Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dari segi marfologi bahasa. Baik dan buruk berasal dari kata khair (bahasa Arab) dan
good (bahasa Inggris). Baik dan buruk adalah sesuatu yang mendatangkan rahmat,
memberikan perasaan senang atau bahagia[1]. Secara kebahasaan khair mengandung arti
segala sesuatu yang didalamnya terkandung kebaikan dan membawa mamfaat bagi manusia,
baik dalam masalah agama maupun urusan duniawi. Lawannya adalah syarr yang biasa
diterjemahkan dengan keburukan[2]. Kebaikan disebut nilai (value), apabila kebaikan itu bagi
seseorang menjadi kebaikan yang konkret[3]
Pengertian diatas menggambarkan bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah
segala segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan, dan
disukai manusia. Kesempurnaan, keharuan, kepuasan, kesenangan, kesesuaian, kebenaran,
kesesuaian dengan keinginan, mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang dan
bahagia dan yang sejalan dengan itu adalah merupakan sesuatu yang dicari dan diusahakan
manusia, karena semuanya itu dianggap sebagai yang baik atau mendatangkan kebaikan bagi
dirinya[4].
Buruk, dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah syarr, dan diartikan sebagai sesuatu
yang tidak baik, yang tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, dibawah
standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan,
tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, sesuatu yang tercela, lawan dari baik, dan
perbuatan yang bertetangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dengan
demikian, yang dikatakan buruk adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya yang dikatakan
baik,dan tidak dis
http://www.psychologymania.net/2010/02/konsep-baik-buruk-perspektiffilsafa.html
Segala bentuk tindakan manusia mengacu pada pandangannya tentang baik dan
buruk. Nilai kebaikan dan keburukan senantiasa akan menjadi sumber rujukan
(frame of reference) dalam melakukan berbagai tindakan hidupnya. Nilai baik,
dan buruk, bukanlah dominasi kajian filasat, melainkan juga merupakan fokus
pembahasan berbagai sumber agama, tak terkecuali al-Quran. Problemnya :
bagaimana
http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/view/232#.Vtpa9kA5XIU