Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM : 112015259
Stase / Periode : Anestesi / 05 Sebtember 2016 24 Sebtember 2016
Transfusi Darah
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke
orang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui pembuluh darah. Darah yang
dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Transfusi darah dapat
dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya,yaitu transfusi allogenic dan
transfusi autologus. Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari
tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh
donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditransferkan
kembali ke pasien.1
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
darahnya.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
Volume darah manusia berbeda untuk setiap individu, volume darah sangat bergantung dari jenis
kelamin, usia, status fisik dan aktivitas seseorang. Berikut ini adalah gambaran volume darah
pada masing-masing individu, berdasarkan presetase berat badan adalah :2
1. Laki-laki : 7,5% BB = 75 cc/kg BB
2. Perempuan : 6,5% BB = 65 cc / kg BB
3. Bayi / neonates : 8,5 % = 85 cc / kg BB
lainnya, mengisi volume sirkulasi. Selama operasi adalah untuk mengganti volume darah yang
hilang selama operasi koreksi terhadap faktor pembekuan.Tujuan pemberian transfusi darah
pasca bedah adalah mengkoreksi deficit komponen darah yang belum terpenuhi selama operasi,
mengisi volume sirkulasi.Pemberian transfuse pasca bedah dianjurkn setelah pasien sadar, untuk
mengetahui sedini mungkin reaksi transfuse yang mungkin timbul.2
Komplikasi Transfusi Darah
Risiko transfusi darah ini dapat dibedakan atas reaksi cepat, reaksi lambat, penularan
penyakit infeksi dan risiko transfusi masif.
1. Reaksi Akut
Reaksi akut adalah reaksi yang terjadi selama transfusi atau dalam 24 jam setelah
transfusi. Reaksi akut dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang-berat dan
reaksi yang membahayakan nyawa. Reaksi ringan ditandai dengan timbulnya pruritus,
urtikaria dan rash. Reaksi ringan ini disebabkan oleh hipersensitivitas ringan. Reaksi
sedang-berat biasanya disebabkan oleh hipersensitivitas sedang-berat, demam akibat
reaksi transfusi non-hemolitik (antibodi terhadap leukosit, protein, trombosit),
kontaminasi pirogen dan/atau bakteri. Pada reaksi yang membahayakan nyawa ditemukan
gejala gelisah, nyeri dada, nyeri di sekitar tempat masuknya infus, napas pendek, nyeri
punggung, nyeri kepala, dan dispnea. Reaksi ini disebabkan oleh hemolisis intravaskular
akut, kontaminasi bakteri, syok septik, kelebihan cairan, anafilaksis dan cedera paru akut
akibat transfusi (Transfusion-associated acute lung injury = TRALI) . Cedera paru akut
disebabkan oleh plasma donor yang mengandung antibodi yang melawan leukosit pasien.
2. Reaksi Lambat
a. Reaksi hemolitik lambat
Reaksi hemolitik lambat timbul 5-10 hari setelah transfusi dengan gejala dan tanda
demam, anemia, ikterik dan hemoglobinuria.
b. Purpura pasca transfusi
Hal ini disebabkan adanya antibodi langsung yang melawan antigen spesifik
trombosit pada resipien. Gejala dan tanda yang timbul adalah perdarahan dan adanya
trombositopenia berat akut 5-10 hari setelah transfusi yang biasanya terjadi bila
hitung trombosit <100.000/uL.
c. Penyakit graft-versus-host
3
Daftar Pustaka
1. Latief SA, Suryadi KA, Cachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi Kedua. Jakarta:
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 2002
2. Mangku G, Senapathi TGA. Buku ajar ilmu anastesia dan reanimasi. Jakarta: PT. Indeks
Permata Puri Media; 2009