Vous êtes sur la page 1sur 7

LO 1: struktur normal jaringan periodontal

Ginggiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi


dan linggir (ridge) alveolar. Berfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan
gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. (Susanto, 2009)
Gingiva dapat dilihat sebagai fitur klinis atau secara anatomi dapat dibedakan
menjadi, antara lain :
1. Marginal gingival
2. Attached gingiva
3. Interdental gingiva
Marginal Gingival
Marginal gingival/ unattached gingiva merupakan bagian tepi gingiva
yang menyelimuti gigi seperti kerah pada baju. Pada 50% kasus, batas marginal
gingiva dengan attached gingiva ditandai dengan adanya cerukan dangkal yang
disebut free gingival groove. Marginal gingiva umumnya memiliki lebar 1mm,
membentuk dinding jaringan lunak dari sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat
dipisahkan dengan permukaan gigi dengan menggunakan probe periodontal.
(Willmann, 2006)
Attached Gingiva
Attached gingiva berhubungan dengan marginal gingiva. Ini terlihat jelas
dan erat terikat pada dasar periosteum tulang alveolar. Gingiva melekat dan
meluas ke mukosa alveolar yang relatif longgar dan bergerak. Attached gingiva
adalah jarak antara mukogingival junction dna proyeksi pada permukaan eksternal
dari bawah sulkus gingiva atau poket periodontal.
Lebar gingiva tergantung dari bentuk wajah dan mulutnya. Yang terbesar
umumnya diwilayah insisivus (3,5 4,5 mm pada rahang atas dan 3,3 3,9mm di
mandibula) dan berkurang dibagian posterior, dengan lebar paling tidak di daerah
premolar pertama (1,9 mm pada rahang atas dan 1,8 mm di mandibula).
Karena mukogingival junction tidak bergerak sepanjang hidup manusia,
perubahan lebar pada attached gingiva disebabkan oleh pembentukan akhir
koronal. Lebar attached gingiva meningkat dengan usia dan pada gigi

supraerupted. Pada aspek lingual mandibula ini, attached gingiva berakhir di


muko-alveolar junction yang dilapisi selaput lendir di dasar mulut. Permukaan
palatal dari gingiva melekat pada rahang atas yang terlihat bercampur dengan
mukosa dan palatum durum (Willmann, 2006).
Interdental Gingiva
Interdental gingiva menempati embrassure gingiva, yang merupakan ruang
interproksimal dibawah daerah kontak gigi. Interdental gingiva dapat berbentuk
piramidal atau memiliki col. Pada yang pertama, ujung satu papila terletak
langsung dibawah titik kontak, yang terakhir menyajikan depresi valley-like yang
menghubungkan fasial dan lingual papilla serta sesuai dengan bentuk kontak
interproksimal.
KARAKTERISTIK GINGIVA SEHAT
1. Warna
Gingiva sehat umumnya memiliki warna yang disebut coral pink. Warna
lain seperti merah, putih, dan biru dapat menandai adanya peradangan (gingivitis)
atau kelainan lain. Walaupun menurut textbook warna gingiva disebut coral
pink, pigmentasi rasial normal membuat gingiva berwarna lebih gelap. Karena
warna gingiva dipengaruhi pigmentasi rasial, keseharian dalam warna lebih
penting daripada warna yang ada.
2. Kontur
Gingiva sehat memiliki permukaan halus dan bergelombang didepan tiap
gigi. Gingiva sehat menempati daerah interdental dengan tepat dan pas, berbeda
dengan papilla gingiva yang membengkak yang terdapat pada gingivitis, atau
embrassure yang kosong pada penyakit periodontal. Gusi yang sehat melekat erat
pada tiap gigi, bentuknya meruncing seperti ujung pisau pada tepi marginal
gingiva bebas. Disisi lain, gusi yang meradang memiliki tepi yang menggembung
atau bulat.
3. Tekstur

Gingiva sehat bertekstur padat, tahan terhadap adanya pergerakan. Tekstur


ini sering dideskripsikan sama seperti kulit jeruk. Gingiva yang tidak sehat
teksturnya membengkak dan seperti busa. Gingiva berfungsi melindungi jaringan
dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut (Susanto,
2009)
LIGAMENTUM PERIODONTAL
Ligamen adalah suatu ikatan yang biasanya menghubungkan dua buah
tulang. Akar gigi berhubungan dengan soketnya pada tulang alveolar melalui
struktur jaringan ikat yang dapat dianggap sebagai ligamen. Ligamen periodontal
tidak hanya menghubungkan gigi ke tulang rahang tetapi juga menopang gigi
pada soketnya dan menyerap beban yang mengenai gigi.
Ligamentum periodontal terdiri atas komponen selular dan interselular.
Komponen selular terdiri atas sel jaringan ikat, sel-sel epithelial, sel-sel sistem
imunitas, dan sel-sel yang berkaitan dengan elemen neurovaskular. Sel-sel
jaringan ikat terdiri dari fibroblast, cementoblast, dan osteoblast, sedangkan selsel imunitas terdiri dari neutrofil, limfosit, makrofag, sel Mast, dan eusinofil.
Komponen interselular ligamentum periodontal tersusun atas jaringan
fibrous dan substansi dasar. Jaringan fibrous terdiri dari serat kolagen, terutama
kolagen tipe I dan III. Pada ligamentum periodontal terdapat istilah serat Sharpey,
yaitu bagian terminal dari serat kolagen utama yang masuk ke dalam sementum
dan tulang. Serat ini dapat mengalami kalsifikasi dalam derajat signifikan.

SEMENTUM
Sementum merupakan jaringan menyerupai tulang yang tipis dank eras
yang menyelimuti akar anatomi gigi dan temat melekatnya serabut sharpey.

Sementum dibentuk oleh sementoblas yang berkembang dari sel-sel mesenkim


yang tidak terdiferensiasi dalam jaringan ikat folikel dentalis.
Struktur Sementum
Menurut Manson & Eley (1993) secara umum sementum dibagi menjadi
dua, yaitu sementum aseluler (primer) dan sementum seluler (sekunder).
Keduanya mengandung matrix alcified interfibrilar dan fibril kolagen. Struktur
sementum antara lain:
1. Sementum seluler
Tipe sementum yang ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi.
Mengandung sementosit yang berada dalam lakuna, berhubungan melalui
suatu sistem anastomosis kanalikuli. Terdapat dua sumber serat kolagen,
yaitu Sharpey`s fiber dan kelompok serat yang merupakan bagian matriks
sementum yang dibentuk sementoblast.

2. Sementum aseluler
Tipe sementum ini menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi yang
berupa lapisan hyaline tipis. Mempunyai garis incremental yang berjalan
paralel pada permukaan akar gigi. Terdiri atas Sharpey`s fiber yang
terkalsifikasi.

3. Sementum intermediate
Tipe ini ditemukan pada bagian sementodentinal junction. Dapat bersifat
sebagai sementum maupun dentin.

TULANG ALVEOLAR
Tulang alveolar adalah bagian dari maxilla dan mandibula yang membentuk
dan menyokong soket gigi. Tulang alveolar terus menerus mengalami remodeling
akibat aktivitas dari osteoclast dan osteoblast (Carison, 2009).
Tulang alveolar terdiri dari :
1. Keping kortikal eksternal yang dibentuk oleh tulang havers dan lamella
tulang compact (Caranza, 2002). Keping kortikal eksternal menutupi
tulang alveolar dan lebih tipis pada bagian facial (Zainal & Salmah,
1992). Keping kortikal eksternal berjalan miring kea rah koronal untuk
bergabung dengan tulang alveolar sejati dan membentuk membentuk
dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 0,4 mm. Dinding alveolar
dilalui oleh pembuluh darah dan pembuluh lymph serta syaraf yang
masuk ke dalam ruang periodontal melalui sejumlah kanal kecil (Kanal
Volkmann) (Klaus dkk, 1989)
2. Dinding soket yang tipis pada bagian dalam tulang compact disebut
tulang alveolar sejati yang terlihat seperti lamina dura pada gambaran
radiografis (Carranza, 2002)
3. Trabekula cancellous berada diantara lapisan tulang compact dan tulang
alveolar sejati. Septum interdental terdiri dari trabekula concellous yang
mendukung tulang dan menutupi bagian dalam border tulang compact
(Carranza, 2002)

Gambar struktur jaringan periodontal:

Daftar pustaka:
1. Nield-Gehrig JS and Willmann DE. Foundation of Periodontics for the
Dental Hygienist. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins 2003 : 6773
2. Carranza, F. A. dan Newman, M. G., 2002, Clinical Periodontology,
10thed., W. B.Saunders Company, Tokyo, pp.74-82

TAMBAHAN LO 2, ETIOLOGI HORMONAL PADA GINGIVITIS

Pada masa kehamilan, terjadi perubahan hormonal yang ditandai dengan


meningkatnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron dan
estrogen dapat merangsang pembentukan prostaglandin pada gingiva ibu hamil
dimana prostaglandin adalah mediator inflamatori sehingga dapat memperburuk
gingivitis. Kadar progesteron yang meningkat selama masa kehamilan juga dapat
memicu terjadinya peradangan gingiva dengan menghambat produksi interleukin6 (IL-6). Interleukin-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T
dan mengaktifkan sel makrofag dan sel NK, dimana sel-sel tersebut berperan
menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah, sehingga
dengan dihambatnya produksi IL-6 mengakibatkan gingiva rentan terhadap
peradangan
Sumber: Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 71-77 2014 Hubungan kehamilan dan
penyakit periodontal

Vous aimerez peut-être aussi