Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh tarjadi sejak awal kahidupan ningga usia
Ianjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan damikian itu tampak pula pada semua sistam muskuloskeletal dan
jaringan Iain yang ada kaitannya dengan kamungkinan timbulnya beberapa golongan
reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia Ianjut
yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian
panyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Raumatik dapat mengakibatkan perubahan 0t0t, hingga fungsinya dapat menurun bila
0t0t pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi 0t0t. Dengan
meningkatnya usia manjadi tua fungsi 0t0t dapat dilatih dangan baik. Namun usia
Ianjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya
kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepanuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan.g0I0ngan penyakit yang manampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak, namun semuanya manunjukkan adanya persamaan ciri. Manurut kesepakatan
para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau
tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem
muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelamahan, serta adanya tiga
tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan 0t0t, dan gangguan gerak.
(Soenarto, 1982)
Raumatik dapat tarjadi pada semua umur dari kanak - kanak sampai usia
Ianjut, atau sebagai kelanjutan sebalum usia Ianjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soanarto dan Wardoyo, 1994)
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
Defenisi.
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti
mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari 0tak ke sendi dan struktur
klain tubuh sahingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata Iain, setiap kondisi
yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik
termasuk penyakit jaringan ikat.
Klasifikasi.
Reumatik dapat dlkelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1. Osteoartritis.
2. Artritis rematoid.
3. Polimialgia Reumatik.
4. Artritis Gout (Pirai).
1. Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
Iambat dan berhubungan dengan usia Ianjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban.
2. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik krcnik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi
pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang Iebih Ianjut
sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat Ielah.
3. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang
terutama mengenai 0t0t ekstremitas proksimal, Ieher, bahu dan panggul. Terutama
mengenai usia pertengahan atau usia Ianjut sekitar 50 tahun ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis gout Iebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria
sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanlta biasanya mendekati masa
menopause.
OSTEOARTRITIS
Defenisi
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia Ianjut.
Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan Iebih sering dijumpai pada usia
diatas 60 tahun.
Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa
faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara Iain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat.
Prevalensi
dan
beratnya
orteoartritis
semakin
meningkat
dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anakanak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita Iebih sering terkena osteoartritis Iutut dan sendi , dan Ielaki Iebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan Ieher. Secara keeluruhan dibawah
45 tahun frekuensi osteoartritis kurang Iebih sama pada Iaki dan wanita tetapi diatas
50 tahun frekuensi oeteoartritis Iebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis ostecartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dehgan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua
kali Iebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak- anaknya perempuan
cenderung mempunyai tiga kali Iebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari
wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha Iebih
jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis
Iebih sering dijumpai pada orang orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dehgan mehingkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis bail< pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak
hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga
dengan osteoartritis sendi Iain (tangan atau sternoklavikula).
Patofiologi
Menifestasi klinis
GejaIagejaIa utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-Iahan, mula-mula rasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan
sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubanan gaya berjalan.
Penatalaksanaan
Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang knas untuk osteoartritis, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.
Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus
mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau mengnentikan proses
patologis osteoartritis.
Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang
baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat Iistrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan.
Beban pada Iutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
E
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
Dukungan gsikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak Iain dia ingin orang Iain turut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
REUMATIK (ARTRITIS TREUMATOID) PADA LANSIA
ISMAYADI
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gajala: Nyari sandi karana garakan, nyari takan, mamburuk dangan strass pada
sandi : kakakuan pada pagi hari.
Kalatihan
Tanda: Malaisa
Katarbatasan rantang garak ; atrofi 0t0t, kulit : kcntraktur atau kalainan pada sandi
dan 0t0t
KARDIOVASKULER
Gajala : Jantung capat, takanan darah manurun
INTEGRITAS EGO
Gajala: Faktor-faktor strass akut atau kronis : Misalnya finansial, pakarjaan,
katidakmampuan, factor-faktor hubungan
Kaputusasaan dan katidak bardayaan Ancaman pada konsap diri, citra tubuh, idantitas
pribadi misalnya katargantungan pada orang Iain
MAKANAN ATAU CAIRAN
Gajala: Katidakmampuan untuk manghasiIkan/ mangkonsumsi makanan/ cairan
adakuat: mual.
Anoraksia
Kasulitan untuk mangunyah
Tanda: Panurunan barat badan Kakaringan pada mambran mukosa
HIGIENE
Gajalaz barbagai kasulitan untuk malaksanakan aktivitas pribadi, katargantungan pada
orang Iain.
NEUROSENSORI
Gajalaz kabas/kasamutan pada tangan dan kaki, hilangnya sansasi pada jari tangan
Tanda: Pambangkakan sandi
NYERI /KENYAMANAN
Gajala: fasa akut dari nyari
mandiri
keefektifan program
verbal
kebutuhan
terinflamasi / nyeri
menyentak
dapat disembuhkan
- Meningkatkan elaksasi/mengurangi
tegangan otot
mempertahankan kekuatan.
seminimal mungkin.
umum.
sistemik akut.
menggunakan penyanggah
meningkatkan agitasi,
meningkatkan ansietas.
tepat.
terjadi
serta dukunmgan
nyaman
fisiologis/psikologis
mungkin, misalnya
posisi
terapi.
Kolaborasi
indikasi
istirahat.
DIAGNOSA 5 : Defisit perawatan diri b/d nyeri
Kriteria Hasil : Klien daEat melaksanakan aktivitas Eerawatan sendiri secaea mandiri.
Kaji tingkat fungsi fisik
Mengidentifikasi tingkat
diperlukan
Mendukung kemandirian
fisik/emosional
Menyiapkan untuk
meningkatkan kemandirian
diperlukan, misa|nya;|ift,
harga diri
Memberikan kesempatan
untuk dapat melakukan
mengidentifikasi rasa
menghadapinya secara
Iangsung.
kehilangan/perubahan pada
Mengidentifikasi bagaimana
penyakit mempengaruhi
menentukan kebutuhan
seksuaL
Isyarat verbal/nonverbal
menerima keterbatasan
barmusuhan, ketergantungan.
memperhatikan tubuh/perubahan.
terjadi.
maladaptive, membutuhkan
dukungan psikologis.
Kolaborasi
dukungann selama
berhadapan dengan proses
`an ka
panjang/ketidakmampuan.
Mungkin dibutuhkan pada saat
munculnya depresi hebat
sampai pasien
mengembangkan kemampuan
ko in an Iebih efektif.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
I. Biodata
Tgl. Pengkajian
: 20 Februari 2004
Nama
Usia
Agama
Pekerjaan
Tgl masuk
Diagnosa medis
Penanggung jawab :
Nama
: Tn. P
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Binjai
A. Dimana Raaksinya
Pada bagian kedua kakinya yaitu kanan dan kiri.
B. Apakah menyebar
Nenek S. mengatakan sakitnya menyebar ke paha.
Severity (Mengganggu Aktivitas)
Nenek S. mengatakan sakitnya sangat mengganggu aktivitas karena pernah
membuat klien tidak bisa berjalan (pernah bengkak). Bila sakit ini klien tidak
mempunyai aktivitas yang rutin karena keadaan kakinya yang tidak bisa dibawa
barjalan jauh.
Time (kagan mulai timbul dan bagaimana terjadinya) Klien mengatakan sakitnya
sejak 4 tahun V2 terakhir ini, dan pernah kedua kakinya bengkak sehingga
membuat tidak bisa barjalan selama 5 bulan pada tahun 2002.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit Yang Parnah Dialami
Klien mengatakan tidak pernah rawat inap di RS karena tidak pernah mengalami
penyakit yang parah sebelumnya, paling hanya sakit ringan yaitu demam, flu,
batuk ringan.
Pengcbatan / Tindakan Yang Dilakukan
Klien mengatakan paling hanya dengan obat-0bat warung dan kabetulan cocok (2
sampai 3 hari sembuh).
Pernah Dirawat/ Dioperasi
Klien mangatakan tidak pernah dirawat / di operasi, biasanya hanya menggunakan
0bat0bat warung.
Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai pantangan apapun, tetapi sekarang punya
pantangan karena penyakitnya yang sekarang, seperti jercan, bayam.
Imunisasi
Klien mengatakan tidak pernah di imunisasi.
V. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orang tua :
- Klien mengatakan orang tuanya tidak mempunyai penyakit reumatik separti
klien saudara kandung.
- Klien mengatakan saudaranya ada yang memiliki penyakit seperti klien yaitu
abang ke-2 dan kini meninggal dunia.
Tidak
punyak
:laki laki
: perempuan
: meninggal
: klien
Nenek S. anak ke-6 dari 7 bersaudara, 6 saudara klien sudah meninggal semua,
suami klien juga telah meninggal. Klien tidak memiliki anak dari pernikahannya.
VI. Riwayat / Keadaan Psikososial
A. Bahasa yang digunakan
Bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
B. Persepsi klien tentang penyakitnya
Klien menganggap penyakitnya sulit disembuhkan / tidak mungkin sembuh dan
membuat berat badannya semakin menurun. Klien mengatakan telah berobat
dimanamana. Namun klien tetap bersukur masih bisa berjalan walau Iambat dan
memakai tongkat dari Iumpuhnya.
C. Konsep diri
1. Body image
Klien mengatakan berat badannya makin lama makin turun dan sekarang makin
cepat Ielah
2. Ideal diri
Klien mengharapkan dan selalu berdoa kepada Tuhan YME agar diberikan
ketabahan dalam menghadapi penyakitnya dan kesembuhan walau tidak terlalu
mengharap
3. Harga diri
Klien senang tinggal di panti karena tercukupi semua kebutuhannya, dan bebas
melakukan apa saja yang diinginkan.
4. Peran diri
Klien seorang janda yang telah ditinggal suaminya karena meninggal kurang Iebih
10 tahun Ialu. Dari perkawinannya klien tidak memiliki anak.
5. personal identity
Klien merupakan anggota Panti Tresna Werdha Abdi di wisma Teratai. Klien
merupakan janda tampa anak.
D. Keadaan emosi
Keadaan emosi klien dalam keadaan stabil.
E. Perhatian terhadap orang Iain/Iawan bicara
Klien tampak memperhatikan dan menanggapi setiap pertanyaan yang di berikan
kepadanya.
F. Hubungan dengan keluarga
Harmonis dengan keluarga yang ada (keponakan-keponakannya) dan masuk ke
panti karena keinginan klien sendiri / tidak mau menyusahkan keluarga.
G. Hubungan dengan orang Iain
Baik, klien mau bergaul dengan sesama warga panti teruatama dengan sesama
anggota satu wisma.
H. Kegemaran = menonoton tv dan dudul<,duduk di ruang tamu wisma.
I. Daya Adaptasi.
Klien dapat beradaptasi dengan warga di pantai walaupun warga kurang
mengikuti kegiatan yang ada di pantai seperti pengajian, gotong royang dan senam
pagi karena keterbatasan grakakibat penyakitnya.
J. .Mekanisme Pertahanan diri.
Klien memiliki pertahanan diri yang efektif.
VII. Pemeriksaan Fisik.
A. Keadaan Umum. = Klien dalam kondisi baik namun terlihat kondisi l<aki
Iemah sehingga perlu bantuan tongkat untuk berjalan dan berat badan ,l<|ien
masih terlihat overweight sehingga memperberat beban kaki saat berjalan.
B. Tanda Tanda Vital.
TD = 150/ 90 mmhg
R = 24 kali /menit.
HR = 80 kali ? menit
TB = 159 cm.
Test panas dinding : Klien dapat membedakan benda panas dan dingin
Membedakan dua titik : Klien dapat membedakan dua titik
Identifikasi sentuhan ringan
Reflek
Pada pemeriksaan reflek tidak dilakukan karena tidak tersedianya alat.
VIII. POIa Kebiasaan sehari-hari
a. Pola tidur dan kebiasaan
Waktu tidur : siang 1 Vz jam dan malam 1 6 -7 jam
Waktu bangun : klien bangun umumnya/seringnya jam 05.00 Wib
Masalah tidur : tidak ada masalah
Hal-hal yang mempermudah tidur: bila tidur malam akan mudah bila tidak
tidur siang
Hal-hal yang mempermudah tidur : bila menghidupkan jam beker
b. P0|a Eliminasi
a. Pada BAB : 1X sehari dan tidak ada penggunaan Iaktasi
Riwayat perdarahan, tidak ada dan saat mengkaji tidak terjadi diare
Karakter feses : klien mengatakan tidak terlalu keras dan tidak encer/sedang
b. BAK :
P0|a BAK : 1 6 7 X/hari dan tidak terjadi inkontinensia
Karakter urin : kuning tidak terlalu pekat dan tidak terjadi retensi urin
Tidak ada rasa nyeri / rasa terbakar/kesulitan BAK
Tidak ada penggunaan diuretik
Tidak ada riwayat penyakit ginjal
c. Pola makan dan minum
1. Gejala (subjektif)
Diit type : Jenis makanan yaitu makanan biasa dan jumlah makanan per
hari 3 piring dalam per hari.
Nyeri ulu hati tidak ada
Kehilangan selera makan : kadangkadang dan Iausea, vomite (mual,
muntah tidak ada
Alergi terhadap makanan tidak ada. Tapi semenjak mengalami penyakir
tematik klien mempunyai makanan pantang, antara Iain Jeroan, kerang
kerangan, sayur bayam
Berat badan klien jarang menimbangnya sehingga tidak mengetahuinya,
Etiologi
Penaikan metabclisme
Klien mengatakan
tulang
apalagi dibantu
berjalan
sandi
Data Objektif:
- Klien memijat-mijat
Penurunan kadar
kakinya saat
Proteologlikan
pengkajian
- Wajahnya terlihat
Berkurangnya kadar
meringis
Data Subjektif:
M asalah keperawatan
Nyeri.
Klien mengatakan
tidak sanggup
berjalan jauh.
Penurunan fungsi
Data Objektif:
Tulang
- Klien berjalan
menggunakan alat
Kekuatan otot
bantu tongkat.
Melemah
duduk.
Meningkatnya nyeri
- Klien berjalan
saat berjalan
Iambat.
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas.
Data Subjektif:
Klien mengatakan
Lansia
Penurunan fungsi
jauh.
tulang
Data Objektlf:
DIAGNOSA
TUJUAN/KRITERI
KEPERAWATAN A HASIL
Nyeri sendl b/d
Nyeri hi|ang/
RENCANA KEPERAWATAN
1. Kaji nyeri,
1.
Membantu
penurunan
terkontrol
catat Iokasi,
dalam
fungsi tulang
Kriteri hasil :
karakteristik,
menentukan
Pasien dapat
derajat (skala
managemen
(skala nyeri=6),
istirahat/ tidur
O-10)
nyeri.
wajah meringis,
dengan tanang,
2.
pasien tampak
klien
meningkatkan
berjalan.
rileks.
untuk mandi
air panas /
dan
hangat.
mobilitas,
Anjurkan 2.
3.
Panas
Berikan menurunkan
klien
rasa
posisi yang
sakit.
nyaman pada
3. Tirah baring
waktu tidur /
mungkin
duduk
di diperlukan
kursi.
untuk
4. Berikan
membatasi
masase yang
nyeri /
Iembut.
cedera sendi.
5.
Barikan 4.
Menaikkan
0bat
ralaksasi
sesuai
atau
indikasi.
otot.
5.
regangan
Menaikkan
relaksasi
dan
sebagai
terapi
pengobatan.
Intoleran
Klien mampu
1.
1.
Untuk
aktivitas b/d
berpartisipasi pada
Pertahankan
mancegah
aktivitas yang
istirahat tirah
kelelahan dan
perubahan 0t0t
diinginkan.
baring
/ mempertahanka
d/d tidak
duduk
sanggup
jika
kekuatan.
berjalan jauh,
diperlukan.
2.
Iebih banyak
2. Bantu
fungsi
duduk.
bergerak
sendi, kekuatan
dengan
0t0t
bantuan
dan
seminimal
umum.
mungkin.
3.
3.
Menaikkan
stamina
Dorong Memaksimalka
klian
mcmpertahan
mempertahanka
an postur
tegak, duduk
mobilitas.
tin
i, 4.
Men
danberjalan.
hindaricedera
4. Berikan
akibat
Hngkungan
kecelakaan.
yang
aman 5.
dan
menekan
menganjurkan inflamasi
untuk
sistamik
menggunakan
akut.
alat bantu.
5.
Berikan
0bat
obat sesuai
dengan
indikasi.
Untuk
Resti
1 .Kenda|ikan
1.
Lingkaran
fisik \
mempertahankan
Iingkungan
yang bebas
b/d penurunan w
keselamatan fisik.
dengan
bahaya akan
menyingkirka
mengurangi
Iansia \
resiko
bahaya yang
cedera.
berjalan,
tampak jelas
2.
menggunakan
seperti
tahapan
alat
pencahayaan
pengobatan.
bantu tongkat.
pada
3. Mengurangi
malam hari.
rasiko
2. Membantu
cedera.
fungsi
tulang
Mengetahui
regimen
medikasi.
3.
Anjurkan
untuk
berjalan atau
bangkit
dari
duduk
dan
tidur
dengan
perIahan
Iahan.
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari / tanggal
Implementasi
Evaluasi
Selasa / 24 Februari
Puku|15.00 WIB
S : Klien menyatakan
04
Dx
nyeri dan
dan
apalagi di bawa
nyeri = 6
berjalan.
mijat
air panas/hangat
kaki-nya
Memberikan klien
posisi yang
Wajah
klian
terlihat
- Nyeri = 6
massage
yang teratasi
Iembut
P : R/T dilanjutkan
pada kaki/Iutut
PuI<uI15.15 WIB
S : Klien menyatakan
Mempertahankan masih
istirahat duduk
tidak
jika diperlukan
berjalan
Membantu
sanggup
ber lama
Klien
beraIanmengguna-
Klien
dan berjalan
Iambat
berjalan
A : Masalah belum
teratasi
Puku|15.25 WIB
P : R/T diIanutkan
S : Klien menyatakan
Mengendalikan masih
Iingkungan dengan
meznyarankan
jauh
untuk menggunakan
O : Kllen tampak
penyangga
tidur.
tempat berhati
hati
Menganjurkan klien
saat
berjalan,
meng-gunakan
saat berjalan
perlahan- A : Masalah belum
Iahan
teratasi
P : R/T diIanutkan
Implementasi
Evaluasi
Dx
Rabu / 25 Februari O4
Klien
kanannya sakitnya
air panas/hangat
sudah
Menganjurkan tetapi
berkurang,
obat
sesuai sakit.
intruksi/indikasi
Memberikan memijat
kaki kirinya
-
Wajah
sedikit
meringis
A: Masalah teratasi
sebagian
PukuI16.1O WIB
P : R/T dilanjutkan
S
:
Klien
untuk
O : Klien masih
mengganggu
berjalan
bergerak dengan
bantuan
saat mengguna
jalan
seminimal -
Klien
berjalan
mungkin
Iambat
untuk
seba-
mempertahankan
glam
istirahat duduk
P : R/T diIanutkan
Klien
menyebabkan
O : Klien tampak
cedera (usahakan
berhati-
-K|ien
dipindah- menggunakan
pindahkan)
tongkat
sebagian
Iatihan berjalan
P : R/T dilanjutkan
Menjelaskan pada
klien untuk
tetap
menggerakan
sendi untuk
meminimalkan
kekakuan
No. Hari / tanggal
Implementasi
Evaluasi
Kamis / 26 Februari
Puku|11.00 WIB
O4
Dx
:
Klien
O: Klien memijat
cc
kaki kiri
Menganjurkan nya
minimal 0bat
Wajah
sedikit
A : Masalah teratasi
Memberikan seba-gian
P : R/T dilanjutkan
Menganjurkan
untuk memijat
bagian sendi yang
sakit dengan
0bat osok
Puku|11.15 WIB
Klien
O: Klien datang ke
saat
akan wis-manya
pulang
A : Masalah belum
Menganjurkan teratasi
P : R/T di|an`utkan
lstirahat
Puku|15.3O WIB
Klien
cara manuntunnya
sanggup berjalan
Manganjurkan jauh
O : Klien berjalan
dan
tatap
kaadaan menggunakan
t0ngkat
sebagian
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan.
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang Iambat
dan berhubungan dengan usia Ianjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi - sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
Terlibathya sendi pada pasieh artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang Iebih Ianjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat Ielah.
Wanita Iebih sering terkena osteoartritis pada Iutut dan sendi, sedang pria Iebih
sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan Ieher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang Iebih sama pada pria
dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis Iebih banyak wanita dari
pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada pathogenesis
osteoartritis.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 2003., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kagita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 2003., Patofisiologic Konseg Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.