Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Pendahuluan: Tatalaksana stroke akut yang cepat dan tepat sangat bergantung kepada kecepatan diagnosis jenis stroke, agar dapat
menurunkan mortalitas dan morbiditasnya. Diperlukan cara yang cepat membedakan stroke hemoragik (SH) dan stroke iskemik (SI), terutama
jika fasilitas neuroimaging tidak tersedia pada saat fase akut stroke. Tujuan: Menilai ketepatan skor stroke berdasarkan 5 variabel: tekanan
darah (TD), aktivitas, nyeri kepala, muntah, dan tingkat kesadaran dalam membedakan SH dan SI. Metode: Penelitian cross-sectional
terhadap 185 penderita stroke yang masuk rumah sakit pendidikan FK-UNHAS RSWS dan jejaringnya di Makassar periode Januari-Juni 2014.
Total skor dari 5 komponen SSSDD diuji validitasnya terhadap hasil CT scan kepala, komponen tekanan darah dan aktivitas menggunakan tes
chi square (X test), komponen nyeri kepala, muntah, dan penurunan kesadaran menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov; dilakukan uji nilai
prediksi positif, nilai prediksi negatif, sensitivitas, spesifisitas, akurasi, dan area under the curve (AUC). Total skor dinilai cut-offnya berdasarkan kurva
receiver operating characteristic (ROC) untuk membedakan SH dan SI. Hasil: Cut-off point SSSDD 17 adalah SH dan <17 adalah SI, dengan nilai
prediksi positif 89,4%, nilai prediksi negatif 90,1%, sensitivitas 90,3%, spesifisitas 89,1%, akurasi 89,7%, dan AUC 97,3%. Simpulan: SSSDD dapat
membedakan SH dan SI dengan nilai diagnostik yang baik.
Kata Kunci: Stroke hemoragik, stroke iskemik, SSSDD
ABSTRACT
Introduction: Management of acute stroke quickly and accurately depends on the accuracy of diagnosis to reduce mortality and morbidity.
A rapid assessment to differentiate hemorrhagic stroke (SH) and ischemic stroke (SI) is needed, especially if neuroimaging facilities are not
available. Objective: To assess the accuracy of stroke score based on five clinical variables: blood pressure, activity, headache, vomiting, and
consciousness level to distinguish hemorrhagic and ischemic stroke. Method: A cross-sectionalstudywas performed on 185 acute stroke
patients admitted to Hasanuddin University Teaching Hospitals from January to June 2014. Total score of the 5 components of SSSDD are
validated against head CT scan, blood pressure and activity variables using chi square test (X2 test), while headache, vomiting, and loss of
consciousness using Kolmogorov-Smirnov test; the positive predictive value, negative predictive value, sensitivity, specificity, accuracy, AUC
were determined. The cut-off point of total score to differentiate hemorrhagic stroke (SH) and ischemic stroke (SI) was analyzed using ROC
curve. Result: SSSDD point 17 is SH and <17 is SI, with positive predictive value of 89.4%, negative predictive value of 90.1%, sensitivity of
90.3%, specificity of 89.1%, accuracy of 89.7%, and AUC 97.3%. Conclusion: SSSDD can be used to distinguish SH and SI with good diagnostic
value. David Gunawan Umbas. Dave and Djoenaidi Stroke Score System (SSSDD) Application to Differentiate Haemorrhagic Stroke
and Ischaemic Stroke.
Keywords: Haemorrhagic stroke, ischaemic stroke, SSSDD
PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyebab kematian kedua
di dunia setelah penyakit jantung iskemik/
koroner, dengan angka kematian sebesar
6,15 juta jiwa atau 10,8%.1 Pada tahun 2008,
Alamat korespondensi
email: davegunawan_umbas@yahoo.com
647
hasil penelitian
Di dunia, 15 juta orang menderita stroke se
tiap tahun, sepertiganya meninggal, sepertiga
mengalami cacat permanen.3 Setiap tahun,
sekitar 795.000 orang menderita serangan
stroke, sekitar 610.000 merupakan serangan
pertama dan 185.000 serangan berulang.
Angka mortalitas tahun 2009 menunjukkan
bahwa sekitar 1 dari setiap 19 kematian
adalah akibat stroke. Rata-rata, setiap 40 detik
terjadi 1 kasus stroke dan setiap 4 menit ada 1
orang meninggal karena stroke.5
Data Indonesia menunjukkan kecenderu
ngan peningkatan kejadian, kecacatan,
ataupun kematian akibat stroke.6,7 Prevalensi
stroke adalah 8,3 per 1000 penduduk.8
Insidens stroke di Indonesia sebesar
51,6/100.000 penduduk.7 Menurut Yayasan
Stroke Indonesia, diperkirakan setiap tahun
500.000 penduduk terkena serangan stroke,
sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal
dan sisanya mengalami cacat ringan atau
berat.2 Di Indonesia, prevalensi stroke ter
diagnosis tenaga kesehatan dan gejala ter
tinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9),
Yogyakarta (16,9), Sulawesi Tengah
(16,6), diikuti Jawa Timur (16).9 Stroke
menyerang usia produktif dan usia lanjut,
berpotensi menimbulkan masalah besar
dalam pembangunan kesehatan nasional.
Meskipun angka kecacatan jelas menurun
di negara-negara maju, sebaliknya dengan
yang terjadi di negara berkembang bahkan
meningkat.6
Di era modern teknologi tinggi kedokteran,
diagnosis stroke menggunakan alat diagnostik
canggih, saat ini akurasi multi slice CT scan
dan magnetic resonance imaging (MRI)
untuk deteksi stroke sangat baik. Namun,
pada situasi tertentu, terutama pra-hospital
atau pada dokter layanan primer, sangat
dibutuhkan suatu alternatif sistem skor
stroke yang dapat cepat dalam membeda
kan stroke hemoragik (SH) dan stroke
iskemik (SI), sehingga jendela terapi tidak
terabaikan.10,11 Beberapa skor stroke pernah
diteliti, antara lain Guys Hospital Score, Siriraj
Stroke Score; di Indonesia antara lain skor
stroke Djoenaidi Widjaja (1988) yang memi
liki sensitivitas 91,3%, spesifisitas 82,4%, dan
akurasi 87%, algoritma Gadjah Mada (Rusdin
Lamsuddin, 1991) yang memiliki sensitivitas
95%, spesifisitas 71,8%, dan akurasi 79,9%.
Pada tahun 1998 David Gunawan Umbas
menyeleksi 5 variabel paling bermakna dari
648
hasil penelitian
-
SH (n=93)
N
SI (n=92)
%
%
2,17
Kelompok Umur
<35 tahun
1,08
35-44 tahun
9,68
9,78
45-54 tahun
24
25,8
20
21,74
55-64 tahun
33
35,48
20
21,74
65-74 tahun
20
21,5
30
32,61
75-84 tahun
4,3
11
11,96
85 tahun
2,16
Laki-laki
46
49,46
47
51,09
Perempuan
47
50,54
45
48,91
Jenis Kelamin
SH
N
SI
%
Nilai p
Tekanan Darah
200/100
47
50,54
3,27
<200/110
46
49,46
89
96,73
<0,001
Aktivitas
Beraktivitas
76
81,72
48
52,17
Tidak Beraktivitas
17
18,28
44
47,83
<0,001
Nyeri Kepala
Sangat Hebat
14
15,05
7,61
Hebat
33
35,48
17
18,47
Ringan
15
16,13
34
36,96
Tidak Ada
31
33,34
34
36,96
<0,005
Muntah
Langsung - <1 jam
15
16,13
1,09
1 - 24 jam
19
20,43
7,61
>24 jam
5,38
27
29,34
Tidak Ada
54
58,06
57
61,96
<0,005
Penurunan Kesadaran
Langsung <1 jam
58
62,37
16
17,4
1 - 24 jam
23
24,73
3,25
>24 jam
2,15
Tidak Ada
10
10,75
73
79,35
<0,001
649
hasil penelitian
Tabel 3a. Cut-off point 17 untuk membedakan SH dan SI
Diagnosis
17
Cut-off
Point
<17
Total
Total
SH
SI
84
10
89,4%
10,6%
100%
Sensitivitas
90,3%
10,9%
50,8%
Akurasi
45,4%
5,4%
50,8%
82
91
9,9%
90,1%
100%
Spesifisitas
9,7%
89,1%
49,2%
Akurasi
4,9%
44,3%
49,2%
Total N
93
92
185
50,3%
49,7%
100%
% antara SH dan SI
94
Lower
Upper
76,533
29,582
198,003
9,035
4,841
16,865
,118
,065
,213
N of Valid Cases
185
650
hasil penelitian
dan stroke iskemik dapat segera diketahui,
sehingga penanganan pra-hospital dapat
daftar pustaka
1.
World Health Organization. The top 10 causes of death [Internet]. 2011 [cited 2011 September 10]. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310_2008.pdf
2.
Centres for Disease Control and Prevention. Stroke drops to fourth leading cause of death in 2008. CDC Media Relations: Press Release; 2010.
3.
Jauch EC, Sever JL, Adams HP, Bruno A, Connor JJ, Demaerschalk BM, et al. Guidelines for the early management of patients with acute ischemic stroke: A guideline for healthcare
professionals from the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke 2013; 44: 870-947.
4.
Yayasan Stroke Indonesia. Stroke penyebab kematian urutan pertama di rumah sakit Indonesia [Internet]. 2012 [cited 2012 September 13]. Available from: http://www.yastroki.or.id/read.
5.
World Health Organization. The atlas of heart disease and stroke [Internet]. 2004 [cited 2004 September 13]. Available from: http://www.who.int/entity/cardiovascular_diseases/en/
php?id=276.
cvd_atlas_15_burden_stroke.pdf?ua=1
6.
Roger L, Go AS, Donal M, Jones L, Adams RJ, Berry JD, et al. AHA heart disease and stroke statistics update: A report from the American Heart Association. Circulation 2011; 123: 18-209.
7.
Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, Benjamin EJ, Berry JD, Blaha MJ, et al. Heart disease and stroke statisticsupdate: A Report from the American Heart Association. Circulation 2014; 129(3):
Aliah A. Analisis dinamika kadar interleukin-10 dan tumor necrosis factor alpha serum dan liquor serebrospinalis terhadap derajat klinis pada penderita SI akut [Disertasi]. Makassar:
Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin; 2005.
9.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2013.
10. Gunawan D. Uji validasi sistem skor Widjaja yang disederhanakan untuk membedakan diagnosis stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik [Thesis]. Makassar: Universitas Hasanuddin;
1998.
11. Gunawan D. Kajian komponen klinis stroke dan kadar glial fibrillary acidic protein (GFAP) dalam membedakan stroke hemoragik dan stroke iskemik pada penderita stroke akut [Disertasi].
Makassar: Universitas Hasanuddin; 2014: 1-3, 27-43, 64-70.
12. Rauf N. Uji validasi skor stroke Hasanuddin untuk diagnosis klinik stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik dibandingkan dengan Siriraj stroke score dan algoritma Gadjah Mada
[Thesis]. Makassar: Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin; 2008.
13. Djoenaidi W. Sistem skor pada stroke. Makassar: KONAS IDASI; 1988.
14. McArdle WD, Katch FI, Katch VL. Essentials of exercise physiology. 4th ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2011. pp. 326.
15. Anderson C, Ni Mhurchu C, Scott D, Bennett D, Jamrozik K, Hankey G, et al. Triggers of subarachnoid hemorrhage: Role of physical exertion, smoking, and alcohol in the Australasian
cooperative research on subarachnoid hemorrhage study (ACROSS). Stroke 2003; 34: 1771-6.
16. Matsuda M, Watanabe K, Saito A, Matsumura K, Ichikawa M. Circumstances, activities, and events precipitating aneurysmal subarachnoid hemorrhage. J Stroke Cerebrovasc Dis. 2007;
16(1): 25-9.
17. Abadie V, Jacquin A, Daubail B, Vialatte AL, Lainay C, Durier J, et al. Prevalence and prognostic value of headache on early mortality in acute stroke: The Dijon stroke registry. Cephalgia
[Internet]. 2014 [cited 2014 September 13]; 34(11). Available from: http://onlinedigeditions.com/article/Prevalence_And_Prognostic_Value_Of_Headache_On_Early_Mortality_In_
Acute_Stroke%3A_The_Dijon_Stroke_Registry/1826149/227227/article.html
18. Bogousslavsky J, Caplan L. Stroke syndrome. England: Cambridge University Press; 2001.
19. Caplan LR. Diagnosis and the clinical encounter. Caplans Stroke: A clinical approach. 4th ed. Elsevier Saunders; 2009; p.64-86.
20. Sahni R, Weinberger J. Management of intracerebral hemorrhage. Vasc Health Risk Manag. 2007; 3(5): 701-9.
651
hasil penelitian
Lampiran 1. Penilaian skor stroke Dave Djoenaidi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Variabel
Skor
Penurunan Kesadaran
Langsung hilang saat serangan s/d <1 jam onset
1 jam - 24 jam onset
Hilang >24 jam
Hilang kesadaran sementara kemudian pulih kembali
Tidak ada (GCS 15)
Nyeri Kepala Saat Serangan
Sangat hebat (NPRS 7-10)
10
7,5
1
1
0
10
7,5
1
0
10
7,5
1
0
6,5
1
7,5
1
.....
Jika skor 17 adalah stroke hemoragik, dan bila <17 adalah stroke iskemik.
Lampiran 2. Diagnosis berdasarkan beberapa sistem skor stroke/algoritma dibandingkan CT Scan kepala (Gold Standard).
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
652
Peneliti
Sandercock, 1985
SSSMod
Widjaja D, 1988
Skor Stroke Djoenaidi Widjaja
Aulina S, 1990
Skor Stroke Djoenaidi Widjaja
Poungvarin, 1991
SSSMod
Weit, 1994
GHS
Hawkins, 1995
SSSMod
Lamsudin R, 1996
Algoritma Gadjah Mada
Gunawan D, 1998
ModSSDW
Rauf N, 2008
ModSSDW
SSSMod
Algoritma Gadjah Mada 1991
SSSDD 2014
Sensitivitas
SH (%)
Spesifisitas
SI (%)
Akurasi
SH &SI (%)
81
88
91,3
82,4
87
85,71
84,21
89,3
92,2
90,3
70
64
68
64
95
71,8
79,9
91,83
87
88,65
82,4
50
82,1
90,3
86,8
87,2
67,4
89,1
85,2
73,2
89,7