Vous êtes sur la page 1sur 23

Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung

anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena
dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat
gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior.
Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir.
Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka
terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga
bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam
sitoplasma ini terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola
kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.
Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari
mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari,
Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik
dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu
dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.

Perkembangbiakan Euglena
Euglena berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur.
Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan
sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena
baru.

MAKALAH KLASIFIKASI KELOMPOK ALGA

1.

Klasifikasi Alga
Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam. Seiring dengan majunya
ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan
mikros- kop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan
pada:

1.

pigmentasi,

2.

hasil fotosintesis,

3.

flagelasi,

4.

sifat fisik dan kimia dinding sel,

5.

ada atau tidak adanya inti sejati.


Atas dasar hal tersebut, Smith membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta,
Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan
Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista
(Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera.
1. Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
1. Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak
berflagela.
2. Bentuk multiseluler:
1. a. koloni yang motil, b. koloni yang kokoid
2. Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
3. Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang,
filamen heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang
uniaksial dan multiaksial.
4. Bentuk sifon/pipa.
5. Pseudoparenkhimatik
2. Reproduksi
1. Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
2. Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora,
hipnospora, stadium pamela.
3. Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan
oogami, aplanogami, autogami.

3. Pergantian keturunan
1. Pergantian keturunan haplobiontik terdiri dari: pergantian keturunan
yang haplontik dan diplontik.
2. Pergantian keturunan yang isomorfik dan heteromorfik.
Klasifikasi alga didasarkan pada morfologi sel-sel reproduksin, pigmen dalam
plastida dari sel vegetatif, dan macam ,makanan cadangan .Semua alga
mengandung klorofil tetapi ada pigmen lain yang ,menyusun yang terkandung
dalam plastida.
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston,
sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang
bersifat bentik digolongkan menjadi :
a. epilitik (hidup di atas batu)
b. epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. epipitik (melekat pada tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).

Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :


a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b. alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena naik
turunnya air akibat pasang surut
c. alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.

BERDASARKAN PERBEDAAN PIGMEN, GANGGANG DIBAGI MENJADI 4 DIVISIO


1.

CLOROPHYTA (ganggang hijau)


Mengandung pigmen hijau, yaitu klorofil Contoh :
- Chlamydomonas sp.

- Chlorella sp.
- Euglena sp. Volvox sp. mahluk transisi antara ganggang dan protozoa
2. CHRYSOPHYTA (ganggang keemasan)
Memiliki pigmen Karoten, disamping adanya klorofil. Contohnya yang
paling umum adalah Navicula sp. (Ganggang kresik = Diatomae), ganggang ini
mengandung zat kersik yaitu silikat. Tanah yang mengandung ganggang ini
disebut Tanah Diatom, baik sekali sebagai bahan lapisan pada dinamit, dapat
pula digunakan sebagai bahan penggosok, saringan dan lain-lain.
3. PHAEOPHYTA (ganggang pirang=ganggang coklat)
Memiliki

pigmen

Fikosantin,

disamping

adanya

klorofil.

Semua

anggotanya hidup di laut. Contohnya:


- Turbinaria australis
- Sargassum siliquosum
- Fucus vesiculosus (bahan pewarna alami)

Beberapa jenis ganggang ini menghasil-kan Asam Alginat yang berguna


bagi industri tekstil dan makanan sebagai zat warna.
4. RHODOPHYTA (ganggang merah)
Memiliki pigmen Fikoeritrin, di samping ada-nya klorofil. Contohnya:
- Eucheuma spinosum, merupakan penghasil agar-agar.
- Gracillaria sp., menghasilkan bahan untuk pembuatan kosmetika

Beberapa jenis alga dapat bersimbiosis dengan organisme lainnya.


Misalnya, Chlorella sp. hidup bersama Paramecium, Hydra, atau Mollusca; alga
Platymonas sp. hidup bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.
Alga ada yang bersel tunggal (uniseluler), membentuk koloni berupa
filamen (kumpulan sel berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk

filamen. Alga uniseluler ada yang dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil)
dan ada yang tidak dapat bergerak (nonmotil). Alga uniseluler yang mikroskopis
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebaliknya, ada alga yang
membentuk koloni berupa. filamen berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat
dengan

mata

telanjang.

Sel

yang

terletak

paling

bawah

pada

filamen

membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, pasir, atau
lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak membentuk
filamen umumnya berbentuk bola atau pipih tanpa pelekap.

2.

Reproduksi Alga
Alga

bereproduksi

melalui

dua

cara

yaitu

seksual

dan

aseksual.

Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan


pembentukan zoospora. Reproduksi secara seksual terjadi melalui isogami dan
oogami.

a.

Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual terjadi melalui pembelahan sel menghasilkan dua sel
anak yang masing-masing akan menjadi individu baru. Reproduksi dengan cara
pembelahan sel umumnya terjadi pada alga bersel tunggal. Alga berbentuk
koloni tanpa filamen atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi
melalui fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecah-pecahnya koloni menjadi
beberapa bagian.
Selain melalui pembelahan sel dan fragmentasi, alga juga dapat
bereproduksi melalui pembentukan zoospora. Zoospora merupakan sel tunggal
yang diselubungi oleh selaput dan dapat bergerak atau berenang bebas dengan
menggunakan satu atau lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon individu
baru.

b.

Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk


zigot dan tumbuh menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual,
yaitu isogami dan oogami.
Pada tipe isogami, gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar
dan umumnya dapat bergerak. Jika zigot hasil peleburan gamet betina dengan
jantan mengalami dormansi, maka disebut zigospora.
Pada tipe oogami, ukuran gamet jantan berbeda dengan ukuran gamet
betina. Gamet betina atau telur berukuran besar dan tidak bergerak, sedangkan
gamet jantan berukuran kecil dan dapat bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak
berkecambah tetapi mengalami dormansi, maka disebut oospora (Raven et al.
2005; Solomon et al. 2005).

3.

Kelompok-Kelompok Alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan.
Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat,
alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.

a.

Alga Cokelat (Phaeophyta)


Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin)
yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.
Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a,
klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan
jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp. atau alga cokelat
raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15
cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang
mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.

1)

Ciri-ciri alga cokelat

Ciri-ciri alga cokelat adalah sebagai berikut.


a)

Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak,


bercabang, atau filamen tidak bercabang.

b)

Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid


(cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.

c)

Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat


menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini
berupa laminarin.

d) Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar
tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat
(algin).
e)

Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan
jaringan transportasi pada tumbuhan darat.

2)

Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin
dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal
sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman
220 meter pada air yang jernih.

3)

Cara hidup
Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang menyerupai
daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai
batang.

4)

Peranan alga cokelat dalam kehidupan

Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat)
yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es
krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur.
Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk
karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya
rendah.
5)

Reproduksi
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga
cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi.
Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak
secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak
dengan cara seksual dengan oogami.

Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil
membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam
reseptakel

terdapat

menghasilkan

sel

konseptakel

kelamin

jantan

yang

mengandung

(spermatozoid)

dan

anteridium

yang

oogonium

yang

menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).


Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama
lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi
konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan

yang duduk di atas tangkai. Oogonium

jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan
tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari
setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk
dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh
menjadi individu baru yang diploid.

Contoh alga cokelat, antara lain:

a) Fucus serratus
b) Macrocystis pyrifera
c) Sargassum vulgare
d) Turbinaria decurrens
Poin kunci
Phaeophyta memiliki pigmen dominan fukosantin, bertalus terbesar di antara
alga yang ada, dan memilliki pirenoid untuk menyimpan laminari di ruang
antarsel.

Berikut ini akan kita bahas salah satu jenis alga cokelat, yaitu Sargassum.
Sargassum merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga ini
banyak terdapat di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik
sebelah barat, yaitu laut Sargasso.
Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal
dari Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara
dan Inggris.
Ciri-ciri Sargassum :
a) bentuk talus seperti pohon
b) batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
c) kantong udara berbentuk bulat
d) reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat

Sargassum

e) konseptakel terdapat di ujung cabang-cabang


f) hidup di daerah literal dan sublitoral
g) hidup melayang di air atau melekat pada substrat.
Sargassum yang hidup melayang tidak dapat bereproduksi secara seksual tetapi
dapat melakukan fragmentasi (Solomon et al. 2005).
b.

Alga Merah (Rhodophyta)


Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang
lembayung

atau

kemerah-merahan.

Kromatofora

berbentuk

cakram

atau

lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi,


warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang
mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang
memberi warna biru.

1)

Ciri-ciri alga merah

a) Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang
tubuhnya dilapisi kalsium karbonat.
b) Tidak memiliki flagela.
c) Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam
tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen
kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding
mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah mengandung
polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.

Alga merah Laurencia sp.

d) Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di


dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau
hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan
dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan
tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerahmerahan.

2)

Cara hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof,
yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga
lain.

3)

Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat
hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di
perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini
merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di
lautan maupun di perairan tawar.

4)

Reproduksi

Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual
terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus.
Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium
betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.
Karpogonium

terdiri

dari

satu

sel

panjang.

Bagian

karpogonium

bawah

membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau


benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang
membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif).
Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan
terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah
terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium.
Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan
membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen
itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida;
spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel
ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk.
Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya
tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan
menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan
dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian
menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain:
Corrallina,

Palmaira,

Batrachospermum

moniliforme,

Gelidium,

Gracilaria,

Eucheuma, dan Scicania furcellata.

5)

Peranan alga merah dalam kehidupan


Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara
lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di
beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber
makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang
dipakai

untuk

mengeraskan/memadatkan

media

pertumbuhan

bakteri.

Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan

kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam
mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran
penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell et al. 2003; Solomon et
al. 2005).

Poin kunci
Rhodophyta

berpigmen

dominan

fikoeritrin,

mempunyai

pirenoid

untuk

menyimpan tepung fluorid dan fluoridosid. Alga merah tidak menghasilkan sel
yang motil.

c.

Alga Keemasan (Chrysophyta)


Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas.
Kelompok alga keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel,
dan tipe flagela sel. Alga keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan
santofil.

1)

Ciri-ciri alga keemasan


Ciri-ciri alga keemasan adalah sebagai berikut :

a) Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.


b) Alga keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela heterodinamik,
yaitu sebagai berikut.
(1)

Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema.


Flagela seperti ini disebut pleuronematik. Flagela pleuronematik mengarah ke
anterior.

(2)

Satu flagela lagi tidak mempunyai tonjolan

seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.

Anggota Chrysophyta dengan berbagai tipe flagela, yaitu: (a) Synura,


(b) Ochromonas, (c) Chromulina, (d) Isochrysis, (e) Chrysochromulina,
(f) Prymnesium.

Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya (contohnya
pada synura) ada pula yang sedikit berbeda panjangnya (contohnya pada
Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan memiliki flagela heterodinamik, ada
pula yang hanya mempunyai satu flagela atau dua flagela yang sama
bentuknya.
c)

Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang


merupakan

tempat

persediaan

makanan.

Persediaan

makanan

berupa

krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola terdapat


tetes-tetes minyak.

2)

Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.

3)

Cara hidup
Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan
sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya
antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.

4)

Reproduksi
Reproduksi pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil
berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan cara membentuk
sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora adalah zigot yang dilindungi
oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding sel pada umumnya.

5)

Peranan alga keemasan dalam kehidupan


Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting
sebagai produsen di lingkungan perairan laut (Raven et al. 2005; Solomon e( al.
2005).

d.

Diatom (Bacillariophyta)
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga
yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom
bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni.

1)

Ciri-ciri umum diatom

a) Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak)
disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar

daripada hipoteka. Di antara dua kotak dan tutup terdapat rafe atau celah,
dindingnya mengandung zat kersik (silika).
b) Inti sel berada di pusat sitoplasma,
c) Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti
huruf H, periferal, dan pipih.

2)

Habitat
Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos.

3)

Cara hidup
Diatom

termasuk

organisme

autotrof

karena

memiliki

pigmen-pigmen

fotosintesis. Pigmen fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten,


fukosantin, diatoksantin, dan diadi-noksantin.

Siklus reproduksi aseksual dan seksual pada diatom

4)

Reproduksi

Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom
bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah.
Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya,
hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi
epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel
anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya. Pembelahan mitosis
terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari
besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian
bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma
kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan
berkembang

menjadi

berukuran

normal

seperti

aslinya.

Setelah

diatom

mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual


melalui pembelahan mitosis.

5)

Peran diatom dalam kehidupan


Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah
diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat
isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan
pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al. 2005).

e.

Alga Hijau (Chlorophyta)


Alga hijau memiliki pigmen, hasil metabolisme, dan struktur dinding sel
yang mirip dengan tumbuhan darat. Berdasarkan data molekuler saat ini, banyak
ilmuwan yang memasukkan kelompok ini dalam kingdom Plantae.

1)

Ciri-ciri alga hijau


Ciri-ciri Chlorophyta adalah sebagai berikut :

a) Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni.


b)

Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang menyerupai
tumbuhan tinggi.

c)

Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok, busa,
jala, atau bintang. Di dalam kloroplas terdapat ribosom dan DNA. Selain itu
terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil asimilasi yang berupa
tepung dan lemak. Organel lainnya adalah badan Golgi, mitokondria, dan
retikulum endo-plasma.

d) Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma (bintik
mata merah).
e)

Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil,


Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat osmoregulasi.

f)

Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang
demikian disebut eukarion.

g) Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang.

2)

Habitat
Habitat alga ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada pula yang
hidup di tempat yang kering.

3)

Cara hidup
Alga hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena adanya klorofil a,
b, beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis dengan jamur
membentuk lumut kerak.

4)

Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang
dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir
yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu
bintik mata berwarna merah (stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora.
Zigospora tidak mempunyai alat gerak.

5)

Peranan alga hijau dalam kehidupan


Sifat alga hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di
manapun habitatnya.
Contoh beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas,
Ulva, dan Stigeoclonium. Berikut ini akan kita bahas tentang Spirogyra, Ulva, dan
Chlorella.

a) Spirogyra
Habitat Spirogyra adalah di air tawar. Alga ini mudah dikenali karena memiliki
kloroplas besar berbentuk pita melingkar di dalam sel. Reproduksi aseksual
dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksualnya secara konjugasi.
Proses konjugasi berlangsung sebagai berikut. Spirogyra yang berbeda jenis
berdekatan, kemudian muncul tonjolan yang saling mendekati hingga bersatu
membentuk pembuluh. Protoplasma dari sel Spirogyra jenis + pindah ke sel
Spirogyra jenis -, sehingga terjadi persatuan plasma (plasmogami) yang
kemudian diikuti persatuan inti (kariogami). Hasil persatuan ini berupa zigospora
yang diploid. Zigospora mengalami meiosis dan terbentuklah empat sel baru
yang diploid.

(a) Struktur tubuh Spirogyra, (b) konjugasi pada Spirogyra

Dari keempat sel ini, ada satu sel yang tumbuh menjadi benang Spirogyra.

b) Ulva
Koloni Ulva membentuk suatu lembaran setebal dua sel, lebarnya beberapa cm
dan panjang 30 cm atau lebih. Ulva ditemukan pada air asin dan air payau,
menempel pada kayu-kayuan atau batu-batu karang sepanjang pantai.
Reproduksi

aseksualnya

dengan

zoospora

berflagela

empat.

Reproduksi

seksualnya terjadi dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina
yang masing-masing berbentuk seperti zoospora biasa. Akan tetapi, kedua jenis
kelamin itu berukuran lebih kecil daripada zoospora biasa dan masing-masing
berflagela dua.

c) Chlorella
Chlorella hidup di air tawar, air laut, dan tempat yang basah. Bentuk Chlorella
seperti bola dengan kloroplas berbentuk seperti mangkuk.
Chlorella berpotensi menjadi sumber makanan baru karena beberapa hal berikut.
(1)

Dalam lingkungan yang baik, perkembangbiakan berlangsung cepat. Suhu ideal


untuk fotosintesisnya ialah sekitar 25 C.

(2)

Jika dalam kulturnya dimasukkan zat organik sederhana, yaitu karbon dioksida
dan cahaya, alga ini akan berfotosintesis dan menghasilkan karbohidrat, protein,
serta lemak.

Ulva dan siklus hidupnya

Jika intensitas cahaya, lama penyinaran, dan mineral yang terdapat dalam
substratnya diatur dengan tepat, alga ini akan menghasilkan karbohidrat,
protein, dan lemak dengan perbandingan yang sesuai dengan kehendak kita
(Campbell et al. 2005; Solomon et al. 2001).

Chlorella menjadi harapan pangan bergizi di masa depan.

Ciri-ciri dan Perbedaan Alga Cokelat, Merah, Keemasan, Hijau, dan Diatom :

Ciri-ciri

Alga cokelat
(Phaeophyta)

Alga merah
(Rhodophyta)

Alga keemasan
(Chrysophyta)
Navicula
Pinnularia
Synura

Alga hijau
(Chlorophyta)

Contoh

Turbinaria
Fucus
Sargassum

Gracilaria
Gelidium
Eucheuma

Chlorella Ulva
Spirogyra

Pigmen

klorotil a dan c,
fukosantin,
karolen, .
sanlofil

klorofil a dan b, klorofil a dan c, klorofil a, b, Bkarotenoid,


B-karoten,
karoten, santofil
fikosianin,
santofil
fikoeritrin

Habitat

pantai, air laut, air tawar dan


air tawar
air laut

Diatom
(Bacillariophyta
)
Actinastrum
Desmidium
Bacteriastrum
klorofil a dan c,
karotenoid,
fukosatin,
diatoksantin,
diadinoksantin

air tawar dan


air laut

90% di air
air tawar dan
tawar dan 10% air laut
di laut

Bentuk talus benang atau


seperti
tumbuhan
tingkat tinggi

benang atau
seperti
tumbuhan
tingkat tinggi

batang atau
seperti telapak
tangan

benang,
talus terdiri dari
lembaran, bola 2 bagian,
epiteka dan
hipoteka

Reproduksi

zoospora
berflagela dua
dan
fragmentasi

spora haploid

zoospora
berflagela
banyak

zoospora

pembelahan
hipoteka dan
epiteka

2. seksual

Isogami/
oogami

persatuan sel
spermatium
dan
karpogonium

persatuan sel
sperma dan
ovum

konjugasi

persatuan sel
sperma dan
ovum

Dinding sel

selulosa, asam manan dan


alginat
xilan

kersik/silika

selulosa

silika (kersik)

1. aseksual

Peranan

Fitoplankton
dalam
ekosistem air,
asam alginat
untuk industri
makanan,
farmasi, dan
pupuk

bahan agaragar dan sup

plankton,
produsen di
perairan laut

fitoplankton
dalam
ekosistem air,
bahan
makanan

bahan isolasi,
penyekat
dinamit,
penggosok

2. Chloropyta (ganggang hijau)


Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang ini juga
dapat melakukan fotosintesis. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut.
Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada
batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling
banyak jumlahnya diantara gangganga lain.
Cara reproduksi dengan fragmentasi dan konyugasi.
contoh :
- Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau
lonceng, hidup di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif dengan
pembelahan sel dan tiap sel membentuk 4 sel anakan. Beberapa ahli
beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan kelak untuk memproduksi bahan
makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan karbohidrat.
- Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada
air dan dapat dimakan.
- Spiroggyra: berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau
perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,
generatif dengan konyugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan,
kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel
yang berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain
dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa
zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang
baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru.
- Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan
satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi sebagai pusat
pembentukan tepung (amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan
konyugasi.
- Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain
mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat.
- Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi
vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora,
sedang generatif dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya
menghasilkan zigospora.
- Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lain-lain.
- Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar.
Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil.

Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :


a. Menguntungkan :
- sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air
tawar.
- dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.
- penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.
b. Merugikan :
- ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air
akan berubah warna dan berbau.

Vous aimerez peut-être aussi