Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELAS A3/2013
Aida Fitriyah
131311133050
Anisa Ramadani
131311133053
Anjar Ani
131311133056
M Daud Al Abror
131311133080
Elok Damayanti
131311133092
131311133101
131311133110
Lyntar Ghendis L
131311133122
S1 PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
INKONTINENSIA URIN
WOC
Penurunan otot dasar
panggul
Hambatan/Obstruksi
uretra
Peningkatan tekanan
kandung kemih
Ketidakstabilan otot
detrusor (hiperaktif)
Kegagalan pengeluaran
urin
Peningkatan tekanan
intravesika
Kronis
Involunter urine
Tanpa rangsangan
berkemih
Inkontinensia
Stres
Inkontinensia
Urgensi
Inkontinensia
Urgensi
Peningkatan kontraksi
detrusor
Inkontinensia
Urine
Perasaan malu
Sering terbangun
Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan
Ansietas
1) Inspeksi
Kaji warna, bau, jumlah keluaran urin, disertai dengan darah atau tidak.
Kaji apakah klien sudah terpasang kateter sebelumnya.
2) Palpasi
Nyeri pada daerah supra pubik / pelvis, seperti rasa terbakar di uretra luar
sewaktu kencing / dapat juga di luar waktu kencing. Palpasi apakah ada
distensi kandung kemih.
3) Perkusi
Terdengar suara redup pada daerah kandung kemih.
5) B5 (bowel)
Biasanya tidak ditemukan masalah keperawatan
6) B6 (bone)
Pemeriksaan kekuatan otot dan membandingkannya dengan ekstremitas yang
lain, adakah nyeri pada persendian. (Allen, 1998)
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban area perineal
2. Ansietas berhubungan dengan kondisi fisik baru dan adaptasi penyakit.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun akibat inkontinensia
3. Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban area perineal
Domain 11. Safety/protection,
Class 2. Physical Injury.
00046 Impaired Skin Integrity
Diagnosa : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban area
perineal
NOC
NIC
membrane (1101)
Kriteria hasil :
1. elastisitas (4)
2. hidrasi (4)
dan kering
4. mobilisasi klien akan adanya
kemerahan
5. oleskan lotion atau minyak baby oil
pada daerah yang tertekan
6. memandikan klien dengan sabun dan
air hangat
7. ajarkan pada keluarga tentang luka
dan perawatan luka
8. kolaborasi ahli gizi pemberian TKTP,
vitamin
9. cegah kontaminasi feses dan urin
10. berikan posisi yang mengurangi
tekanan pada luka
11. observasi luka: lokasi, dimensi,
kedalaman luka, karakteristik warna
cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi lokal, formasi
traktus
12. monitor aktivitas dan mobilitas
klien
13. monitor status nutrisi klien
2. Ansietas berhubungan dengan kondisi fisik baru dan adaptasi penyakit.
Domain 9. Coping/Stress Tolerence,
Class 2. Coping Responses.
00146 Anxiety
Diagnosa : Ansietas berhubungan dengan kondisi fisik baru dan adaptasi
penyakit
NOC
1. Anxiety self control (1402)
2. Anxiety level (1211)
3. Coping (1302)
Kriteria hasil :
1. klien mampu
NIC
Anxiety Reduction (5820)
1. Identifikasi tingkat
kecemasan pasien.
2. dorong keluarga untuk
menemani pasien.
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas.
2. mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
ketakutan, persepsi.
6. instruksikan pasien
normal.
Sleep (0004)
pola tidur
2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
3. Fasilitasi
untuk
mempertahankan
fresh
sesudah
tidur/istirahat
4. Mampu mengidentifikasi hal-hal
yang meningkatkan tidur
NEUROGENIC BLADDER
Lesi otak / supraspinal
Hiperrefleksia detrusor /
overaktif
MK:
Gangguan
pola tidur
MK: Ansietas
Urine keluar
Celana dalam sering basah
MK:
Gangguan
citra tubuh
MK: Harga
Diri Rendah
DM, AIDS
Disinergi spingter
detrusor dengan
hiperefleksia detrusor
(DSD-DH)
Blader spastik
MK: Resiko
infeksi
Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan anamnesa (wawancara) dan pemeriksaan fisik secara
langsung guna memperoleh data yang akurat. Data tersebut digunakan sebagai acuan
dalam membuat rencana asuhan keperawatan (Nursalam, 2008).
a. Identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa, pekerjaan,
kebangsaan, alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa medis (Nursalam, 2008).
b. Keluhan utama
Klien biasanya mengeluh sulit berkemih (Unbound Medicine, 2013).
c. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengalami perubahan berat badan. Tanyakan juga kepada klien mengenai
frekuensi berkemih, pola berkemih, warna dan jumlah pengeluaran urin per hari
(Unbound Medicine, 2013).
d. Riwayat penyakit sebelumnya
1) Klien memiliki riwayat merokok, penggunaan alkohol, asupan kafein, dan
terpapar zat nefrotoksik,
2) Pembedahan. (Morton, 2008)
e. Riwayat penyakit keluarga
Perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota
keluarga lain. Adakah anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit infeksi
saluran kemih lainnya.
f. Pengkajian psikososial
Klien merasa cemas dengan kondisi yang dialaminya serta malu akan bau urin
dan kurangnya kontrol berkemih. Pasien merasa alternatif satu-satunya adalah
kateterisasi urin. Klien juga mungkin takut akan terjadinya disfungsi seksual
(Unbound Medicine, 2013).
g. Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan Smeltzer (2004), perawat dapat melakukan pemeriksaan fisik secara
per system (Review of System), yakni:
1) B1 (Breath)
Pada pasien dengan masalah disfungsi perkemihan biasanya pada sistem
pernapasan tidak ditemukan kelainan.
2) B2 (Blood)
Pada sistem peredaran darah biasanya juga tidak ditemukan kelainan.
3) B3 (Brain)
Kaji tingkat kesadaran klien dengan GCS.
GCS : E= 4 V=5 M= 6 Total nilai: 15
4) B4 (Bladder)
Pada pasien dengan masalah disfungsi perkemihan biasanya mengalami
perubahan dalam proses berkemih, meliputi frekuensi berkemih, disuria,
enuresis, poliuria, oliguria, dan hematuria.
5) B5 (Bowel)
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen, mual, dan muntah. Perubahan
pada pola defekasi misal terdapat darah pada feses, diare, nyeri pada
defekasi.
6) B6 (Bone)
Perawat mengkaji kondisi kulit
meliputi turgor kulit dan mukosa mulut. Kaji adanya nyeri, kelemahan/
keletihan, serta keterbatasan partisipasi pada latihan.
2.
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut (000132) behubungan dengan agen injuri biologis
2. Resiko infeksi (00004) berhubungan dengan melemahnya spinkther
3. Ansietas (00146) berhubungan dengan tidak terkontrolnya proses miksi
3. Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut (000132) behubungan dengan agen injuri biologis
NOC
Tujuan:
Setelah dilakukan perwatan, klien melaporkan
NIC
Pain management (1400)
1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi
lokasi,
karakteristik,onset,
frekuensi,
Kriteria hasil:
faktor presipitasi
2. Pbservasi ekspresi klien secara non verbal
gejala
nyeri
faktor
menegnali nyerinya
5. Ajak klien untuk mengkaji faktor yang
penyebab nyeri
3) Klien dapat mengetahui intervensi
1. Nyeri
terkontrol
indicator:
1) Klien
yang
menuliskan
dilihat
Control:
NOC
Infectious
Process
(1924)
Domain (IV)
Class (T)
Setelah
NIC
Infection Control (6540)
1. Ajarkan
cuci
tangan
untuk
tindakan
infeksi
personal (5)
2. Identifikasi resiko infeksi setiap
hari (5)
3. Identifikasi tanda dan gejala pada
indikasi resiko potensial (5)
4. Monitor tingkah laku personal (5)
5. Monitor lingkungan (5)
tangan
pada
saat
dilakukan
NIC
Anxiety Reduction (5820)
1. Berikan suasana tenang, lakukan
intervensi
klien
kenyamanan
mengurangi ketakutan
untuk
dan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Facial tension
Tekanan darah normal
Nadi normal
Pupil dilatasi tidak ada
Gangguan tidur tidak ada
Nafsu makan baik
kenyamanan
pada
klien
6. Identifikasi perubahan level asietas
klien
7. Instruksikan
klien
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M dkk. 2013. Nursing Intervetion Classification (NIC) Ed.6. Amerika:
Libarary of Congress Cataloging in publication data
Herdman, T.H & Kamitsuru, S.2014. Nursing diagnoses definition and classification 20152017.Oxford: Wiley Blackwell
Moorhead,Sue dkk. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC) Ed.5.Amerika: Libarary of
Congress Cataloging in publication data