................................................
NIP............................................

............................................
NIP.....................................

Vous aimerez peut-être aussi