Vous êtes sur la page 1sur 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

DISUSUN OLEH :
CAESAR SIREGAR
1513056
TKI KA01
Sekolah Tinggi Manajemen Industri
Jl. Letjen Suprapto No.26 Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510 Telp :
(021)42886064 Ext. 119, 115 dan 107 Fax : (021) 42888206

PEMBUATAN ETIL ASETAT


DARI ALKOHOL DAN ASAM CUKA
I.

PRINSIP PERCOBAAN
Esterifikasi.
Esterifikasi yaitu reaksi pembuatan ester dimana alkohol bereaksi dengan
asam karboksilat membentuk ester dan air. Ester asam karboksilat adalah
suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat berbentuk
alkil maupun aril. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi

yang reversibel. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung


terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya.
Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam
laju pembentukan ester. Metode ini bisa digunakan untuk mengubah
alkohol menjadi ester, tetapi metode ini tidak berlaku bagi fenol senyawa
dimana gugus -OH terikat langsung pada sebuah cincin benzen. Fenol
bereaksi dengan asam karboksilat dengan sangat lambat.

II.

MAKSUD DAN TUJUAN

Untuk mengetahui pembuatan Etil Asetat dari Alkohol dan Asam


Cuka.

III.

Untuk memurnikan Etil Asetat dengan cara distilasi.

Untuk mengetahui sifat Fisika dan Kimia dari Etil Asetat.

Untuk mengetahui refreaksi dari Etil Asetat praktis.

REAKSI
CH3CH2OH + CH3COOH
Etanol

+ asam cuka

CH3COOC2H5 + H2O
etil asetat

air

IV.

LANDASAN TEORI
A. BAHAN BAKU

i.

Alkohol
Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun
yang

memiliki gugus

hidroksil (-OH)

yang

terikat

pada

atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau


atom karbon lain. Alkohol merupakan senyawa karbon yang
mengandung atom oksigen berikatan tunggal, kedudukan atom
oksigen yang terikat pada atom hydrogen dalam molekul air.
Alkohol sering
disebut grain

dipakai

untuk

menyebut etanol,

alcohol;

dan

kadang

yang

juga

untuk minuman yang

mengandung alkohol.
Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai
bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup
alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam
dunia

famasi. Alkohol

yang

dimaksudkan

adalah

etanol.

Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang


lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum
untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada
atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Beberapa senyawa alkanol yang umumnya dikenal adalah:

Metanol (CH3OH)

Etanol (CH3-CH2- OH)

Propanol (CH3-CH2-CH2-OH)

Alkohol (CH3(CH2)n-OH)
Ada tiga jenis utama alkohol yaitu:
1

Alkohol primer, yaitu alkohol yang mengikat atom C primer.

Alkohol sekunder, yaitu alkohol yang mengikat atom C


sekunder.

Alkohol tersier, yaitu alkohol yang mengikat atom C tersier.

a) Sifat Fisika Alkohol

Merupakan cairan yang tidak bewarna.

Mudah terbakar oleh udara.

Titik didih dan titik cairnya semakin tinggi jika bobot


molekulnya semakin besar.

Makin banyak atom karbonnya makin tinggi bobot


jenisnya.

Pada suhu kamar alkohol bersuhu rendah berbentuk cairan


yang bersifat mobile suhu sedang serupa cairan kental
sedangkan suhu berbentuk padatan.

Kelarutan

dalam

air

beerkurang

seiring

dengan

bertambahnya panjang rantai karbon. Kelarutan alkohol


berkaitan dengan gugus OH yang bersifat polar sementara
gugus alkil (R) non polar.
b) Sifat Kimia Alkohol

Dapat dioksidasi, alkohol primer dioksidasi membentuk


aldehid dan bila dioksidasi lebih lanjut membentuk asam
karboksilat, alkohol sekunder bila dioksidasi membentuk
keton, alkohol tersier jika dioksidasi maka tidak teroksidasi.

Reaksi esterifikasi dengan asam membentuk ester.

Mengalami reaksi subtitusi dan eliminasi.

c) Kegunaan Alkohol

Untuk membuat minuman beralkohol(minuman keras).

Bahan dasar pembuatan polimer.

Untuk bahan baku industri sarat sintesis.

Bahan dasar pembuatan zat pewarna dan kosmetik.

Pelarut berbagai obat-obatan.

Untuk sterilisasi.


ii.

Untuk obat gosok (isopropil alkohol).


Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka[2] adalah senyawa
kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi
rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni
(disebut asam asetat glasial) adalah cairanhigroskopis tak
berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi
kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat
digunakan dalam produksipolimer seperti polietilena
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai
pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga
sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan
dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta tonper tahun. 1.5 juta ton
per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari
industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
Asam asetat diproduksi secara sintesis maupun secara alami
melalui fermentasi bakteri.
dihasilkan

melalui

Kebanyakan

asam

karbonilasi.

asetat

Dalam

murni
reaksi

ini, metanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam


asetat :
CH3OH + CO CH3COOH
Pembuatannya juga bisa dengan mengoksidasi etanol :
CH3CH2OH + O2 CH3COOH +H2O

a) Sifat Fisika Asam Cuka

Asam cuka berbentuk cairan berbau menyengat, larut dalam

air.
Jika padatan akan mengkilat.
Titik didihnya 118,5C dan titik bekunya 16,7C.

b) Sifat Kimia Asam Cuka

Bereaksi dengan basa membentuk garam.

Garam-garam asam asetat yaitu asam aseton enceran,

anhidrat dan glacial.


Sedikit terionisasi dengan air.

c) Kegunaan Asam Cuka

Sebagai pelarut zat organik

Sebagai pengasan bahan makanan

Untuk membuat berbagai ester

Untuk membuat zat-zat warna dan propanol

B. BAHAN TAMBAHAN
i.

Asam Sulfat (H2SO4)


Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik)
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam
sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu
produk utama industri kimia.
a) Sifat Fisis H2SO4
-

Cairan tidak bewarna dan berbau asam.

Merusak kulit dan jaringan tubuh luka bakar yang serius.

Merangsang zat-zat organik (kayu, kertas, gula).

b) Sifat Kimia H2SO4


-

H2SO4 encer tidak bereaksi dengan Bi, Hg, Cu dan logam


mulia.

H2SO4 pekat dalam keadaan panas akan mengoksidasikan


logam- logam, sedangkan asam itu sendiri direduksikan
menjadi SO4.

c) Kegunaan H2SO4
-

Pembuatan bahan peledak.

ii.

Pembuatan pupuk.

Industri zat organik seperti insektisida, selofan dan zat warna.


Natrium Hidroksida (NaOH)

a) Sifat Fisis NaOH


-

Zat padat higrokopis.

Basa leleh.

Berwarna putih mudah larut dalam air dan gliserol.

b) Sifat Kimia NaOH


-

Elektrolit dan basa kuat.

Bereaksi dengan HCl( Asam Khlorida) membentuk garam


NaOH + HCl

NaCl +H2O

c) Kegunaan NaOH
NaOH pada percobaan ini digunakan untuk menghilangkan
asam cuka dari distilat.

C. PRODUK
Etil Asetat
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah
menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan
penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan
hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu
hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen,
dan nitrogen.
Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air
hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada
suhu yang lebih tinggi. Namun, senyawa ini tidak stabil dalam air
yang mengandung basa atau asam.
a) Sifat Fisis Etil Asetat
Merupakan cairan yang tidak bewarna dan mudah terbakar
Pada suhu tinggi berubah bentuk minyak dan lemak
Berbau khas
Titik didihnya 77C dan titik beku -84C
b) Sifat Kimia Etil Asetat
Dapat dihidrolisa dengan air membentuk asam dan alkohol
Tidak bereaksi dengan logam dan PCl3
Bereaksi dengan basa membentuk glisentida
c) Kegunaan Etil Asetat
Etil asetat digunakan sebagai pelarut dalam bahan cita rasa dan
parfume.

D. METODE PROSES
Distilasi

Distilasi (penyulingan) adalah proses pemisahan komponen dari


suatu campuran yang berupa larutan cair-cair berdasarkan perbedaan
titik didihnya dimana karakteristik dari campuran tersebut adalah
mampu-campur dan mudah menguap.
Macam-macam distilasi:

Distilasi Sederhana
Digunakan bila sample hanya mengandung satu komponen yang
mudah menguapkan zat tersebut lalu didinginkan melalui

pendingin, sehingga didapat cairan yang murni.


Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)
Digunakan untuk memisahkan senyawa

cair

yang

zat

pencampurnya berupa zat pencampuran berupa zat cair yang titik


didihnya rendah dan tidak jauh dari titik didih seyawa yang

dimurnikan.
Distilasi Uap
Digunakan untuk memurnikan senyawa yang tidak larut dalam air

dan memiliki titik didih yang tinggi tapi bersifat stabil dalam uap.
Distilasi Vacum
Digunakan untuk memurnikan zat dari campurannya yang mudah
terurai sebelum mencapai titik didihnya.dilakukan penurunan
tekanan untuk menentukan titik didihnya.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan :
Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
Sangat tepat digunakan untuk memisahkan larutan-larutan dalam
bentuk homogeny.
Produk yang dihasilkan benar-benar murni

Kekurangan :
Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih
yang besar.
Diperlukan energi yang besar untuk memisahkan larutan.
Biaya penggunaan alat relatif mahal.
Diperlukan waktu yang lama untuk mendapatkan larutan dengan
titik didih yang tinggi.

F. DIAGRAM ALIR PROSES


Masukkan 17 ml etanol
PA dan 17 ml asam
sulfat pekat ke dalam
labu distilasi.

Masukkan 80 ml etanol
PA dan 67 asam asetat
glacial ke dalam corong
pemisah.

Hasil distilat
ditambahkan NaOH
10% hingga tidak
memerahkan kertas
lakmus biru.

Teteskan campuran yang


berada pada corong
pemisah dengan
perbandingan 3 tetes dari
corong pemisah : 1 tetes
distilat.
Lapisan atas ditambahkan
CaCl2 exicatus dan
pisahkan kembali lapisan
yang terbentuk dengan
corong pemisah.

Pisahkan lapisan atas


dan lapisan bawah
yang terbentuk dengan
corong pemisah.

Rangkai alat distilasi.

Panaskan labu distilasi


di oil bath hingga
140C dan dijaga
tetap.
Lapisan atas yang
terbentuk dipisahkan
kembali dan
didistilasi

Hitung hasil
persentase praktis dan
teoritisnya.

V.

Fraksi yang diambil


antara 77C sampai
78C.

BAHAN DAN ALAT


a) Bahan-bahan :
-

H2SO4 pekat
Asam cuka/asetat
CaCl2

Etanol
NaOH

Kaki tiga
Kassa
Cooler
Labu erlenmeyer
Alas gabus
Lab jack
Water bath

b) Alat-alat :
-

Statif
Termometer
Klem
Corong pemisah
Tutup gabus
Labu distilasi
Oil bath
Bunsen

VI.

PROSEDUR
1) Suatu labu alas bulat bervolume 0,5 liter diberi tutup gabus yang
berlubang dua.

2) Dalam lubang pertama dimasukkan corong pemisah, sedang yang


lainnya dimasukkan sebuah pipa yang berhubungan dengan alat
pendingin.
3) Labu diisi campuran 17 ml alkohol dan 17 ml asam sulfat kuat
(dicampur dengan hati-hati).
4) Kemudian labu dipanaskan dalam pemanass minyak (oil bath) pada
temperatur 140C (termometer dimasukkan kedalam minyak).
5) Jika temperatur ini sudah dicapai maka diteteskan perlahan-lahan
suatu campuran 80 ml alkohol dan 67 ml asam cuka murni yang sudah
diisikan dalam corong pemisah.
6) Kecepatan tetesan tersebut harus sesuai dengan kecepatan tetesan hasil
sulingan (distilat).
7) Hasil sulingan ini mengandung ester cuka alkohol, asam cuka (yang
ikut tersuling) dan air.
8) Dari hasil sulingan di atas asam cuka harus dihilangkan dahulu dengan
dikocok di dalam labu terbuka memakai larutan soda 10%, sedemikian
sehingga lapisan atas dari cairan tidak lagi memerahkan kertas lakmus
biru.
9) Kemudian kedua

lapisan cairan yang terjadi dipisahkan dengan

corong pemisah.
10) Lapisan yang atas (yang mengandung ester cuka) dikocok dengan
CaCl2 exicatus untuk memisahkan alkohol yang masi ada.
11) Kedua lapisan yang terjadi dipisahkan lagi dengan corong pemisah.
12) Lapisan atas dimurnikan dengan jalan distilasi.
13) Fraksi yang diambil antara 77C sampai 78C.
14) Hitung presentase hasil praktis dan teoritis.
15) Hasil praktis yang didapat 43 gram.

VII.

GAMBAR RANGKAIAN ALAT


-

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Keterangan gambar:
Statif
Termometer
Klem
Corong pemisah
Tutup gabus
Labu distilasi
Oil bath

8) Bunsen
9) Kaki tiga
10) Kassa
11) Cooler
12) Labu Erlenmeyer
13) Alas gabus
14) Lab jack

Keterangan Gambar:
Statif
Klem
Termometer
Tutup gabus
Labu distilasi

6) Water bath
7) Cooler
8) Erlenmeyer
9) Alas gabus
10) Lab jack

1)
2)
3)
4)
5)

VIII.

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


a) Data Pengamatan
11) Massa labu erlenmeyer kosong
= 124,263 gram
12) Massa labu erlenmeyer + etil asetat = 173,143 gram
13) Volume etil asetat
= 55 ml
14) Mr alkohol
= 46 gram/mol
15) Mr asam asetat
= 60 gram/mol
16) Mr etil asetat
= 88 gram/mol
17)

b) Perhitungan
18)
Diketahui : Volume alkohol
= 17 ml + 80 ml = 97 ml
19)
Volume H2SO4
= 17 ml
20)
Volume asam asetat
= 67 ml
21)
Densitas alkohol
= 0,79 gram/ml
22)
Densitas asam asetat
= 1,05 gram/ml
23) Massa alkohol = Densitas alkohol x Volume alkohol
24)

= 0,79 gram/ml x 97 ml

25)

= 76,63 gram

26) Mol alkohol

gram
Mr

27)

76,63 gram
46 gram/mol

28)

= 1,665 mol

29) Massa asam asetat

= Densitas asam asetat x Volume asam asetat

30)

= 1,05 gram/ml x 67 ml

31)

= 70,35 gram

32)

gram
Mr

70,35 gram
60 gram/mol

33) Mol asam asetat


34)

35)

= 1,173 mol

36)
37)

38) CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O


39) Mula-mula
40) Bereaksi
41) Seimbang
42) K

1,173
x
1.173x

1,665

1,665 x

[ CH 3 COOC 2 H 5 ] [ H 2 O ]
[ C 2 H 5OH ] [ CH 3 COOH ]

[ x ][ x ]
[ 1.665x ][ 1.173x ]

44)

1
4

45)

2
= 0,488 0.709 x + 0,25 x -

46)

= -0,75 x

47)

2
= 0,75 x + 0,709x 0,488 = 0

43)

1
4

. [1,665-x].[1,173-x] =

x2
x2 = 0

- 0,709x + 0,488 = 0

48)

49) X1,2

b b24 ac
=
2a

50) X1,2

0.709 0.709 24 (0.750)(0.488)


=
2(0.750)

51) X1 = 0,472

X2 = 1,418

52)

53) Secara Teoritis :


54)

55) Massa Etil Asetat

= 0,408 mol x 88

gr
mol = 35,904 gram

56) Secara Praktis :


57) Massa labu erlenmeyer + etil asetat = 173,143 gram
58) Massa labu erlenmeyer kosong
= 124,263 gram
59) Massa etil asetat

= 48,88 gram

60)

61) % Rendemen etil asetat :


62) =

Massa etil asetat praktis


Massaetil asetat teoritis

63) =

48,88 gram
40.656 gram

x100%

x 100%

64) = 136,14 %
65)

IX.

66) Volume asam asetat praktis

= 55 ml

67) Densitas asam asetat

68)
PEMBAHASAN

48,88 gram
55 ml

= 0,89 gram/ml

17 ml etanol PA dan 17 ml H2SO4 dicampurkan, larutan berwarna bening. Etanol


merupakan bahan baku dan H2SO4 merupakan katalis yang digunakan pada
percobaan ini. Etanol PA digunakan karena bila menggunakan etanol PA pada
proses distilasi waktunya lebih cepat dibandingkan dengan etanol teknis.

Larutan dipanaskan sampai suhu 140C lalu diteteskan larutan yang ada di corong
pemisah yang berisi 80 ml etanol PA dan 67 asam asetat glacial. Suhunya harus
tetap dijaga 140C sampai larutan yang berada dicorong pemisah habis dan
distilat sudah tertampung semua.

Hasil distilat berwarna bening agak kekuningan.

Larutan hasil distilat dikocok dengan NaOH 10% sampai lapisan atas
membirukan lakmus merah. Pengocokkan dengan NaOH 10% dimaksudkan
supaya asam cuka yang terdapat dalam distilat itu hilang.

Lapisan atas dan lapisan bawah yang terjadi dipisahkan dengan corong pemisah.

Lapisan atas diberi tambahan CaCl2 exicatus utnuk memisahkan air dan alkohol
dari ester cuka.

Lapisan atas dan lapisan bawah yang terjadi dipisahkan kembali dengan corong
pemisah.

Kemudian lapisan atas tersebut didistilasi kembali dengan fraksi suhu 77C-78C
untuk memurnikan ester cuka (etil asetat). Suhu 77C dipakai karena suhu itu
merupakan titik didih dari etil asetat.

Distilat akhir dicapai pada suhu 78C dengan hasil distilat berwarna bening.

Bobot etil asetat yang didapat yaitu 48,88 gram.


69)

X.

KESIMPULAN

Etil asetat dapat dihasilkan dengan campuran etanol dan asam asetat dengan
reaksi esterifikasi dan metode distilasi sederhana.

Hasil rendemen yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena
terdapat kesalahan pada saat penetesan 3:1 dan hasil rendemennya yaitu 120,2%
70)

XI.

TUGAS
1. Jelaskan metode metode destilasi!
Distilasi Sederhana

71) Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil[6]. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu.[5] Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas[4]. Distilasi ini dilakukan
pada tekanan atmosfer.[6] Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk
memisahkan campuran air dan alkohol.[5]

Distilasi Fraksionisasi

72) Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua


atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.[5] Distilasi ini
juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari
20 C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.[6] Aplikasi
dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan
komponen-komponen dalam minyak mentah[7]
73) Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi.[5] Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya[8]. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.[8] Semakin ke atas,
semakin tidak volatilcairannya.[8]

Distilasi Uap

74) Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 C atau lebih[9]. Distilasi uap dapat menguapkan senyawasenyawa ini dengan suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih.[9] Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasi campuransenyawa di bawah titik didih dari masingmasing senyawa campurannya.[10] Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air.[6] Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa
produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon
atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.[9]
75) Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambah juga dengan pemanasan.[8] Uap dari campuran akan naik ke
atas menuju kekondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.[8]

Distilasi Vakum

76) Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
distilasi ini.
77)
2. Analisa 5 kesalahan.
78)
- Terdapat gelembung pada alat pendingin sehingga proses
pendinginan pada destilasi menjadi tidak sempurna
79)
- Peralatan yang kurang bersih
80)
- Kurang efisien waktu karena banyak proses yang terhambat
81)
- Alat yang rusak sehingga sering terhambat prosesnyalu cepa
82)
- Terlalu cepat menetaskannya
83)
3. Reaksi Esterifikasi Fischer
84)

Reaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembentukan ester dengan

cara merefluks sebuah asam karboksilat bersama


sebuah alkohol dengan katalis asam. Asam yang digunakan sebagai katalis
biasanya adalah asam sulfat atau asam Lewis seperti skandium(III) triflat.
85)

Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat terhadap

alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi


dengan anhidrida asam (ekonomi atom yang rendah) atau asil klorida (sensitif
terhadap kelembapan). Kelemahan utama asilasi langsung adalah
konstanta kesetimbangan kimia yang rendah. Hal ini harus diatasi dengan
menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air yang menjadi hasil
reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Stark atau
penggunaan saringan molekul.
86)

Dalam sebuah penelitian [1] ditemukan bahwa tetrabutilamonium

tribromida (TBATB) adalah katalis yang amat efektif. Misalnya, asilasi 3-fenil
propanol dengan asam asetat glasial dan TBATB dengan refluks menghasilkan
ester dalam 15 menit, dengan rasio hasil 95%, tanpa harus memisahkan air.
Para ahli percaya bahwa asam bromida yang dihasilkan oleh TBATB dapat

memprotonasi alkohol terhadap asam karboksilat sehingga karboksilatnya-lah


yang bertindak sebagai nukleofil, tidak seperti mekanisme esterifikasi standar.
87)
88)
89)
4. Jelaskan Faktor Laju Reaksi dan kesetimbangan!
90)
Reaksi terjadi dalam ruangan tertutup dan semua spesi adalah gas.
Sehingga Perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh pada sistem
kesetimbangan antara fasa gas dengan gas. Sedang sistem kesetimbangan yang
melibatkan fasa cair atau padat, perubahan tekanan dan volum dianggap tidak
ada.
91)

Menurut hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding lurus dengan

jumlah mol gas dan berbanding terbalik dengan volum. Jika tekanan
diperbesar maka jumlah mol juga bertambah, dan volume akan mengecil
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih
kecil. Begitu juga sebaliknya jika tekanan diperkecil maka jumlah mol juga
akan kecil, dan volume akan besar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
92)

reaksi yang jumlah molnya lebih besar.


Perhatikan reaksi berikut :

93) N2(g)+ 3H2(g)

2NH3(g)

H = -92 kJ

Jika tekanan diperbesar (volume mengecil) maka kesetimbangan akan


bergeser ke arahkanan, sebab jumlah molnya lebih kecil yaitu 2 mol.

Jika tekanan dikurangi (volume bertambah) , maka kesetimbangan akan


bergeser ke kiri,karena jumlah molnya lebih besar yaitu 4 mol

94) Dengan demikian, dengan meningkatkan tekanan akan (mengurangi volume


ruangan)pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi
yang mengandung jumlah molekul gas yang paling
sedikit. Sebaliknya, menurunkan tekanan(memperbesar volume ruangan) pada
campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang
mengandung jumlah molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi
yang tidak mengalami perubahan jumlah molekul gas (mol reaktan = mol
produk), faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia.
95)
5. Apa alasan esterifikasi menggunakan kondensasi air bukan udar

96)
Untuk mempercaptat reaksi.
97)
98)
6. Apa yang dimaksud katalis dan jelaskan maacam macam katalis
99)
Katalis adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi kimia
dengan tujuan untuk memperbesar kecepatan reaksi. Katalis ikut terlibat dalam
reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata
lain, pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah
yang sama seperti sebelum reaksi. Katalis mempercepat reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
Suatu

katalis

berperan

dalam

reaksi

tapi

bukan

sebagai

pereaksi

ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau


memungkinkan terjadinya reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan
yang dipicunya terhadap pereaksi.
100)
Katalis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu:

101)
o

Katalis Homogen.
102)

Adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya.

103)

Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara

( fasilitator ).
104)

Contohnya :

105)

o Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3.

106)

o Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O

107)

Katalis Heterogen.

108)
109)

Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya.

110)Reaksi

zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan

katalis tersebut.
111) Contohnya

112)o Katalis

logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).

113)o Katalis

logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat.

114)o Katalis

logam Ni pada proses pembuatan mentega.

115)o Katalis

logam V2O5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak ).

116)o Katalis

logam Fe pada reaksi pembuatan amonia ( proses Haber-Bosch )

117)
118)

Biokatalis ( enzim ).

119) Adalah

katalis yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh

makhluk hidup.
120)

Mekanisme kerjanya dengan metode kunci dan gembok atau

lock and key yang dipopulerkan oleh Emil Fischer.


121)

Contohnya :

122)

Enzim amilase

123)

Enzim katalase = menguraikan H2O2 menjadi O2 dan H2O

124)

Enzim lipase = menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak.

= membantu menghidrolisis amilum menjadi maltosa.

125)
126)

Autokatalis.

127)

Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk

reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.


128)

Contohnya :

129)

Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO4 ) dengan asam oksalat

( H2C2O4 ) salah satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat


( MnSO4 ).
130)

Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO4 yang

terbentuk berfungsi sebagai katalis

XII.

131)
132)
133)
DAFTAR PUSTAKA
134)
Fessenden, D. Fessenden. 1995. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta :
Erlangga
135)
http://ukmsttmigas.blogspot.com/2013/05/makalahdestilasi.htmlhttp://id,wikipwdia.org/wiki/Alkohol. Diakses Mei 2014
136)
http://id,wikipwdia.org/wiki/Asam_Asetat Diakses Mei 2014
137)
http://id,wikipwdia.org/wiki/asam_sulfat Diakses Mei 2014
138)

http://id.scribd.com/doc/232062225/makalah-Etil-Asetat#scribdSunjaya,

Achyar . 1983. Ilmu Kimia Jilid 1. Bandung: M25

139)

____________.Modul

Praktikum

Kimia

Organik.

Jakarta:

Universitas Muhamadiyah Jakarta.


140)
__________. Buku Penuntun Praktikum Teknik Kimia III. Jakarta:
Universitas Muhamadiyah Jakarta.
141)
142)
143)

144)
145)

Vous aimerez peut-être aussi