Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3
(SKIZOFRENIA TAK TERINCI)
DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
Disusun oleh :
Arinil Husna Kamila
J510165013
Pembimbing :
dr. Adriesti Herdaetha, Sp. KJ
KEPANITRAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2016
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama
: Bp. Mb
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Surakarta
Pekerjaan
: Pengangguran
Pendidikan Terakhir
: STM (Tidak lulus)
Status
: Cerai
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Tanggal masuk RS
: 28 Juni 2016
Tanggal Pemeriksaan
: 28 Juni 2016
B. Riwayat psikiatri
Pemeriksaan psikiatri dilakukan pada tanggal 28 Juni 2016 di bangsal
IGD RSJD Surakarta. Alloanamnesis didapatkan dari Ny.B yang merupakan
ibu tiri pasien pada tanggal 28 Juni 2016.
1. Keluhan utama
Pasien mengamuk dan memecahkan kaca rumah tetangga, berusaha
mencongkel pintu tetangga sejak 4 hari yang lalu.
2. Riwayat gangguan sekarang
- Autoanamnesis
Anamnesis dilakukan di IGD RSJD Surakarta pada tanggal 28
Juni 2016. Pasien memakai kaso lengan pendek, celana pendek dan
menggunakan sabuk SD. Pasien mampu memperkenalkan diri sebagai
Bp. Mb usia 50 tahun, tampak sesuai usia, perawatan dirinya kurang.
Saat ditanya kenapa pasien dibawa ke RSJ, pasien merasa tidak tahu
dan tidak merasa sakit. Saat ditanya siapa yang mengantar, pasien
menjawab tidak mengenal dengan yang mengantar.Pasien mengaku
tinggal sendirian. Pasien tidak mampu mengenali dokter dan ibu tiri
yang mengantar. Pasien tidak mengenal keberadaan tempat saat
diwawancara. Pasien dapat membedakan waktusiang dan malam,
namun pasien tidak dapat mengenali situasi dengan benar.
Saat dilakkan anamnesis, di tengah-tengah percakapan pasien
cekijikan. Kemampuan konsentrasi dan perhatian pasien berkurang.
Pasien mengaku sering mendengar visikan-bisikan dari sang guru
berupa nyanyian-nyanyian dan nasehat kehidupan. Pasien juga
mengatakan bahwa di pikirannya sering ada yang mengatakan bahwa
gangguan
jiwa.
Selama
masa
kanak-kanak
hingga
dewasa,
Keterangan
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal dunia
: Perempuan
6. Situasi sekarang
Pasien tinggal bersama ibu tiri, ayah kandung dan anak
jelas,
pembicaraannya melompat-lompat.
c. Kesadaran
Kuantitatif
: compos mentis
Kualitatif
: berubah
d. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Normoaktif
e. Sikap terhadap pemeriksa
artikulasi
jelasnamun
Tidak kooperatif
2. Alam perasaam
a. Mood
: eutimik
b. Afek
: datar
c. Keserasian
: serasi
d. Empati
: tidak dapat diraba rasakan
3. Kognitif
a. Taraf pendidikan
: pasien sekolah hingga kelas 2 STM
b. Daya konsentrasi
: berkurang
c. Orientasi
a. Waktu
: baik
b. Tempat
: tidak dapat
c. Orang
: tidak dapat
d. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang : baik
b. Daya ingat jangka pendek : baik
c. Daya ingat jangka segera
: baik
e. Pikiran abstrak
: baik
f. Bakat kreatif
: mampu membuat kerajinan tangan
g. Kemampuan menolong diri sendiri
: buruk
4. Gangguan persepsi
a. Halusinasi
: (+)
b. Ilusi
: (-)
c. Depersonaliasi
: (+)
d. Derealisasi
: (-)
5. Proses pikir
1. Arus pikir
: flight of idea
2. Isi pikir
: waham kebesaran
3. Bentuk pikir
: non realistik
6. Pengendalian impuls
: baik
7. Daya nilai
a. Daya nilai sosial
: terganggu
b. Uji daya nilai
: terganggu
c. Penilaian realita
: terganggu
8. Tanggapan pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien berkeinginan hidup mandiri dengan anak dan suaminya
tanpa ada campur tangan dari ibu mertuanya.
9. Tilikan (insight)
: derajat 1
10. Taraf dapat dipercaya
Pasien dapat dipercaya.
D. Pemeriksaan Diagnosis Lanjutan
a. Status interna
1. Keadaan umum
: baik
2. Tanda vital
- Tekanan darah
: 120/80 mmHg
- Nadi
: 80 x/menit
- RR
: 18 x/menit
- Suhu
: 36,5 o C
3. Mata
: dbn
4. Torax
: dbn
5. Ekxtremitas
: pada tangan terdapat bekas luka
6. Gastrointestinal
: dbn
7. Urogenital
: dbn
8. Gangguan khusus
:b. Status neurologi
- Nn. Cranialis
: dbn
- Meningeal sign
:- Gejala peningkatan TIK
:- Mata
: pupil bulat sentral
isokor,
Diagnosis Aksis I
Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang menyebabkan penyakit ini.
Dari hasil tersebut gangguan mental organik (F00-F09) dapatdisingkirkan.
Pada pemeriksaan status mental pasien ditemukan suatu gejala terdapat
waham curiga, bentuk pikir non realistik, arus pikir koheren, penilaian
terhadap realita terganggu, tilikan derajat I, taraf kepercayaan dapat
dipercaya.
- Diagnosis Axis I :
Berdasarkan data-data tersebut diatas, maka sesuai kriteria PPDGJ III
untuk axis 1 diusulkan diagnosis pasien ini sebagai F06.8 Gangguan
Mental Lain YDT Kerusakan dan Disfungsi otak dan Penyakit Fisik.
Diagnosis Aksis II :
Belum ada diagnosa
- Diagnosis Aksis III :
Belum ada diagnosis
- Diagnosis Aksis IV :
Masalah kepatuhan minum obat
- Diagnosis Aksis V :
GAF 40-31
G. Diagnosis multiaksial
1. Axis I
: F 20.3 Skizofrenia tak terinci
2. Axis II
: belum ada diagnosis
3. Axis III
: belum ada diagnosis
4. Axis IV
: kepatuhan minum obat
5. Axis V
: GAF 40-31
H. Rencana terapi
- Haloperidol
: 5mg 3x1
- Triheksifenidil
: 2mg 3x1
I. Diagnosis banding
1. F20.1 skizofrenia hebefrenik
2. F31.2 Gangguan Afektif Bipolar episode kini manic dengan gejala
-
psikotik.
J. Prognosis
Qua ad vitam
Qua ad sanam
Qua ad fungsionam
: bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam