Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS JEMBER
2016
PERSETUJUAN
Asuhan Keperawatan An.A dengan status epileptikus e.c Tumor otak yang telah
dilaksanakan pada tanggal 07 September 2016 Di Ruang Rawat Inap Aster RSD
dr. Soebandi Jember
Jember,
Pembimbing Ruangan
September 2016
Pembimbing Akademik
...................................................
Kepala Ruangan ,
: Ruang Aster
: 05-09-2016
: Status Epileptikus e.c Tumor otak
: 1350XX
: 07 September 2016 / 08.00
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama
Nama Panggilan
Umur / Tgl. Lahir
Jenis Kelamin
2. Identitas orang Tua
Nama Ayah
Umur
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bahasa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
: An. A
:A
: 17-12-2009
: Laki-Laki
: Tn. A
: 41 Tahun
Agama
Suku
: Jawa
: SMA
: Wiraswasta
:: Mangli
Nama Ibu
Umur
: Islam
: Jawa
Bahasa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
: Ny. S
: 38 Tahun
: Jawa
: SMA
: IRT
:: Mangli
B. KELUHAN UTAMA
Keluarga pasien mengeluh anaknya muntah
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga mengatakan bahwa obat anti kejang habis sejak hari jumat yang lalu
(02/09/2016), selain itu An.A juga mengalami batuk sejak + 2 hari yang lalu
(03/09/2016) dan setiap batuk An.A mengeluh sakit pada kepala sebelah
kanan, sakit kepala dirasa seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul, bertambah
saat batuk dan berkurang saat tidak batuk dan dibuat istirahat skala nyeri 5,
keluarga baru memeriksakan anaknya hari senin (05/09/2016) ke poli anak
RSD dr. Soebandi Jember karena pada hari Sabtu-Minggu (03-04/09/2016)
Poli tutup. Setelah periksa di poli anak, An.A dibawa pulang dulu sedangkan
ayahnya masih menunggu antrian obat. Sebelum sampai mendapat obat,
Interpretasi :
: Laki Laki
: Perempuan
: Meninggal
: tinggal serumah
: Pasien
F. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
1. Perkembangan
a. Adaptasi sosial
1. Pasien mampu bersuara
2. Pasien mampu berkomunikasi
b. Motorik kasar
1. Pasien mampu berjalan
2. Keluarga mengatakan bahwa terkadang kaki pasien sebelah kiri
lemas
3. Keluarga mengatakan bahwa tangan kiri pasien tremor sejak + 2
tahun yang lalu
c. Motorik halus
1. Pasien dapat mengambil dan memegang benda namun tangannya
tremor
d. Bahasa
1. Pasien mampu berkomunikasi dengan perawat
: 117 cm
: 20 kg
: 23 kg
2. Kepala :
kepala normal, fontanela sudah tertutup semua, sutura tidak ada yang
tumpang tindih, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, warna rambut hitam,
persebaran merata, tidak ada nyeri tekan.
Mata :
bentuk mata simetris, tidak ada icterik, tidak ada hiperemi, konjungtiva
tidak anemis.
Hidung:
Simetris, paten, pasien mengatakan kadang hidungnya kesemutan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada sekret.
Mulut:
Tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, terlihat caries gigi
Telinga:
Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak ada lesi, tidak ada sekret, tidak ada
nyeri tekan
3.
Leher : tidak ada jejas, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
4.
Thorax / dada
Jantung:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
5.
:
: ictus cordis tidak terlihat
: ictus cordis teraba di ICS 5 MCL sinistra
: pekak
: S1S2 tunggal, tidak ada suara jantung tambahan
: Pergerakan dada simetris, tidak ada retraksi / penggunaan
otot bantu nafas
: fokal fremitus teraba normal antara kiri dan kanan
: suara perkusi paru kiri dan kanan sonor
: suara nafas vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada
wheezing
Abdomen :
Inspeksi : tidak ada masa, tidak ada benjolan, warna kulit sama dengan
kulit sekitar,
Auskultasi: Bising usus 5x/mnt
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi: suara timpani
8. Genetalia & Anus : Skrotum berwarna coklat, tidak ada masa, tidak ada
hernia, kulit disekitar genetalia bersih.
9. Pemeriksaan Neurologis :
reflek hoffman: (+) jari2 yang lain fleksi.saat ujung jari tengahnya digores.
reflek jaw
: (+) mulut pasien terkatup saat dagu pasien di ketuk
Reflek Glabela: (+) kedua mata pasien menutup saat diketuk dahinya
Reflek snout :(+) mulut pasien tercucur salifa saat dikutuk
Reflek rosolimo: (+) kaki ventrovlexi saat telapak kaki depan diketuk
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Nilai normal
No Jenis pemeriksaan
(rujukan)
Nilai
Satuan
Hematologi
1
Hemoglobin
9.0-14,0
g/dL
2
LED
0-15
mm/jam
3
Leukosit
6.0-17,5
109/L
4
Hematokrit
28-42
%
5
Trombosit
150-450
109/L
6
GDA
<200
mmol/L
2. MRI
Tumor basal ganglia dan hipothalamus
Hasil
(hari/tanggal)
11,8
9.2
34,1
310
104
L. Terapi
1. Oral
Antasida 3x1 cth
Prednison 5mg 3x1 bks
Phenitoin 50g 2x1 cops
Ranivel syr 2x1 cth
Vectrin 2x1 cth
Untuk sementara obat oral di stop, diganti dengan terapi parenteral
2. Parenteral
Infus Wida D5 1/2 NS 18 tpm macro.
Inj Phenitoin 2 x 70 mg
Inj dexametason 3 x 3 mg
Inj ranitidine 2 x 25 mg
Inj ondancentron 3 x 2 mg
Jember, 07-09-2016
Mahasiswa,
ANALISA DATA
Tanggal
Data Fokus
07-09- DS : keluarga
2016
mengatakan
anaknya pernah
kejang
DO :
- TTV:
S : 36,30C
N : 84 x/mnt
RR: 20 x/mnt
- Pasien kejang
2x dengan mata
melirik ke kiri
atas dan
berkedip-kedip
serta kedua
tangan
bergerak-gerak
07-092016
07-092016
DS :
Keluarga
mengatakan
anaknya pernah
kejang
DO :
Kesadaran:
composmentis
TTV :
RR: 20x/m S: 36,3
N: 84
Dx. Medis :
epilepsy e.c tumor
otak
DS:
Keluarga
mengatakan bahwa
An.A mengeluh
sakit kepala sebelah
kanan seperti
ditusuk-tusuk, sakit
kepala hilang
timbul, bertambah
bila dibuat batuk,
dan berkurang saat
tidak batuk dan
Etiologi
Menurunnya
potensial membran
sel saraf
Masalah
Resiko cidera
berhubungan dengan
potensial komplikasi
kejang berulang
Gaya mekanik/toksik
Terlepasnya muatan
listrik dari sel saraf
yang tidak terkontrol
Adanya tumor
intracranial
Tekanan saat batuk
TIK meningkat
Nyeri akut
Resiko ketidak
efektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
reduksi aliran darah ke
otak yang tidak
terkontrol
istirahat. Skala
nyeri 5
DO:
KU: cukup
Kesadaran : compos
mentis
TTV
RR: 20x/m S: 36,3
N: 84
Batuk (+)
Nyeri kepala (+)
No
Diagnosa keperawatan
07-09-2016
07-09-2016
07-09-2016
INTERVENSI
TGL/
JAM
07-092016
27-062016
Diagnosa
Keperawat
an
Resiko
cidera
berhubunga
n
dengan
aktivitas
motorik dan
hilangnya
kesadaran
selama
kejang
NOC:
Knowledge : personal
safety
Safety behavior: fall
prevention
Safety behavior: physical
injury
Resiko
ketidak
efektifan
perfusi
jaringan
cerebral
berhubunga
n
dengan
reduksi
aliran darah
ke otak
NOC:
Circulation status
Tissue perfusion
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam Klien
tidak mengalami injury
dengan kriterian hasil:
1.Klien terbebas dari
cedera
2.Keluarga Klien mampu
menjelaskan cara/metode
untukmencegah
injury/cedera saat kejang
terjadi
3.Mampu
mengenali
perubahan
status
kesehatan
setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam proses
keperawatan diharapkan
suplai darah ke otak
dapat kembali normal ,
dengan kriteria hasil :
Rencana Tindakan
Rasional
1. lakukan BHSP
2. ajarkan kepada keluarga
untuk menyediakan
lingkungan yang aman
untuk pasien
3. hindarkan lingkungan
yang berbahaya misal
perabotan yang
berbahaya
4. pasang side rile tempat
tidur
5. batasi pengunjung
6. anjurkan keluarga untuk
menemani pasien
7. hindari barang2 yang
dapat membahayakan
8. observasi kejang tiap 6
jam
9. kolaborasi
pemberian
anti konvulsan
1. Menjalin
kepercayaan
antara perawat
dengan pasien
dan keluarga
2. Menghindari
resiko cidera saat
tejadi kejang
3. Mencegah
terjadinya cidera
saat kejang tibatiba muncul
4. Menghindari
resiko jatuh
5. Pasien butuh
cukup istirahat
6. Memantau pasien
supaya tidak
cidera
7. Mencegah
terjadinya cidera
saat kejang tibatiba muncul
8. Mengetahui
perkembangan
reaksi obat
9. Mencegah
terjainya kejang
berulang
1. Monitor TTV,
2. Menganjurkan
pasien istirahat yang
cukup
3. Berikan posisi head
up
4. monitor tingkat
kesadaran
5. kolaborasi dengan
tim medis
1. mengetahui
keadaan umum
2. pasien butuh
pemulihan yang
cukup
3. mengetahui
sirkulasi
4. mengetahui
aliran darah
keotak
5. memberikan
Nyeri akut
berhubunga
n
dengan
peningkatan
TIK
NOC:
Pain level
Pain control
Comfort level
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selam 2x24jam
diharapkan nyeri
berkurang, dengan
kriteria hasil:
1. mampu mengontrol
nyeri
2. melaporkan nyeri
berkurang-hilang
3. tanda vital dalam
rentang normal (S : 36,537,50C, RR : 18-24
x/mnt, N: 60-100 x/mnt)
terapi yang
sesuai
1. kaji nyeri pasien
1. mengetahui
2. observasi
respon
tingkat nyeri
nonverbal
pasien
3. ajarkan teknik distraksi- 2. mengetahui
relaksasi
respon pasien
4. anjurkan untuk tirah
dan mencegah
baring
peningkatan
5. jelaskan
kepada
skala nyeri
keluarga penyebab nyeri
pasien
pasien
3. relaksasi dapat
6. kolaborasi dengan tim
menurunkan
medis
pemberian
tingkat nyeri
analgesik
pasien
4. melancarkan
peredaran darah
ke otak
5. meningkatkan
pengetahuan
keluarga
6. menurunkan
tingkat nyeri
dengan cepat
IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam
NO. Diagnosa
Tindakan
07-09-2016
07.00
DX.1
07.15
DX.2
07.30
DX.2,3
07.45
DX.1
07.50
DX.1
08.00
DX.1
08.05
DX.2
09.00
DX.1,2,3
1. melakukan BHSP
R/: keluarga dan
pasien percaya
kepada perawat
2. memonitor tingkat
kesadaran pasien
R/ : Kesadaran
pasien
Composmentis
3. mengukur TTV
pasien
Hasil: Nadi : 86x/m
suhu: 36,3c
respirasi rate: 20x/m
4. memasang side rile
Hasil: bed pasien
terpasang side rile
5. menghindarkan
barang-barang yang
berbahaya
Hasil: pasien
terhindar dari benda
tajam
6. membatasi
pengunjung
Hasil: pengunjung
tidak boleh masuk
pada jam perawatan,
pasien hanya
ditunggu oleh salah
satu keluarga
7. memberikan posisi
head up
R/: posisi pasien
head up, pasien lebih
tenang
8. melakukan hasil
kolaborasi
Paraf
10.00
DX.1
10.05
DX.1
10.05
DX.2,3
10.30
DX.1
11.00
DX.2,3
12.00
DX.3
memberikan injeksi:
- dexametason
3mg
- ranitidine 25mg
- ondancentron
2mg
- phenitoin 70mg
R/: Pasien menangis
dan teriak saat
diijnjeksi phenitoin
70mg
9. mengajarkan
keluarga untuk
menjaga lingkungan
pasien
R/ : lingkungan
pasien bersih
10.mengobservasi
kejang
R/: Pasien tidak
mengalami kejang
berulang
11.menganjurkan pasien
untuk istirahat
R/ : pasien berbaring
ditempat tidur
12.memberikan HE
kepada keluarga bila
anak kejang
R/ : keluarga
menanggapi saat
dijelaskan
13.mengobervasi TTV
hasil: Nadi : 86x/m
suhu: 36,3c
respirasi rate: 20x/m
14.memberikan makan
siang
R/: pasien hanya
menghabiskan
13.00
DX.3
13.30
DX.3
08-09-2016
07.30
DX.2
07.45
DX.1
07.50
DX.1
08.00
DX.2
08.05
DX.1,2,3
09.00
DX.1
10.00
DX.1
10.05
DX.2,3
10.05
DX.1
10.30
DX 1
11.00
DX.2,3
12.00
DX.3
13.30
DX.3
09-09-2016
13.00
DX.2
13.10
DX.1
13.15
DX.1
13.20
DX.1,2,3
13.30
DX.1,2,3
13.menjelaskan kepada
keluarga tentang
penyebab nyeri
R/: Keluarga paham
dengan penjelasan
perawat
1. memonitor tingkat
kesadaran pasien
R/: Kesadaran pasien
composmentis
2. menganjurkan pasien
untuk istirahat
R/: saat waktunya
istirahat, pasien
tidur, namun selain
itu pasien jalan-jalan
diruangan
3. memberikan HE
kepada keluarga bila
anak kejang
R/: keluarga paham
dengan penjelasan
yang diberikan
4. mengobservasi TTV
hasil: Nadi : 80x/m
suhu: 36,3c
respirasi rate: 20x/m
5. menjelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan anak
dirumah
R/: Keluarga paham
dengan penjelasan
dan menanggapi saat
dijelaskan.
EVALUASI
Tgl No
07-092016
Diagnosa
Evaluasi
Resiko cedera
berhubungan dengan
aktivitas motorik dan
hilangnya kesadaran
selama kejang
Nama
Perawat/
Mhs
: mengajarkan perawatan
pasien saat dirumah