Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3.
Etiologi / Penyebab
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya tumor/kanker kulit yaitu:
a. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung
kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari.
b. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena daripada orang yang memiliki
kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih
lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya
sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang
yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya
cenderung lebih kecil.
c. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam
jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker
atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan bantuan
zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor.
Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika
telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah
human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
d. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker
kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko
terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
4.
Faktor Predisposisi
Etiologi tidak diketahui tetapi sinar ultraviolet paling diketahui sebagai
penyebab. Umumnya resiko tertinggi oleh orang yang berkulit putih atau cerah,
bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak-bercak kecoklatan pada
kulitnya. Orang-orang ini mensintesis melanin lebih lambat. Orang keturunan Celtic
atau Skandinavia menghadapi resiko yang lebih besar didampingi orang yang sering
terbakar sinar matahari. Tetapi kulitnya tidak pernah menjadi coklat kekuningan.
Pada kawasan tempat matahari sangat terik terdapat peningkatan insidensi yang tidak
sebanding. Penduduk amerika berusia lanjut yang menghabiskan waktu pensiunnya
pada kawasan Amerika barat daya tampak memiliki insidensi yang tertinggi. Populasi
lain yang beresiko pernah menderita melanoma di masa lalu, memiliki riwayat
melanoma dalam keluarga, mempunya nevus congenital yang berukuran raksasa atau
memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah.
Hingga 10% penderita melanoma merupakan anggota keluarga yang cenderung
menderita melanoma dan memiliki lebih dari satu nevus yang terus berubah (nevi
displastik) serta rentan trehadap transformasi maligna. Penderita sindrom nervus
displastik ternyata memiliki mola yang tidak lazim berukuran lebih besar berjumlah
lebih banyak, lesi dengan garis bentuk yang tidak teratur dan pigmentasi pada seluruh
kulit. Pemeriksaan mikroskopik nervus yang displastik akan memperlihatkan
pertumbuhan yang abnormal dan menyimpang.
5.
Patofisiologi
Perjalanan penyakit dari tumor kulit tidak dapat ditentukan dengan pasti,
kadang-kadang tumornya kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh. tumor yang besar
pun juga dapat setempat saja dalam jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai tingkat
kematangan, dapat intraepidermal, dapat opula bersifat infasif dan bermetastasis
jauh. Lokasi kelainan penyakit paget ialah daerah kulit yang mempunyai kelenjar
apokrin. Pada payudara di kenal sebagai penyakit paget payudara (mammary pagets
disease), sedangkan lokasi lainnya (extra mammary pagets desease) secara berurutan
ialah: vulva, perianal, penis,skotum, lipat paha, ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan epidermotrophic Ca of the mammary ducts sehingga
yang tampak di kulit merupakan penyebaran dari saluran kelenjar payudara. Dengan
demikian, adeno-karsinoma payudara merupakan asal usul penyakit paget payudara.
Penyakit paget di sekitar alat kelamin dapat berasal dari adnexal carcinoma di
bawahnya atau berasal dari karsinoma saluran kemih bagian bawah. Penyakit paget di
luar payudara sering bersamaan dengan anak sebar pada anak dalam di sekitarnya
6. Pathway
Terlampir
7.
Gejala Klinis
Karsinoma sel basal tumbuh dari lapisan sel basal pada epidermis atau folikel
rambut. Penyakit kanker ini merupakan tipe kanker kulit yang paling sering di
temukan. Umumnya karsinoma sel basal timbul di daerah tubuh yang terpajan sinar
matahari dan lebih prevalen pada kawasan tempat populasi penduduk mengalami
pajanan sinar matahari yang intensif dan ekstensif. Insidensi tersebut berbanding
lurus dengan usia pasien (usia rata-rata 60 tahun) serta jumlah total pajanan sinar
matahari, dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin dalam kulit.
Karsinoma sel basal biasanya di mulai sebagai nodul kecil seperti malam (lilin)
dengan tepi yang tergulung, translusen dan mengkilap; pembuluh darah yang
mengalami telangiektasia dapat di jumpai. Dengan tumbuhnya sel basal akan terjadi
ulserasi pada bagian tengahnya dan kadang-kadang pembentukan krusta. Tumor paling
sering muncul di daerah muka. Karsinoma sel basal di tandai dengan invasi dan erosi
jaringan yang bersambung (siling menyatu). Karsinoma ini jarang bermetastasetetapi
rekurensi sering terjadi. Namun demikian, lesi yang diabaikan dapat menyebabkan
hilangnya hidung, telinga atau bibir. Lesi lain akibat penyakit ini dapat timbul sebagai
plak yang mengkilap, datar berwarna kelabu atau kekuningan.
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi malignan yang timbul dari dalam
epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang merusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dari kulit yang normal atau lesi kulit yang sudah ada
sebelumnya. Penyakit kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat daripada
karsinoma sel basal karena sifatnya yang sungguh-sungguh invasive dengan
mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah. Metastase menyebabkan
75% kematian karena karsinoma sel skuamosa. Lesinya dapat bersifat primer karena
timbul pada kulit maupun membran mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu
keadaan precancerous seperti keratosis aktinika (lesi pada bagian kulit yang terpajan
sinar matahari), leukoplakia (lesi premalignan pada membrane mukosa) atau lesi
dengan pembebtukan sikatriks atau ulkus. Karsinoma sel skuamosa tampak sebagai
sebuah tumor yang kasar, tebal dan bersisik tanpa memberikan gejala (asimtomatik)
tetapi bisa menimbulkan pendarahan. Tepi lesinya dapat lebih lebar, lebih terinfiltrasi
dan lebih memperlihatkan reaksi inflamasi bila dibandingkan dengan karsinoma sel
basal. Infeksinya sekunder dapat terjadi. Daerah-daerah yang terbuka, khususnya
ekstremitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung dan dahi, merupakan lokasi kulit
yang sering terkena kanker ini.
Kanker kulit di diagnosis dari pemeriksaan biopsy dan hasil evaluasi histologik.
Metastase. Insidensi mestastase berhubungan dengan tipe histologik dan tingkat
kedalaman invasinya. Biasanya karsinoma sel skuamosa yang tumbuh di daerah kulit
yang rusak karena sinar matahari tidak begitu invasive dan jarang menimbulkan
kematian, sementara yang tumbuh tanpa riwayat pajanan matahari atau arsen atau
tanpa pembentukan sikatriks memiliki frekuensi yang lebih tinggi untuk mengadakan
penyebaran metastatik. Selanjutnya pasien harus dievaluasi untuk mendeteksi
metastase pada kelenjar limfe regional.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin, permukaannya mengkilap,
tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar.
Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang-kadang benjolan menjadi hitam
atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang
mudah berdarah bila diangkat.
Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah
berdarah bila disentuh.
Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul
bintik-bintik.
Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati,
koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng
karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar, bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan
telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan, batas kabur,
tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi
lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit, dan tumbuh ke dalam kulit serta
mudah berdarah.
8.
Klasifikasi
Tumor Ganas
Tumor ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a) Kasinoma Sel Basa
Merupakan tumor ganas pada kulit yang paling sering terjadi, berasal dari sel
epiderma sepanjang lamina basalis epodemis. Insiden karsinoma sel basa berbanding
lurus dengan usia pasien dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin di
epidermis. Pasien dengan riwayat karsinoma sel basa harus menggunakan tabir surya
atau pakaian pelindung untuk menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini
ditandai dengan nodul seperti mutiara, halus, dam kemerahan. Karsinoma sel basa
harus diobati dengan tepat. Pengobatan meliputi kuretease dengan elektrodesikasi,
bedah scalpel, iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah beku.
b) Karsinoma Sel Skuamosa
Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada keratinosid yang berasal dari sel
epidermis yang lebih berdiferensiasi (keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas
kulit yang dirusak cahaya matahari dengan adanya banyak adanya keratonis aktinik.
Cahaya matahari merupakan factor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel
skuamosa pada kulit. Penyebab lain karsinoma sel skuamosa meliputi menelan arsen,
iradiasi sinar x, luka baker, jaringan parut, dan kerentanan genetic. Karsinoma sela
skuamosa yang timbul pada kulit yang rusak akibat cahaya matahari biasanya tidak
bermetastasis dan jarang menyebabkan kematian, namun ada yang tidak terpajan
sinar matahari, setelah menelan arsen atau di atas parut lama, mempunyai resiko
metastasis terbesar.
Suatu varian karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis disebut
penyakit Bowen, penyakit ini biasanya disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik.
Karsinoma sel skuamosa muncul karena bentuk tumor atau nodul yang menebal,
berskuama, dan berulserasi yang kadang-kadang berdarah dam biasanya timbul di atas
kulit wajah, kepala, telinga, leher, tangan atau lengan yang rusak oleh cahaya
matahari.
Pengobatan karsinoma sel skuamosa dan variannya adalah eksisi bedah.
c)
Melanoma
Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua keganasan kulit primer tetapi
mengakibatkan hamper semua kematian yang disebabkan oleh kanker kulit.
Kebanyakan melanoma terjadi pada kelompok usia 40 70 tahun, tetapi jumlah kasus
telah meningkat diantara kelompok usia 20 40 tahun. Salah satu penjelasan untuk
peningkatan insiden ini adalah pajanan sinar matahari yang lebih besar saat rekreasi
dan perubahan cara berpakaian. Diagnosis didasarkan pada perubahan bentuk, warna,
ukuran dan konfigurasi lezi yang berpigmen.
Melanoma yang menyebar superficial merupakan jenis yang paling sering (60%
sampai 80%) dan mempunyai prognosis paling baik. Sebagian besar pasien mempunyai
harapan hidup 5 tahun atau lebih dan banyak yang sembuh. Diagnosis dini dan
pengobatan bedah berperan dalam perbaikan statistic.
Pengobatan melanoma malignum terutama dengan pembedahan. Pasien dengan
melanoma diseminata dilakukan kemoterapi.
Tumor Jinak
a) Keratonis Seboroid
Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip kutil, berwarna coklat sperti dilekatkan
pada permukaan epidermis. Peneyebab dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel
tumor ini berasal dari sel basar sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis.
Pasien yang lebih tua dapat mengalami keratosis seboroid multipel di seluruh tubuh,
wajah, dan ekstremitas atas.
Pengobatan tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnostik.
b) Keratonis Aktinik
Keratonis atinik bbiasanya timbul pada permukaan kulit yang terkena sinar
matahari seperti wajah, leher, kulit kepala dan ekstremitas. Daerah yang terserang
tampak seperti lezi eritematosa, bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi ini
disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik, terutama pada pasien berusia lanjut.
Neoplasma prakanker ini dapat berubah menjadi karsinoma sel skuamosa dan harus
diobati. Tindakan pengobatannya termasuk elektrodesikasi dengan kuretase atau
bedah beku. Pasien diingatkan terhadap pajanan sinar matahari selanjutnya, dan
dianjurkan untuk memaki tabir surya yang dapat menghambat sinar UV B dan UV A
dengan faktor proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar, Sundown, Bain de Soleir).
c)
Keratoakantoma
Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk kubah dengan bagian tengahnya
berbentuk kawah atau mengalami ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan cepat dalam
waktu beberapa bulan dan biasanya timbul pada orang tua yang berkulit terang.
Tumor ini jinak dan dapat mengalami involunsi spontan. Karena tumor ini dapat
menyerupai karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini harus di eksisi untuk
pemeriksaan histopatologi.
Diantara sejumlah tumor pembuluh darah kulit, jenis yang paling sering di temui
adalah nevus flammeus, angioma strauberi, angioma ceri, angioma laba-laba (spider
nevi), dan granulome piogenik. Floriferasi kapiler-kapiler matur yang menimbulkan
perubahan warna menjadi merah muda pada kulit bayi baru lahir disebut nevus
plammeus. Apabila kapiler ini mengikuti cabang saraf trigeminus, maka kondisi ini
dapat disertai angioma pada mata ipsilateral dan sistem saraf pusat (syndrom SturgeWeber). Keadaan ini dapat menimbulkan glaukoma dan kejang kontra lateral. Nevus
plammeus dapat menghilang atau tetap bertahan untuk waktu yang sangat lama. Jika
lesinya tetap ada, direkomendasikan untuk melakukan penyamaran dengan dandanan
(Covermark, DermaBland). Laser pewarna dengan pulsasi berguna untuk pengobatan
hemangioma ini.
Angioma stawberi timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan setelah
usia 7 tahun pada 70% sampai 95 % dari semua kasus. Proliferasi kapiler dalam dermis
menyebabkan nodula merah-kebiruan yang meninggi biasanya di kepala dan tubuh
bagian atas, tetapi dapt juga tibul dimana saja di permukaan tubuh. Karena sering
kali berinvolusi spontan maka pengobatan tumor ini biasanya tidak diperlukan.
Angioma ceri adalah papula yang agak meninggi berwarna merah pada tubuh dan
ekstremitas orang tua dan setengah baya. Lesi asimtomatik dan jinak, dan tidak
diperlukan pengobatan.
Angioma laba-laba timbul pada perempuan pada masa kehamilan, pada peminum
alkohol dan juga pada anak- anak. Sebuah arteriola sentral memberi makan berbagai
cabang kecil dari tumor ini. Angioma laba-laba multiple dapat disebabkan oleh
penyakit hati seperti sirosis. Umunya angioma laba-laba pada nak-anak dan wanita
hamil dapat sembuh dengan sendirinya. Angioma laba-laba yang persisten dapat
dibuang dengan elektrodesikasi atau laser pewarna dengan pilsasi.
Granuloma piogenik disebabkan oleh suatu proliferasi abnormal jaringan
granulasi. Tumor timbul pada tempat trauma yang terjadi. Timbul nodul-nodul lembab
berwarna merah atau ungu bertangkai. Tumor jinak ini kadang-kadang berdarah dan
diobati dengan pembedahan.
9. Pemeriksaan Diagnostik / penunjang
a. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi
dapat merubah komposisi atau status hematologic.
b. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan
cara eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan
ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk
dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle &
Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee
atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
c. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk
menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan
sinar x, dan atau CT scan.
10. Penatalaksanaan
8 Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2
cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan
ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang
dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi
dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %.
Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan
menjadi paling sedikit 2-3 cm
Bedah Elektro. Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan
dengan menggunakan energi listrik. Arus listrik dikonversikan menjadi panas yang
kemudian dihantarkan ke jaringan dari elektroda dingin. Bedah elektro dapat
didahului dengan kuretase yang dilaksanakan lewat eksisi tumor dengan mengerok
permukaanya memakai alat kuret. Kemudian dilakukan elektrodesikasi untuk
mencapai hemostasis dan menghancurkan setiap sel malignan yang viable pada dasar
luka atau di sepanjang bagian tepinya. Elektrodesikasi sangat berguna untuk lesi yang
kecil (lebarnya kurang 1-2 cm atau 0,4 0,8 inci). Metode ini memanfaatkan
keuntungan bahwa tumor yang kecil lebih lunak daripada jaringan kulit di sekitranya
dan dengan demikian luasnya dapat ditentukan sevara garis besar dengan alat kuret
yang dapat merasakan luas jaringan tumor. Tumor diangkat dan bagian dasarnya
dikauter. Proses ini diulang sampai tiga kali. Biasanya kesembuhan terjadi dalam
waktu satu bulan.
Bedah Beku. Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Alat
jarum termokopel ditusukkan ke dalam kulit, dan kemudian nitrogen cair dimasukkan
ke dalam tumor samapai tercapai suhu -40o C hingga -60o C pada dasar tumor. Nitrogen
cair memiliki keuntungan yaitu titik didihnya paling rendah dari semua kriogen yang
dicoba, harganya tidak mahal dan juga barangnya mudah diperoleh. Jaringan tumor
dibekudinginkan, dibiarkan melunak dan kemudian dibekudinginkan kembali. Lokasi
yang menjalani bedah beku ini akan melunak secara alami serta kemudian mengalami
gelatinasi dan sembuh spontan. Pembengkakan dan edema terjadi setelah
pembekuan. Penampakan lesi bervariasi. Kesembuhan normal yang dapat memakan
waktu 4 hingga 6 minggu terjadi lebih cepat di daerah-daerah dengan suplai darah
yang baik.
b.
Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara
topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen
yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum
digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang
dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi
sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya
penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada
orang dengan penyakit yang menyebar secara luas
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh
untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan
untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG
(Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic
monoklanal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan dinonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk
mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system
untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi nonspesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien
fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodulnodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
d.
Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy
sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk
menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma
8 Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat
adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
1)
a)
b)
c)
2)
a)
3)
a)
b)
sebelumnya atau pertumbuhan lesi baru yuang berpigmen. Orang-orang yang berisiko
harus diperiksa dengan cermat.
Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam melakukan inspeksi
kulit untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus. Tanda-tanda yang
menunjukkan perubahan malignan mencakup berikut ini :
Warna yang bervariasi
Warna yang dapat menunjukan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah
bayangan warna merah, putih dan biru; bayangan wana biru dianggap lebih
menkhawatirkan.
Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu di curigai.
Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya
mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan).
Tepi yang ireguler
Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus dicatat.
Permukaan yang ireguler
Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau
terlihat. Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
Sebagian melanoma manoduler memiliki permukaan yang licin.
Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai
(khususnya wanita), antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari
tangan serta bagian dorsal tangan. Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling
sering terdapat ditempat yang tidak begitu mengandung pigmen seperti : telapak
tangan, telapak kaki, daerah subungual dan memebran mukosa.
Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6
mm. Lesi satelit (lesi yang terletak didekat nevus) harus di catat.
1)
2)
3)
4)
5)
1) Nyeri berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen
kulit ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan memegang
bagian yang sakit.
Tujuan : Nyeri berkurang/ terkontrol.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan nyeri hilang/ terkontrol 0-1 (0-10), menunjukan
ekspresi wajah/postur tubuh rileks, berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat
dengan tepat.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Ubah posisi dengan sering dan
rentang gerak pasif dan aktif
sesuai indikasi.
Pertahankan suhu lingkungan
nyaman, berikan lampu
penghangat, penutup tubuh
hangat.
Kaji nyeri secara
komprehensif(PQRST) , keluhan
nyeri, perhatikan
lokasi/karakter dan intensitas
(skala 0-10).
Kolaborasi
Berikan analgesik sesuai
indikasi.
Kolaborasi
Dapatkan spesimen dari drainase
luka sesuai indikasi.
Kolaborasi
Rujuk ke ahli diet/tim dukungan
nutrisi.
Pasang/pertahankan makanan
sedikit melalui selang
enterik/tambahan bila
dibutuhkan.
Berikan hiperalimentasi
parentral sesuai indikasi
Awasi pemeriksaan
laboratorium, contoh: albumin
serum, kreatinin, transferin,
nitrogen urea urin.
yang tepat.
Kalori (3000-5000 per hari), protein,
dan vitamin yang dibutuhkan untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan
metabolik, mempertahankan BB, dan
mendorong regenerasi jaringan.
Catatan; rute oral paling baik untuk
mengembalikan fungsi GIT.
Memberikan makanan
kontinue/tambahan bila pasien tidak
mampu untuk mengkonsumsi
kebutuhan kalori toyal harian secara
oral. Catatan: selang makan kontinue
selama makan meningkatkan
pemasukan kalori tanpa penurunan
nafsu makan dan pemasukan oral
selama sehat.
Hiperalimentasi akan
mempertahankan pemasukan nutrisi
atau memenuhi kebutuhan metabolik
pada adanya komplikasi berat atau
berlanjutnya cedera esofageal atau
gastrik yang tidak mungkin makan per
enteral.
Indikator kebutuhan nutrisi dan
keadekuatan diet total terapi.
Kriteria hasil : Pasien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan penurunan
terhadap pikiran yang melayang-layang (melamun) dan kecemasan; pasien tampak
atau melaporkan dapt beristirahat dengan cukup.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Berikan kesempatan untuk
beristirahat tidur sejenak,
anjurkan latihan saat siang hari ,
turunkan aktivitas mental/fisik
pada sore hari.
Peningkatan kebingungan,
disoreientasi dan tingkah laku yang
tidak kooperatif (sindrom sundowner)
dapat melanggar pola tidur yang
mencapai tidur pulas.
Penguatan bahwa saatnya tidur dan
mempertahankan kestabilan
lingkungan. Catatan: penundaan
waktu tidur mungkin diindikasikan
untuk memungkinkan pasien
membuang kelebihan energi dan
memfasilitasi tidur.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi:
Antidepresi seperti: amitriptilin
(Elavil); doksepin (Senequan)
dan trasolon (Desyrel).
5) Resiko infeksi berhubungan dengan Pembentukan pus dan nekrosis jaringan kulit
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan
tidak demam.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Implementasikan teknik isolasi
yang tepat sesuai indikasi.
4. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.
5. Evaluasi
Dx 1 : Nyeri berkurang/ terkontrol
Dx 3
Dx 4
Dx 5
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doenges E Marilynn, 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan. EGC :Jakarta
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 (terjemahan).
Jakarta : EGC
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia