Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
KELOMPOK VI
Ngurah Putu Surya Pranajaya Utama
1406305020/07
1406305025/11
1406305029/14
1406305034/15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya makalah ilmiah yang berjudul Pengukuran Kinerja Sektor Publik
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam penyusunan makalah ilmiah ini, kami merasa bahwa banyak hambatan
yang kami hadapi. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
hambatan-hambatan tersebut dapat kami atasi sedikit demi sedikit.
Di samping itu, kami menyadari bahwa makalah ilmiah ini masih jauh dari
sebuah kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahankesalahan di dalam penulisan makalah ilmiah ini. Demikian pula halnya kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah
ilmiah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik
Dengan rampungnya makalah ilmiah ini kami harapkan mempunyai manfaat bagi
semua pihak yang membaca makalah ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar isi.......................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
Bab II Pembahasan.......................................................................................................... 3
2.1 Pengukuran Kinerja Sektor Publik................................................................... 3
2.2 Informasi yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja.................................. 4
2.3 Peranan Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja.................................... 5
2.4 Indikator Kinerja dan Pengukuran Value For Money..................................... 8
2.5 Pengukuran Value For Money........................................................................ 11
2.6 Pengembangan Indikator Value For Money................................................... 11
2.7 Langkah-langkah Pengukuran Value for Money............................................ 13
2.8 Pengukuran Kinerja dengan Balance Scorecard............................................. 17
2.9 Kasus.............................................................................................................. 20
Bab III Penutup............................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 22
Daftar Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahap setelah operasionalisasi anggaran adalah pengukuran kinerja untuk
menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. Sistem pengukuran
kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan membantu manajer publik
menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan
manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan
sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan tetapi
meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan
secara ekonomis, efisien, dan efektif. Pusat pertanggungjawaban berperan untuk
menciptakan
indikator
kinerja
sebagai
dasar
untuk
menilai
kinerja.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat
2.1.2
kinerja
dan
Informasi Nonfinansial
Informasi nonfinansial dapat dijadikan sebagai tolok ukur lainnya.
Informasi nonfinansial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses
pengendalian manajemen. Teknik pengukuran yang komprehensif yang
banyak dikembangkan oleh organisasi dewasa ini adalah Balanced
Scorecard. Dengan Balanced Scorecard
atau
Dinas/Unit Kerja
Rumah sakit dan hotel
Klinik kesehatan
Perusahaan Listrik Negara
Perusahaan Telekomunikasi
Perusahaan air minum
DLLAJ
Pekerjaan Umum
Kepolisian
DPR/DPRD
Dipenda
Variabel Kunci
Tingkat hunian kamar
Jumlah pelanggan yang dilayani per hari
KWH yang terjual
Jumlah pulsa yang terjual
Jumlah debit air yang terjual
Jumlah alat angkutan umum
Panjang jalan yang diperbaiki
Panjang jalan yang dibersihkan
Jumlah kriminalitas yang tertangani
Jumlah pengaduan masyarakat yang tertangani
Jumlah UU atau perda yang dihasilkan
Jumlah pendapatan yang terkumpul
Dinas/Unit
Kerja
Rumah sakit
Klinik kesehatan
Indikator Kinerja
Biaya total rata-rata per pasien yang masuk
Biaya rata-rata rawat jalan per pasien yang masuk
Biaya rata-rata pelayanan medis dan paramedis per pasien yng masuk
Biaya rata-rata pelayanan umum (nonklinis) per pasien yang masuk
Penggunaan fasilitas
Rata-rata masa tinggal pasien di rumah sakit
Jumlah pasien rata-rata per bed per tahun
Rasio antara pasien baru dengan pasien lama yang masuk kembali
Proporsi tingkat hunian
Jumlah pelanggan yang dilayani per hari per jumlah total penduduk untuk
Pekerjaan umum
Kepolisian
DPR/DPRD
Dispenda
wilayah tertentu
Panjang jalan yang dibangun atau diperbaiki / total panjang jalan
Panjang jalan yang disapu atau dibersihkan / total panjang jalan
Kondisi jalan
Keamanan jalan (road safety)
% Jumlah kriminalitas yang tertangani / jumlah kriminal yang
terdeteksi/tercatat
% Penurunan jumlah kecelakaan atau pelanggaran lalu lintas
% Jumlah pengaduan masyarakat yang tertangani / jumlah total pengaduan
masyarakat yang masuk
% Jumlah pengaduan dan tuntutan masyarakat yang tertangani / jumlah
total aspirasi yang masuk
Jumlah rapat yang dilakukan per bulan/tahun
Jumlah peraturan yang dihasilkan per bulan/tahun
% Jumlah peserta rapat per total anggota
% Jumlah pendapatan yang terkumpul / potensi
10
dengan 3E.
Ekonomi
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of input).
Dengan kata lain, ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa input
dengan tingkat kualitas teretentu pada harga terbaik yang dimungkinkan
(spending less).
Efisiensi
Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktifitasnya. Pengukuran
efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang
dihasilkan terhadap input yang digunakan (cosh of output), dan dapat dikatakan
efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan
optimal?
Pengukuran Efisiensi
Efisiensi merupakan hal penting dari tiga pokok bahasan Value for
Money. Efisiensi diukur antara
output
dengan
input.
Semakin
besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.
Rasio Efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam
bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B. Unit A lebih efisien
dibanding unit tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara :
1.
Pengukuran Efektivitas
Efektivitas merupakan ukuran berhasil atau tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil
mencapai tujuanya, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan
dengan efektif. Hal terpenting adalah bahwa efektivitas tidak
menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh melebihi dari yang telah
dianggarkan, bisa juga dua kali lebih besar dari apa yang telah
dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau
2.7.4
kualitas output
dan
dampak
yang
dihasilkan.
Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu:
a. Peran retrospektif
Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu,
analisis retrospektif memberikan bukti terhadap realisasi yang baik
(good management). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk
menetapkan terget di masa yang akan datang dan mendorong untuk
menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga digunakan untuk
membantu pembuat keputusan dalam menentukan program atau
13
proyek yang perlu dilaksanakan dan metode terbaik mana yang perlu
digunakan untuk melaksanakan program tersebut
b.
Peran prospektif
Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan
datang. Sebagai peran prospektif, pengukuran outcome digunakan
untuk mengarahkan keputusan alokasi sumber daya publik. Analisis
Retrospektif memberikan bukti terhadap praktik yangbaik ( good
management ). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan
target di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan
praktik yang terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk
membantu pembuat keputusan dalam menentukan program mana
yang perlu dilaksanakan dan metode mana yang perlu digunakan
untuk melaksanakan program tersebut.
Gambar 1.1
Elemen-elemen Pengukuran Kinerja VFM
2.7.5
14
Input Mahasiswa
Sumber Daya
Staf
Perkuliahan
Kurikulum
Daya Dukung Pendidikan
Organisasi
Mutually
Mahsiswa
Dosen
Pertimbangan Input
Latar belakang sosial ekonomi
Latar belakang budaya
Kemmapuan diri
Hambatan/kesulitan
Prestasi akademik
Tingkat ekspektasi mahasiswa dan orang tua
Jumlah dosen
Fasilitas
Jumlah staf pendukung
Dukungan orang tua mahasiswa
Buku dan perpustakaan
Indikator Proses
Kualitas dosen
Tingkat perpindahan dosen
S
Sikap dan perilaku para staf
Frekuensi temu kelas dan konsultasi
Rasio dosen
Mata kuliah utama
Mata kuliah pilihan
Sistem ujian
Forum-forum ilmiah
Saran olahraga
Manajemen perguruan tinggi
Organisasi mahasiswa
Tingkat ekspektasi dosen
Tingkat tanggung jawab mahasiswa
Reward/punishment system
Indikator Output
Sikap dan perilaku masasiswa
Tingkat kehadiran dan ketidak hadiran
Tingkat kehadiran dan ketidakhadiran
Keterlambatan
-
melihat aspek keuangan saja menjadi kurang relevan. Untuk itu perlu digunakan
pengukuran kinerja baru yang menyeimbangkan pengukuran finansial dan non
finansial yang disebut balanced scorecard.
Balanced scorecard adalah sistem
manajemen
strategis
yang
pelanggan,
perspektif
proses
bisnis
internal
serta
perspektif
customer
satisfaction,
customer
retention,
customer
Sebagai contoh kasus yang terjadi pada Kantor Pemadam Kebakaran. Kebakaran
yang menimpa 19 rumah penduduk Desa Jetiskapuan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus,
merupakan bukti betapa loyo dan amburadulnya pelayanan mobil pemadam kebakaran
(MPK). Sekaligus juga diungkapkan persiapan aparat pemerintah kabupaten (Pemkab)
mengantisipasi musim kemarau. Hal itu diungkapkan oleh penduduk setempat maupun
tokoh masyarakat di Kudus menanggapi kebakaran di desa tersebut. Selain 19 rumah
ludes terbakar dan rata dengan tanah, tiga rumah penduduk dirobohkan untuk mencegah
rumah lain ikut terbakar. Menurut salah satu warga setelah mengetahui adanya
kebakaran, ia bergegas meminjam telepon ke rumah dealer sepeda motor yang terletak
sekitar 700 meter dari lokasi kebakaran. Lalu menelepon ke pemadam kebakaran
Pemkab Kudus, namun baru satu jam kemudian muncul dua unit MPK (Harian Kompas
12 Oktober).
Ilustrasi kasus ini menunjukan belum adanya kejelasan tentang indikator kinerja
atau kelebihan suatu Dinas Pemadam Kebakaran. Sistem pengukuran kinerja formal
nampaknya belum diterapkan sehingga tidak ada kriteria yang jelas bagaimana
sebenarnya Dinas Pemadam Kebakaran ini dinilai berprestasi atau gagal. Keluhan
masyarakat seperti yang terjadi di Kudus tersebut membuktikan tingkat pelayanan yang
tidak memuaskan. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Kasus diatas memberikan pelajaran yang
sangat berharga bahwa formulasi pengukuran kinerja harus memperhatikan keiinginan
dan
harapan
publik.
Sungguh
ironis
jika
suatu
instansi
dalam
laporan
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu alat
pengendalian organisasi karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan
punishment. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik.
20
DAFTAR REFERENSI
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/130/jbptunikompp-gdl-s1-2007-getipratiw-6455bab-f.doc.
21