Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Bahan kimia yang berpengaruh terhadap kondisi fisiologis seperti kafein, alkohol, dan
tembakau disebut sebagai obat-obatan. Obat-obatan yang berfungsi untuk melawan penyakit
disebut agen kemoterapi.
mengenai agen kemoterapi terutama berpusat pada zat-zat yang berasal dari mikroba, yang
disebut antibiotik. Isolasi, konsentrasi, pemurnian, dan produksi massal penisilin diikuti oleh
1
penemuan streptomisin, tetrasiklin, klorampenikol, dan banyak agen lainnya. Senyawa tersebut
pertama kali diisolasi dari filtrat medium yang telah ditumbuhi masing-masinng jamur.
Modifikasi sintetis dari obat-obatan tersebut telah berperan penting dalam perkembangan agen
mikroba baru.1
Perkembangan yang terus berjalan pada penemuan kelas baru antibiotika berdasarkan
kandungannya telah membantu ilmu kedokteran dalam melawan perkembangan resistensi
antibiotika. Akan tetapi, jumlah penemuan agen antimikroba baru yang telah beredar dipasaran
telah mengalami penurunan dalam periode 2 dekade terakhir, menyebabkan resistensi terhadap
antibiotika dan berhubungan dengan kegagalan klinis yang menjadi perhatian kesehatan
masyarakat global. Hanya beberapa kelompok antibiotika yang telah diakui oleh Food and Drug
Administration (FDA) Amerika dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yaitu oxazolidinone,
lipopeptide (2003), pleuromutilin (2007), dan macrolactone (2011). Usaha-usaha dalam upaya
untuk mengembangkan analog baru dari kelas antibiotika sebelumnya dengan menambahkan
separuh substansi kimia yang dapat memberikan proteksi yang sama dalam mengatasi satu atau
lebih mekanisme resistensi antibiotika yang tengah berlangsung.3
Proses target seluler anabolik antibiotika seperti sintesis dinding sel, replikasi DNA,
transkripsi RNA, dan translasi messenger RNA (mRNA). Walaupun banyak kelas antibiotika
telah ditemukan, dengan beberapa mekanisme kerja yang berbeda, bakteri menyusun dan
mengadopsi beberapa strategi untuk melawan mekanisme kerja antibiotika tersebut.3
Antibiotika dikelompokkan menjadi tiga bagian besar yaitu : 1) bakterisidal atau
bakteriostatik; 2) tempat kerja ; dan 3) struktur kimia
B. Target dan Mekanisme Kerja Antibiotika
Antibiotika dapat sebagai produk alami, semisintetik yang merupakan variasi produk alami, atau
kimia sintetik yang dibuat dengan menghambat jalur biokimia atau mempengaruhi struktur
seluler, yang akan menghambat pertumbuhan atau kematian bakteri. Antibiotika yang paling
banyak digunakan adalah yang menghambat proses seluler dan dapat dikelompokkan menjadi
enam kategori yaitu : 3
1.
2.
3.
Biosintesis folat
2
4.
5.
Sintesis RNA
6.
besar atau membelah, sel harus mensintesis banyak peptidoglycan dengan menambahkan
subunit NAG dan NAM baru ke rantai NAG-NAM yang sudah ada, dan subunit NAM baru
harus berikatan dengan subunit NAM yang berdekatan.1,3
mempengaruhi tahap (3) dan (4). Pada keadaan normal, sintesis peptidoglycan melalui
pembentukan proses ligase-mediated D-alanyl-D-alanine (D-Ala-D-Ala), sebuah prekursor
yang digunakan untuk membetuk UDP-NAM-acetyl-muramyl-pentapeptide.
Molekul
transpeptidasi pada biosintesis dinding sel. Glycopeptide berikatan dengan substrat enzim
transpeptidase, sedangkan penisilin berikatan dengan enzim yang memediasi reaksi
transpeptidase. Oleh karena tidak dapat menembus outer membrane pada bakteri Gramnegatif, maka spectrum glycopeptides terbatas pada mikroorganisme Gram-positif.3,4
2.
Satu-satunya agen
antibakterial yang bekerja secara aktif pada membran sel yang dapat diberikan secara
sistemik pada manusia adalah polymixin, yang memiliki kesamaan komposisi dengan
colistin (polymixin E) dan yang baru ditemukan yaitu cyclic lipopeptide daptomycin.
Generasi sebelumnya memiliki spectrum yang terbatas terhadap bakteri Gram-negatif
sedangkan daptomycin aktif terhadap bakteri Gram-positif. Polymixin berasal dari Bacillus
polymixa
yang
efektif
terhadap
bakteri
Gram-negatif
khususnya
Pseudomonas.
Pseudomonas bersifat toksik pada ginjal sehingga hanya digunakan untuk membunuh
patogen eksterna yang resisten terhadap antibakterial lainnya. 1,3
Polymixin dan colistin bekerja seperti detergen kationik, yaitu merusak membran sitoplasma
bakteri Gram-negatif, kemungkinan dengan merusak kelompok fosfat pada membran
fosfolipid.
membrane yang diikuti dengan translokasi dari outer membrane ke membran sitoplasma.
Akhirnya akan terjadi kebocoran isi sitoplasma dan kematian sel. Beberapa faktor meliputi
fase pertumbuhan dan temperatur inkubasi, akan mempengaruhi keseimbangan asam lemak
pada membran sel bakteri, dan hal tersebut akan mempengaruhi respon terhadap polymixin.4
Siklus lipopeptida daptomycin menunjukkan bahwa insersi kalsium dependen ke dalam
membran sitoplasma bakteri Gram-positif, menunjukkan adanya interaksi dengan fosfolipid
anionic seperti fosfatidil gliserol.
menyebabkan kebocoran kalium, magnesium dan ATP. Secara bersmaan proses tersebut
akan menghambat sintesis makromolekul dan meyebabkan kematian sel. Daptomycin tidak
berfungsi pada bakteri Gram-negatif karena tidak dapat menembus outer membrane.4
Gambar 6. Daptomycin bekerja dengan merusak dinding sel pada bakteri Gram-positif1
3.
Biosintesis folat
Antibiotika juga dapat mempengaruhi proses anabolik intraseluler. Folic acid pathway
menyediakan molekul prekursor esensial dalam biosintesis DNA.
Pathway tersebut
melibatkan dua enzim yaitu dihydropteroate sintase dan dihydrofolate reduktase, yang akan
memperantarai pembentukan tetrahidrofolat (THF) dari dihydrofolat.3
Sulfanilamide dan senyawa serupa, yang biasa disebut sulfonamide yang berfungsi sebagai
antimetabolik, karena memiliki struktur analog - yang memiliki struktur kimia sangat mirip
dengan para aminobenzoic acid (PABA). PABA dibutuhkan untuk sintesis nukleotida pada
sintesis DNA dan RNA. Sulfamethoxazole (SMZ) menghambat tahapan dalam
pembentukan 7,8-dihydropteroate dengan menghambat ikatan struktural analog PABA
dengan dihydropteroate sintase secara kompetitif. Trimethoprim (TMP) menghambat tahap
pembentukan THF dengan mencegah dyhidrofolate reduktase yang memperantarai
recycling coenzim folat.1,3
Gambar 7. Tempat kerja sulfonamide dan trimetoprim dan efeknya pada sintesis asam
amino dan asam nukleat 3
4. Gangguan terhadap replikasi DNA
Siklus sel prokaryotik terdiri dari replikasi DNA yang segera diikuti oleh pembelahan
sel. Mikroorganisme seperti Esherichia coli, akan membelah sekitar 30 menit pada
kondisi pertumbuhan ideal. Replikasi DNA akan menghasilkan DNA duplex yang akan
terbawa pada sel anakan. Enzim yang diperlukan saat replikasi DNA adalah
topoisomerase I, II, III dan IV. Quinolon adalah antibiotik yang mempengaruhi replikasi
DNA yang bekerja pada enzim topoisomerase II (DNA gyrase) dan IV, merupakan enzim
yang diperkirakan berperan penting dalam topologi DNA dan replikasi DNA. DNA
gyrase dan topoisomerase IV adalah molekul tetramer yang terdiri dari subunit dimer A
dan B.
Subunit DNA gyrase dikode oleh gyrA dan gyrB, sedangkan subunit
topoisomerase IV dikode oleh parC dan parE. Target kerja quinolon bersifat selektif
pada DNA gyrase pada bakteri Gram-negatif dan pada topoisomerase IV pada bakteri
Gram-positif, sedangkan quionolon generasi terbaru memiliki afinitas kerja yang tinggi
pada kedua target tersebut.3
Analisis terhadap mekanisme kerja quinolon menerangkan bahwa quinolon berinteraksi
dengan DNA gyrase-DNA kompleks dan topoisomerase IV-DNA kompleks sehingga
9
akan terjadi penghambatan enzim yang akhirnya akan menghambat proses replikasi, dan
kemudian terjadi bakteriostasis dan berakhir dengan kematian sel.
fluoroquinolon
digunakan
untuk
mengobati
infeksi
yang
Quinolon dan
disebabkan
oleh
6.
merupakan
ribosomal
RNA
kompleks
(rRNA).
Pada
proses
ultrasentrifugasi, ribosom bakteri akan memilki koefisien sedimentasi 70S (terdiri dari
subunit 30S dan 50S), sedangkan ribosom mamalia memilki koefisien sentrifugasi 80S
(terdiri dari subunit 40S dan 60S). Biosintesis protein membutuhkan ikatan sekuensial
subunit ribosom 30S dan 50S terhadap mRNA, yang akan memicu terjadinya translasi
pesan genetik.3,4
Tahap pertama terjadinya sintesis protein bakteri adalah terjadinya ikatan mRNA dengan
subunit 30S ribosom dan menarik N-formylmethionyl transfer RNA (fMet-tRNA) ke
initiator codon AUG. Kemudian subunit 50S ditambahkan untuk membentuk complete
initiation complex. fMet-tRNA menempati P (peptidyl donor) site; letaknya berdekatan
dengan A (aminoacyl acceptor) site dan dibatasi oleh codon trinucleotida mRNA.
10
Transfer RNA (tRNA) berhubungan dengan adanya anticodon dan asam amino spesifik
yang memasuki A site diperantarai oleh elongation factor Tu. Peptidyl transferase akan
bergabung dengan N-formylmethionine pada asam amino yang disertai dengan hilangnya
tRNA pada P site melalui E site. Proses translokasi dibantu oleh perpanjangan faktor G,
kemudian akan terjadi pergerakan sisa tRNA dengan dipeptidanya menuju P site dan
kemudian akan terbentuk tripet kodon baru mRNA yang menempati A site. Amino acyltRNA memasuki A site dan proses perpindahan dan translokasi akan terjadi secara
berulang. Dalam hal ini akan terbentuk cincin peptida yang persis sama dengan cetakan
DNA nya, hingga adanya codon terminasi sebagai sinyal terminasi proses tersebut.
Antibiotika yang target kerjanya pada ribosom subunit 30S adalah golongan
aminoglycoside, spectinomycin, tetracycline, glycycline. Sedangkan antibiotika yang
target
kerjanya
pada
subunit
ribosom
50S
adalah
macrolide,
lincosamide,
Antibiotika yang
11
1. Bauman RW. 2015. Microbiology with disease by body system. 4th Ed. 10 : 288-320
2. Brooks GF, et al. 2010. Jawetz, Melnick, & Adelberg's Medical Microbiology, 25th Ed.
28: 354-389
3. Mahon CR, Lechman DC, Manuselis G. 2011. Textbook of Diagnostic Microbiology. 4th
Ed. 12 : 261-275
4. Finch RG, et al. 2011. Antibiotic and chemotherapy : Anti-infective agents and their use in
therapy. 9th Ed. 1: 2-9, 2: 10-18
5. Mims Cedric, et al. 2004. Medical Microbiology. 3rd Ed. 33: 473-498
12