Vous êtes sur la page 1sur 32

BAB I

PENDAHULUAN
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh tarjadi sejak awal kahidupan ningga usia
Ianjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan damikian itu tampak pula pada semua sistam muskuloskeletal dan
jaringan Iain yang ada kaitannya dengan kamungkinan timbulnya beberapa golongan
reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia Ianjut
yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian
panyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Raumatik dapat mengakibatkan perubahan 0t0t, hingga fungsinya dapat menurun bila
0t0t pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi 0t0t. Dengan
meningkatnya usia manjadi tua fungsi 0t0t dapat dilatih dangan baik. Namun usia
Ianjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya
kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepanuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan.g0I0ngan penyakit yang manampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak, namun semuanya manunjukkan adanya persamaan ciri. Manurut kesepakatan
para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau
tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem
muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelamahan, serta adanya tiga
tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan 0t0t, dan gangguan gerak.
(Soenarto, 1982)
Raumatik dapat tarjadi pada semua umur dari kanak - kanak sampai usia
Ianjut, atau sebagai kelanjutan sebalum usia Ianjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soanarto dan Wardoyo, 1994)

BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
Defenisi.
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti
mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari 0tak ke sendi dan struktur
klain tubuh sahingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata Iain, setiap kondisi
yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik
termasuk penyakit jaringan ikat.
Klasifikasi.
Reumatik dapat dlkelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1. Osteoartritis.
2. Artritis rematoid.
3. Polimialgia Reumatik.
4. Artritis Gout (Pirai).
1. Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
Iambat dan berhubungan dengan usia Ianjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban.
2. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik krcnik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi
pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang Iebih Ianjut
sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat Ielah.
3. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang
terutama mengenai 0t0t ekstremitas proksimal, Ieher, bahu dan panggul. Terutama
mengenai usia pertengahan atau usia Ianjut sekitar 50 tahun ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis gout Iebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria

sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanlta biasanya mendekati masa
menopause.
OSTEOARTRITIS
Defenisi
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia Ianjut.
Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan Iebih sering dijumpai pada usia
diatas 60 tahun.
Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa
faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara Iain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat.

Prevalensi

dan

beratnya

orteoartritis

semakin

meningkat

dengan

bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anakanak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita Iebih sering terkena osteoartritis Iutut dan sendi , dan Ielaki Iebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan Ieher. Secara keeluruhan dibawah
45 tahun frekuensi osteoartritis kurang Iebih sama pada Iaki dan wanita tetapi diatas
50 tahun frekuensi oeteoartritis Iebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis ostecartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dehgan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua
kali Iebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak- anaknya perempuan
cenderung mempunyai tiga kali Iebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari
wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha Iebih
jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis
Iebih sering dijumpai pada orang orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.

5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dehgan mehingkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis bail< pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak
hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga
dengan osteoartritis sendi Iain (tangan atau sternoklavikula).
Patofiologi
Menifestasi klinis
GejaIagejaIa utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-Iahan, mula-mula rasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan
sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubanan gaya berjalan.
Penatalaksanaan
Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang knas untuk osteoartritis, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.
Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus
mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau mengnentikan proses
patologis osteoartritis.
Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang
baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat Iistrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan.
Beban pada Iutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
E
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
Dukungan gsikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak Iain dia ingin orang Iain turut

memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai


alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang
belakang, paha dan Iutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter
karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
Fisioteragi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program Iatihan ynag tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum Iatihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada
sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai
sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran
panas.
Program Iatihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang
biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric Iebin baik dari
pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang
yang timbul pada tungkai yang Iumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi
oleh karena kontraksi otot. Olen karena otot-otot periartikular mamagang paran
panting tarhadap parlindungan rawan sanadi dari baban, maka
panguatan 0t0t0t0t tarsabut adalah panting.
Ogarasi
Oparasi parlu dipartimbangkan pada pasian ostaoartritis dangan karusakan sandi yang
nyata dangan nyari yang manatap dan kalamahan fungsi. Tindakan yang dilakukan
adalah ostaotomy untuk mangoraksi katidaklurusan atau katidaksasuaian, dabridamant
sandi untuk manghilangkan fragman tulang rawan sandi, pabarsihan ostaofit.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
REUMATIK (ARTRITIS TREUMATOID) PADA LANSIA
ISMAYADI

AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gajala: Nyari sandi karana garakan, nyari takan, mamburuk dangan strass pada
sandi : kakakuan pada pagi hari.
Kalatihan
Tanda: Malaisa
Katarbatasan rantang garak ; atrofi 0t0t, kulit : kcntraktur atau kalainan pada sandi
dan 0t0t
KARDIOVASKULER
Gajala : Jantung capat, takanan darah manurun
INTEGRITAS EGO
Gajala: Faktor-faktor strass akut atau kronis : Misalnya finansial, pakarjaan,
katidakmampuan, factor-faktor hubungan
Kaputusasaan dan katidak bardayaan Ancaman pada konsap diri, citra tubuh, idantitas
pribadi misalnya katargantungan pada orang Iain
MAKANAN ATAU CAIRAN
Gajala: Katidakmampuan untuk manghasiIkan/ mangkonsumsi makanan/ cairan
adakuat: mual.
Anoraksia
Kasulitan untuk mangunyah
Tanda: Panurunan barat badan Kakaringan pada mambran mukosa
HIGIENE
Gajalaz barbagai kasulitan untuk malaksanakan aktivitas pribadi, katargantungan pada
orang Iain.
NEUROSENSORI
Gajalaz kabas/kasamutan pada tangan dan kaki, hilangnya sansasi pada jari tangan
Tanda: Pambangkakan sandi
NYERI /KENYAMANAN
Gajala: fasa akut dari nyari

Terasa nyeri kronis dan kekakuan


KEAMANAN
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga Kekeringan
pada mata dan mambran mukosa
INTERAKSI SOSIAL
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang Isin : perubahan peran: isolasi
ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
Kriteria hasilz nxeri hilang atau tekontrol

mandiri

- membantu dalam menentukan

- kaji keluhan nyeri, catat

kebutunan managemen nyeri dan

Iokasi dan intensitas (skala O

keefektifan program

- 10). Catat factor-faktor

- matras yang Iembut/empuk, bantal

yang mempercepat dan

yang besar akan mencegah

tandatanda rasa sakit non

pemeliharaan kesejajaran tubuh

verbal

yang tepat, menempatkan setres

- barikan matras atau kasur

pada sendi yang sakit. Peninggian

keras, bantal kacil. Tinggikan

linen tempat tidur menurunkan

linen tampat tidur sesuai

tekanan pada sendi yang

kebutuhan

terinflamasi / nyeri

- biarkan pasien mengambil

- pada penyakit berat, tirah baring

posisi yang nyaman pada

mungkin diperlukan untuk

waktu tidur atau duduk di

membatasi nyeri atau cedera sendi.

kursi. Tingkatkan istirahat di

- Mencegah terjadinya kelelanan

tempat tidur sesuai indikasi

umum dan kekakuan sendi.

- dorong untuk sering

Menstabilkan sendi, mengurangi

mengubah posisi. Bantu

gerakan/rasa sakit pada sendi

pasien untuk bergerak di

- Panas meningkatkan relaksasi 0t0t

tempat tidur, sokong sendi

dan mobilitas, menurunkan rasa

yang sakit di atas dan di

sakit dan melepaskan kekakuan di

bawah, hindari gerakan yang

pagi hari. Sensitifitas pada panas

menyentak

dapat dihilangkan dan Iuka dermal

- anjurkan pasian untuk mandi

dapat disembuhkan

air hangat atau mandi

- Meningkatkan elaksasi/mengurangi

pancuran pada waktu

tegangan otot

bangun. Sadiakan waslap

- Menin katkan relaksasi men uran I

hangat untuk mangompras


sendi-sendi yang sakit
beberapa kali sehari. Pantau
suhu air kompras, air mandi
- barikan masasa yang Iembut
Kolaborasi
- beri obat sebelum aktivitas

tegangan 0t0t, memudahkan untuk

atau Iatihan yang

ikut serta dalam terapi

direncanakan sesuai petunjuk


seperti asetil salisilat
as irin
DIAGNOSA 2 : Intcleran aktivitas b/d perubahan 0t0t.
Kriteria Hasil : Klien mamgu bergartisigasi Rada aktivitas lang diinginkan.
Perahankan istirahat tirah

Untuk mencegah kelelahan dan

baring/duduk jika diperlukan.

mempertahankan kekuatan.

Bantu bergerak dengan bantuan

Meningkatkan fungsi Sandi,

seminimal mungkin.

kekuatan otot dan stamina

Dorong klien mampertahankan

umum.

postur tegak, duduk tinggi,

Memaksimalkan fungsi sendi

berdiri dan berjalan.

dan mempertahankan mobilitas.

Barikan Iingkungan yang aman

Menghindari cedera akibat

dan menganjurkan untuk

kecelakaan seperti jatuh.

menggunakan alat bantu.

Untuk menekan inflamasi

Berikan 0bat0batan sesuai

sistemik akut.

indikasi seperti steroid.


DIAGNOSA 3 : Resikc tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : Klien dagat memgertahankan keselamatan fisik.
Kendalikan Iingkungan dengan :

Lingkungan yang babas bahaya

Menyingkirkan bahaya yang

akan mengurangi resiko cedera

tampak jelas, mengurangi

dan membebaskan keluaraga

potensial cedera akibat jatuh

dari kekhawatiran yang konstan.

ketika tidur misalnya

Hal ini akan memberikan pasien

menggunakan penyanggah

merasa otonomi, restrain dapat

tempat tidur, usahakan posisi

meningkatkan agitasi,

tempat tidur rendah, gunakan

mengegetkan pasien akan

pencahayaan malam hari,

meningkatkan ansietas.

siapkan Iampu panggil


Memantau regimen medikasi
Izinkan kemandirian dan
kebebasan maksimum dengan
memberikan kebebasan dalam
Iingkungan yang aman, hindari
penggunaan restrain, ketika
pasien melamun alihkan
perhatiannya ketimbang
men a etkann a.
DIAGNOSA 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri
Kriteria Hasil : Klien dagat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
Mandiri

Mangkaji oerlunya dan

Tentukan kebiasaan tidur

mengidentifikasi intervensi yang

biasanya dan perubahan yang

tepat.

terjadi

Meningkatkan kenyamaan tidur

Berikan tempat tidur yang

serta dukunmgan

nyaman

fisiologis/psikologis

Buat rutinitas tidur baru yang

Bila rutinitas baru mengandung

dimasukkan dalam p0Ia lama

aspek sebanyak kebiasaan lama,

dan Iingkungan baru

stress dan ansietas yang

Instruksikan tindakan relaksasi

berhubungan dapat berkurang.

Tingkatkan regimen kenyamanan

Mambantu menginduksi tidur

waktu tidur, misalnya mandi

Maningkatkan efek relaksasi

hangat dan massage.

Dapat merasakan takut jatuh

Gunakan pagar tempat tidur

karena perubahan ukuran dan

sesuai indikasi: rendahklan

tinggi tempat tidur, pagar

tempat tidur bila mungkin.

tempat tidur memberi keamanan

Hindari mengganggui bila

untuk membantu mengubah

mungkin, misalnya

posisi

membangunkan untuk obat atau

Tidur tampa gangguan Iebih

terapi.

menimbulkan rasa segar, dan

Kolaborasi

pasien mungkin tidak mampu

Berikan sedative, hipnotik sesuai

kembali tidur bila terbangun.

indikasi

Mungkin diberikan untuk


membantu pasien tidur atau

istirahat.
DIAGNOSA 5 : Defisit perawatan diri b/d nyeri
Kriteria Hasil : Klien daEat melaksanakan aktivitas Eerawatan sendiri secaea mandiri.
Kaji tingkat fungsi fisik

Mengidentifikasi tingkat

Pertahankan mkobilitas, kontrol

bantuan /dukungan yang

terhadap nyeri dan progran Iatihan

diperlukan

Kaji hambatan tarhadap partisipasi

Mendukung kemandirian

dalam peravvatan diri, identifikasi

fisik/emosional

untuk modifikasi Iingkungan

Menyiapkan untuk

Identifikasi untuk perawatan yang

meningkatkan kemandirian

diperlukan, misa|nya;|ift,

yang akan meningkatkan

enin iandudukan toilet, kursi

harga diri
Memberikan kesempatan
untuk dapat melakukan

aktivitas seccara mandiri


DIAGNOSA 6 : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d perubahan
kamampuan untuk melakukan tugastugas umum.
Kriteria hasil : mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
Untuk menghadagi Eenxakiti Eerubahan gaxa hideg dan kemungkinan keterbatasan.
Mandiri

Beri kesempatan untuk

O Dorong pengungkapan mengenal

mengidentifikasi rasa

masalah mengenai proses penyakit,

takut/kesalahan konsep dan

harapan masa dapan.

menghadapinya secara

O Diskusikan arti dari

Iangsung.

kehilangan/perubahan pada

Mengidentifikasi bagaimana

pasien/orang terdakat. Memastikan

penyakit mempengaruhi

bagaiamna pandangan pribadi psien

persepsi diri dan interaksi

dalam memfungsikan gaya hidup

dengan orang Iain akan

sehari-hari termasuk aspek-aspek

menentukan kebutuhan

seksuaL

terhadap intervensi atau

O Diskusikan persepsi pasien

konseling Iebih Ianjut.

mengenal bagaiman orang terdekat

Isyarat verbal/nonverbal

menerima keterbatasan

orang terdekat dapat

O Akui dan terima perasaan berduka,

mempunyai pengaruh mayor

barmusuhan, ketergantungan.

pada bagaimana pasien

O Perhatikan perilaku menarik diri,

memandang dirlnya sendlri.

penguanan menyangkal atau terlalu

Nyeri konstan akan

memperhatikan tubuh/perubahan.

melelahkan, dan perasaan

O Susun batasan pada prllaku

marah, bermusuhan umum

maladaptive. Bantu pasien untuk

terjadi.

me ngidentifikasi perilaku positif

Dapat menunjukkan emosional

yang dapat membantu koping.

atau metode koping

O Ikut sertakan pasien dalam

maladaptive, membutuhkan

merencanakan perawatan dan

intervensi Iebih Ianjut atau

membuat jadwal aktivitas.

dukungan psikologis.

Kolaborasi

Membantu pasien untuk

Rujuk pada konsellng pslkiatri

mempertahankan kcntrol diri

Berikan 0bat0bat sesuai petunjuk

yang dapat meningkatkan


perasaan harga diri.
Meningkatkan perasaan
kompetensi/harga diri,
mendorong kemandirian, dan
mendorong partisipasi dan
terapi.
Pasien/crang terdekat
mungkin membutuhkan

dukungann selama
berhadapan dengan proses
`an ka
panjang/ketidakmampuan.
Mungkin dibutuhkan pada saat
munculnya depresi hebat
sampai pasien
mengembangkan kemampuan
ko in an Iebih efektif.

BAB IV
TINJAUAN KASUS
I. Biodata
Tgl. Pengkajian

: 20 Februari 2004

Nama

: Ny. S Janis Kelamin : Perempuan

Usia

: 67 tanun Status Perkawinan : Janda

Agama

: Islam Pendidikan : SPG

Pekerjaan

: Tidak ada Alamat : Petisah

Tgl masuk

: Tahun 200 Wisma / kamar : Anggrek 1

Diagnosa medis

: Rematik (Artritis Reumatoid)

Penanggung jawab :
Nama

: Tn. P

Hubungan dengan Klien

: Anak abang Klien (keponakan)

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Binjai

II. Keluhan Utama


Nenek S. mengatakan bahwa kaki kanan dan kirinya sering sakit, dan dahulu pernah
bengkak dari Iutut ke bawah.
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
Provocative / Palliative
Apa Penyebabnya
Klian mengatakan bahwa pernah dibawa ke praktek dokter dan sakitnya itu asam urat.
Hal-nal yang memperbaiki keadaan Dengan berobat kedokter dan juga memakai
ramuan yaitu daun ubi, pala, jahe, kemudian ditumbuk dan airnya di sapukan di kaki
yang benkak dan katanya, dan juga terlihat memang kempes. Tapi nyerinya masih
selalu kambuh.
Quantity / Quality
A. Bagaimana dirasakan
Nenek S. mengatakan kaki kanan dan kiri tarasa sakit apalagi dibawa berjalan
skala : 4 - 6.
B. Bagaimana dilihat
Nenek S. memijatmijat kakinya dan wajahnya terlihat meringis.
Region

A. Dimana Raaksinya
Pada bagian kedua kakinya yaitu kanan dan kiri.
B. Apakah menyebar
Nenek S. mengatakan sakitnya menyebar ke paha.
Severity (Mengganggu Aktivitas)
Nenek S. mengatakan sakitnya sangat mengganggu aktivitas karena pernah
membuat klien tidak bisa berjalan (pernah bengkak). Bila sakit ini klien tidak
mempunyai aktivitas yang rutin karena keadaan kakinya yang tidak bisa dibawa
barjalan jauh.
Time (kagan mulai timbul dan bagaimana terjadinya) Klien mengatakan sakitnya
sejak 4 tahun V2 terakhir ini, dan pernah kedua kakinya bengkak sehingga
membuat tidak bisa barjalan selama 5 bulan pada tahun 2002.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit Yang Parnah Dialami
Klien mengatakan tidak pernah rawat inap di RS karena tidak pernah mengalami
penyakit yang parah sebelumnya, paling hanya sakit ringan yaitu demam, flu,
batuk ringan.
Pengcbatan / Tindakan Yang Dilakukan
Klien mengatakan paling hanya dengan obat-0bat warung dan kabetulan cocok (2
sampai 3 hari sembuh).
Pernah Dirawat/ Dioperasi
Klien mangatakan tidak pernah dirawat / di operasi, biasanya hanya menggunakan
0bat0bat warung.
Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai pantangan apapun, tetapi sekarang punya
pantangan karena penyakitnya yang sekarang, seperti jercan, bayam.
Imunisasi
Klien mengatakan tidak pernah di imunisasi.
V. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orang tua :
- Klien mengatakan orang tuanya tidak mempunyai penyakit reumatik separti
klien saudara kandung.
- Klien mengatakan saudaranya ada yang memiliki penyakit seperti klien yaitu
abang ke-2 dan kini meninggal dunia.

Panyakit katurunan tidak ada


Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan suami, 2 orang tua, dan 6 saudaranya telah meninggal dunia.
Penyebab meninggal
Klien mengatakan orang tua meniggal karana usianya yang sudah tua, suami
karena kacelakaan, dan 6 saudaranya, klien tidak mengingatnya.
genogram

Tidak
punyak

:laki laki
: perempuan
: meninggal
: klien
Nenek S. anak ke-6 dari 7 bersaudara, 6 saudara klien sudah meninggal semua,
suami klien juga telah meninggal. Klien tidak memiliki anak dari pernikahannya.
VI. Riwayat / Keadaan Psikososial
A. Bahasa yang digunakan
Bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
B. Persepsi klien tentang penyakitnya
Klien menganggap penyakitnya sulit disembuhkan / tidak mungkin sembuh dan
membuat berat badannya semakin menurun. Klien mengatakan telah berobat
dimanamana. Namun klien tetap bersukur masih bisa berjalan walau Iambat dan
memakai tongkat dari Iumpuhnya.
C. Konsep diri
1. Body image

Klien mengatakan berat badannya makin lama makin turun dan sekarang makin
cepat Ielah
2. Ideal diri
Klien mengharapkan dan selalu berdoa kepada Tuhan YME agar diberikan
ketabahan dalam menghadapi penyakitnya dan kesembuhan walau tidak terlalu
mengharap
3. Harga diri
Klien senang tinggal di panti karena tercukupi semua kebutuhannya, dan bebas
melakukan apa saja yang diinginkan.
4. Peran diri
Klien seorang janda yang telah ditinggal suaminya karena meninggal kurang Iebih
10 tahun Ialu. Dari perkawinannya klien tidak memiliki anak.
5. personal identity
Klien merupakan anggota Panti Tresna Werdha Abdi di wisma Teratai. Klien
merupakan janda tampa anak.
D. Keadaan emosi
Keadaan emosi klien dalam keadaan stabil.
E. Perhatian terhadap orang Iain/Iawan bicara
Klien tampak memperhatikan dan menanggapi setiap pertanyaan yang di berikan
kepadanya.
F. Hubungan dengan keluarga
Harmonis dengan keluarga yang ada (keponakan-keponakannya) dan masuk ke
panti karena keinginan klien sendiri / tidak mau menyusahkan keluarga.
G. Hubungan dengan orang Iain
Baik, klien mau bergaul dengan sesama warga panti teruatama dengan sesama
anggota satu wisma.
H. Kegemaran = menonoton tv dan dudul<,duduk di ruang tamu wisma.
I. Daya Adaptasi.
Klien dapat beradaptasi dengan warga di pantai walaupun warga kurang
mengikuti kegiatan yang ada di pantai seperti pengajian, gotong royang dan senam
pagi karena keterbatasan grakakibat penyakitnya.
J. .Mekanisme Pertahanan diri.
Klien memiliki pertahanan diri yang efektif.
VII. Pemeriksaan Fisik.

A. Keadaan Umum. = Klien dalam kondisi baik namun terlihat kondisi l<aki
Iemah sehingga perlu bantuan tongkat untuk berjalan dan berat badan ,l<|ien
masih terlihat overweight sehingga memperberat beban kaki saat berjalan.
B. Tanda Tanda Vital.
TD = 150/ 90 mmhg

R = 24 kali /menit.

HR = 80 kali ? menit

TB = 159 cm.

BB = tidak dilakukan karena kurangnya fasilitas di Panti.


C. Pemeriksaan Head to Toe.
1. Kepala dan Rambut.
1. Kepala.
Bentuk = Simetris
Kulit Kepala = bentuk kepala tampak bersih dan
2. Rambut.
Penyebaran dan keadaan rambut= rambut sudah banyak uban.
Bau = rambut seperti bau keringat.
3. Wajah.
Warna kulit = hitam.
2. Mata.

Bentuk = simetris terhadap wajah.

Ketajaman penglihatan = kurang baik sehingga menggunakan alat


bantu penglihatan.

Konjungtiva. = tidak anemia.


Sklera. = tidak ikterus.
Pupil = isokor (kanan dan kiri).
Pemakaian alat bantu. = memakai kacamata baik membaca ataupun tidak
membaca.
3. Hidung.
Bentuk = simetris
Fungsi penciuman = baik,dapat membedakan bau.
Pendarahan = tidank megalami pendarahan.
4.Te|inga.
Bentuk telinga = simetris antara kanan dan kiri.
Lubang telinga = terdapat serumen tapi dalam batas normal.

Ketajaman pendengaran = kurang mendengar karena sudah tua.


5. Mulut dan Faring.
Keadaan bibir = bibir klien kering
Keadaan gusi dan gigi = tidak ada pendarahan gusi dan gigi. Gigi terlihat
bersih dan tidak Iengkap.
Keadaan Iidah = tidak ada tanda pendaarahan.
6. Leher.
Tyroid = tidak terdapat pembesaran KGB
Suara = Klien mengeluarka dengan kata kata jelas.
Denyut nadi karotis = teraba.
Vena jugularis = teraba.
D. Pemeriksaan integumen.
Kebersihan klien = klien tampak bersih.
Warn = kulit hitam
Turgor = turgor kulit baik (kulit cepat kembali).
Kelembaban = kulit tampak sedang (tidak kering ) agak Keriput.
E. Pemeriksaan Payudara dan ketiak.
Klien tidak bersedia karena merasa malu.
F. Pemeriksan Tharax/ Dada.
1. Inspeksi.
Bentuk Thorax. = simetris antara kanan dan kiri.
Pernafasan = frekuensi 24 kali / menit. Irama teratur dan tidak ada suara
tambahan.
Tidak ada tanda kesulitan bernafas.
G. Pemeriksaan Paru.
Palpasi getaran suara = terdengar dan teratur.
Rerkusi = bunyi resonan.
Auskultasi = suara nafas teratur.
H. Pemeriksaan Abdomen.
1. Inspeksi.
Bentuk Abdomen = simetris antara kanan dan kiri.
Benjolan = tidak ada benjolan.
2. Palpasi.
Tanda nyeri tekan = tidak ada nyeri.

Benjolan = tidak ada.


Tanda ascites = tidak ada.
Hepar = tidak ada pembengkakan.
I. Pemeriksaan Kelamin dan Sekitarnya.
Klien tidak bersedia melakukannya karena merasa malu.
J. Pemeriksaan Mulkusskletal / Ekstremitas.
Kesimetrian 0t0t = simetris kanan dan kiri.
Pemeriksaan edema = tidak ada edema
Kekuatan 0t0t = kekuatan 0t0t telah berkurang.
Dimana klien Iebih banyak duduk (tidak ada aktivitas rutin ),biIa berjalan
menggunakan alat bantu yaitu tongkat dan berjalan Iambat.KIien berjalan
Iambat dan berhati hati karena klien mengatakna takut jatuh , apalagl berjalan
jauh.
Kelainan pada Ekstremitas dan kuku.
K. Pemeriksaan Neurologis
1. Tingkat kesadaran
GCS=15: E=6, M=4, V=5
2. Status Mental
Kondisi Emosi/Perasaan Dalam keadaan stabil
Orientasi
Klien masih dapat berorientasi dengan baik, baik waktu, tempat dan orang
Proses Berfikir
Ingatan klienmasih kuat, klien masih ingat masa Ialunya Perhitungan =
klien dapat berhitung agar cepat sembuh
Motivasi : Klien berkeinginan agar cepat sembun
Persepsi : Klien menganggap/ kurang yakin penyakit dapat sembuh total
Bahasa : Klien menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa
3. Fungsi Motorik
Cara berjalan : Klien sulit berjalan
Test jarl hidung : Klien dapat menyentuh hidung
Pr0m0si dan supinasi test : Klinik mampu membalik-balikkan tangan
Romberg test : Klien mampu berdiri walau dengan bantuan.
4. Fungsi Sensori
Test tajam tumpul : klien dapat membedakan benda tajam dan tumpul

Test panas dinding : Klien dapat membedakan benda panas dan dingin
Membedakan dua titik : Klien dapat membedakan dua titik
Identifikasi sentuhan ringan
Reflek
Pada pemeriksaan reflek tidak dilakukan karena tidak tersedianya alat.
VIII. POIa Kebiasaan sehari-hari
a. Pola tidur dan kebiasaan
Waktu tidur : siang 1 Vz jam dan malam 1 6 -7 jam
Waktu bangun : klien bangun umumnya/seringnya jam 05.00 Wib
Masalah tidur : tidak ada masalah
Hal-hal yang mempermudah tidur: bila tidur malam akan mudah bila tidak
tidur siang
Hal-hal yang mempermudah tidur : bila menghidupkan jam beker
b. P0|a Eliminasi
a. Pada BAB : 1X sehari dan tidak ada penggunaan Iaktasi
Riwayat perdarahan, tidak ada dan saat mengkaji tidak terjadi diare
Karakter feses : klien mengatakan tidak terlalu keras dan tidak encer/sedang
b. BAK :
P0|a BAK : 1 6 7 X/hari dan tidak terjadi inkontinensia
Karakter urin : kuning tidak terlalu pekat dan tidak terjadi retensi urin
Tidak ada rasa nyeri / rasa terbakar/kesulitan BAK
Tidak ada penggunaan diuretik
Tidak ada riwayat penyakit ginjal
c. Pola makan dan minum
1. Gejala (subjektif)
Diit type : Jenis makanan yaitu makanan biasa dan jumlah makanan per
hari 3 piring dalam per hari.
Nyeri ulu hati tidak ada
Kehilangan selera makan : kadangkadang dan Iausea, vomite (mual,
muntah tidak ada
Alergi terhadap makanan tidak ada. Tapi semenjak mengalami penyakir
tematik klien mempunyai makanan pantang, antara Iain Jeroan, kerang
kerangan, sayur bayam
Berat badan klien jarang menimbangnya sehingga tidak mengetahuinya,

sedangkan alat tidak tersedia


2. Tanda Obyektif
TB = 156 cm, bentuk tubuh : Over wight
3. Waktu pemberian makanan yaitu : pagi, siang dan sore
4. Jumlah dan jenis makanan : 1 piring sekali makan dan jenis makanan adalah
makanan biasa
5. Waktu pemberian minuman : Pengambilan air putih terserah/sukahati, dan
bila the manis atau susu 2x/hari pagi dan sore hari
c. Kebersihan / Personal hygiene
Pemeliharaan tubuh / mandi 2x/hari
Pemeliharaan gigi/gosok gigi 2x/hari
Pemeliharaan kuku/pemotongan kuku kalau panjang
c. Pola Kegiatan / Aktivitas
Klien tidak memiliki kegiatan rutin karena penyakitnya, paling hanya jalanjalan sebentar dan kadangkadang menyiram bunga.
ANALISA DATA
Data Subjektif:

Etiologi
Penaikan metabclisme

Klien mengatakan

tulang

bahwa kaki kanan

dan kirinya sakit

Penaikan enzim yang

apalagi dibantu

merusak tulang rawan

berjalan

sandi

Data Objektif:

- Klien memijat-mijat

Penurunan kadar

kakinya saat

Proteologlikan

pengkajian

- Wajahnya terlihat

Berkurangnya kadar

meringis

air tulang rawan sendi

- Skala nyeri 4-6,sedang

Penurunan fungsi tulang


nyeri
Nyeri

Data Subjektif:

M asalah keperawatan
Nyeri.

Klien mengatakan

Usia yfng Ianjut

tidak sanggup

berjalan jauh.

Penurunan fungsi

Data Objektif:

Tulang

- Klien berjalan

menggunakan alat

Kekuatan otot

bantu tongkat.

Melemah

- Klien Iebih banyak

duduk.

Meningkatnya nyeri

- Klien berjalan

saat berjalan

Iambat.

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas.
Data Subjektif:

Resti cedera fisik.

Klien mengatakan

Lansia

takut untuk berjalan

Penurunan fungsi

jauh.

tulang

Data Objektlf:

Resiko tinggi cedera

- Klien tampak berhati


hati saat berjalan.
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN.
1. Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang ditandai dengan wajah
meringis dan skala nyeri 4-6.
2. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan perubahan 0t0t Iemah ditandai dengan
klien mengunakan alat bantu.
3. Resti cedera fisik berhubungan dengan mobilitas manurun ditandai dengan
klien
tampak berhati hati saat berjalan.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny.S UMUR : 67 tahun

TGL PENGKAJIAN : 20 Februari 2004 WISMA/ KAMAR :


Teratai / 4

DX. MEDIS : Reumatik (Artritis Reumatoid)


No

DIAGNOSA

TUJUAN/KRITERI

KEPERAWATAN A HASIL
Nyeri sendl b/d
Nyeri hi|ang/

RENCANA KEPERAWATAN
1. Kaji nyeri,

1.

Membantu

penurunan

terkontrol

catat Iokasi,

dalam

fungsi tulang

Kriteri hasil :

karakteristik,

menentukan

d/d nyeri sendi

Pasien dapat

derajat (skala

managemen

(skala nyeri=6),

istirahat/ tidur

O-10)

nyeri.

wajah meringis,

dengan tanang,

2.

kaki sakit jika

pasien tampak

klien

meningkatkan

berjalan.

rileks.

untuk mandi

Ietak sisi otak

air panas /

dan

hangat.

mobilitas,

Anjurkan 2.

3.

Panas

Berikan menurunkan

klien

rasa

posisi yang

sakit.

nyaman pada

3. Tirah baring

waktu tidur /

mungkin

duduk

di diperlukan

kursi.

untuk

4. Berikan

membatasi

masase yang

nyeri /

Iembut.

cedera sendi.

5.

Barikan 4.

Menaikkan

0bat

ralaksasi

sesuai

atau

indikasi.

otot.
5.

regangan
Menaikkan

relaksasi
dan

sebagai

terapi
pengobatan.
Intoleran

Klien mampu

1.

1.

Untuk

aktivitas b/d

berpartisipasi pada

Pertahankan

mancegah

usia Ianjut dan

aktivitas yang

istirahat tirah

kelelahan dan

perubahan 0t0t

diinginkan.

baring

/ mempertahanka

d/d tidak

duduk

sanggup

jika

kekuatan.

berjalan jauh,

diperlukan.

2.

Iebih banyak

2. Bantu

fungsi

duduk.

bergerak

sendi, kekuatan

dengan

0t0t

bantuan

dan

seminimal

umum.

mungkin.

3.

3.

Menaikkan

stamina

Dorong Memaksimalka

klian

mcmpertahan

fungsi sandi dan

mempertahanka

an postur

tegak, duduk

mobilitas.

tin

i, 4.

Men

danberjalan.

hindaricedera

4. Berikan

akibat

Hngkungan

kecelakaan.

yang

aman 5.

dan

menekan

menganjurkan inflamasi
untuk

sistamik

menggunakan

akut.

alat bantu.
5.

Berikan

0bat
obat sesuai
dengan
indikasi.

Untuk

Resti

cedera Klien dapat

1 .Kenda|ikan

1.

Lingkaran

fisik \

mempertahankan

Iingkungan

yang bebas

b/d penurunan w

keselamatan fisik.

dengan

bahaya akan

menyingkirka

mengurangi

Iansia \

resiko

d/d hati-hati saat

bahaya yang

cedera.

berjalan,

tampak jelas

2.

menggunakan

seperti

tahapan

alat

pencahayaan

pengobatan.

bantu tongkat.

pada

3. Mengurangi

malam hari.

rasiko

2. Membantu

cedera.

fungsi

tulang

Mengetahui

regimen
medikasi.
3.

Anjurkan

untuk
berjalan atau
bangkit

dari

duduk
dan

tidur

dengan
perIahan
Iahan.
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari / tanggal

Implementasi

Evaluasi

Selasa / 24 Februari

Puku|15.00 WIB

S : Klien menyatakan

04

Mengkaji keluhan bahwa kaki kanan

Dx

nyeri dan

dan

catat Iokasi skala kirinya masih sakit


nyeri. Skala

apalagi di bawa

nyeri = 6

berjalan.

Menganjurkan O: Kllen memijat-

klien untuk mandi

mijat

air panas/hangat

kaki-nya

Memberikan klien
posisi yang

Wajah

klian

terlihat

nyaman pada waktu me-ringis


duduk di kursi

- Nyeri = 6

Memberikan A : Masalah belum

massage

yang teratasi

Iembut

P : R/T dilanjutkan

pada kaki/Iutut
PuI<uI15.15 WIB

S : Klien menyatakan

Mempertahankan masih

istirahat duduk

tidak

jika diperlukan

berjalan

Membantu

sanggup

ber lama

erak den anbantuan O:


seminimal mungkin

Klien

beraIanmengguna-

Mendorcng klien kan tongkat


mempertahankan

- Klien Iabih banyak

postur tegak, duduk dudu


tinggi, berdiri

Klien

dan berjalan

Iambat

berjalan

A : Masalah belum
teratasi
Puku|15.25 WIB

P : R/T diIanutkan
S : Klien menyatakan

Mengendalikan masih

Iingkungan dengan

takut untuk berjalan

meznyarankan

jauh

untuk menggunakan

O : Kllen tampak

penyangga
tidur.

tempat berhati
hati

Menganjurkan klien

saat

berjalan,

untuk berjalan atau

meng-gunakan

bangkit dari duduk tongkat


dan tidur
dengan

saat berjalan
perlahan- A : Masalah belum

Iahan

teratasi
P : R/T diIanutkan

No. Hari / tanggal

Implementasi

Evaluasi

Pukul 16.00 WIB

Dx
Rabu / 25 Februari O4

Klien

Menganjurkan menyatakan kaki

klien untuk mandi

kanannya sakitnya

air panas/hangat

sudah

Menganjurkan tetapi

klien untuk meminum

berkurang,

obat

sesuai sakit.

intruksi/indikasi

kaki kirinya masih


O : Klien masih

Memberikan memijat

masage yang Iembut

kaki kirinya
-

Wajah

sedikit

meringis
A: Masalah teratasi
sebagian
PukuI16.1O WIB

P : R/T dilanjutkan
S
:
Klien

Menganjurkan menyatakan dapat

untuk

berjalan tapi tidak

mamindahkan benda sanggup lama-lama


yang

O : Klien masih

mengganggu
berjalan

kan tongkat untuk


Membantu ber-

bergerak dengan
bantuan

saat mengguna

jalan

seminimal -

Klien

berjalan

mungkin

Iambat

Menyarankan A : Masalah teratasi

untuk

seba-

mempertahankan

glam

istirahat duduk

P : R/T diIanutkan

atau tirah baring jika


diperlukan
Puku|16.2O WIB

Klien

Menyingkirkan menyatakan masih

bahaya yang dapat

takut untuk barjalan

menyebabkan

O : Klien tampak

cedera (usahakan

berhati-

kursi selalu berada hati


di tempatnya
jangan

-K|ien

dipindah- menggunakan

pindahkan)

tongkat

Mendorong klien A: Masalah teratasi


untuk tetap

sebagian

Iatihan berjalan

P : R/T dilanjutkan

Menjelaskan pada
klien untuk
tetap

menggerakan

sendi untuk
meminimalkan
kekakuan
No. Hari / tanggal

Implementasi

Evaluasi

Kamis / 26 Februari

Puku|11.00 WIB

O4

Dx
:

Klien

Memberikan menyatakan kaki

injeksi Neuropiton kirinya masih sakit


1

O: Klien memijat

cc

kaki kiri

Menganjurkan nya

minimal 0bat

Wajah

sedikit

setelah makan 3x/ merlngis


hari

A : Masalah teratasi

Memberikan seba-gian

posisi yang nyaman

P : R/T dilanjutkan

yaitu posisi duduk


bersandar

Menganjurkan

untuk memijat
bagian sendi yang
sakit dengan
0bat osok
Puku|11.15 WIB

Klien

Menjalaskan menyatakan masih

untuk tidak berjalan

takut untuk berjalan

di tempat yang Iicin

O: Klien datang ke

Membantu klien poliklinik


bangkit dari
duduk

bersama teman satu

saat

akan wis-manya

pulang

A : Masalah belum

Menganjurkan teratasi

klien untuk banyak

P : R/T di|an`utkan

lstirahat
Puku|15.3O WIB

Klien

Mambantu klian menyatakan dapat


bargarak dangan

berjalan, dari tidak

cara manuntunnya

sanggup berjalan

Manganjurkan jauh

klian untuk mang-

O : Klien berjalan

garakkan sandinya Iambat


walaupun
dalam
duduk

dan

tatap

kaadaan menggunakan
t0ngkat

Manganjurkan A: Masalah teratasi

klian tatap mang-

sebagian

gunakan tongkatnya P : R/T di|an`utkan


saatnya
barjalan

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan.
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang Iambat
dan berhubungan dengan usia Ianjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi - sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
Terlibathya sendi pada pasieh artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang Iebih Ianjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat Ielah.
Wanita Iebih sering terkena osteoartritis pada Iutut dan sendi, sedang pria Iebih
sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan Ieher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang Iebih sama pada pria
dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis Iebih banyak wanita dari
pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada pathogenesis
osteoartritis.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 2003., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kagita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 2003., Patofisiologic Konseg Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi