Vous êtes sur la page 1sur 17

A.

Asuhan keperawatan Renal carcinoma


1) Pengkajian keperawatan
a. Anamnesa (Muttaqin, 2012)
(1) Identitas Klien
Meliputi nama klien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama/suku, warga
negara, bahasa yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah.
(2) Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien pernah mengalami batu ginjal, apakah perna melakukan
transplantasi ginjal ataupun dialisis serta penggunaan obat-obatan.
(3) Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pasien ada yang menderita kanker.
(4) Pola kebiasaan
Merokok, makan-makanan kurang serat, atau makanan-makanan yang instan
dan mengandung pengawet.
(5) Keluhan Utama
Nyeri abdomen pada retroperitoneal kiri atau kanan, terdapat hematuria, pada
saat tumor terletak pada bagian bawah ginjal dan ukurannya besar baru dapat
teraba ada benjolan, pasien pucat, dan ada penurunan berat badan.
b. Pemeriksaan fisik
B1 (Breath)
Pasien sesak napas, dan jika ada metastasis ke paru maka dapat ditemukan adanya
retraksi dada karena edema paru, peggunaan otot bantu nafas, frekuensi nafas cepat
dan dangkal, ortopneu.
B2 (Blood)
TD meningkat, terdapat anemi dan terjadinya demam, adanya pembesaran jantung
karena kelebihan beban sirkulasi.
B3 (Brain)
Hipertensi ensefalopati (gejala serebrum karena hipertensi) dengan gejala
penglihatan kabur, pusing, kejang-kejang dan gangguan penglihatan. Kesadaran
menurun jika metastasis hingga ke otak.

B4 (Bladder)
Teraba massa pada pinggang kanan atau kiri yang juga dapat menyebabkan obstruksi
dan penurunan jumlah urine, adanya hematuria, serta nyeri pinggang.
B5 (Bowel)
Terjadi penurunan BB dan anoreksia serta mual-muntah.
B6 (Bone)
Terjadi kelemahan malaise, keletihan, kelemahan otot, dan kehilangan tonus. Kulit
bersisik kasar dan terasa gatal karena peningkatan ureum darah
2) Diagnosa keperawatan
a. Pra tindakan
(1) Nyeri akut b.d. spasme otot punggung dan abdomen, peregangan dari terminal saraf
sekunder dari invasi tumor ke dalam organ lain, sumbatan aliran urine, massa tumor
yang menyebabkan peregangan kapsula fibrosa ginjal, bekuan darah atau massa sel
tumor bergerak turun melalui ureter.
(2) Defisit pengetahuan b.d. adanya prosedur diagnostik, intervensi bedah
(3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. peningkatan metabolisme, intake
nutrisi yang kurang efek sekunder dari mual dan muntah.
(4) Hipertermi b.d. peningkatan laju metabolisme sekunder dari respons sistemik metastasis
kanker ginjal ke organ lain.
b. Pasca tindakan
(1) Risiko tinggi infeksi b.d. adanya luka pascabedah nefrektomi
(2) Nyeri b.d adanya luka post bedah

1. Pra tindakan
a. Nyeri akut b.d. spasme otot punggung dan abdomen, peregangan dari terminal saraf sekunder dari invasi tumor ke dalam organ
lain, sumbatan aliran urine, massa tumor yang menyebabkan peregangan kapsula fibrosa ginjal, bekuan darah atau massa sel
tumor bergerak turun melalui ureter.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Nyeri akut b.d. spasme otot


punggung dan abdomen,
peregangan dari terminal saraf
sekunder dari invasi tumor ke
dalam organ lain, sumbatan
aliran urine, massa tumor yang
menyebabkan peregangan
kapsula fibrosa ginjal, bekuan
darah atau massa sel tumor
bergerak turun melalui ureter
DS:
- Klien menyatakan nyeri
di punggung dan perut bagian
bawah
DO:

NOC :

NIC :

Pain Level,

pain

comfort

control,
level
Setelah
dilakukan
tinfakan
keperawatan selama . Pasien
tidak mengalami nyeri, dengan
kriteria hasil:

Melaporka
n bahwa nyeri berkurang

- Posisi untuk menahan


nyeri
- Tingkah laku berhati-

Intervensi

Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)

Tanda vital

Lakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dala, relaksasi,

hati

dalam rentang normal

distraksi, kompres hangat/ dingin

- Gangguan tidur (mata


sayu, tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai)

Tidak
mengalami gangguan tidur

Berikan
analgetik
mengurangi nyeri

- Terfokus pada diri


sendiri
- Fokus menyempit
(penurunan persepsi waktu,
kerusakan proses berpikir,
penurunan interaksi dengan
orang dan lingkungan)
- Respon autonom
(seperti perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi
dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot (mungkin
dalam rentang dari lemah ke
kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

untuk

Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik

b. Kurang pengetahuan b.d. adanya prosedur diagnostik, intervensi bedah


Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Intervensi

Tujuan dan Kriteria Hasil

Kurang pengetahuan b.d. NOC:


NIC :
adanya prosedur diagnostik,

Kowlwdge

Kaji tingkat pengetahuan


intervensi bedah
: disease process
pasien dan keluarga
DS: Menyatakan secara

Kowledge :

Jelaskan patofisiologi dari


verbal adanya masalah
health Behavior
penyakit dan bagaimana hal ini
DO: ketidakakuratan
berhubungan dengan anatomi dan
Setelah dilakukan tindakan
mengikuti instruksi,
fisiologi, dengan cara yang tepat.
keperawatan
selama
.
pasien
perilaku tidak sesuai
menunjukkan pengetahuan

Gambarkan tanda dan


tentang proses penyakit dengan
gejala yang biasa muncul pada

kriteria hasil:

penyakit, dengan cara yang tepat

Pasien dan
keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan
program pengobatan

Gambarkan
proses
penyakit, dengan cara yang tepat

Pasien dan
keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar

Sediakan informasi pada


pasien tentang kondisi, dengan cara
yang tepat

Pasien dan
keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya

Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengan cara yang tepat

Sediakan bagi keluarga


informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat

Diskusikan pilihan terapi


atau penanganan

Dukung pasien untuk


mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan cara
yang tepat

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. peningkatan metabolisme, intake nutrisi yang kurang efek sekunder dari
mual dan muntah.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan b.d.
peningkatan metabolisme,
intake nutrisi yang kurang
efek sekunder dari mual dan
muntah

Kaji adanya alergi makanan

NOC:
a.
Nutritional status:
Adequacy of nutrient
b.
Nutritional Status :
food and Fluid Intake

DS:

c.
-Nyeri abdomen
-Muntah

DO:

Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat catatan makanan harian.

Albumin

Monitor adanya penurunan BB


dan gula darah

Pre

Monitor
makan

Hematokrit

Jadwalkan pengobatan
tindakan tidak selama jam makan

Hemoglobi

serum

albumin serum

-Diare
-Rontok rambut yang
berlebih
-Kurang nafsu makan
-Bising usus berlebih
-Konjungtiva pucat
-Denyut nadi lemah

Yakinkan diet yang dimakan


mengandung
tinggi
serat
untuk
mencegah konstipasi

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama.nutrisi
kurang teratasi dengan indikator:

-Kejang perut
-Rasa penuh tiba-tiba
setelah makan

Weight Control

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien

binding capacity

limfosit

Total
Jumlah

iron

lingkungan

selama
dan

Monitor turgor kulit


Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan

pada

klien

dan

keluarga tentang manfaat nutrisi


Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
Kelola pemberan anti emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oval

d. Hipertermi b.d. peningkatan laju metabolisme sekunder dari respons sistemik metastasis kanker ginjal ke organ lain.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Hipertermi b.d. peningkatan


NOC:
laju metabolisme sekunder dari
Thermoregulasi
respons sistemik metastasis
kanker ginjal ke organ lain.
DS:
Klien menyatakan badannya
terasa panas
DO:
kenaikan suhu
tubuh diatas rentang
normal
kulit kemerahan
pertambahan

Intervensi

NIC :
Monitor
mungkin

suhu

sesering

Monitor warna dan suhu

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan
selama..pasien
menunjukkan :

kulit

Suhu tubuh dalam batas normal


dengan kreiteria hasil:

Monitor penurunan tingkat


kesadaran

Monitor tekanan darah,


nadi dan RR

Suhu 36

37C
Nadi dan
RR dalam rentang normal

Monitor WBC, Hb, dan


Hct
Monitor intake dan output

RR
takikardi
Kulit teraba
panas/ hangat

Tidak ada
perubahan warna kulit dan
tidak ada pusing

Berikan anti piretik


Selimuti pasien
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi

dan RR

Monitor TD, nadi, suhu,

Catat
tekanan darah

adanya

fluktuasi

Monitor hidrasi seperti


turgor kulit, kelembaban membran
mukosa)

A.
1

Asuhan keperawatan Ca Bladder


Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi nama klien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama/suku, warga negara,
bahasa yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah.
Tumor kandung kemih paling sering dialami oleh individu yang berusia 50-70 tahun. Lebih
sering pada pria dibanding wanita (4:1). Biasanya dialami oleh orang yang bekerja di
industri padat.
2) Riwayat Kesehatan
Biasanya terjadi hematuria intermitten tanpa disertai nyeri, disuria, frekuensi dan
urgensi berkemih, serta prostatisme pada pria (Cris Brooker, 2009) . Nyeri suprapubik
setelah berkemih menunjukkan lesi invasif. Iritabilitas kandung kemih, nokturia dan
dribbling (kencing menetes). Nyeri panggul dapat mengindikasikan adanya obstruksi
ureter (Wolters. et al, 2011). Pernah menderita infeksi saluran kencing, penyakit TB,
kebiasaan mengkonsumsi rokok, kopi, pemanis buatan dan obat-obatan siklofosfamid
yang diberikan intravesika, fenasetin, opium dan obat antituberkulosa INH dalam
jangka waktu lama (Purnomo, 2011).
3) Pemeriksaan Fisik dan Klinis
B1 : pernafasan normal
B2 : anemia, TD meningkat, nyeri
B3 : composmentis, tidak ada masalah
B4 : adanya urine bercampur darah, pembengkakan kandung kemih, pembesaran
suprapubic apabila tumor sudah besar, kaji adanya nyeri, benjolan dan massa bila
dilakukan palpasi bimanual
B5 : tidak ada kelainan
B6 : terdapat edema tungkai

a. Diagnosis keperawatan
Pre-Operasi
1) Gangguan eliminasi urine b.d peradangan kandung kemih, pasca-diversi urine.
2) Kecemasan b.d tindakan invasive diagnostic, intervensi medic, rencana bedah
3) Defisiensi pengetahuan b.d tindakan diagnostic invasive, intervensi kemoterapi, radiasi
dan pembedahan, adanya stoma, perencanaan pasien pulang.
4) Koping maladaptive b.d intervensi pengobatan kanker.
Post-Operasi

1) Nyeri b.d respons inflamasi kandung kemih, kerusakan jaringan pascabedah.


2) Risiko tinggi infeksi b.d penurunan imunitas pasca-kemoterapi dan radiasi, port de
entre luka pasca bedah
3) Kerusakan integritas kulit b.d pascabedah, adanya stoma
4) Risiko gangguan body image b.d perubahan anatomis seksual, adanya stoma.

Intervensi Pre-Operasi
5) Gangguan eliminasi urine b.d peradangan kandung kemih, pasca-diversi urine.
Gangguan eliminasi urine b.d

NOC:

peradangan kandung kemih, pascaUrin


diversi urine.
ary elimination

DS:
Urin
Disuria
ary Contiunence
Bladder terasa
Setelah dilakukan
penuh
tindakan
DO :
keperawatan selama
Hematuria
. retensi urin
Distensi bladder
pasien teratasi
Terdapat urine
dengan kriteria hasil:
residu

Urin output
Kan
sedikit/tidak ada
dung kemih
kosong
secarapenuh

Tida
k ada residu urine
>100-200 cc

Intak
e cairan dalam
rentang normal

Beba
s dari ISK

NIC :
Urinary Retention
Care
Monit
or intake dan
output
Monit
or penggunaan
obat
antikolinergik
Monit
or
derajat
distensi bladder
Instru
ksikan
pada
pasien
dan
keluarga untuk
mencatat output
urine
Sedia
kan
privacy
untuk eliminasi
Stimul
asi
reflek
bladder dengan
kompres dingin
pada abdomen.
Katete
risaai jika perlu
Sedia

Tida
k ada spasme
bladder

Bala
nce cairan
seimbang

kan waktu yang


cukup
untuk
pengosongan
kandung kemih
(10 menit)

6) Kecemasan b.d tindakan invasive diagnostic, intervensi medic, rencana bedah


No

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Tujuan dan Kriteria


Kolaborasi
Hasil
Kecemasan b.d tindakan invasive
NOC :
Kontrol kecemasan
diagnostic, intervensi medic,
Koping
rencana bedah
Setelah
dilakukan
asuhan
selama
klien
DO/DS:
kecemasan teratasi
- Insomnia
dgn kriteria hasil:
- Kontak mata kurang

- Kurang istirahat
Klie
- Berfokus pada diri sendiri
n
mampu
- Iritabilitas
mengidentifikasi
- Takut
dan
- Diare, mual, kelelahan
mengungkapkan
- Gangguan tidur
gejala cemas
- Gemetar

Men
gidentifikasi,
mengungkapkan

Intervensi
NIC :
Anxiety Reduction
(penurunan
kecemasan)

Jelask
an
semua
prosedur dan apa
yang dirasakan
selama prosedur

Teman
i pasien untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi
takut

Berika
n
informasi
faktual mengenai
diagnosis,

dan menunjukkan
tehnik
untuk
mengontol cemas

Vita
l sign dalam
batas normal

Post
ur tubuh, ekspresi
wajah,
bahasa
tubuh dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

tindakan
prognosis

Libatk
an
keluarga
untuk
mendampingi
klien

Instru
ksikan
pada
pasien
untuk
menggunakan
tehnik relaksasi

Denga
rkan
dengan
penuh perhatian

Identif
ikasi
tingkat
kecemasan

Bantu
pasien mengenal
situasi
yang
menimbulkan
kecemasan

Doron
g pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi

Kelola
pemberian obat
anti cemas:........

e. Kurang pengetahuan b.d. adanya prosedur diagnostik, intervensi bedah


Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Intervensi

Tujuan dan Kriteria Hasil

Kurang pengetahuan b.d. NOC:


NIC :
adanya prosedur diagnostik,

Kowlwdge

Kaji tingkat pengetahuan


intervensi bedah
: disease process
pasien dan keluarga
DS: Menyatakan secara

Kowledge :

Jelaskan patofisiologi dari


verbal adanya masalah
health Behavior
penyakit dan bagaimana hal ini
DO: ketidakakuratan
berhubungan dengan anatomi dan
Setelah dilakukan tindakan
mengikuti instruksi,
fisiologi, dengan cara yang tepat.
keperawatan
selama
.
pasien
perilaku tidak sesuai
menunjukkan pengetahuan

Gambarkan tanda dan


tentang proses penyakit dengan
gejala yang biasa muncul pada
kriteria hasil:
penyakit, dengan cara yang tepat

Pasien dan
keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan
program pengobatan

Gambarkan
proses
penyakit, dengan cara yang tepat

Pasien dan
keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar

Sediakan informasi pada


pasien tentang kondisi, dengan cara
yang tepat

Pasien dan
keluarga mampu menjelaskan

Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengan cara yang tepat

Sediakan bagi keluarga


informasi tentang kemajuan pasien

kembali apa yang dijelaskan


perawat/tim kesehatan lainnya

dengan cara yang tepat

Diskusikan pilihan terapi


atau penanganan

Dukung pasien untuk


mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan cara
yang tepat

Vous aimerez peut-être aussi