Vous êtes sur la page 1sur 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An A DENGAN STATUS

EPILEPTIKUS e.c TUMOR INTRACRANIAL DI


RUANG ASTER RSD dr SOEBANDI JEMBER

IRMA YANTI HIDAYAH


142311101148

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER
2016

PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan An.A dengan status epileptikus e.c Tumor otak yang telah
dilaksanakan pada tanggal 07 September 2016 Di Ruang Rawat Inap Aster RSD
dr. Soebandi Jember

Jember,
Pembimbing Ruangan

September 2016

Pembimbing Akademik

Ns. Tinuk Tri Lestari S.Kep


NIP 19760529 2002122003

...................................................

Kepala Ruangan ,

Ns Rini D Retnowati S.Kep


NIP

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
Ruangan
Tgl. / Jam MRS
Dx. Medis
No. Reg.
TGL/Jam Pengkajian

: Ruang Aster
: 05-09-2016
: Status Epileptikus e.c Tumor otak
: 1350XX
: 07 September 2016 / 08.00

A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama
Nama Panggilan
Umur / Tgl. Lahir
Jenis Kelamin
2. Identitas orang Tua
Nama Ayah
Umur
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bahasa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat

: An. A
:A
: 17-12-2009
: Laki-Laki

: Tn. A
: 41 Tahun
Agama
Suku
: Jawa
: SMA
: Wiraswasta
:: Mangli

Nama Ibu
Umur
: Islam
: Jawa
Bahasa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat

: Ny. S
: 38 Tahun
: Jawa
: SMA
: IRT
:: Mangli

B. KELUHAN UTAMA
Keluarga pasien mengeluh anaknya muntah
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga mengatakan bahwa obat anti kejang habis sejak hari jumat yang lalu
(02/09/2016), selain itu An.A juga mengalami batuk sejak + 2 hari yang lalu
(03/09/2016) dan setiap batuk An.A mengeluh sakit pada kepala sebelah
kanan, sakit kepala dirasa seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul, bertambah
saat batuk dan berkurang saat tidak batuk dan dibuat istirahat skala nyeri 5,
keluarga baru memeriksakan anaknya hari senin (05/09/2016) ke poli anak
RSD dr. Soebandi Jember karena pada hari Sabtu-Minggu (03-04/09/2016)
Poli tutup. Setelah periksa di poli anak, An.A dibawa pulang dulu sedangkan
ayahnya masih menunggu antrian obat. Sebelum sampai mendapat obat,

ternyata An.A dirumah mengalami muntah-muntah + 4x, sehingga An.A


dibawa ke IGD pada tanggal 05/09/2016 jam 15.45 WIB karena keluarga
takut bila anaknya mengalami kejang dirumah.
Upaya yang telah dilakukan :
Keluarga selalu memeriksakan anaknya bila ada keluhan karena takut bila
terjadi kejang dirumah.
Terapi yang diberikan :
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien setiap hari minum obat phenitoin
dan prednison
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita
Keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di ruang picu RSD
dr.Soebandi (10/08/2016) karena tidak sadar setelah mengalami kejang +
4X dan An.A di diagnosa Tumor Otak dengan hasil CT-Scan (11/08/2016)
: intra cerebral hemorrhage di temporo occipital kanan disertai periforal
edema dan edema cerebri, dengan mid line shift sejauh 0,6 cm kearah kiri,
dan hidrochepalus ringan (nonactive)
2. Riwayat operasi
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah dilakukan operasi sebelumnya.
3. Riwayat Alergi
Kelurga pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai alergi
4. Riwayat Imunisasi
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah di imunisasi lengkap
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga pasien mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang punya penyakit
seperti klien.
GENOGRAM

Interpretasi :
: Laki Laki
: Perempuan
: Meninggal
: tinggal serumah
: Pasien
F. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
1. Perkembangan
a. Adaptasi sosial
1. Pasien mampu bersuara
2. Pasien mampu berkomunikasi
b. Motorik kasar
1. Pasien mampu berjalan
2. Keluarga mengatakan bahwa terkadang kaki pasien sebelah kiri
lemas
3. Keluarga mengatakan bahwa tangan kiri pasien tremor sejak + 2
tahun yang lalu
c. Motorik halus
1. Pasien dapat mengambil dan memegang benda namun tangannya
tremor
d. Bahasa
1. Pasien mampu berkomunikasi dengan perawat

G. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan
Jika salah satu anggota keluara yang sakit maka segera dibawa ke
pelayanan terdekat dari rumahnya, keluarga pasien mengatakan selalu
berusaha agar anggota keluarganya bisa sehat semua.

2. Pola Nutrisi & Metabolisme


Sebelum MRS:
Nafsu makan pasien baik, makan 3 x sehari, sebelum dibawa ke RS pasien
mengalami batuk hingga muntah + 3 kali
Saat MRS :
Pasien makan yang didapat dari RS, pada tanggal (05-06/09/2016) porsi
makan tidak dihabiskan, pada tanggal (06/09/2016) pasien muntah setelah
makan. Pada tanggal (07-08/09/2016) porsi makan pasien dari RS habis.
Selama di RS pasien tidak muntah.
3. Pola eliminasi
Sebelum MRS:
Pasien BAB 1 X sehari dengan konsistensi lembek warna kuning
kecoklatan, Pasien BAK di pempers
Saat MRS:
Pasien belum BAB selama di RS, pasien BAK menggunakan pempes
4. Pola aktifitas / bermain (termasuk kebersihan diri)
Sebelum MRS:
Pasien sekolah, mengaji, dan bermain dengan temannya.
Saat MRS:
Pasien hanya melakukan aktivitas diatas tempat tidur
5. Pola Istirahat tidur,
Sebelum MRS:
Pasien tidur bila setelah minum obat pagi yaitu jam 09.00-10.0, siang tidur
jam 13.00-14.00 dan malam hari tidur jam 21.00-05.00.
Saat MRS:
Pasien lebih sering tidur
6. Pola kognitif
Pasien mampu mengingat, dan pasien merupakan anak yang pintar
7. Persepsi sensori
Keluarga mengatakan bila An.A terlalu lama melihat TV atau HP maka
An.A akan pusing. An.A tidak mengalami gangguan pada system indera.
8. Pola konsep diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak laki-laki dari kedua
orang tuanya yang sekarang
9. Pola Hubungan Peran
Keluarga pasien mengatakan sangat menyayangi An.A meskipun hanya
anak angkat, keluarga mengatakan bahwa hingga saat ini An.A belum tau

bahwa An.A merupakan anak angkat, keluarga berencana akan


memberitahukan kepada An.A secepatnya, karena pihak keluarga berusaha
untuk memusyarahkan tentang penyakit An.A dengan Ayah kandung An.A.
An.A menolak untuk ikut dengan ayah kandungnya dan memilih untuk
ikut ayah angkatnya.
10. Pola Seksual - seksualitas
Pasien berjenis kelamin laki-laki
11. Pola Mekanisme Koping
Pasien selalu bilang bila merasa sakit
12. Personal Nilai dan kepercayaan
Pasien percaya bahwa dirinya akan sembuh
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan Umum
1 Keadaan Umum : cukup
2 Pasien berbaring di tempat tidur, kadang duduk di tempat tidur, pasien
kadang-kadang batuk
3 Kesadaran
: composmentis
Tanda-tanda vital
:
Suhu : 36 ,30C Nadi : 84 x/mnt RR : 20 x/mnt
Tinggi badan
Berat badan saat ini
Berat badan ideal

: 117 cm
: 20 kg
: 23 kg

2. Kepala :
kepala normal, fontanela sudah tertutup semua, sutura tidak ada yang
tumpang tindih, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, warna rambut hitam,
persebaran merata, tidak ada nyeri tekan.
Mata :
bentuk mata simetris, tidak ada icterik, tidak ada hiperemi, konjungtiva
tidak anemis.
Hidung:
Simetris, paten, pasien mengatakan kadang hidungnya kesemutan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada sekret.
Mulut:
Tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, terlihat caries gigi
Telinga:
Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak ada lesi, tidak ada sekret, tidak ada
nyeri tekan

3.

Leher : tidak ada jejas, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.

4.

Thorax / dada
Jantung:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

5.

:
: ictus cordis tidak terlihat
: ictus cordis teraba di ICS 5 MCL sinistra
: pekak
: S1S2 tunggal, tidak ada suara jantung tambahan
: Pergerakan dada simetris, tidak ada retraksi / penggunaan
otot bantu nafas
: fokal fremitus teraba normal antara kiri dan kanan
: suara perkusi paru kiri dan kanan sonor
: suara nafas vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada
wheezing

Abdomen :
Inspeksi : tidak ada masa, tidak ada benjolan, warna kulit sama dengan
kulit sekitar,
Auskultasi: Bising usus 5x/mnt
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi: suara timpani

6. Keadaan punggung: punggung simetris, warna kulit sama seperti kulit


sekitar
7. Ekstremitas : bentuk jari normal kanan dan kiri, kekuatan otot
45
55

terpasang infus di tangan kanan.

8. Genetalia & Anus : Skrotum berwarna coklat, tidak ada masa, tidak ada
hernia, kulit disekitar genetalia bersih.
9. Pemeriksaan Neurologis :
reflek hoffman: (+) jari2 yang lain fleksi.saat ujung jari tengahnya digores.
reflek jaw
: (+) mulut pasien terkatup saat dagu pasien di ketuk
Reflek Glabela: (+) kedua mata pasien menutup saat diketuk dahinya
Reflek snout :(+) mulut pasien tercucur salifa saat dikutuk
Reflek rosolimo: (+) kaki ventrovlexi saat telapak kaki depan diketuk

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Nilai normal
No Jenis pemeriksaan
(rujukan)
Nilai
Satuan
Hematologi
1
Hemoglobin
9.0-14,0
g/dL
2
LED
0-15
mm/jam
3
Leukosit
6.0-17,5
109/L
4
Hematokrit
28-42
%
5
Trombosit
150-450
109/L
6
GDA
<200
mmol/L
2. MRI
Tumor basal ganglia dan hipothalamus

Hasil
(hari/tanggal)
11,8
9.2
34,1
310
104

L. Terapi
1. Oral
Antasida 3x1 cth
Prednison 5mg 3x1 bks
Phenitoin 50g 2x1 cops
Ranivel syr 2x1 cth
Vectrin 2x1 cth
Untuk sementara obat oral di stop, diganti dengan terapi parenteral
2. Parenteral
Infus Wida D5 1/2 NS 18 tpm macro.
Inj Phenitoin 2 x 70 mg
Inj dexametason 3 x 3 mg
Inj ranitidine 2 x 25 mg
Inj ondancentron 3 x 2 mg
Jember, 07-09-2016
Mahasiswa,

Irma Yanti Hidayah


NIM. 142311101148

ANALISA DATA

Tanggal
Data Fokus
07-09- DS : keluarga
2016
mengatakan
anaknya pernah
kejang
DO :
- TTV:
S : 36,30C
N : 84 x/mnt
RR: 20 x/mnt
- Pasien kejang
2x dengan mata
melirik ke kiri
atas dan
berkedip-kedip
serta kedua
tangan
bergerak-gerak
07-092016

07-092016

DS :
Keluarga
mengatakan
anaknya pernah
kejang
DO :
Kesadaran:
composmentis
TTV :
RR: 20x/m S: 36,3
N: 84
Dx. Medis :
epilepsy e.c tumor
otak
DS:
Keluarga
mengatakan bahwa
An.A mengeluh
sakit kepala sebelah
kanan seperti
ditusuk-tusuk, sakit
kepala hilang
timbul, bertambah
bila dibuat batuk,
dan berkurang saat
tidak batuk dan

Etiologi
Menurunnya
potensial membran
sel saraf

Masalah
Resiko cidera
berhubungan dengan
potensial komplikasi
kejang berulang

Gaya mekanik/toksik
Terlepasnya muatan
listrik dari sel saraf
yang tidak terkontrol

Adanya sel abnormal


di intra kranial
Pembuluh darah
terganggu
reduksi aliran darah
ke otak yang tidak
terkontrol

Adanya tumor
intracranial
Tekanan saat batuk
TIK meningkat
Nyeri akut

Resiko ketidak
efektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
reduksi aliran darah ke
otak yang tidak
terkontrol

Nyeri akut berhubungan


dengan peningkatan
tekanan intracranial

istirahat. Skala
nyeri 5
DO:
KU: cukup
Kesadaran : compos
mentis
TTV
RR: 20x/m S: 36,3
N: 84
Batuk (+)
Nyeri kepala (+)

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Tanggal
muncul

No

Diagnosa keperawatan

07-09-2016

Resiko cidera berhubungan dengan


potensial komplikasi kejang beulang

07-09-2016

07-09-2016

Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan


cerebral berhubungan dengan reduksi
aliran darah ke otak
Nyeri akut berhubungan dengan
peningkatan TIK

INTERVENSI

Nama terang dan


TTD

TGL/
JAM
07-092016

27-062016

Diagnosa
Keperawat
an

Tujuan & Kriteria


Hasil

Resiko
cidera
berhubunga
n
dengan
aktivitas
motorik dan
hilangnya
kesadaran
selama
kejang

NOC:
Knowledge : personal
safety
Safety behavior: fall
prevention
Safety behavior: physical
injury

Resiko
ketidak
efektifan
perfusi
jaringan
cerebral
berhubunga
n
dengan
reduksi
aliran darah
ke otak

NOC:
Circulation status
Tissue perfusion

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam Klien
tidak mengalami injury
dengan kriterian hasil:
1.Klien terbebas dari
cedera
2.Keluarga Klien mampu
menjelaskan cara/metode
untukmencegah
injury/cedera saat kejang
terjadi
3.Mampu
mengenali
perubahan
status
kesehatan

setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam proses
keperawatan diharapkan
suplai darah ke otak
dapat kembali normal ,
dengan kriteria hasil :

Rencana Tindakan

Rasional

1. lakukan BHSP
2. ajarkan kepada keluarga
untuk menyediakan
lingkungan yang aman
untuk pasien
3. hindarkan lingkungan
yang berbahaya misal
perabotan yang
berbahaya
4. pasang side rile tempat
tidur
5. batasi pengunjung
6. anjurkan keluarga untuk
menemani pasien
7. hindari barang2 yang
dapat membahayakan
8. observasi kejang tiap 6
jam
9. kolaborasi
pemberian
anti konvulsan

1. Menjalin
kepercayaan
antara perawat
dengan pasien
dan keluarga
2. Menghindari
resiko cidera saat
tejadi kejang
3. Mencegah
terjadinya cidera
saat kejang tibatiba muncul
4. Menghindari
resiko jatuh
5. Pasien butuh
cukup istirahat
6. Memantau pasien
supaya tidak
cidera
7. Mencegah
terjadinya cidera
saat kejang tibatiba muncul
8. Mengetahui
perkembangan
reaksi obat
9. Mencegah
terjainya kejang
berulang

1. Monitor TTV,
2. Menganjurkan
pasien istirahat yang
cukup
3. Berikan posisi head
up
4. monitor tingkat
kesadaran
5. kolaborasi dengan
tim medis

1. mengetahui
keadaan umum
2. pasien butuh
pemulihan yang
cukup
3. mengetahui
sirkulasi
4. mengetahui
aliran darah
keotak
5. memberikan

1. Kekuatan nadi dbn


60-100x/m
2. Pasien compomentis
27-062016

Nyeri akut
berhubunga
n
dengan
peningkatan
TIK

NOC:
Pain level
Pain control
Comfort level
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selam 2x24jam
diharapkan nyeri
berkurang, dengan
kriteria hasil:
1. mampu mengontrol
nyeri
2. melaporkan nyeri
berkurang-hilang
3. tanda vital dalam
rentang normal (S : 36,537,50C, RR : 18-24
x/mnt, N: 60-100 x/mnt)

terapi yang
sesuai
1. kaji nyeri pasien
1. mengetahui
2. observasi
respon
tingkat nyeri
nonverbal
pasien
3. ajarkan teknik distraksi- 2. mengetahui
relaksasi
respon pasien
4. anjurkan untuk tirah
dan mencegah
baring
peningkatan
5. jelaskan
kepada
skala nyeri
keluarga penyebab nyeri
pasien
pasien
3. relaksasi dapat
6. kolaborasi dengan tim
menurunkan
medis
pemberian
tingkat nyeri
analgesik
pasien
4. melancarkan
peredaran darah
ke otak
5. meningkatkan
pengetahuan
keluarga
6. menurunkan
tingkat nyeri
dengan cepat

IMPLEMENTASI

Tanggal/Jam

NO. Diagnosa

Tindakan

07-09-2016
07.00

DX.1

07.15

DX.2

07.30

DX.2,3

07.45

DX.1

07.50

DX.1

08.00

DX.1

08.05

DX.2

09.00

DX.1,2,3

1. melakukan BHSP
R/: keluarga dan
pasien percaya
kepada perawat
2. memonitor tingkat
kesadaran pasien
R/ : Kesadaran
pasien
Composmentis
3. mengukur TTV
pasien
Hasil: Nadi : 86x/m
suhu: 36,3c
respirasi rate: 20x/m
4. memasang side rile
Hasil: bed pasien
terpasang side rile
5. menghindarkan
barang-barang yang
berbahaya
Hasil: pasien
terhindar dari benda
tajam
6. membatasi
pengunjung
Hasil: pengunjung
tidak boleh masuk
pada jam perawatan,
pasien hanya
ditunggu oleh salah
satu keluarga
7. memberikan posisi
head up
R/: posisi pasien
head up, pasien lebih
tenang
8. melakukan hasil
kolaborasi

Paraf

10.00

DX.1

10.05

DX.1

10.05

DX.2,3

10.30

DX.1

11.00

DX.2,3

12.00

DX.3

memberikan injeksi:
- dexametason
3mg
- ranitidine 25mg
- ondancentron
2mg
- phenitoin 70mg
R/: Pasien menangis
dan teriak saat
diijnjeksi phenitoin
70mg
9. mengajarkan
keluarga untuk
menjaga lingkungan
pasien
R/ : lingkungan
pasien bersih
10.mengobservasi
kejang
R/: Pasien tidak
mengalami kejang
berulang
11.menganjurkan pasien
untuk istirahat
R/ : pasien berbaring
ditempat tidur
12.memberikan HE
kepada keluarga bila
anak kejang
R/ : keluarga
menanggapi saat
dijelaskan
13.mengobervasi TTV
hasil: Nadi : 86x/m
suhu: 36,3c
respirasi rate: 20x/m
14.memberikan makan
siang
R/: pasien hanya
menghabiskan

13.00

DX.3

13.30

DX.3

08-09-2016
07.30

DX.2

07.45

DX.1

07.50

DX.1

08.00

DX.2

08.05

DX.1,2,3

setengah dari porsi


makan yang didapat
dari RS
15.mengajarkan anak
teknik nafas dalam
R/: pasien dapat
menirukan
16.menjelaskan kepada
keluarga tentang
penyebab nyeri
R/: Keluarga
menanggapi saat
dijelaskan
1. memonitor tingkat
kesadaran pasien
R/: Kesadaran pasien
Composmentis
2. memasang side rile
hasil: side rile bed
pasien terpasang
3. membatasi
pengunjung
R/: pasien lebih
tenang, ditemani
oleh salah satu
keluarga
4. memberikan posisi
head up
Hasil; pasien dalam
posisi head up
5. melakukan hasil
kolaborasi
memberikan injeksi:
- dexametason
3mg
- ranitidine 25mg
- ondancentron
2mg
- phenitoin 70mg

09.00

DX.1

10.00

DX.1

10.05

DX.2,3

10.05

DX.1

10.30

DX 1

11.00

DX.2,3

12.00

DX.3

R/: pasien menangis


dan teriak saat di
injeksi phenitoin
70mg
6. mengajarkan
keluarga untuk
menjaga lingkungan
pasien
Hasil: lingkungan
pasien bersih
7. mengobservasi
kejang
R/: pasien tidak
mengalami kejang
8. menganjurkan pasien
untuk istirahat
R/: pasien bosan
dikamar terus,
sehingga pasien
jalan-jalan di dalam
ruangan
9. memberikan HE
kepada keluarga bila
anak kejang
R/: Keluarga
menanggapi saat
diberikan HE
10.mengobservasi TTV
Hasil: Nadi : 82x/m
suhu: 36,6c
respirasi rate: 20x/m
11.memberikan makan
siang
R/: Pasien
menghabiskan porsi
makannya
12.mengajarkan anak
teknik nafas dalam
R/: Pasien mau
menirukan untuk
tarik nafas dalam

13.30

DX.3

09-09-2016
13.00

DX.2

13.10

DX.1

13.15

DX.1

13.20

DX.1,2,3

13.30

DX.1,2,3

13.menjelaskan kepada
keluarga tentang
penyebab nyeri
R/: Keluarga paham
dengan penjelasan
perawat

1. memonitor tingkat
kesadaran pasien
R/: Kesadaran pasien
composmentis
2. menganjurkan pasien
untuk istirahat
R/: saat waktunya
istirahat, pasien
tidur, namun selain
itu pasien jalan-jalan
diruangan
3. memberikan HE
kepada keluarga bila
anak kejang
R/: keluarga paham
dengan penjelasan
yang diberikan
4. mengobservasi TTV
hasil: Nadi : 80x/m
suhu: 36,3c
respirasi rate: 20x/m
5. menjelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan anak
dirumah
R/: Keluarga paham
dengan penjelasan
dan menanggapi saat
dijelaskan.

EVALUASI
Tgl No
07-092016

Diagnosa

Evaluasi

Resiko tinggi injury


berhubungan dengan
aktivitas motorik dan
hilangnya kesadaran
selama kejang

S :Keluarga pasien mengatakan


pasien sudah tidak kejang
O : pasien tampak tidur,
TTV Nadi : 86x/m suhu:
36,3c respirasi rate: 20x/m
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Resiko ketidak efektifan


perfusi jaringan cerebral
berhubungan dengan
reduksi aliran darah ke
otak.

S :Keluarga pasien mengatakan


pasien sering mengantuk, mata
pasien menjadi terlihat sayu
O : KU cukup
TTV Nadi : 86x/m suhu:
36,3c respirasi rate: 20x/m
Mata sayu
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Nyeri akut berhubungan S : Pasien mengatakan


dengan peningkatan
kepalanya sudah jarang sakit
TIK
O : KU cukup
TTV Nadi : 86x/m suhu:
36,3c respirasi rate: 20x/m
Nyeri kepala berkurang
Batuk berkurang
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
08-092016

Resiko cedera
berhubungan dengan
aktivitas motorik dan
hilangnya kesadaran
selama kejang

S :Keluarga pasien mengatakan


pasien sudah tidak kejang
O : pasien tampak tidur,
TTV Nadi : 82x/m suhu:
36,6c respirasi rate: 20x/m
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

Resiko ketidak efektifan S : keluarga mengatakan sudah


perfusi jaringan cerebral membaik, pasien sudah tidak
berhubungan dengan
mengeluh sakit kepala dan mual
reduksi aliran darah ke
O : KU cukup
otak.
TTV Nadi : 82x/m suhu:

Nama
Perawat/
Mhs

36,6c respirasi rate: 20x/m,


Gerak pasien aktif,
Infuse sudah di aff,
Pasien sudah jalan-jalan
A : masalah teratasi
P

: pantau adanya penurunan


perfusi jaringan cerebral
pasien, lanjutkan terapi oral.

Nyeri akut berhubungan S : Pasien mengatakan


dengan peningkatan
kepalanya sudah tidak sakit
TIK
O : KU cukup
TTV Nadi : 82x/m suhu:
36,6c respirasi rate: 20x/m
Tidak Nyeri kepala
Batuk berkurang
A : masalah teratasi
P
09-092016

: mengajarkan perawatan
pasien saat dirumah

Resiko ketidak efektifan S : keluarga mengatakan sudah


perfusi jaringan cerebral membaik, pasien sudah tidak
berhubungan dengan
mengeluh sakit kepala dan mual
reduksi aliran darah ke
otak.
O : KU cukup,
Kesadaran CM
TTV Nadi : 80x/m suhu:
36,3c respirasi rate: 20x/m,
Gerak pasien aktif,
Infuse sudah di aff,
Pasien sudah jalan-jalan
A : masalah teratasi
P

: lanjutkan intervensi dirumah


Anjurkan keluarga untuk
memberikan obat secara rutin
dan kontrol tepat waktu

Nyeri akut berhubungan S : Pasien mengatakan


dengan peningkatan
kepalanya sudah tidak sakit
TIK
O : KU cukup
TTV Nadi : 80x/m suhu:
36,3c respirasi rate: 20x/m
Tidak nyeri kepala
Skala nyeri 0
Batuk berkurang
Gerak pasien aktif
A : masalah teratasi
P

: lanjutkan intervensi dirumah


Pasien KRS, berikan HE
rutin minum obat, kontrol
tepat waktu, dan anjurkan
keluarga untuk dirujuk

Vous aimerez peut-être aussi