Vous êtes sur la page 1sur 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial)
atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit
menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang
maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor,
kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi
intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan
kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari
pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi
hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya
tumor yang menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya
yang ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian
tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma
seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam
kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum
dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada
dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan
terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan
intrakranial). Hal ini ditandai dengan nyeri kepala, nausea, muntah dan papil edema.
Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan
bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu.
Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi
immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

sekunder dari trauma cerebral danpenyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979;


Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979).
Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah usia, general
health, ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang dapat digunakan
antara lain: pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy. Seorang Perawat
berperan untuk membuat asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tumor
otak serta mengimplementasikannya secara langsung mulai dari pengkajian,
diagnosa, hingga intervensi yang harus diberikan.
B. Tujuan Penulisan.
1. Tujuan Umum.
Mahasiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Persyarafan: Tumor Otak.
2. Tujuan Khusus.
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Melakukan Pengkajian Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan: Tumor Otak.
2. Merumuskan Diagnosa Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan: Tumor Otak.
3. Merumuskan Perencanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Persyarafan: Tumor Otak.
4. Melaksanakan Tindakan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Persyarafan: Tumor Otak.
5. Melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan: Tumor Otak.

C. Batasan Penulisan.
Fokus kami dalam penyusunan makalah ini adalah Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan SistemPersyarafan : Tumor Otak.
D. Metode Penulisan.
Makalah ini disusun dengan metode deskriptif melalui studi kepustakaan dengan
pengumpulan data dari berbagai literatur atau sumber.
E. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan pada makalah ini yaitu:
BAB I
: Pendahuluan.
BAB II
: Tinjauan Teoritis.
BAB III : Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

BAB IV

: Penutup.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian.
Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak ruang
(space occupying lesion atau space taking lision) yang timbul didalam rongga
tengkorak baik didalam kompratemen supratentorial maupun infra tentorial.
(Satyanegara).Klasifikasi tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Tumor.
a. Jinak: Acoustic Neuroma, Meningioma, Pituitary adenoma, Astrocytoma
(grade1).
b. Malignant: Astrocytoma (grade 2, 3, 4), Oligodendroglioma, Apendymoma.
2. Berdasarkan Lokasi.
a. Tumor Intradural.
1) Ekstramedular: Cleurofibroma, Meningioma.
2) Intramedular: Oligodendroglioma, Hemangioblastoma, Apendymoma,
Astrocytoma.
b. Tumor Ekstradural.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostat,


tiroid, paru-paru, ginjal, dan lambung.
B. Etiologi.
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu:
1. Herediter.
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma, dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggotaanggota sekeluarga. Sklerosis tubrose atau penyakit Sturge Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor
familial, yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti
yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada
neoplasma.
2. Sisa-sisa sel embrional (Embrionic Cell Rest).
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi
ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat
terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial, dan kordoma.
3. Radiasi.
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
4. Virus.
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi karsinogenik.
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

C. Manifestasi Klinis.
Menurut lokasi tumor:
1. Lobus Frontalis: Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi,
bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argumentasi / menilai benar atau
tidak, hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.
2. Kortek Presentalis Posterior: Kelemahan / kelumpuhan pada otot-otot wajah,
lidah dan jari.
3. Lobus Parasentralis: Kelemahan pada ekstremitas bawah.
4. Lobus Oksipital: Kejang, gangguan penglihatan.
5. Lobus Temporalis: Titinus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan
otot wajah.
6. Lobus Parietalis: Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi
sensorik, gangguan penglihatan.
7. Cerebulum: Papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hiperekstremitas
sendi, hipotonia.
Tanda dan gejala umum:
1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan membungkuk.
2. Kejang.
3. Tanda-tanda penigkatan tekanan intrakranial : pandangan kabur, mual, muntah,
penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.
4. Perubahan kepribadian.
5. Gangguan memori dan alam perasa.
Trias klasik:
1. Nyeri kepala.
2. Papil oedema.
3. Muntah.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

D. Patofisiologi.
Etiologi

Pertumbuhan sel otak


abnormal

Tumor otak

Obstruksi sirkulasi
cairan serebrospinal
dari ventrikel lateral ke
sub arachnoid

Penekanan jaringan
otak terhadap sirkulasi
darah dan O2

Massa dalam otak


bertambah

Hidrochepalus
Kerusakan aliran darah
keotak

Penurunan suplai O2
kejaringan otk akibat
obstruksi sirkulasi otak
Hipoksia cerebral

Perpindahan cairan
intravaskuler
kejaringan serebral
Volume intrakranial
Peningkatan TIK
Kelebihan voleme
cairan
Kematian
Herniasi Cerebral
Bergesernya ginus
medialis labis temporal
ke inferion melalui
insiura tentorial
Obstruksi sistem
cerebral, obstruksi
drainage vena, retina,
tumor pada lobus
oksipital
Papil edema
Kompresi saraf optikus
(N. III/IV)
Gangguan penglihatan

Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
Kompensasi (butuh
waktu berhari-hari
sampai berbulan-bulan
dengan cara :
- volume darah
intrakranial
- volume cairan
serebrospinal
- kandungan cairan
intrsel
Tidak terkompensasi
-Mengurangi
sel-sel
parenkim

Statis vena cerebral

Subkortikal tertekan
Suhu tubuh meningkat
Ketidakefektifan
termoregulasi

Resiko jatuh
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Mengganggu spesifik
bagian otak tempat
tumor
Timbul manifestasi
klinik / gejala lokal
sesuai fokal tumor
Tumor di cerebellum,
hiporalamus,
fossaposterior
Tubuh melakukan
kompensasi dengan
mempercepat
pernapasan
Ketidakefektifan pola
nafas

Nyeri (kepala)

Kompresi subkortikal
dan batang otak
Kehilangan auto
regulasi serebral
Iritasi pusat vegal di
medula oblongata
Muntah
Ketidakseimbangan
kurang dari
kebutuhan tubuh

E. Pemeriksaan Penunjang.
1. Arterigrafi atau ventricolugram; Untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem
ventrikel dan cisterna.
2. CT SCAN; Dasar dalam menentukan diagnosa.
3. Radiogram; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur,
penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi
selatursika.
4. Sidik otak radioaktif; Memperlihatkan daerah daerah akumulasi abnormal dari
zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang
menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
5. Elektroensefalogram (EEG); Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan
neuron.
6. Ekoensefalogram;

Memberi

informasi

mengenai

pergeseran

kandungan

intraserebral.
F. Penatalaksanaan Medis.
Penanganan yang dilakukan tergantung dari keadaan tumor tersebut, apakah
masih bisa dioperasi. Sebelum dilakukan pembedahan, persiapan pre operasi harus
dilakukan seperti pemeriksaan laboratorium lengkap, tes fungsi hati, ginjal, EKG,
dan lain-lain.
1. Tindakan operatif dilakukan pada keadaan berikut, antara lain:
a. Emergensi, misalnya pasien dengan penurunan kesadaran.
b. Elektif (direncanakan), misalnya pada penderita tumor otak stadium dini.
2. Tindakan operatif dengan radiasi dan kemoterapi Temozolomide dilakukan pada
kasus Anaplastic Oligodendroglioma (grade 3). Untuk kasus Malignant glioma
dilanjutkan dengan interstitial radioterapi / brachytherapy dengan radioaktif
Irridium 192 atau iodine 125 langsung ke tumor. Stereotactic radiotherapy dan
radiosurgery (Linac dan Gamma knife) dilakukan hanya terbatas pada lesi lesi
dengan diameter tidak lebih dari 3 4 cm dan sangat potensial untuk malignant
glioma yang berada jauh di dalam otak. Pada tumor metastase tunggal diotak,
dilakukan tindakan operatif terhadap tumornya tetapi disertai dengan Whole
Barin Radiotherapy (WBRT) ataupun dengan Stereotactic Radio Surgery (SRS).

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Selain itu, dilanjutkan lagi dengan kemoterapi, seperti pada tumor small cell
lung carcinoma, germ cell tumor ataupun pada breast cancer.
3. Paliatif; dilakukan pada kasus kasus yang tidak mungkin lagi dioperasi.

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
1. Identitas.
a. Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, agama, suku bangsa, alamat, no tlp, diagnosa penyakit, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian dilakukan, pasien rujukan dari,
pemberi jaminan pelayanan kesehatan, sumber data, nomor register.
b. Identitas keluarga pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, hubungan
dengan keluarga, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku bangsa, alamat,
no tlp.
2. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Penyakit Sekarang.
Klien dengan pre craniotomy tumor otak mempunyai keluhan utama nyeri
pada daerah kepala. Terdapat juga gejala seperti muntah, papiledema,
penurunan tingkat kesadaran, penurunan penglihatan, ketidakmampuan
sensasi (parathesia atau anasthesia), hilangnya ketajaman arau diplopia.
b. Riwayat Penyakit Dahulu.
Meliputi apakan klien pernah mengalami pembedahan kepala sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga.
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang mungkin
berhubungan dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan
tumor otak.
3. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan mengabil


keputusan, kecemasan dan ketakutan, diagnostic test dan prosedur pembedahan,
adanya perubahan peran.
4. Pola Fungsi Kesehatan.
a. Pola Persepsi dan Tatalaksana Hidup Sehat.
Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan
kebiasaan olah raga (lama frekwensinya), bagaimana status ekonomi
keluarga kebiasaan merokok dalam mempengaruhi lamanya penyembuhan
luka.
b. Pola Tidur dan Istirahat.
Tidur dan istirahat yang Insisi pembedahan dapat menimbulkan nyeri yang
sangat sehingga dapat mengganggu kenyamanan pola tidur klien.
c. Pola Aktifitas.
Aktifitas dipengaruhioleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri luka
operasi, aktifitas biasanya terbatas karena harus bedrest berapa waktu
lamanya setelah pembedahan.
d. Pola Hubungan dan Peran.
Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa melakukan
peran baik dalam keluarganya dan dalam masyarakatpenderita mengalami
emosi yang tidak stabil.
e. Pola Sensorik dan Kognitif.
Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri, penglihatan, pearaan serta
pendengaran, kemampuan berfikir, mengingat masa lalu, orientasi terhadap
orang tua, waktu dan tempat.
f. Pola Penanggulangan Stress.
Kebiasaan klien yang digunakan dalam mengatasi masalah.
g. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan.
Bagaimana keyakinan klien pada agamanya dan bagaimana cara klien
mendekatkan diri dengan tuhan selama sakit.
5. Pemeriksaan Fisik.
a. Status Kesehatan Umum.
Untuk menilai tingkat kesadaran klien, (apakah pasien dalam kondisi koma
atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang
diberikan.
b. Persyarafan.
1) Penglihatan (mata): Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau
diplopia.
2) Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporal.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

3) Penciuman (hidung): Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus


frontal.
4) Pengecapan

(lidah):

Ketidakmampuan

sensasi

(parathesia

atau

anasthesia).
5) Afasia: Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif

atau

kesulitan

kata-kata,

reseotif

atau

berkata-kata

komperehensif, maupun kombinasi dari keduanya.


c. Integumen.
Ada tidaknyasianosis, pucat pada daerah integumen

menandakan

ketidakefektifan pola napas.


d. Kepala dan Leher.
Ekspresi wajah kesakitan dan apakah adanya pucat.
e. Torax dan Paru.
Apakah bentuk dadanya simetris, ada tidaknya nyeri dada, bagaimana pola
napasnya teratur atau tidak, teratur, ada tidaknya sumbatan jalan nafas,
gerakan cuping hidung maupun alat ada tidaknya otot bantu pernapasan.
Bantu nafas frekwensi pernafasan biasanya normal (16 20 kali permenit).
Apakah ada ronchi, whezing, stridor. Bagaimana irama jantung, bagaimana
bunyi jantung, kaji bagaimana keadaan nadi dan tekanan darah.
f. Abdomen.
Apakah bentuknya datar atau tidak, bagaimana bising ususnya pada tiap
kuadran/regio, adanya nyri tekan atau tidak, ada tidaknya pembesaran hati
atau hepar.
g. Ekstremitas.
Kelemahan atau paralysis genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya
reflek tendon.
B. Diagnosa Keperawatan.
Pre Operasi.
1. Nyeri akut b.d. peningkatan tekanan intracranial.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan muntah,
penurunan intake makanan.
3. Kelebihan volume cairan b.d. gangguan mekanisme pengaturan di otak.
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d. penurunan suplai darah ke
jaringan otak.
5. Resiko jatuh b.d. gangguan penglihatan (kompresi saraf optikus).
6. Ketidakefektifan pola napas b.d. suplai O2 ke otot pernapasan.
7. Ketidakefektifan termoregulasi b.d. peningkatan suhu tubuh.
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

8. Hambatan komunikasi verbal b.d. kesulitan bicara.


9. Defisiensi pengetahuan b.d. ketidaktahuan terhadap penyakitnya.
10. Ansietas b.d. tindakan operasi.
C. Perencanaan Keperawatan.
1. Nyeri akut b.d. peningkatan tekanan intracranial.
Tindakan
Observasi

reaksi

nonverbal

Rasional
dari Sebagai

ketidaknyamanan

tanda

ketidaknyamanan

dalam beraktivitas

Kaji kultur yang mempengaruhi skala Mengkaji


nyeri
Ajarkan

adanya

kultur

dimaksudkan

untuk

mengetahui tingkat nyeri pada individu.


tentang

teknik

non Teknik

farmakologi (teknik relaksasi)

relaksasi

ditujukan

agar

pasien

mandiri dalam mengurangi skala nyeri yang

ringan.
Kolaborasi : Berikan analgetik untuk Pemberian
mengurangi nyeri

analgetik

ditujukkan

untuk

mengurangi nyeri yang hebat.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan muntah,
penurunan intake makanan.
Tindakan
Kaji

kemampuan

klien

Rasional
untuk Peningkatan kemampuan klien dalam menilai

mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

nutrisi didasarkan pada kemandirian individu


dalam menilai kecukupan nutrisinya.

Berikan informasi tentang kebutuhan Informasi yang cukup mengenai kebutuhan


nutrisi

nutrisi didasarkan pada kebutuhan setiap


individu dalam menilai kecukupan gizinya.

Monitor mual dan muntah

Meonitor mual muntah didasarkan pada


keseimbangan nutrisi individu

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Kolaborasi pemberian nutrisi didasarkan pada

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

menentukan

jumlah

kalori

yang jumlah intake makanan yang cukup.

dibutuhkan
3. Kelebihan volume cairan b.d. gangguan mekanisme pengaturan di otak.
Tindakan

Rasional

Monitor vital sign

Perubahan vital sign menunjukkan adanya


prkembangan kondisi kesehatan klien.

Monitor masukan makanan / cairan Mengontrol intake makanan / minuman dan


dan hitung intake kalori

kalori dalam tubuh.

Monitor status nutrisi


Untuk mengetahui status nutrisi klien.
Kolaborasi pemberian diuretik sesuai Pemberian
diuretik
ditujukkan
intruksi

untuk

mengeluarkan cairan yang berlebihan.

4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d. penurunan suplai darah ke


jaringan otak.
Tindakan

Rasional

Monitor adanya daerah tertentu yang Perubahan kepekaan pada daerah tertentu
hanya peka terhadap panas / dingin / menentukan adanya perubahan pada daerah
tajam / tumpul.
Instruksikan

sensori.
keluarga

untuk Mengontrol adanya perubahan pada sistem

mengobservasi kulit jika ada lesi atau integumen.


laserasi
Batasi gerakkan pada kepala dan leher

Sebagai pencegahan adanya cedera pada

Kolaborasi : Pemberian obat analgetik

kepala dan leher


Pemeberian analgetik

ditujukan

mengurangi nyeri yang hebat.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

untuk

5. Resiko jatuh b.d. gangguan penglihatan (kompresi saraf optikus).


Tindakan

Rasional

Mengidentifikasi perilaku dan faktor Agar dapat mengetahui tingkat resiko jatuh.
yng mempengaruhi resiko jatuh.
Mendidik anggota keluarga tentang Agar keluarga mandiri dalam membantu
faktor

resiko

yang

berkontribusi pasien mencegah terjadinya jatuh.

terhadap jatuh dan bagaimana mereka


dapat menurunkan resiko tersebut.
Tanda-tanda

posting

untuk Untuk mengrtahui dan memantau pasien yang

mengingatkan staf bahwa pasien yang dapat beresiko jatuh.


beresiko tinggi untuk jatuh
Gunakan rel sisi panjang yang sesuai Penggunaan rel sisi mencegah terjadinya
dan tinggi untuk mencegah jatuh dari jatuh.
tempat tidur, sesuai kebutuhan
6. Ketidakefektifan pola napas b.d. suplai O2 ke otot pernapasan.
Tindakan

Rasional

Auskultasi suara napas, catat adanya Auskultasi dilakukan agar dapat mengetahui
suara tambahan

adanya obstruksi jalan napas atau tidak.

Buka jalan napas menggunakan teknik Memposisikan klien dapat mempermudah


chin lift atau jaw thrust bila perlu

jalan napas klien.

Monitor vital sign

Prubahan vital sign dapat mengindikasikan


adanya perubahan status klien.

Identifikasi

pasien

perlunya Kebutuhan

pemasangan alat jalan napas buatan

alat

napas

buatan

mengindikasikan adanya perubahan dalam


pola napas.

7. Ketidakefektifan termoregulasi b.d. peningkatan suhu tubuh.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Tindakan

Rasional

Monitor warna dan suhu kulit

Sebagai

indikator

efektivitas

sistem

termoregulasi.
Monitor suhu miniml setiap 2 jam
Selimuti

pasien

untuk

Memantau perkembangan suhu klien.

mencegah Menghindari output yng berlebihan.

hilangnya kehangatan tubuh


Ajarkan pada pasien cara mencegah Mecegah
keletihan akibat panas

berlebihan

terjadinya
yang

kelelahan
dapat

secara

menyebabkan

intoleransi aktivitas.
8. Hambatan komunikasi verbal b.d. kesulitan bicara.
Tindakan

Rasional

Berdiri di depan pasien ketika sedang Mempermudah berkomunikasi 2 arah.


berbicara
Dorong paien untuk berkomunikasi Menghindari pembicaraan yang berulangsecara perlahan dan untuk mengurangi ulang dan mempermudah pembicaraan secara
permintaan

efektif.

Gunakan kartu baca, kertas, pensil, Media digunakan untuk mempermudah dalam
bahasa tubuh, gambar, daftar kosakata, berkomunikasi 2 arah.
bahasa asing, komputer dll untuk
memfasilitasi komunikasi dua arah
yang optimal
Anjurkan kunjungan keluarga secara Perhatian
teratur

untuk

memberi

keluarga

memberikan

stimulus dukungan secara mental dan sosial.

komunikasi
9. Ansietas b.d. tindakan operasi.
Tindakan

dari

Rasional

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Temani pasien untuk memberikan Keamanan

diberikan

didasarkan

pada

keamanan dan mengurangi takut.

kebutuhan dasar setiap individu.

Dengarkan dengan penuh perhatian

Agar klien merasa nyaman dan merasa


dirinya dihargai.

Identifikasi tingkat kecemasan

Dapat mengetahui kecemasan yang dialami

klien.
Jelaskan semua prosedur dan tindakan Agar klien dapat mengerti dan memahami
apa yang dilakukan

tindakan apa yang akan dilakukan.

10. Defisiensi pengetahuan b.d. ketidaktahuan terhadap penyakitnya.


Tindakan
Berikan

Rasional
penilaian

tentang

tingkat Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan tenatng proses penyakit pengetahuan klien tentang penyakitnya.


yang spesifik
Jelaskan patofisiologi dari penyakit Menjelaskan proses perjalanan penyakit dapat
dan bagaimana hal ini berhubungan membantu meningkatkan pengetahuan.
dengan anatomi dan fisiologi, dengan
cara yang tepat
Gambarkan tanda dan gejala yang Menggambarkan tanda dan gejala dapat
biasa muncul pada penyakit, dengan membantu klien mengenali jenis penyakitnya.
cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup Perubahan pada gaya hidup menentukan
yang

mungkin

diperlukan

untuk keadaan klien.

mencegah komplikasi di masa yang


akan datang

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
1. Identitas Klien.
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Suku Bangsa
Alamat
Nomor Telepon
Diagnosa Penyakit
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
Rujukan dari
Pemberi Jaminan
Pelayanan Kesehatan
Sumber Data
Nomor Rekam Medik

: Ny. L
: 52 Tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Janda
: Islam
: Sunda/Indonesia
: Kp. Besar RT. 003/008, Teluknaga,Tangerang,
Banten
::Tumor Otak
:02 April 2016
: 11 April 2016
:: BPJS
: Klien, Keluarga, Rekam Medik
: 00033183

2. Identitas Penanggung Jawab.


Nama
: Ny. S
Umur
: 27 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Hubungan dengan Anak
: Anak
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Suku Bangsa
Alamat
Nomor Telepon

: Ibu Rumah Tangga


: Menikah
: Islam
: Sunda/Indonesia
: Kp. Besar RT. 003/008, Teluknaga, Tangerang,
Banten
: +6281288316721

3. Riwayat Kesehatan.
a. Keluhan Utama.
Klien mengatakan nyeri di kepala hilang timbul.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Klien datang dari UGD pada tanggal 02 April 2016 pada Pukul. 15.00
WIB dengan berjalan kaki dan diantar oleh keluarga. Klien mengatakan
nyeri di kepala, nyeri hilang bila berbaring dan timbul bila beraktivitas.
Klien juga mengatakan mata kanan dan kiri perih sejak 3 bulan SMRS, mata
berair, dan tidak bisa melihat (buta). Klien mengatakan bila nyeri, ia hanya
berbaring ditempat tidur smpai nyerinya hilang, tetapi tidak sampai bangun
saat tidur bila nyeri terjadi. Klien mengatakan nyeri nya hilang timbul seperti
ditusuk-tusuk dengan skala 3. Nyeri tersebut dirasakan selama 1 tahun.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu.
Klien mengatakan tidak pernah dirawat dengan keluhan yang sama.
Klien mengatakan tidak pernh dioperasi sebelumnya. Klien mengatakan
belum pernah mendapatkan tranfusi darah dan kemoterapi, tetapi klien ada
riwayat radioterapi.Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi.Klien
mengatakan tidak ada riwayat merokok dan minum-minumahrn keras.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Hanya klien yang menderita penyakit seperti ini di dalam
keluarganya.Keluarga klien tidak ada riwayat penyakit menular dan tidak
mempunyai penyakit keturunan.

e. Pola Aktivitas SehariHari.


No.
1.

Aktifitas
Nutrisi & Hidrasi

Sebelum Sakit
Saat Sakit
Frekuensi Makan: 3x/hari Frekuensi
Makan:
Jenis Makanan: Padat
3x/hari
Porsi yang dihabiskan: 1
Jenis Makanan: Padat

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Porsi
2.

3.

Porsi yang dihabiskan: 1

Porsi
Eliminasi (BAB BAB
BAB
Frekuensi: 2x/hari
Frekuensi: 2x/hari
dan BAK)
Warna: Kecoklatan
Warna: Kecoklatan
Konsistensi: Padat
Konsistensi: Padat
Tidak ada kesulitan BAB
Tidak ada kesulitan BAB
BAK
BAK
Frekuensi: 6x/hari
Frekuensi: 6x/hari
Warna: Kuning Bening
Warna: Kuning Bening
Tidak ada kelainan BAK
Tidak ada kelainan BAK
Personal Hygiene Klien mandi 2x/hari secara Klien mandi 2x/hari
(Mandi, Keramas, mandiri

4.

Gosok Gigi)
Istirahat Tidur

5.

Latihan/Olahraga

Kualitas tidur 6-7 jam/hari Kualitas tidur 5 jam/hari


Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Klien melakukan olahraga Klien terbatas dalam
lari 1x/minggu setiap pagi

6.

Gaya Hidup

dibantu sebagian

melakukan

aktivitas

olahraga
Klien menjalankan gaya Klien menjalankan gaya
hidup yang sehat

hidup yang sehat secara


terbatas

4. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan Umum.
Tingkat Kesadaran
Penampilan Secara Umum
Berat Badan
Tinggi Badan
Tanda-Tanda Vital

: Compos Mentis GCS 14 (E3V5M6)


: Baik
: 55 Kg
: 155 cm
: Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 82x/menit
Frekuensi Napas
: 22x/menit
Suhu
: 36,10C

b. Kulit, Rambut dan Kuku.


Kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi/luka, kelembaban baik, turgor
kulit baik, tidak ada sianosis, kuku warna merah muda tidak ada sianosis,
kuku tidak mudah patah, kuku bersih, rambut hitam dan bersih.
c. Mata.
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Bentuk mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, kornea
mata berkabut, tidak ada reflek cahaya pada pupil, sensitivitas kornea baik,
tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, fungsi penglihatan (-).
d. Hidung dan Sinus.
Bentuk hidung simetris, tidak tampak pernapasan cuping hidung, tidak ada
lesi, tidak ada sekret pada lubang hidung, tidak ada pembesaran
conchanasalis.Tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis, etmoidalis,
maksilaris, fungsi penciuman baik.
e. Mulut.
Bibir tampak lembab, tidak ada lesi, tidak ada sianosis, tidak ada stomatitis,
tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada oedema. Lidah bersih, gigi berwarna
putih dan bersih; tidak ada karang gigi atau pun caries.
f. Leher.
Keadaan leher bersih dan utuh, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
dan tiroid, tidak ada kaku kuduk. Tidak ada yeri tekan, tidak ada pembesaran
JVP.
g. Paru-Paru dan Rongga Thorak.
Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris saat bernapas, pernapasan
dada, pola napas normal, irama napas teratur, tidak ada penggunaan otot
tambahan pernapasan, bunyi napas vesikuler, pada saat inspeksi terdengar
bungi sonor.
h. Abdomen.
Bentuk datar dan simetris, tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi.Bising usus
pada iliaca dekstra 10x/menit,bunyi abdomen timpani, tidak teraba massa,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan limfa.
i. Ekstremitas Atas.
Bentuk tangan kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada bekas
operasi, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, akral teraba hangat,
kekuatan otot 5/5, reflek bisep dan trisep (+).
j. Ekstremitas Bawah.
Bentuk kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi,
tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, akral teraba hangat, kekuatan otot
5/5, reflek patella (+), reflek babinski (+).
k. Genitalia.
Labia mayor dan minor baik dan normal, terdapat anus dan tidak ada
kelainan, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

5. Data Psikologis.
Status Emosi
Kecemasan
Pola Koping
Gaya Komunikasi
Konsep Diri

: Klien terlihat cemas dan gelisah.


: Klien mengatakan cemas akan penyakitnya.
: Klien mengatakan mnyerahkan semuanya kepada Tuhan
dantim medis tentang kondisi penyakitnya.
: Klien berkomunikasi dengan baik secara verbal.
:Klien berjenis kelamin perempuan dan senang dengan
identitasnya sebagai perempuan. Klien merasa bahwa ia
berharga bagi anggota keluarga yang lain dan ingin
segera cepat sembuh. Klien tidak dapat menjalankan
tugasnya sebagai ibu rumah tangga karena sakit. Klien
merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik
dan kepala keluarga yang baik. klien bekerjaa sebagai
ibu rumah tangga dan sebagai kepala keluarga yang baik
bagi anggota keluarganya.

6. Data Sosial.
Hubungna klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik.klien juga
berinteraksi dengan orang lain dengan baik.
7. Data Spiritual.
Klien beragama islam, klien suka berdoa untuk kesembuhan penyakitnya, dank
lien juga yakin penyakit yang di derita merupakan sesuatu cobaan dari Allah
SWT.
8. Data Penunjang.
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 09 Maret 2016.
Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin

Hasil
9.6 g/dl*

Leukosit

6.8 103/uL

Hematokrit

30 % *

Trombosit
Kimia (Karbohidrat)
Gula Darah Sewaktu
Kimia (Fungsi Ginjal)
Ureum
Kreatinin

277 103/uL

Laki-laki : 13.2-17.3
Perempuan : 11.4-15.5
Laki-laki : 3.8-10.6
Perempuan : 3.6-11
Laki-laki : 40-52
Perempuan : 35-47
150-440

136 mg/dl

0<180

16 mg/dl
0.8 mg/dl

10-50
Laki-laki : 0<1.5
Perempuan : 0<1.1

Kimia (Elektrolit)

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Nilai Normal

Natrium
Kalium
Klorida
Kimia (Fungsi Hati)
SGOT

141 mEq/L
4.2 mEq/L
99 mEq/L

135-147
3.5-5
96-105

20 U/L

SGPT

12 U/L

Laki-laki : 0-50
Perempuan : 0-35
Laki-laki : 0-50
Perempuan : 0-35

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 10 April 2016.


Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin

Hasil

Nilai Normal

10.2 g/dl*

Leukosit

4.8 103/uL

Hematokrit

32%*

Trombosit
Hemostasis/Koagulasi
aPTT
Kontrol aPTT
PT
Kontrol PT
INR
Kimia (Karbohidrat)
Gula Darah Sewaktu
Kimia (Fungsi Hati)
Albumin
SGOT

241 103/uL

SGPT

10 U/L

Kimia (Fungsi Ginjal)


Ureum
Kreatinin

15 mg/dl
0.8 mg/dl

10-50
Laki-laki : 0<1.5
Perempuan : 0<1.1

Kimia (Elektrolit)
Natrium
Kalium
Klorida

150 mEq/L*
4.6 mEq/L
106 mEq/L*

135-147
3.5-5
96-105

Laki-laki : 13.2-17.3
Perempuan : 11.4-15.5
Laki-laki : 3.8-10.6
Perempuan : 3.6-11
Laki-laki : 40-52
Perempuan : 35-47
150-440

27.6 detik
32.2 detik
128 detik
14.6 detik
0.88

21-53
28.6-41.6
12.3-15.9
11.2-17.9

99 mg/dl

0<180

4.1 g/dl
19 U/L

3.4-4.8
Laki-laki : 0-50
Perempuan : 0-35
Laki-laki : 0-50
Perempuan : 0-35

9. Program dan Rencana Pengobatan.


B. Diagnosa Keperawatan.
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

1. Analisa Data.
No

Data Senjang

.
1.

DS:
Klien

mengatakan

nyeri

dikepala hilang timbul


DO:
Klien tampak meringis
TTV: TD =110/80 mmhg
N = 82x/menit
R = 22x/menit
S = 36,1
2.

DS:
- Klien

mengatakan

volume

Nyeri akut b.d.

intrakranial

Peningkatan TIK

peningkatan
intracranial

terkompensasi

Nyeri (kepala)
mata

mata

berair dan tidak bisa melihat


(buta).
DO:
- Kornea mata berkabut.
- Tidak ada reflek cahaya
-

Masalah

Tidak

kanan dan kiri perih sejak


3 bulan lalu.
Klien mengatakan

Interpretasi Data

2pada pupil.
Fungsi penglihatan (-).

volume

Resiko jatuh

intrakrnial

Peningkatan TIK

Tidak

b.d.gangguan

terkompensasi

Statis vena
cerebral

Obstruksi sistem
cerebral, obstruksi
drainage vena
retina, tumor pada
lobus oksipital

Papil edema

Kompresi saraf
optikus ( N III /
IV)

Gangguan
penglihatan

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

penglihatan


Resiko jatuh
3.

DS:
- Klien
-

mengatakan

cemas

Ansietas b.d.

jaringan otak

tindakan operasi

akan penyakitnya.
Klien mengatakan khawatir

terhadap sirkulasi

akan

darah dan O2
Penurunan suplai

tindakan

operasinya

nanti.
DO:
-

Penekanan

Klien tampak lemas


Klien tampak geliah dan
cemas.

O2 ke jaringan
otak
akibatobstruksi
sirkulasi otak

Kerusakan aliran
darah ke otak

Perpindahan
cairan
intravaskuler ke
jaringan serebral

volume
intrakrnial

Peningkatan TIK

Kelebihan volume
cairan

Pre operatif

Ansietas

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

4.

DS:
Klien mengatakan tidak tahu
informasi tentang penyakitnya
DO:
Klien tampak gelisah
Klien tampak bingung

Kerusakan aliran

Defisiensi

darah ke otak

Perpindahancairan

pengetahuan b.d

intra vaskuler
kejaringan

ketidaktahuan
terhadap
penyakitnya

serebral

Volume
intrakranial

Peningkatan TIK

Kelebihan volume
cairan

Pre operatif

Resiko psikologis
misintepretasi
perawatan dan
penatalaksanaan
pengobatan

Kecemasan
pemenuhan
informasi

Defisiensi
pengetahuan

2. Daftar Diagnosa Keperawatan.


a. Nyeri akut b.d. peningkatan tekanan intracranial.
b. Resiko jatuh b.d. gangguan penglihatan.
c. Ansietas b.d. tindakan operasi.
d. Defisiensi pengetahuan b.d. ketidaktahuan terhadap penyakitnya.
C. Perencanaan Keperawatan.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

No
.
1.

Diagnosa

Tujuan

Keperawatan
Nyeri akut b.d. Setelah

Tindakan

dilakukan -

peningkatan

tindakan keperawatan

tekanan

intrakranial

24

teratasi dengan kriteria


hasil:
- Mampu

Observasi reaksi -Sebagai


non verbal dari

jam,

diharapkan nyeri dapat

Rasional

dimaksudkan

skala nyeri.

mengetahui

Ajarkan tentang

nyeri,

teknik

menggunakan teknik

farmakologi

nonfarmakologi

(teknik

untuk

mengurangi

relaksasi).

nyeri,

mencari

nyeri

ketidaknyamanan

mempengaruhi

nyeri (tahu penyebab -

bantuan).
- Melaporkan

adanya

krtidaknyamanan
dalam beraktivitas.
Kaji kultur yang -Mengkaji
kultur

mengontrol
mampu

tanda

non

untuk
tingkat

nyeri pada individu.


-Teknik relaksasi ditujukan
agar
dalam

pasien

mandiri

mengurangi

skala nyeri yang ringan.

bahwa
berkurang

dengan
menggunakan
menajemen nyeri.
- Mampu
mengenali
nyeri

(skala,

intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri).
- Menyatakan
rasa
nyaman
2.

Resiko

setelah

nyeri berkurang.
jatuh Setelah
dilakukan -

Mengidentifikasi -Agar dapat mengetahui

b.d. gangguan tindakan keperawatan

perilaku

dan

penglihatan.

faktor

yng

diharapkan

24

jam,
cedera

tidak terjadi dengan

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

mempengaruhi
resiko jatuh.

tingkat resiko jatuh.

kriteria hasil:
- Keseimbangan

kemampuan

untuk

mempertahankan
ekuilibrium.
- Gerakkan

mandiri

dalam

membantu

tentang

faktor

pasien

mencegah

resiko

yang

dan

otot

terjadinya jatuh.

gerakan

yang

tindakan

individu

atau

pemberi

asuhan

untuk
meminimalkan
faktor resiko yang
dapat memicu jatuh
dilingkungan
individu.
- Kejadian jatuh : tidak
ada kejadian jatuh.
- Pengetahuan
:
pemahaman
pencegahan jatuh.
- Pelanggaran tingkat
kebingungan akut.
- Tingkat agitasi.
- Komunitas
pengendalian
resiko : komunitas
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

dapat
-Untuk

resiko tersebut.
Tanda-tanda
posting

bertujuan.
- Perilaku pencegahan
:

bagaimana

menurunkan

volunter
melakukan

jatuh

mereka

untuk bekerja sama

jatuh

keluarga

anggota keluarga

terhadap

kemampuan

untuk

-Agar

berkontribusi

terkoordinasi

secara

Mendidik

untuk

mengrtahui

dan

memantau pasien yang


dapat beresiko jatuh.

mengingatkan
staf bahwa pasien
yang

beresiko

tinggi
-

untuk

jatuh.
Gunakan rel sisi
panjang

yang

sesuai dan tinggi


untuk mencegah
jatuh dari tempat
tidur,
kebutuhan.

sesuai

-Penggunaan
mencegah
jatuh.

rel

sisi

terjadinya

tingkat kekerasan.
- Gerakan terkoordinasi.
- Pengendalian resiko :
pencahayaan

sinar

matahari.
- Deteksi resiko.
- Lingkungan
rumah
3.

Ansietas
dan

aman.
b.d. Setelah

dilakukan -

tindakan tindakan keperawatan

operasi

24

jam,

harapkan

di

ansietas

Temani

pasien -

Keamanan

diberikan

untuk

didasarkan

pada

memberikan

kebutuhan dasar setiap

keamanan

dan

dapat teratasi dengan

mengurangi

kriteria hasil :
- Klien
mampu -

takut.
Dengarkan

mengidentifikasi

dengan

dan mengungkapkan

perhatian.
Identifikasi

gejala cemas.
- Mengidentifikasi,

mengungkapkan
gejala cemas.
- Vital sign dalam batas

normal.
- Postur tubuh, ekspresi

individu.

penuh

klien

merasa

nyaman dan merasa


-

dirinya dihargai.
Dapat
mengetahui

tingkat

kecemasan

yang

kecemasan.
Jelaskan semua -

dialami klien.
Agar
klien

dapat

prosedur

dan

mengerti

tindakan

apa

memahami

yang dilakukan.

wajah, bahasa tubuh


dan

Agar

apa

dan
tindakan

yang

akan

dilakukan.

aktivitas

menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
4.

Defisiensi

Setelah

pengetahuan
b.d.

dilakukan -

Berikan penilaian -

Penilaian

tindakan keperawatan

tentang

untuk

mengetahui

diharapkan

pengetahuan

tingkat

pengetahuan

tenatng

klien

ketidaktahuaan pengetahuan klien dan

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

tingkat
proses

dilakukan

tentang

terhadap

keluarga

penyakitnya.

dengan kriteria hasil :


- Pasien
dan -

meningkat,

penyakit

yang

spesifik.
Jelaskan

lekuarga

patofisiologi dari

menyatakan

penyakit

pemahaman

bagaimana hal ini

tentang

berhubungan

penyakit,

kondisi, prognosis,

dengan

dan

dan

program

pengobatan.
Pasien

penyakitnya.

dan

penyakit

dapat

membantu

meningkatkan
pengetahuan.

anatomi
fisiologi,

dengan cara yang


dan

tepat.
Gambarkan tanda

melaksanakan

dan gejala yang

prosedur

yang

biasa

muncul

dijelaskan

secara

pada

penyakit,

dan
mampu -

tepat.
Diskusikan

Menggambarkan tanda
dan

gejala

dapat

membantu

klien

mengenali

jenis

penyakitnya.

dengan cara yang

keluarga

proses

perjalanan

keluarga mampun -

benar.
Pasien

Menjelaskan

Perubahan pada gaya

menjelaskan

perubahan

gaya

hidup

kembali apa yang

hidup

yang

keadaan klien.

dijelaskan

mungkin

perawat

tim

kesehatan lainnya.

menentukan

diperlukan untuk
mencegah
komplikasi

di

masa yang akan


datang.
D. Pelaksanaan Keperawatan.
Tanggal

Tindakan keperawatn
Jam

Tindakan

11 04 - 2016 22.00WIB - Mengobservasi reaksi non verbal


dari krtidaknyamanan

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Diagnosa
Keperawatan
1

Paraf

Hasil:Klien tampak meringis


saat nyeri terjadi
- Mengkaji
kultur

yang

mempengaruhi skala nyeri


Hasil: Penyebab nyeri dapat di
atasi dengan baik dan skala
nyeri berkurang
- Mengajarkan tentang teknik non
farmakologi (teknik relaksasi)
Hasil:
Klien
dapat
mempraktikan
12 04 - 2016

teknik

nafas

dalam sesuai prosedur


06.00WIB - Mengidentifikasi perilaku dan

faktor yng mempengaruhi resiko


jatuh
Hasil:Resiko jatoh tidak terjadi
dan dapat diatasi
- Memberikan penyuluhan kepada
keluarga tentang faktor resiko &
bagaimana

mereka

dapat

menurunkan resiko jatuh


Hasil: Anggota keluarga dapat
dapat mengerti faktor tersebut.
Dan

melakukan

tindakan

pencegahan jatuh
- Tanda tanda posting untuk
mengingatkan staf bahwa klien
yang berisiko tinggi untuk jatuh
Hasil: Staf keperawatan &
memantau

pasien

tersebut,

sehingga tidak terjadi jatoh pada


klien.
- Menggunakan rel sisi panjang
untuk

mencegah

tempat tidur
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

jatuh

dari

Hasil: Klien tampak lebih aman


setelah menggunakan rel sisi
tersebut dan mengurangi resiko
12 04 - 2016

jatuh.
22.00WIB - Mengobservasi sesuai reaksi non

verbal dari ketidaknyamanan


Hasil: Klien tampak lebih rileks
dan tenang.
- Mengkaji

kultul

yang

mempengaruhi skala nyeri


Hasil: Penyebab nyeri dapat
diatasi dan nyeri tidak terjadi
lagi
- Mengajarkan

teknik

farmokologi

non

(nafas

dalam)

dapat

mandiri

Hasil:

Klien

dalam

mempraktikan

teknik

nafas dalam sesuai prosedur


- Memberikan analgetik untuk

13 04 - 2016

mengurangi nyeri
Hasil: Nyeri dapat teratasi
05.00WIB - Menemani untuk memberikan
keamanan & mengurangi takut
Hasil: Klien menjadi lebihrileks
dan

tenang,

klien

juga

mengatakan tidak takut lagi


- Mendengarkan

dengan

penuh

perhatian
Hasil:

klien

menceritakan

tentang

kondisi

dialaminya,

misal

kecemasan

yang

dialaminya

sebelum operasi

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

yang
tentang

- Mengidentifikasi

tingkat

kecemasan.
Hasil: Tingkat kecemasan klien
ringan, misal : klien mengatakan
hanya khawatir tentang kondisi
nya yang akan di operasi tetapi
berani akan di operasi karena
ingin sembuh
- Menjelaskan semua prosedurdan
tindakan yang akan dilakukan
Hasil: klien dapat mengatasi
prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan .
13 april 2016

06.00 WIB - Memberikan penilaian tentang


pengetahuan dan proses penyakit
yang spesifik terhadap klien
Hasil: Pengetahuan yang klien
ketahui masih kurang
mencukupi untuk dimengerti
oleh klien dan keluarga
- Menjelaskan patofisiologi dari
penyakit tersebut
Hasil: Klien dapat mengerti
bagaimana perjalanan penyakit
tersebut, dan dapat mengerti
masalah kesehatan apa yang
akan dialami serta pengaruhnya
pada fungsi tubuhnya
- Mendiskusikan perubahan gaya
hidup yang dialami klien dan
mencegah komplikasi
Hasil: Klien dan keluarga dapat

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

menjelaskan dengan baik


perubahan apa saja yang terjadi
& dapat mengerti pencegahan
komplikasi pada klien.

E. Evaluasi Keperawatan.
Tanggal / Jam
12 April 2016
23.00 WIB

12 April 2016
07. 00 WIB

No.DP
1

Catatan Keperawatan
S:Klien mengatakan dapat mengatasi nyeri
jika terjadi, nyeri sudah tidak terjadi lagi

dan sudah merasa nyaman dan tenang


O: Klien tampak lemas
TD : 120/90 mmhg
N : 80 x/menit
R : 20x/menit
S : 36,8 C
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
S: Klien mengatakan sudah lebih aman dan
tidak khawatir akan jatuh
O: Klien tampak lebih tenang dan rileks
dan lingkungan klien tampak lebih aman

13April 2016
05.45 WIB

13 April 2016
07.00 WIB

dan resiko jatuh berkurang


A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
S:Klien mengatakan tidak cemas lagi dan
tidak khawatir akan operasinya nanti
O: Klien tampak lemas, tampak lebih

tenang dan rileks


A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
S: Klien sudah mengerti akan penyakit
dan kondisinya sekarang
O: Klien tampak lebih rileks dan tenang
A Masalah teratasi
P: Iintervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Paraf

A. Kesimpulan.
Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak ruang
(space occupying lesion atau space taking lision) yang timbul didalam rongga
tengkorak baik didalam kompratemen supratentorial maupun infra tentorial.
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu:
1. Herediter.
2. Sisa-sisa sel embrional (Embrionic Cell Rest).
3. Radiasi.
4. Virus.
5. Substansi-substansi karsinogenik.
Tanda dan gejala umum:
1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan membungkuk.
2. Kejang.
3. Tanda-tanda penigkatan tekanan intrakranial : pandangan kabur, mual, muntah,
penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.
4. Perubahan kepribadian.
Gangguan memori dan alam perasa.
B. Saran.
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca dapat
lebih mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem persarafan: Meningioma.

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Vous aimerez peut-être aussi