Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Liquid Chromatography)
Tiffany Sabilla Ramadhani 260110140086
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor,
Sumedang
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum penentuan kadar tablet asetosal dengan menggunakan
HPLC. Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang dapat
digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Asetosal
yang merupakan asam salisilat yang gugus hidroksinya telah teresterkan mudah
larut dalam natrium hidroksida dan terhidrolisa dalam basa yang berlebihan pada
pemanasan dalam penangas air. Tujuan dari praktikum kali ini adalah memahami
cara menetapkan kadar asetosal dengan HPLC dan mengetahui cara optimasi dan
validasi dalam HPLC. Didapatkan kadar asetosal dalam tablet adalah 12,725%.
Kadar ini tidak sesuai dengan kadar seharusnya, yaitu 33,33%.
Kata kunci : HPLC, asetosal, kadar, optimasi.
ABSTRACT
Has conducted lab assay aspirin tablets using HPLC. HPLC technique is a
method of liquid-liquid chromatography, which can be used both for purposes of
separation and quantitative analysis. Asetosal which is a salicylic acid group has
teresterkan hidroksinya soluble in sodium hydroxide and hydrolyzed in excessive
base on heating in a water bath. The purpose of this lab is to understand how to
set the levels of aspirin by HPLC and knowing how optimization and validation in
HPLC. Asetosal levels obtained in the tablet is 12,725%. This level does not
correspond to the level it should be are 33,33%.
Keywords: HPLC, aspirin, levels, optimization.
PENDAHULUAN
analisis
Kromatografi
salah
satu
merupakan
metode
pemisahan
komponen-komponen
campuran
menahan
cuplikan
secara
komponen
kuantitatif.
Analisis
area
puncak
analit
dalam
perbandingan
kurang
itu
dilakukan
maka
perbandingan
dengan
menggunakan
analit
akan
sample
terpisah
berdasarkan
sifat
untuk
selanjutnya
diidentifikasi
(kuantitatif).
bergerak
bertujuan
lebih
lambat,
ataukah
(kualitatif)
Analisa
untuk
dan
kualitatif
mengetahui
fasa
analat
gerak
sehingga
dia
akan
dalam
suatu
sample.
Teknik
HPLC
merupakan
pemisahan
maupun
asam
asetilsalisilat
mengandung
b. Bahan
Bahan
Asetosal
pemerian
mempunyai
berupa
hablur
yang
digunakan
dalam
Dibuat
didalam
hingga pH 2,98.
udara
lembab
secara
asam
yang
salisilat
merupakan
yang
gugus
larutan
dari
Pembuatan Larutan
Pengencer
1995).
Asetosal
campuran
Dibuat
campuran
methanol
dan
larutan
air
dari
dengan
perbandingan 30:70.
dalam
basa
yang
A., 2004).
METODE
a. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah batang pengaduk, spatel,
Asetosal
Dihaluskan
20
tablet
asetosal
tablet),
selanjutnya
50
persediaan
selanjutnya
diinjekan
volume larutan
kemudian
ppm,
encerkan
AuC
Rt
Wb
1.1
0,0316
10
0,088
0,718
1.2
0,6196
10,443
0,764
1,621
2.1
0,5412
10,320
0,605
1,78
2.2
0,0001
10,520
0,005
0,04
3.1
0,5295
10,360
0,577
1,835
3.2
0,0001
10,513
0,003
0,0667
Perhitungan Wb
L=
1
2
Wb 1.1
1
2
0,0316=
. 0,088.Wb
= 0,718
Wb 1.2
0,619=
1
2
. 0,764.Wb
= 1,621
Wb 2.1
0,5412=
1
2
. 0,605. Wb
= 1,78
Wb 2.2
0,0001=
1
2
. 0,005. Wb
= 0,04
Wb 3.1
0,5295=
1
2
. 0,577 .Wb
= 1,835
Wb 3.2
0,0001=
1
2
. 0,003. W b
= 0,0667
Jumlah N
N 1.1
N 1.1=16[
10
]
0,718
3163,6384
N 1.2
N 1.2=16[
10,446
]
1,621
663,745
N 2.1
N 2.1=16[
10,326
]
1,78
532,425
N 2.2
N 2.2=16[
10,520
]
0,04
1106,704
N 3.1
N 3.1=16[
10,360
]
1,815
312,954
N 3.2
N 3.2=16[
10,613
]
0,0667
397485,823
Tinggi Plat
H 1.1
H 1.1=
100
3163,6384
= 0,032
H 1.2
H 1.2=
100
663,745
= 0,150
H 2.1
H 2.1=
100
532,425
= 0,188
H 2.2
H 2.2=
100
1106,704
= 0,0009
H 3.1
H 3.1=
100
312,954
= 6,194
H 3.2
H 3.2=
100
397485,823
= 0,00025
SDRT 1
Rt 1 = 10,2267
= 0,1971
0,1971
0,2267
% SDRT =
0,0777
2
x 100 %
= 1,927 %
SDRT 2
Rt 1 = 10,4933
SDRT 1
(31)
=
= 0,040
0,040
10,4933
% SDRT =
AuC
AuC 1
0,0016
AuC 1
x 100 %
= 0,383 %
= 0,3674
SDAuC
( 0,36740,3674 ) +(0,54120,3674)2+(0,52950,3644)2
(31)
0,0847
= 0,2911
% AuC
0,2911
0,3674
x 100 %
= 79,23%
AuC 2
AuC 2
= 0,2060
SDAuC
(31)
0,127
= 0,3576
% AuC
0,3576
0,2060
x 100 %
= 173,59%
Resolusi
1. R =
2( 10,44710)
(0,718+1,621)
2. R =
2( 10,52010,320)
( 1,78+0,04)
= 0,219
3. R =
2( 10,51310,360)
(1,835+0,0667)
= 0,179
= 0,382
ja
n
ol
si
Au
la
t
0,
0,
0,
II
0,9
30,
2,2
4,9
17
10
-3
4,
10
0,
,3
04
10
-3
0,
III
0,
5
0,
IV
6
0,
VI
0,
0,
4
0,
0,
04
0,
10
0,
0,
25
76
0,
34,
11
VI
5
8,
3
0,
0,
35,
41,
09
03
VI
5,
0,
0-
0,
08
75
Keterangan :
Kond
isi
Fase
Gerak
Metan
Laju Alir
ml/enit
ol : Air
38 : 62
II
38 : 62
III
30 : 70
IV
30 : 70
25 : 75
VI
25 : 75
VII
33 : 67
VIII
33 : 67
0,75
1
0,75
1
0,75
1
0,75
Kondisi optimasi yang diambil adalah pada kondisi IV, yaitu pada
perbandingan methanol air 30 : 70. Hal ini dikarenakan standar deviasi yang
dihasilka lebih kevil dari yang lain sehingga hasil yang diperoleh akan dapat
diterima karena penyimpangan kecil. Dilihat dari resolusi juga lebih tinggi dari
yang lain, waktu kondisi 1 x lebih tinggi dari yang lain.
Kurva Baku
Kons
entra
Retensi
11,013
0,2676
11,027
0,6213
11,047
1,2437
11,04
2,4119
11,033
3,1119
AuC
si
5 ppm
10
ppm
20
ppm
40
ppm
60
ppm
80
11,027
5,0291
ppm
Persamaan garis y = 0,0627 x 0,0234
R2 = 0,9993
Injek
Retensi
AuC
11,007
0,1779
II
11,067
0,1181
Kadar I
y
= 0,0627 x 0,0234
x=
0,2013
0,067 2
= 2,99 ppm
Kadar II
y
= 0,0627 x 0,0234
x=
0,1415
0,067 2
= 2,10 ppm
100
300
1000 mg
1000 ml
x 259,7 mg
86,57
x
= 86,57 ml
= 86,57 mg
800
1000
= 0,8 ml
= 5,09 ppm
5,09 ppm
40 ppm
% kadar =
x 100 %
= 12,725 %
PEMBAHASAN
Telah
kepada
atau
dilakukan
dalam
puncak
luas
analit
kromatogram,
tablet
asetosal
area
dalam
pengukuran
dengan
menggunaka
HPLC.
merupakan
instrumen
Teknik
HPLC
adalah
pemisahan
satu
teknik
komponen
analit
berdasarkan
artinya
keperluan
pemisahan
kepolaran
teknik
HPLC
didasarkan
kepolarannya,
komponen
pada
masing-masing
yang
geraknya berubah.
lambat,
ataukah
berupa
hablur
fase
Asetosal mempunyai
pemerian
komposisi
bergerak
lebih cepat.
lemah.
Stabil
merupakan
kering;
didalam
lembab
secara
dalam
Asetosal
gugusnya,
yaitu
dikatakan
asetosal
bahwa
merupakan
digunakan
metode
diudara
udara
bertahap
Dalam
kadar
zat
penentuan
aktif
asetosal
resolusi
yang
Dalam
penggunaan
mendekati
memberikan
yang
perbandingannya
minimal
berlangsung
bahwa
sedangkan
1
hasil
aka
kadar
mengindikasikan
kesalahan
yang
sampel
dapat
memiliki
diperoleh
mungkin.
dengan
menggunakan
kombinas
digunakan
adalah
asetosal
yang
sampel
karena
memiliki
akan
dapat
diterima
Selanjutnya
adalah
adalah
menentukan
sesuai
untuk
kadar
agar
yang
dijadikan
sebagai
acuan
untuk
penentua
kadar
seakurat
dipakai
untuk
dan
gerak
yaitu
Persamaan
merupakan
kemudian
cukup
Dalam
dan
laju
laju
alir
alir
sebanyak
nilai
kurva
dipakai
regresinya
ini
kurva
yang
dan
dapat
karenan
nilai
sebesar
0,993
ideal
AUCnya.
tersebut
regresi
yang
sempurna
adalah 1.
kurva
HPLC
dan
dapat
hasil
waktu
HPLC
yang
adalah
teknik
dan
sebanya
20
tablet
dan
terhadap
diambil
rata-ratanya
dan
100
diam.
Selanjutnya
dikalikan
terhadap
digunakan
isokratik
memiliki
kepekaan
temperatur,
Mengingat
bahwa
kandungan
terhadap
asetosalnya
temperatur
jika
mg
terjadi hidrolisis.
per
tablet.
Dan
Dilakukan dengan 2x
injek
sebanyak
dihasilkan
Kemudian
stok
86,57
mg.
dibuat
larutan
ppm
denga
1000
pada
2
HPLC
dan
kurva
dan
parameter
larutan
metanol:air
Dikarenakan
ml
dilarutka
dalam
pengencer
50:50.
larutan
Kemudian
pengencer.
setelah
dibuat
sendiri
pengotor
HPLC.
Pada
konsentrasi
dan
terdapat
didalamnya.
0,1181.
Selanjutnya
dihasilkan
kadarnya
Ini
dapat
dikarenakan
oleh
terhidrolisisnya
asetosal.
Kesalahan
produksi
saat
saat
penimbangan
penimbangan
harus
juga
jika
tidak
SIMPULAN
1. Penetapan
dapat
kadar
asetosal
dilakukan
dengan
melakukan
penentuan
mendapatkan
yang
tinggi
deviasi
resolusi
dan
yang
standar
seminimal
mungkin.
Kadar
asetosal
didapatka
setelah
optimasi
dilakukan
pembuatan
larutan
kemudian
pengencer
dibuat
konsentrasi
dalam
tertentu
dan
aktif
sebanyak
asetosal
adalah
12,725
dengan
menggunakan
metode
eksternal
karena
standar
sesuai
dengan
adalah
menetapakan
dengan
cara
beberapa
Makanan.
Pustaka Pelajar
tinggi
deviasi
dan
yang
standar
Analisa
Yogyakarta
Kromatografi
melihat
Elektroforensis
data
PEMISAHAN Metode
Bandung
Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI.
dan
KIMIA
seminimal
ketepatan
Obat
Tim
dan
Modern.
PT.
Kimia
Remaja
Analitik
Instrumen.
1995.
(2011).
Penuntun
Farmakope Indonesia
Edisi
4.
Jakarta