Vous êtes sur la page 1sur 11

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI
(MAKAN, MINUM DAN PERSONAL HYGIENE)
3.1 Kasus Semu
Tn.A (37 tahun) dibawa ke RSJ mawar oleh keluarga karena sudah 3
hari tidak mau makan dan minum. Klien hanya diam di kamarnya dan tidak
mau keluar kamar, klien juga tidak mempunyai keinginan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Saudara Tn.A mengungkapkan bahwa Tn. A mengurung
diri di kamar sejak anak dan istrinya meninggal karena kecelakaan. Akibat
kecelakaan tersebut Tn. A mengalami kelumpuhan. Saat di rumah, saudara
Tn.A sudah memberi makan dan minum bahkan sampai diantar ke kamarnya
tapi Tn.A tidak pernah menyentuh makanannya, dia hanya diam saja
sepanjang waktu dan tidak mau keluar kamar. Karena saudara khawatir
dengan kondisi Tn. A akhirnya saudara membawa Tn.A ke RSJ mawar.
3.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
: Tn.A
Usia
: 37 tahun
Alamat
: Surabaya
Pekerjaan
: Karyawan
2. Alasan Masuk
Tn.A sudah 3 hari tidak mau makan dan minum, klien hanya diam di
kamarnya dan tidak mau keluar kamar, klien juga tidak mempunyai
keinginan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Faktor Predisposisi
a. Kegagalan dalam beradaptasi sehingga tidak menghadapi stresor yang
dialami.
b. Faktor Genetik
c. Pengalaman kehilangan sebelumnya
4. Faktor Presipitasi
a. Kelumpuhan yang dialami
b. Kehilangan keluarga akibat kematian anak dan istri Tn.A
c. Kehilangan pekerjaan dan peran
5. Skor GAF (General Adaptiv Function)
Intensif II (Skor 11-20)
Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (misalnya usaha
bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan
kekerasan, kegembiraan manik) atau kadang-kadang gagal untuk
mempertahankan perawatan diri yang minimal, gangguan komunikasi
yang jelas.
6. Skor RUFA (Respon Umum Fungsi Adaptif)
Intensif I 24 jam pertama (skor 1- 10)
Mengurung diri, depresi, murung, sedih, gampang menangis, gampang
marah, tidak mau makan dan minum, tidak mau membersihkan dirinya,
beresiko melakukan bunuh diri.

7. Riwayat Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, namun pernah ada riwayat depresi ringan.
8. Pemeriksaan Fisik
a. TTV
: TD 100/70 mmHg, RR 24 x/menit, S: 37oC, N: 71 x/menit
b. Ukur
: TB 175 cm, BB 68 kg
9. Psikososial
a. Genogram

b. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Tn. A mengalami gangguan fisik berupa kelumpuhan akibat
kecelakaan yang dialaminya.
b. Identitas
Tn. A awalnya adalah tulang punggung keluarga, setelah
kecelakaan, Tn. A tidak bisa bekerja, sehingga Tn. A kehilangan
identitas sebagai ayah.
c. Peran
Tn. A merasa tidak bisa menjadi kepala keluarga yang baik karena
tidak mampu melindungi keluarganya dari kecelakaan.
d. Ideal Diri
Tn. A berharap mampu menyelamatkan dan melindungi anak dan
istrinya.
e. Harga Diri
Tn. A merasa tidak mampu untuk melindungi anak dan istrinya
dari kecelakaan, sehingga Tn.A merasa putus asa.
10. Status Mental
a. Penampilan: Tn. A terlihat tidak rapi, kotor, rambut tidak disisir, bau
badan.
b. Pembicaraan: Klien cenderung diam dan sensitif saat ditanya
c. Aktivitas Motorik: Lesu, Tegang, Gelisah
d. Alam Perasaan: sedih, terlihat putus asa
e. Afek: Tumpul
f. Interaksi selama wawancara: tidak ada kontak mata
11. Tingkat Kesadaran: tampak bingung dan kacau
3.3 Pohon Masalah

MK: Defisit Perawatan Diri


Aktivitas dibantu orang lain, ADL terganggu, KDM Tidak terpenuhi
MK:
Menarik Diri

Tidak punya keinginan melakukan aktivitas


Depresi
Klien merasa tidak berguna

MK: Harga
Diri Rendah

Klien tidak bisa melindungi keluarga


Psikososial: Klien Kehilangan
Peran sebagai Ayah
Kehilangan anak dan istrinya
Tn. A mengalami kecelakaan dan lumpuh
Core Problem (Masalah Utama)
1. Defisit Perawatan Diri
Masalah Keperawatan lain yang menyertai
1. Harga Diri Rendah
2. Menarik Diri

3.4 Intervensi Keperawatan


3.4.1 Sp-1 Pasien: Defisit Perawatan Diri (Makan Dan Minum) Pertemuan
1
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Bapak A hanya diam dan wajahnya tampak pucat dan lemas karena
kurang nutrisi, tidak menyentuh makanan dan minuman yang
diletakkan petugas di meja samping tempat duduk bapak A.
2. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri (makan dan minum)
3. Tujuan khusus :
a. Pasien mampu melakukan makan dan minum dengan baik
4. Tindakan keperawatan
a. Membantu menyuapi pasien
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak, perkenalkan saya perawat Diah, saya adalah
mahasiswa keperawatan UNAIR yang sedang praktik disini selama
seminggu. Saya akan merawat bapak disini. Nama bapak siapa?
Senang dipanggil apa?
b. Evaluasi / validasi
Diah lihat dari tadi bapak tidak mau makan yang disediakan
petugas, kenapa pak?
c. Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita membicarakan tentang makan
minum?
Waktu : mau berapa lama kita ngobrolnya? Baik pak, jadi kita
ngobrolnya selama 15 menit ya pak
Tempat : baiklah mau dimana kita ngobrolnya bapak A ? baik pak
kita ngobrolnya disini
2. Kerja
a. Berapa kali bapak A makan dan minum sehari? Apakah bapak tidak
merasa lapar? Menurut bapak A kegunaannya makan dan minum?
Apa alasan bapak A tidak mau makan dan minum? Menurut bapak
A apa saja manfaat dan akibat bapak jika tidak mau makan dan
minum? Kalau bapak A tidak teratur makan dan minum masalah
apa yang bisa muncul? Betul, bisa turun berat badan, kena sakit
maag,....dsb
b. Maka dari itu pak sekarang saya bantu untuk menyuapi bapak
makan dan minum ya agar nutrisi bapak terpenuhi dan badan bapak
terasa sehat.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi klien/ subjectif
Bagaimana perasaan bapak A setelah makan? Coba bapak
sebutkan lagi manfaat kalau makan dengan teratur? Dan
bagaimana akibatnya jika tidak makan dan minum? Bagus
sekali sekarang bapak A sudah tahu manfaat yang baik
2) Evaluasi perawat/ objectif
Bapak belum banyak menatap mata perawat, banyak
menundukkan wajahnya
b. Tindak lanjut klien
c. Kontrak yang akan datang
Topik : baik pak nanti siang saya kesini untuk membantu menyuapi
bapak makan dan minum
Waktu : kalau begitu nanti siang jam 12 siang saya kesini
Tempat : bapak A mau ketemu saya dimana?mau makan dimana?
3.4.2 SP1 Keluarga: Defisit Perawatan Diri (Makan dan Minum)
Pertemuan 1
1. Kondisi klien

Bapak A hanya diam dan wajahnya tampak pucat dan lemas karena
kurang nutrisi, tidak menyentuh makanan dan minuman yang
diletakkan petugas di meja samping tempat duduk bapak A.
2. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri (makan dan minum)
3. Tujuan khusus :
a. Keluarga mampu melakukan perawatan pada klien dengan
gangguan DPD makan dan minum dengan baik
4. Tindakan keperawatan
a. Mengajarkan kepada keluarga untuk memberikan perawatan pada
klien DPD
C. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
4. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak, perkenalkan saya perawat Diah, saya adalah
mahasiswa keperawatan UNAIR yang sedang praktik disini selama
seminggu. Saya adalah perawat yang merawat bapak A disini.
Bapak keluarga Tuan A? Nama bapak siapa?
b. Evaluasi / validasi
Selama ini apakah ada hambatan dalam merawat bapak A di rumah
pak? Susah atau tidak bapak mengendalikan bapak A?
c. Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita membicarakan tentang cara
memberikan perawatan untuk bapak A?
Waktu : mau berapa lama kita ngobrolnya? Baik pak, jadi kita
ngobrolnya selama 15 menit ya pak
Tempat : baiklah mau dimana kita ngobrolnya bapak ? baik pak
kita ngobrolnya disini saja ya.
5. Kerja
a. Selama di rumah apakah permasalahan yang terjadi selama
merawat bapak A? Bagaimana bapak A tidak mau makan dan
minum? Apa alasan bapak A tidak mau makan dan minum?
b. Apa yang bapak ketahui tentang masalah yang terjadi pada bapak
A? Bagaimana tanda dan gejala dari defisit perawatan diri itu?
Bagaimana proses terjadinya defisit perawatan diri pada bapak A?
c. Apa saja akibat yang bapak ketahui jika bapak A mengalami defisit
perawatan diri makan dan minum? Ya benar, jika bapak A tidak
makan dan minum terus-terusan akan menyebabkan sakit dan
masalah kesehatan yang lain.
d. Maka dari itu pak sekarang saya ajari untuk melakukan perawatan
pada bapak A ya pak, jadi jika bapak A tidak mau makan, tolong
bapak bantu untuk menyuapi, meskipun menolak bapak harus tetap
mencobanya.
6. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
3) Evaluasi klien/ subjectif
Bagaimana perasaan bapak setelah percakapan kita hari ini?
Dapatkah bapak dan ibu menjelaskan kembali apa saja yang
kita bicarakan hari ini?

4) Evaluasi perawat/ objectif


Keluarga kooperatif dengan perawat, keluarga kurang
pengetahuan terhadap masalah DPD.
b. Tindak lanjut keluarga
c. Kontrak yang akan datang
Topik : baik pak besuk saya kesini lagi untuk mendiskusikan
bagaimana cara merawat bapak A lagi ya pak?
Waktu : kalau begitu besuk jam 8 pagi saya kesini
Tempat : bapak mau ketemu saya dimana?
3.4.3 SP -2 Pasien : Defisit Perawatan Diri (Makan dan Minum) Pertemuan
2
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Bapak A sedang membawa piring dan gelas yang diberikan oleh
petugas, bapak A tampak diam dan lesu, tidak menyentuh makan atau
minum.
2. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri (makan dan minum)
3. Tujuan khusus :
Pasien mampu melakukan makan dan minum dengan baik
4. Tindakan keperawatan
Menjelaskan alat alat yang digunakan saat makan dan minum
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang bapak A, saya Diah yang tadi pagi menyapa bapak di
kamar bapak, apakah bapak masih ingat?
b. Evaluasi/ validasi
Saya tadi melihat bapak memegang piring dan gelas pak, kenapa
pak?
c. Kontrak
Topik : sesuai kesepakatan kita tadi pagi pak, saya datang lagi
siang ini
Waktu : mau berapa lama kira kira ngobrolnya? Jadi seperti tadi
pagi ya pak 15 menit
Tempat : bapak mau makan dimana? Baik pak di taman sebelah
sana ya
2. Kerja (langkah langkah tindakan keperawatan)
a. Bagaimana perasaan bapak A siang ini? Tadi setelah makan
bagaimana yang bapak rasakan? Kenyang ya pak dan ada energi
serta tidak lemas. Baik pak saya akan menyuapi bapak.
b. Apakah bapak tau peralatan makan dan minum? Bagus sekali ini
sendok, garpu, piring, gelas.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjectif
Bagaimana perasaan bapak setelah mengenal alat makan dan
minum?

2. Evaluasi perawat/objektif
Bapak A tersenyum dan mulai terbuka
b. Tindak lanjut klien
c. Kontak yang akan datang
Topik : baik pak nanti malam kita akan bertemu lagi saya akan
mengajarkan bapak untuk makan dan minum
Waktu : jam 7 malam waktunya makan malam
Tempat : ruang makan
3.4.4

SP-2 Keluarga: Defisit Perawatan Diri (Makan dan Minum)


Pertemuan-2
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Bapak A sedang membawa piring dan gelas yang diberikan oleh
petugas, bapak A tampak diam dan lesu, tidak menyentuh makan atau
minum.
2. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri (makan dan minum)
3. Tujuan khusus :
Keluarga dapa melakukan perawatan kepada klien untuk membantu
makan dan minum dengan baik
4. Tindakan keperawatan
Menjelaskan cara merawat klien dengan DPD makan dan minum
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi bapak A, saya suster Diah yang kemarin sudah
janjian dengan bapak untuk bertemu di sini, apakah bapak masih
ingat?
b. Evaluasi/ validasi
Saya tadi melihat bapak mencoba untuk menyuapi bapak A,
bagaimana bapak? Apakah sudah berhasil?
c. Kontrak
Topik : sesuai kesepakatan kita kemarin pak, saya datang lagi pagi
ini
Waktu : mau berapa lama kira kira ngobrolnya? 15 menit ya pak
Tempat : bapak mau ngobrol dimana? Baik pak di taman sebelah
sana ya
2. Kerja (langkah langkah tindakan keperawatan)
a. Assalamualaikum bapak A, bagaimana perasaannya hari ini? Hari
ini saya datang dengan saudara bapak A, seperti yang saya katakan
sebelumnya bahwa saudara bapak ingin agar bapaksegera sembuh.
b. Nah bapak sekarang bapak coba untuk mempraktikkan apa yang
sudah kita coba pada pertemuan sebelumnya
c. Bagaimana perasaan bapak A setelah berbicara dengan saudaranya?
Bagaimana perasaan bapak A saat saudara bapak membantu
menyuapi bapak?
d. Baiklah bapak A, sekarang bapak istirahat dulu, saya akan kembali
ke ruangan saya dengan saudara bapak.

3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjectif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan langsung dengan
klien tadi? Sekarang bapak sudah bisa membantu memberikan
makan kepada klien dengan baik.
2. Evaluasi perawat/objektif
Saudara bapak A tersenyum dan mulai terlihat paham
b. Kontak yang akan datang
Topik : baik pak 2 hari lagi kita akan bertemu lagi, saya akan
mengajarkan bapak untuk memberikan perawatan lainnya untuk
bapak A.
Waktu : jam 7 malam waktunya makan malam
Tempat : ruang makan
3.4.5

Sp -3 Pasien : Defisit Perawatan Diri (makan dan minum) Pertemuan 3


A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Bapak A sudah berada di ruang makan tampak menyendiri dan tampak
asing dengan ruangan. Bapak A sudah siap menyantap makanan yang
ada di depannya
2. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri (makan dan minum)
3. Tujuan khusus :
a. Pasien mampu melakukan makan dan minum dengan baik
4. Tindakan keperawatan
a. Melatih pasien cara makan dan minum dengan baik
b. Menjelaskan cara cara makan dan minum
c. Melatin pasien mempratekkan cara makan dan minum
C. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat malam pak A, bagus sekali sudah siap untuk makan
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan bapak A malam ini?
c. kontrak
topik : cara makan yang baik
waktu : mau berapa lama pak kita mengobrolnya? Baik pak 10
menit ya
tempat : di ruang makan
2. Kerja
a. bagaimana menurut bapak cara makan yang baik? bagus sebelum
makan sebaiknya cuci tangan pakai sabun
b. setelah cuci tangan, bapak A duduk dengan makanan yang siap di
depannya
c. setelah itu bisa berdoa terlebih dahulu, posisikan sendok di tangan
kanan kemudian bisa menyendok pelan pelan. Bagus pak , bisa
melakukan dan menyuapi dengan pelan pelan.

d. Setelah makan, bapak A harus membereskan peralatan makan dan


minum yang selesai digunakan
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjectif
Bagaimana perasaan bapak A setelah latihan makan?
2. Evaluasi perawat / obectif
Bapak A terlihat lega dan senang bisa makan secara mandiri
b. Tindak lanjut
Bapak masih memiliki kemampuan makan secara mandiri dengan
baik.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : evaluasi cara makan pasien
Waktu : besok pagi ketikan sarapan
Tempat : besok kita ketemu di ruang ini ya pak untuk menemani
bapak sarapan
3.4.6

Sp -4 pasien : Defisit perawatan diri (makan dan minum) Pertemuan 4


A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Bapak A sudah berada di ruang makan. Bapak A sudah siap
menyantap makanan yang ada di depannya.
2. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri (makan dan minum)
3. Tujuan khusus :
Pasien mampu melakukan makan dan minum dengan baik
4. Tindakan keperawatan
Mengevaluasi kemampuan pasien untuk makan dan minum dengan
baik
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak A,bagaimana kabarnya pagi ini? Semangat
sekali pak
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan bapak A pagi ini? Bagus sekali pak, bapak
A sudah siap sarapan
c. Kontrak
topik : evaluasi cara makan yang baik
waktu : mau berapa lama pak kita mengobrolnya? Baik pak 10
menit ya
tempat : di ruang makan
2. Kerja
a. ayo pak sekarang coba sebutkan apa saja yang dilakukan
sebelum makan? bagus sebelum makan sebaiknya cuci tangan
pakai sabun
b. silahkan bapak untuk cuci tangan terlebih dahulu saya tunggu
disini pak

c. setelah cuci tangan, bapak A duduk dengan makanan yang siap


di depannya
d. setelah itu bisa berdoa terlebih dahulu, posisikan sendok di
tangan kanan kemudian bisa menyendok pelan pelan. Bagus
pak , bisa melakukan dan menyuapi dengan pelan pelan.
e. Setelah makan, bapak A harus membereskan peralatan makan
dan minum yang selesai digunakan, bapak bisa mencuci piring
dan gelas yang digunakan
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan bapak A setelah makan dan mencuci
piring dan gelas?
2. Evaluasi perawat / obyektif
Bapak A terlihat lega dan senang bisa makan secara mandiri
serta bisa mencuci piring dan gelas
b. Tindak lanjut
Bapak sudah bisa makan dan minum secara mandiri

DAFTAR PUSTAKA
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari P.K, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Baskoro, Muhammad Dwi Panji. 2010. Hubungan Antara Depresi dengan
Perilaku Antisosial pada Remaja di Sekolah. Semarang: FK UNDIP.
Dwi Heppy Rochmawati, Budi Anna Keliat, Ice Yulia Wardani. 2013. Manajemen
Kasus Spesialis Jiwa Defisit Perawatan Diri pada Klien dengan Gangguan
Jiwa di RW 02 dan RW 12 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor
Timur. Jakarta: PSIK Universitas Indonesia.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).

Vous aimerez peut-être aussi