Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
(14030194057)
(14030194101)
Identitas Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas /Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
A. KOMPETENSI INTI
KI-1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2
: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
KI-3
KI-4
masalah.
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
4.15.1
Mampu
melakukan
praktikum
penjernihan
minyak
dengan
4.15.2
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.15.1.1 Secara mandiri, siswa dapat menjelaskan sifat-sifat koloid dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat
4.15.1.1 Dengan diberikan alat dan bahan praktikum serta LKS, secara kelompok siswa
dapat melakukan praktikum penjernihan minyak sesuai dengan prosedur yang
telah diberikan dengan baik
4.15.2.1 Dengan diskusi bersama kelompoknya, siswa dapat menyajikan laporan
sederhana hasil pengamatan praktikum penjernihan air dengan memanfaatkan
prinsip adsorpsi dengan baik
D. MATERI PEMBELAJARAN
PENGERTIAN
Sistem Koloid terdiri atas fase terdispersi (bersifat diskontinu atau terputus-putus)
dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi ( bersifat kontinu). Zat yang
didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan disebut medium pendispersi.
KOLOID
Fase pendispersi
(medium yang menyebarkan )
Wujud terlihat atau nyata
Fase terdispersi
(zat yang tersebar)
Tercampurnya zat secara merata disebut dispersi. Ada tiga jenis sistem dispersi,
yaitu : (a) larutan, (b) koloid, (c) suspensi.
SISTEM DISPERSI
Larutan
Keruh
Keruh
Koloid
Suspensi
Jernih
Tak
1) Secara makroskopik
bersifat homogen,
tetapi jika diamati
dengan mikroskop ultra
2) Partikel berdimensi
antara 1 nm sampai
100 nm
100 nm
10-100A
10-7cm10-5cm
1) Heterogen
3) Satu fase
3) Dua fase
3) Dua fase
4) Tidak stabil
5) Dapat disaring
6) Tembus cahaya
7) Jernih
7) Tidak jernih
7) Tidak jernih
Contoh Larutan
Contoh Koloid
Contoh Suspensi : air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran
kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air.
JENIS-JENIS KOLOID
Penggolongan koloid didasarkan pada fase terdispersi dan fase pendispersinya.
N
o
Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Nama
Contoh
1.
Padat
Gas
Aerosol Padat
2.
Padat
Cair
Sol
3.
Padat
Padat
Sol Padat
4.
Cair
Gas
Aerosol
5.
Cair
Cair
Emulsi
6.
Cair
Padat
Emulsi
Padat(Gel)
7.
Gas
Cair
Buih/Busa
8.
Gas
Padat
Buih Padat
Catatan
Asap,debu,buangan
knalpot.
Sol emas,sol
belerang,tinta,cat,sol
sabun,sol detergen,sol
kanji,lem,lateks,putih telur.
Gelas berwarana, intan
hitam, perunggu, kuningan,
permata gem.
Kabut(fog), awan, hair
spray, parfum,cat semprot.
Susu, santan, minyak ikan,
hair cream, es krim,
mayonase, saos,
Mutiara, opal, keju, jelli,
mentega, selai, agar-agar,
semir padat.
Buih sabun, krim kocok,
alat pemadam kebakaran,
ombak.
Karet busa, batu apung,
lava, biskuit.
a) Aerosol
Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong(propelan
aerosol), seperti senyawa klolofluorokarbn(CFC) dan CO2.
b) Emulsi
Syarat emulsi adalah kedua jenis zat cair(fase pendispersi dan terdispersi)
tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan menjadi emulsi minyak
dalam air(M/A) atau emulsi air dalam minyak(A/M).
Contoh : emulsi minyak dalam air : Santan, susu, lateks
Contoh : emulsi air dalam minyak : mayonase, minyak bumi, minyak ikan
c) Buih
Seperti pada emulsi, untuk menstabilkan pembentukan buih, maka diperlukan
zat pembuih, seperti sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan
mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung zat pembuih. Zat
Gerak Brown
Gerak zig- zag partikel koloid
karena tumbukan antar partikel
koloid.
Adsorpsi
Penyerapan partikel(ion,
molekul) pada
permukaan koloid.
Contoh :
Sorot lampu mobil pada
malam yang berkabut ;
Sorot lampu proyektor
dalam gedung bioskop
yang berasap, dll.
Contoh :
Penyembuhan sakit perut
oleh serbuk karbon
(norit);pewarnaan kain;
pemutihan gula;proses
menghilangkan bau
badan.
Elektroforesis
Koagulasi
Dialisis
Contoh :
Penentuan muatan suatu
partikel koloid;
pengurangan zat- zat
pencemaran udara yang
dikeluarkan dari
cerobong asap pabrik
Penggumpalan partikel-partikel
koloid karena adanya
pemanasan, penambahan
elektrolit / penambahan koloid
yang muatannya berlawanan.
Contoh :
Pembentukan delta pada muara
sungai; pengolahan karet; proses
penjernihan air; penggumpalan
darah; dan lain-lain
Contoh :
Proses kerja ginjal
membersihkan darah;
Proses pencucian darah
oleh alat hemodializer.
1. Efek Tyndall
Efek tyndall adalah penghamburan cahaya oleh koloid, peristiwa dimana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala arah.
Apabila larutan dan koloid disinari, maka akan terjadi fenomena yang berbeda.
Larutan akan meneruskan cahaya (transparan), sedangkan koloid
menghamburkannya.Oleh karena itu, berkas cahaya yang melalui koloid dapat
diamati dari arah samping walaupun partikel koloidnya sendiri tidak tampak. Jika
partikel terdispersinya juga kelihatan, maka sistem itu berupa suspense.Penggunaan
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid.
Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetik molekul yang menyatakan bahwa
molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak Brown terjadi sebagai akibat
tumbukan yang tidak seimbang dari molekul medium terhadap partikel koloid. Makin
tinggi suhu, makin cepat Gerak Brown karena energi kinetik molekul medium
meningkat, sehingga akan menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
Gerak Brown merupakan salah satu yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak
terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak
mengalami sedimentasi.
3. Muatan Koloid
Partikel-partikel koloid merupakan partikel bermuatan listrik. Macam- macamnya
sebagai berikut :
A. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakkan partikel koloid karena medan listrik.
Elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. Apabila ke
dalam sistem koloid diberikan dua batang elektrode kemudian diberi arus searah,
maka koloid
pabrik
Penyaringan debu pabrik
B. Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan ion atau muatan listrik dan molekul netral pada
permukaan partikel koloid. Jika penyerapannya sampai ke dalam permukaan
(pori).
Contoh Adsorpsi :
Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif,
sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Sifat Adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses seperti :
Pemutihan gula tebu : zat warna dalam gula diadsorpsi dengan melarutkan
gula dalam air, kemudian dialirkan melalui tanah diatom dan arang tulang.
Pembuatan obat norit : norit yang masuk ke dalam usus membentuk koloid
dan dapat mengadsorpsi gas atau racun
Penjernihan air : aluminium sulfat dalam air akan terhidrolisis membentuk
koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat warna atau zat pencemar dalam
air
Penghilangan bau badan : pada roll-on digunakan koloid Al-Stearat
Proses pewarnaan kain
Penyerapan air oleh kapur tulis
Adsorpsi adalah penyerapan (dipermukaan)
Absorpsi adalah penyerapan (sampai ke dalam)
Adsorpsi
Absorpsi
C. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid
Koloid dapat mengalami koagulasi dengan cara :
1). Mekanik : pemanasan, pendinginan, dan pengadukan cepat
2). Kimia : penambahan elektrolit(asam,basa atau garam)
Contoh: Susu + Sirup asam
menggumpal
Mencampur Fe(OH)3 yang bermuatan positif dengan As 2S3 yang bermuatan
negatif.
Pada proses koagulasi koloid bermuatan negatif akan menarik ion
positif(kation), sedangkan koloid bermuatan positif akan menarik ion
negatif(anion), sehingga membentuk selubung lapisan kedua. Bila selubung
lapisan kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan muatan
koloid, sehingga terjadi Koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya
tarik-menariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi
koagulasi.
Contoh Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari :
Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam formiat
Perebusan telur : telur mentah merupakan sistem koloid, dan jika direbus
akan terjadi koagulasi sehingga telur menggumpal
Asap atau debu dari pabrik atau industri digumpalkan dengan alat koagulasi
listrik dari Cottrel(alat yang berujung logam dan bermuatan pada tegangan
tinggi)
Pembuatan Yogurt : susu (emulsi) difermentasi sehingga asam laktat menjadi
menggumpal dan berasa asam
Pembentukan delta sungai dari hasil pencampuran air sungai yang
mengandung koloid tanah liat dengan elektrolit dari air laut
Penggumpalan darah
Lumpur koloidal dalam sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan sel
tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif, sehingga akan
digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat)
4. Koloid Pelindung
Koloid Pelindung digunakan untuk menstabilkan koloid lain.
Koloid Pelindung akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi
mengelompok.
Contoh Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari :
Koloid
dimasukkan
ke
dalam
suatu
kantong
koloid
yang
hasil
metabolisme
ginjal(semipermeabel)
dari
melewatkan
darah
urea
oleh
tetapi
ginjal.
menahan
Jaringan
butir-butir
darah(koloid)
Proses kerja ginjal membersihkan darah
Proses pencucian darah oleh alat hemodializer
Pemisahan ion Sianida dari tepung tapioca
PENGOLAHAN AIR BERSIH
Secara garis besar, pengolahan air secara sederhana dapat dilakukan melalui 3
tahap, yaitu :
1. Koagulasi
Koloid yang digunakan untuk menggumpalkan kotoran, yaitu : Al(OH) 3 yang
bisa diperoleh dari tawas Al(SO 4)2, aluminium sulfat dan Poly Aluminium
Chloride ( PAC = polimer dari AlCl3-AlCl3-AlCl3-..... )
2. Penyaringan.
Bertujuan untuk memisahkan gumpalan kotoran yang dihasilkan dari proses
koagulasi.
Bahan yang dipakai : pasir, kerikil, ijuk.
3. Penambahan Desinfektan.
Bertujuan untuk membunuh kuman-kuman yang terlarut dalam air.
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam pembuka, menanyakan kabar
-
siswa
Guru menciptakan suasana religius dengan menunjuk ketua
10 menit
70 menit
siswa
melalui
(mengamati)
Siswa terlibat aktif dan bertanya mengenai fenomena yang
ditampilkan oleh guru
Pertanyaan :
Siswa : Mengapa serbuk tawas bisa menjernihkan air
setiap kelompok
Guru menjelaskan fenomena dalam kehidupan seharihari terkait materi sifat koloid adsorpsi yang terdapat
pada LKS
Guru membimbing siswa untuk mengamati percobaan
yang dilakukan
Tahap IV : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Guru
meminta
perwakilan
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusi mengenai percobaan
yang
telah
dilakukan
di
depan
kelas
(mengkomunikasi)
Guru membimbing siswa dalam mempresentasikan
di depan
Siswa mencermati hasil diskusi dari kelompok yang
presentasi di depan dan membandingkan dengan hasil
pendapat
- Guru mengecek jawaban siswa
- Guru memberikan umpan balik kepada siswa
Tahap V : Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
- Guru meminta siswa memaparkan kembali proses dan
hasil percobaan yang telah dilakukan
koloid adsorpsi
Penutup
- Guru menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari
-
10 menit
I. PENILAIAN
No
Aspek
Pengetahua
n
Melakukan Praktikum
1.
Presentasi
2.
Keterampila
n
Instrum
en
Lembar
Obser
vasi
Lembar
Obser
vasi
Keterang
an
Terlampir
Terlampir
...................................................
NIP............................................
............................................
NIP.....................................