Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perguruan Tinggi merupakan salah satu alat penunjang potensial untuk
menghasilkan enginer yang ahli dan profesional. Untuk mencapai sasaran ini
diperlukan kurikulum yang baik, agar terbentuk hubungan yang sinergi antara
lembaga pendidikan dan dunia industri yang terkait. Tugas Elemen Mesin merupakan
salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa agar dapat mengaplikasikan ilmu yang
telah diperolehnya ke dalam bentuk suatu analisis dari suatu peralatan. Selain untuk
menambah wawasan mahasiswa, tugas ini dapat menjadi tantangan tersendiri bagi
mahasiswa dalam menguji keseriusannya dalam menempuh pendidikannya di
perguruan tinggi ini.
Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, karena sifat manusia
yang ingin mudah dalam menjalani hidupnya dan pada dasarnya proses perancangan
memang ditujukan untuk memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Proses perancangan sangat banyak kelompoknya, bisa dikatakan tidak terbatas, sesuai
dengan kebutuhan manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang ada. Sebagai
mahasiswa teknik mesin sudah pasti harus bisa merancang sesuatu yang bisa
memudahkan untuk memenuhi kebutuhan yang tentu berkaitan dengan bidangnya.
Recognition of need
Definition of problem
Synthesis
Analysis and optimization
Evaluation
Iteration
Presentation
kriteria yang dapat dipenuhi oleh komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang
timbul akibat putaran dan gesekan pada roda gigi.
Dari kesulitan konstruksi yang disyaratkan dan pemenuhan kriteria yang
dibutuhkan, maka kami bermaksud membuat produk tersebut sebagai objek
perancangan tugas elemen mesin.
Pembuatan produk tersebut dengan memperhatikan spesifikasi yang diinginkan.
1.2
Batasan Masalah
Penulis akan membatasi pembahasan hanya sampai memperhitungkan aspek
mekanika saja dan terbatas kepada komponen-komponen mesin yang telah dipelajari
pada mata kuliah elemen mesin I. Sedangkan aspek-aspek yang lainnya yang akan
dibahas secara sekilas saja. Dalam laporan tugas elemen mesin I ini penulis
membatasi permasalahan hanya pada perhitungan beberapa komponen pada roda gigi.
Metode pengukuran yang kami pilih sangat sederhana, dengan menghitung kembali
roda gigi dengan melihat spesifikasi pada kendaraan bermotor.
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari mata kuliah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengenal beberapa komponen mesin beserta beban utamanya.
2. Memahami tahap tahap perancangan roda gigi.
3. Mampu membuat gambar sket dan gambar teknik dari komponen yang
dirancang.
4. Menentukan variable yang akan dittemukan di lapangan.
1.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang
tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan
oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Rodagigi sering digunakan karena
dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada
menggunakan alat transmisi yang lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa
kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu :
Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang
besar.
Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip
sangat kecil.
Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat
digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Roda Gigi
Roda gigi Lurus
Roda gigi Miring
Poros Sejarar
Roda gigi Miring Ganda
Roda gigi dengan porosRoda gigi kerucut lurus
Roda gigi kerucut spiral
berpotongan
Roga gigi kerucut zerol
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi miring ganda
Rodagigi permukaan dengan poros
Keterangan
Klasifikasi atas dasar bentukalur
gigi
Klasifikasi atas dasar
bentuk jalur gigi
Rodagigi dengan poros
Berpotongan
berpotongan berbentuk
istimewa
Kontak gigi
Rodagigi
dengan poros
silang
Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Dibandingkan
dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses
pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih murah. Rodagigi lurus ini cocok
digunakan pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak
menimbulkan gaya aksial.
Rodagigi Rack dan Pinion (gambar 2.3) berupa pasangan antara batang gigi dan
pinion rodagigi jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau
sebaliknya.
4. Rodagigi permukaan
Rodagigi lurus permukaan (gambar 2.4) memiliki dua sumbu saling berpotongan
dengan sudut sebesar 90.
Roda gigi miring hampir sama dengan roda gigi lurus, tetapi dalam pengoprasiannya
roda gigi lurus lebih lembut dan tingkat kebisingannya rendah perkontakan antara
gigi lebih dari 1.
10
11
12
13
3. Umumnya transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikan putaran dari roda
cacing ke cacing (mengunci sendiri).
4. Perbandingan reduksi dapat dibuat sampai 1 : 150.
5. Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena kontak beberapa gigi
biasanya 2 sampai 4.
6. Roda gigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarannya
kecil.
Batasan roda gigi cacing adalah :
a) Kecepatan roda gigi cacing maksimun 40.000 rpm
b) Kecepatan keliling roda gigi cacing maksimum 69 m/s
c) Tosi maksimun roda gigi cacing adalah 70.000 m kgf
d) Gaya keliling roda gigi cacing maksimum 80.000 kgf
e) Diameter roda gigi cacing maksimum 2 m
f) Daya maksimum 1.400 Hp
Peningkatan pemakaian roda gigi cacing seperti pada gambar 2.15 dibatasi pada nilai
i antara 1 sampai dengan 5 , karena dengan ini dapat mentransmisikan daya yang
besar dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan salah satu
tingkat roda gigi lurus sebelum atau sesudahnya untuk dapat mendapat reduksi yang
lebih besar dengan efisiensi yang lebih baik.
14
Adapun frofil dari roda gigi cacing ditunjukan seperti pada gambar 2.16 :
15
Gambar 2.20 Roda gigi cacing krucut dipasangkan dengan roda gigi kerucut
globoid.
16
U=
n1
n2
d 1 m. z 1 z 1
=
=
d 2 m. z 2 z 2
z1
z2
1
i
=i
Harga I adalah perbandingan antara jumlah gigi pada roda gigi dan pinion, dikenal
juga sebagai perbandingan transmisi atau perbandingan roda gigi. Perbandingan ini
dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal roda gigi lurus standar, dan dapat diperbesar
sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada roda gigi miring ganda dapat sampai 10.
Jarak sumbu poros alumunium (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d1 dan d2
(mm) dapat dinyatakan sebagai berikut :
(d 1+ d 2)
2
d1
2a
i+1
d2
2a.i
i+1
m(z 1+ z 2)
2
17
18
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang roda gigi yang berkontak yang
juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.
12. Operating pitch circle
Lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang roda gigi yang berkontak dan jarak
porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.
13. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkuran yang membatasi gigi.
14. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
15. Width of space
Tebal ruang antara roda gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
16. Sudut tekan (pressure angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.
17. Kedalaman total (total depth)
Jumlah dari addendum dan dedendum.
18. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
19. Lebar ruang (tooth space)
Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran pitch.
20. Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.
21. Sisi kepala (face of tooth)
Permukaan gigi diatas lingkaran pitch.
22. Sisi kaki(flank of tooth)
Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.
23. Puncak kepala (top land)
Permukaan dipuncak gigi.
24. Lebar gigi (face width)
Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.
BAB III
PERHITUNGAN RODA GIGI
19
Sudut miring , = 25
Sudut tekanan, = 20
Jarak sumbu poros, a = 100 mm
Muodul (m) = 3
Perbandingan transmisi :
I1 = 3,769
I2 = 2,045
I3 = 1,376
I4 = 1,000
I5 = 0,838
Gigi mundur :
R = 4,128
Karena dasar dalam perencanaan roda gigi itu perbandingan kecepatan atau
perbandingan transmisi (I), yaitu perbandingan lingkungan jarak roda gigi yang satu
dengan jumlah gigi yang ke dua.
Perhitungan
Transmisi 1
Menghitung jarak lingkaran sementara , d1
2. a
d1
= 1+i
2.a,i
1+i
20
d2
2 x 100
1+3,769
2 x 100 x 3,769
1+3,769
d1
= 42 mm
= 22 mm
d2
42
3
= 158 mm
= 158 mm
Z2
158
3
= 14 gigi
= 53 gigi
21
Dt2
= m z
= 3 x 53
= 159 mm
Dk2
= m (z2+2)
= 3 (53+2)
= 165 mm
Df
= m (Z2-2)
= 3 (53-2)
= 153 mm
d 2
m
Perhitungan
Transmisi 2
Diameter jarak lingakaran sementara, d1:
2. a
d1 =
1+i
d21
2 a i
1+i
2 x 100
1+2,045
2 x 100 x 2,045
1+2,045
= 66 mm
= 134 mm
Jumlah gigi , z:
d 1
Z1
= m
Z2
66
3
= 22 gigi
d 2
m
134
3
= 45 gigi
= m (Z1 + 2)
= 3 x (22 + 2 )
= 72 mm
o Diameter kaki , Df :
Dk1 = m (Z1-2)
Dt2
= m Z2
= 3 x 45
= 135 mm
Dk2
= m (Z2+ 2)
= 3 x (45 +2)
= 225 mm
Dk2
22
= m (Z2-2)
= 3 (22 2 )
= 3 (45 -2)
= 60 mm
= 129 mm
Perhitungan
Transmisi 3
Menghitung jarak lingkaran sementara , d1 :
2. a
d1=
1+i
2 x 100
1+1,376
d2
2 x 100 x 3,076
1+1,376
= 84 mm
= 115 mm
Jumlah gigi, z :
d 1
Z
= m z2 =
d 2
m
84
3
= 28 gigi
Diamater roda gigi :
o Diameter tusuk, Dt:
Dt1
2 a i
1+i
= 38 gigi
= m z1
Dt2
= m z2
= 3 x 28
= 3 x 38
= 84 mm
= 114 mm
23
115
3
Dk1
= m (z1 + 2)
Dk2
= m (z2+2)
= 3 x (28 + 2 )
= 3 x (38 + 2)
= 90 mm
= 120 mm
o Diameter kaki, Df :
Dk1
= m (Z1-2)
= 3 x (28 2 )
= 78 mm
Dk2
= m (Z2-2)
= 3 x (38 -2)
= 108 mm
Perhitungan
Transmisi 4
d2
2 a i
1+i
2 100
1+1,000
2 x 100 x 1,000
1+1,000
= 100 mm
Jumlah gigi, z :
d 1
Z
= m z2
= 100 mm
d 2
m
100
3
= 33 gigi= 33 gigi
Diameter roda gigi :
o Diameter tusuk, Dt:
Dt1 = m z1
Dt2
= 3 x 33
= m z2
= 3 x 33
= 99 mm
= 99 mm
24
100
3
= m (z1 + 2)
Dk2
= m (z2+2)
= 3 x ( 33 + 2 )
= 3 x ( 33+ 2)
= 105 mm
= 105 mm
Dt2
= m (Z2-2)
= 3 x (33-2)
= 93 mm
Menghitung
transmisi 5
Menghitung jarak lingkaran sementara , d1 :
2. a
d1
=
1+i
d2
2 a i
1+i
2 x 100
1+0,838
2 x 100 x 0,838
1+0,838
= 108,81 mm
Jumlah gigi, z :
d 1
Z
= m z
= 91,18 mm
d 2
m
109
3
= 36gigi = 30 gigi
Diameter roda gigi :
25
91
3
= m z1
Dt
= m z2
= 3 x 36
= 3 x 30
= 108 mm
= 90 mm
= m (z1 + 2)
Dk
= m (z2+2)
= 3 x (36 + 2 )
= 3 x ( 30+ 2)
= 114mm
= 96 mm
Df
= m (Z2-2)
= 3 x (30 -2)
= 84 mm
Z1
(gigi)
14
22
28
33
36
Z2
(gigi)
53
45
38
33
30
Dt1
(mm)
42
66
84
99
108
Dt2
(mm)
159
135
114
99
90
Dk1
(mm)
48
72
90
105
114
Dk2
(mm)
165
225
120
105
96
Df
(mm)
36
60
78
93
102
1
26
Df
(mm)
153
129
108
93
84
2
42+159
2
= 101 mm
= 0,1467 kgf / mm
3.3.1 Diameter Refrensi
Diameter refrensi pertama pada poros penggerak (poros 1 ) ditentukan dengan
persamaan:
db 113
db 113
db . 1 . N 1
b . n 1. zul
1 x 104
0,5 x 6000 x 0,1467
db1 = 69,861 mm
db1 = 70 mm
V =
.D .n
60 x 10
3,14 x 69,861 x 6000
60 x 10
= 21,93 m/s
Diameter refrensi roda gigi yang kedua:
db2 = ir. db1= 4,128 x 69,861 = 288,38 mm
db3 = ifg . db2 = 4,875 x 69,861 = 340,57 mm
27
= 13
28
( 0,4210,408 ) x 1
Y2 = 0.408
= 0,409
10
Kecepatan
. dt . n
V = 1000 x 60
=
3,14 x 42 x 6000
1000 x 60
29
= 13,18 m/s
Gaya tangensial
102 x p
ft =
v
=
102 x 104
13,18
= 804, 85 N
Faktor dinamis
6
Fv= 6 +v
=
6
6 +13,18
= 0,31
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar
F1b1
= a1 .m .Y1 .fv
= 30 x 3 x 0,276 x 0,31
= 7,70 N/m
F2b2
= a1 .m .Y2 .fv
= 30 x 3 x 0,409 x 0,31
= 11,41 N/m
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2.z 2
F1H
= Fv .kH .dt1 . z 1+ z 2
= 0,31 x 0,079 x 42 x
2 x 53
7+53
= 1,62 N/mm
Transmisi 2
Z1 = 22
Y1 = 0,327 +
( 0,3330,327 ) x 1
10
= 0,3276
Z2 = 45
Y2 = 0.396
( 0,4020,396 ) x 1
= 0,397
10
Kecepatan
. dt . n
V = 1000 x 60
30
3,14 x 66 x 6000
60000
= 20,72, m/s
Gaya tangensial
102 x p
ft =
v
=
102 x 104
20,72
= 511.96N
Faktor dinamis
5,5
Fv = 5,5+ v
=
5,5
5,5+ 20,72
= 0,54
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar
F1b1
= a1 .m .Y1 .fv
= 30 x 3 x 0,3276 x 0,54
= 15,92 N/mm
F2b2
= a1 .m .Y2 .fv
= 30 x 3 x 0,397 x 0,54
= 19,92 N/m
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2.z 2
F1H
= Fv .kH .dt1 . z 1+ z 2
= 0,54 x 0,079 x 66 x
2 x 45
22+ 45
= 3,78 N/mm
Transmisi 3
Z1 = 28
Y1 = 0,349 +
( 0,3580,349 ) x 1
= 0,3499
10
Z2 = 38
Y2 = 0,349
Kecepatan
. dt . n
V = 1000 x 60
31
3,14 x 84 x 6000
60000
= 26,37 m/s
Gaya tangensial
102 x p
ft =
v
102 x 104
26,37
= 402,27 N
Faktor dinamis
5,5
Fv = 5,5+ v
5,5
5,5+ 26,37
= 0,51
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar
1
F b1
= a1 .m .Y1 .fv
= 30 x 3 x 0,3499 x 0,51
= 16,06 N/m
1
F b2
= a1 .m .Y2 .fv
= 30 x 3 x 0,383 x 0,51
= 17,57 N/mm
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2.z 2
F1H
= Fv .kH .dt1 . z 1+ z 2
= 0,51 x 0,079 x 48 x
2 x 38
28+ 38
= 3,89N/mm
Transmisi 4
Z1 = 33
Y1 = 0,358 +
( 0,3710,358 ) x 1
= 0,359
10
Z2 = 33
( 0,3710,358 ) 1
Y2 = 0,358
= 0,359
10
Kecepatan
32
V =
=
. dt . n
1000 x 60
3,14 x 99 x 6000
60000
= 31,08 m/s
Gaya tangensial
102 x p
ft =
v
=
102 x 104
31,08
= 341,31 N
Faktor dinamis
5,5
Fv = 5,5+v
5,5
5,5+ 31,08
= 0,49
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar
F b1
= a1 .m .Y1 .fv
= 30 x 3 x 0,359 x 0,49
= 15,83 N/m
1
F b2
= a1 .m .Y2 .fv
= 30 x 3 x 0,359 x 0,399
= 14,65 N/m
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2.z 2
F1H
= Fv .kH .dt1 . z 1+ z 2
1
= 0,49 x 0,079 x 99 x
2 x 33
33+ 33
= 3,83N/mm
Transmisi 5
Z1 = 36
Y1 = 0.371
( 0,3830,371 ) 1
= 0,372
10
Z2 = 30
Y2 = 0,358
Kecepatan
33
V =
=
. dt . n
1000 x 60
3,14 x 108 x 6000
60000
= 33,91 m/s
Gaya tangensial
102 x p
ft =
v
=
102 x 104
33,91
= 312,82 N
Faktor dinamis
5,5
Fv = 5,5+v
=
5,5
5,5+ 33,912
= 0,48
Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar
F1b1
= a1 .m .Y1 .fv
= 30 x 3 x 0,372 x 0,48
= 16,07 N/mm
1
F b2
= a1 .m .Y2 .fv
= 30 x 3 x 0,358 x 0,48
= 15,46 N/mm
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2.z 2
1
FH
= Fv .kH .dt1 . z 1+ z 2
= 0,48 x 0,079 x 108 x
2 x 30
36 +30
= 3,72N/mm
Tabel 3.2 Hasil Perhitugan Efisiensi Gigi
Transmisi
1
2
3
4
5
Z1
14
22
28
33
36
Z2
53
45
38
33
30
V
13,18
20,72
26,37
31,08
33,91
34
Ft
804,85
511,96
402,27
341,31
312,82
Fv
0,31
0,54
0,51
0,49
0,48
Fb1
7,70
15,92
16,06
15,83
16,07
Fb2
11,41
19,29
17,57
15,83
15,46
F1H
1,62
3,78
3,89
3,83
3,72
= 14
Z6
= 38
= 53
Z7
= 33
= 22
Z8
= 33
= 45
Z9
= 36
= 28
Z10
= 30
a. Efisiensi Transmisi 1
1 Z 1+Z 2 Z 7+ Z 8
+
1
= 1 - 7 Z 1. Z 2 Z 1. Z 2
= 1-
[
[
1 14 +53 33+33
+
7 14 x 53 33 x 33
Z11
Z12
Z13
= 0,9785
= 97,85
b. Efisiensi Transmisi 2
1 Z 1+Z 2 Z 5+ Z 6
+
2
= 1 - 7 Z 1. Z 2 Z 5. Z 6
= 1-
[
[
1 14 +53 28+38
+
7 14 x 53 28 x 38
= 0,9784
= 97,84
c. Efisiensi Transmisi 3
1 Z 1+Z 2 Z 3+ Z 4
+
3
= 1 - 7 Z 1. Z 2 Z 3. Z 4
= 1-
[
[
1 14 +53 22+ 45
+
7 14 x 53 22 x 45
= 0,9776
= 97,76
d. Efisiensi Transmisi 5
1 Z 1+Z 2 Z 12+Z 13
+
v
= 1 - 7 Z 1. Z 2 Z 12. Z 13
35
= 16
= 52
= 70
= 1-
1 14 +53 52+70
+
7 14 x 53 52 x 70
= 0,9825
= 98,25
e. Efisiensi Transmisi Mundur
1 Z 1+Z 2 Z 9+ Z 10 Z 10+Z 11
+
+
R
= 1 - 7 Z 1. Z 2 Z 9 . Z 10 Z 10 . Z 11
= 1-
[
[
= 0,965
= 96,5
f. Efisiensi Transmisi Mekanis
max = 1 . 2 .3 .v .R .bantalan
= 0,9785 x 0,9784 x 0,9776 x 0,9825x 0,965x 0,99
= 0,8784
= 87,84
g. Efisiensi Total
Kerugian daya , Pg
Daya maksimum mesin, Pmaks = 104 ps
Pg = Pmaks (1-max)
= 10 4(1- 87,84 )
= 12,64 kW
Jadi Efisiensi total ,total :
PmaksPg
total
=
x 100
Pmaks
=
[
[
10412,64
104
]
]
x 100
= 87.84
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
36
Transmisi
1
2
3
4
5
Z1
(gigi)
14
22
28
33
36
Z2
(gigi)
53
45
38
33
30
Dt1
(mm)
42
66
84
99
108
Dt2
(mm)
159
135
114
99
90
Dk1
(mm)
48
72
90
105
114
Dk2
(mm)
165
225
120
105
96
Df
(mm)
36
60
78
93
102
Df
(mm)
153
129
108
93
84
Transmisi
1
2
3
4
5
Z1
14
22
28
33
36
Z2
53
45
38
33
30
V
13,18
20,70
26,37
31,08
33,91
Ft
804,85
511,96
402,27
341,31
312,82
Fv
0,31
0,54
0,51
0,49
0,48
Fb1
7,70
15,92
16,06
15,83
16,07
Fb2
11,41
19,29
17,57
15,83
15,46
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa fungsi roda gigi adalah meneruskan daya dari
putaran mesin ke roda. Dengan adanya perbedaan roda gigi antara transmisi 1 dengan
yang lainnya maka gaya yang dihasilkan dan kecepatan yang dihasilkan berbeda
beda. Apabila dilihat dari pergesekan atau hubungan antara roda gigi 1 dengan yang
lainnya maka dapat dipastikan perpindahan roda gigi akan sangat kasar, oleh karena
itu maka diperlukan sinkroniser ring yang berfungsi untuk memperhalus perpindahan
roda gigi, dan biasanya bahan dari sinkroniser ring terbuat dari bahan kuningan.
37
F1H
1,62
3,78
3,89
3,83
3,72
adalah 87,84 % dengan besarnya efisiensi ini berarti perhitungan ini sudah
dapat digunakan.
5.2 Saran
Untuk transmisi 5 agar mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi maka Z1 bisa
diperbesar dan Z2 diperkecil
DAFTAR PUSTAKA
Modul Kuliah, Elemen Mesin II, Universitas Darma Persada, Jakarta
George H. Martin, Kinematika dan Dinamika Teknik, Edisi II, Erlangga, Jakarta,
1984
G. Neiman, Elemen Mesin, Erlangga Jakarta, 1986
Sularso.Ir. MSME, Elemen Mesin, PT. Pradya Paramita, Jakarta 1997
38
LAMPIRAN
Berdasarkna bahan yang akan kita gunakan untuk tegangan lentur yang
diizinkan pada roda gigi transmisi adalah baja karbon untuk konstruksi mesin dan
tingkat kekuatan bahan yang kita pilih S 35 C .
Kelompok Bahan
Lambang
SNC 21
SNC 22
Baja Krom Nikel
SNC 1
SNC 2
SNC 3
Perunggu Logam
Delta Perunggu
Fosfer
Perunggu Nikel
Damar Phoner
80
100
didalam minyak)
600 (dicelup dingin
75
85
95
18
35-60
19-30
64-90
30
didalam air )
212-225
248-302
269-321
85
80-100
180-260
35-40
40-60
40-60
5
10 sd 20
5 sd 7
20-30
3 sd 5
Tabel 1.1 Tegangan lentur yang diizinkan apada bahan Roda Gigi
Faktor tegangan kontak diambil diantara baja dengan kekerasan (250Hb) dengan corm
aka KH
= 0.130 N/mm2.
Tabel
kontak
Gigi
Faktor
dinamis
sedang :
Kh
Kg/mm2
0,027
0,039
0,035
0,035
0,069
0,086
0,086
0,107
Kh
0,130 2
Kg/mm
0,130
0,311
0,154
0,329
0,168
0,348
0,182
0,389
0,210
0,569
0,226
0,039
0,079
0,130
0,139
0,041
0,082
0,135
0,188
0,186
0,155
1.2
Tegangan
pada Roda
keamanan
pembebanan
kita pilih
kecepatan
3
3+ y
Fv =
6
6+ y
5.5
5.5+ y
Jumlah Gigi
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
Y
0,201
0,226
0,254
0,261
0,276
0,276
0,295
0,289
0,302
0,314
0,32
0,327
0,333
Jumlah Gigi
25
27
30
34
38
43
50
60
75
100
150
300
Batang gigi
41
Y
0,339
0,349
0,358
0,371
0,383
0,396
0,408
0,421
0,434
0,446
0,459
0,471
0,484