Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial)
atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit
menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang
maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor,
kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi
intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan
kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari
pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi
hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya
tumor yang menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya
yang ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian
tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma
seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam
kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum
dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada
dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan
terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan
intrakranial). Hal ini ditandai dengan nyeri kepala, nausea, muntah dan papil edema.
Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan
bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu.
Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi
immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
C. Batasan Penulisan.
Fokus kami dalam penyusunan makalah ini adalah Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan SistemPersyarafan : Tumor Otak.
D. Metode Penulisan.
Makalah ini disusun dengan metode deskriptif melalui studi kepustakaan dengan
pengumpulan data dari berbagai literatur atau sumber.
E. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan pada makalah ini yaitu:
BAB I
: Pendahuluan.
BAB II
: Tinjauan Teoritis.
BAB III : Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
BAB IV
: Penutup.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian.
Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak ruang
(space occupying lesion atau space taking lision) yang timbul didalam rongga
tengkorak baik didalam kompratemen supratentorial maupun infra tentorial.
(Satyanegara).Klasifikasi tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Tumor.
a. Jinak: Acoustic Neuroma, Meningioma, Pituitary adenoma, Astrocytoma
(grade1).
b. Malignant: Astrocytoma (grade 2, 3, 4), Oligodendroglioma, Apendymoma.
2. Berdasarkan Lokasi.
a. Tumor Intradural.
1) Ekstramedular: Cleurofibroma, Meningioma.
2) Intramedular: Oligodendroglioma, Hemangioblastoma, Apendymoma,
Astrocytoma.
b. Tumor Ekstradural.
C. Manifestasi Klinis.
Menurut lokasi tumor:
1. Lobus Frontalis: Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi,
bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argumentasi / menilai benar atau
tidak, hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.
2. Kortek Presentalis Posterior: Kelemahan / kelumpuhan pada otot-otot wajah,
lidah dan jari.
3. Lobus Parasentralis: Kelemahan pada ekstremitas bawah.
4. Lobus Oksipital: Kejang, gangguan penglihatan.
5. Lobus Temporalis: Titinus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan
otot wajah.
6. Lobus Parietalis: Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi
sensorik, gangguan penglihatan.
7. Cerebulum: Papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hiperekstremitas
sendi, hipotonia.
Tanda dan gejala umum:
1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan membungkuk.
2. Kejang.
3. Tanda-tanda penigkatan tekanan intrakranial : pandangan kabur, mual, muntah,
penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.
4. Perubahan kepribadian.
5. Gangguan memori dan alam perasa.
Trias klasik:
1. Nyeri kepala.
2. Papil oedema.
3. Muntah.
D. Patofisiologi.
Etiologi
Tumor otak
Obstruksi sirkulasi
cairan serebrospinal
dari ventrikel lateral ke
sub arachnoid
Penekanan jaringan
otak terhadap sirkulasi
darah dan O2
Hidrochepalus
Kerusakan aliran darah
keotak
Penurunan suplai O2
kejaringan otk akibat
obstruksi sirkulasi otak
Hipoksia cerebral
Perpindahan cairan
intravaskuler
kejaringan serebral
Volume intrakranial
Peningkatan TIK
Kelebihan voleme
cairan
Kematian
Herniasi Cerebral
Bergesernya ginus
medialis labis temporal
ke inferion melalui
insiura tentorial
Obstruksi sistem
cerebral, obstruksi
drainage vena, retina,
tumor pada lobus
oksipital
Papil edema
Kompresi saraf optikus
(N. III/IV)
Gangguan penglihatan
Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
Kompensasi (butuh
waktu berhari-hari
sampai berbulan-bulan
dengan cara :
- volume darah
intrakranial
- volume cairan
serebrospinal
- kandungan cairan
intrsel
Tidak terkompensasi
-Mengurangi
sel-sel
parenkim
Subkortikal tertekan
Suhu tubuh meningkat
Ketidakefektifan
termoregulasi
Resiko jatuh
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
Mengganggu spesifik
bagian otak tempat
tumor
Timbul manifestasi
klinik / gejala lokal
sesuai fokal tumor
Tumor di cerebellum,
hiporalamus,
fossaposterior
Tubuh melakukan
kompensasi dengan
mempercepat
pernapasan
Ketidakefektifan pola
nafas
Nyeri (kepala)
Kompresi subkortikal
dan batang otak
Kehilangan auto
regulasi serebral
Iritasi pusat vegal di
medula oblongata
Muntah
Ketidakseimbangan
kurang dari
kebutuhan tubuh
E. Pemeriksaan Penunjang.
1. Arterigrafi atau ventricolugram; Untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem
ventrikel dan cisterna.
2. CT SCAN; Dasar dalam menentukan diagnosa.
3. Radiogram; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur,
penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi
selatursika.
4. Sidik otak radioaktif; Memperlihatkan daerah daerah akumulasi abnormal dari
zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang
menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
5. Elektroensefalogram (EEG); Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan
neuron.
6. Ekoensefalogram;
Memberi
informasi
mengenai
pergeseran
kandungan
intraserebral.
F. Penatalaksanaan Medis.
Penanganan yang dilakukan tergantung dari keadaan tumor tersebut, apakah
masih bisa dioperasi. Sebelum dilakukan pembedahan, persiapan pre operasi harus
dilakukan seperti pemeriksaan laboratorium lengkap, tes fungsi hati, ginjal, EKG,
dan lain-lain.
1. Tindakan operatif dilakukan pada keadaan berikut, antara lain:
a. Emergensi, misalnya pasien dengan penurunan kesadaran.
b. Elektif (direncanakan), misalnya pada penderita tumor otak stadium dini.
2. Tindakan operatif dengan radiasi dan kemoterapi Temozolomide dilakukan pada
kasus Anaplastic Oligodendroglioma (grade 3). Untuk kasus Malignant glioma
dilanjutkan dengan interstitial radioterapi / brachytherapy dengan radioaktif
Irridium 192 atau iodine 125 langsung ke tumor. Stereotactic radiotherapy dan
radiosurgery (Linac dan Gamma knife) dilakukan hanya terbatas pada lesi lesi
dengan diameter tidak lebih dari 3 4 cm dan sangat potensial untuk malignant
glioma yang berada jauh di dalam otak. Pada tumor metastase tunggal diotak,
dilakukan tindakan operatif terhadap tumornya tetapi disertai dengan Whole
Barin Radiotherapy (WBRT) ataupun dengan Stereotactic Radio Surgery (SRS).
Selain itu, dilanjutkan lagi dengan kemoterapi, seperti pada tumor small cell
lung carcinoma, germ cell tumor ataupun pada breast cancer.
3. Paliatif; dilakukan pada kasus kasus yang tidak mungkin lagi dioperasi.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
1. Identitas.
a. Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, agama, suku bangsa, alamat, no tlp, diagnosa penyakit, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian dilakukan, pasien rujukan dari,
pemberi jaminan pelayanan kesehatan, sumber data, nomor register.
b. Identitas keluarga pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, hubungan
dengan keluarga, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku bangsa, alamat,
no tlp.
2. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Penyakit Sekarang.
Klien dengan pre craniotomy tumor otak mempunyai keluhan utama nyeri
pada daerah kepala. Terdapat juga gejala seperti muntah, papiledema,
penurunan tingkat kesadaran, penurunan penglihatan, ketidakmampuan
sensasi (parathesia atau anasthesia), hilangnya ketajaman arau diplopia.
b. Riwayat Penyakit Dahulu.
Meliputi apakan klien pernah mengalami pembedahan kepala sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga.
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang mungkin
berhubungan dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan
tumor otak.
3. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual.
(lidah):
Ketidakmampuan
sensasi
(parathesia
atau
anasthesia).
5) Afasia: Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif
atau
kesulitan
kata-kata,
reseotif
atau
berkata-kata
menandakan
reaksi
nonverbal
Rasional
dari Sebagai
ketidaknyamanan
tanda
ketidaknyamanan
dalam beraktivitas
adanya
kultur
dimaksudkan
untuk
teknik
non Teknik
relaksasi
ditujukan
agar
pasien
ringan.
Kolaborasi : Berikan analgetik untuk Pemberian
mengurangi nyeri
analgetik
ditujukkan
untuk
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. mual dan muntah,
penurunan intake makanan.
Tindakan
Kaji
kemampuan
klien
Rasional
untuk Peningkatan kemampuan klien dalam menilai
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Kolaborasi pemberian nutrisi didasarkan pada
menentukan
jumlah
kalori
dibutuhkan
3. Kelebihan volume cairan b.d. gangguan mekanisme pengaturan di otak.
Tindakan
Rasional
untuk
Rasional
Monitor adanya daerah tertentu yang Perubahan kepekaan pada daerah tertentu
hanya peka terhadap panas / dingin / menentukan adanya perubahan pada daerah
tajam / tumpul.
Instruksikan
sensori.
keluarga
ditujukan
untuk
Rasional
Mengidentifikasi perilaku dan faktor Agar dapat mengetahui tingkat resiko jatuh.
yng mempengaruhi resiko jatuh.
Mendidik anggota keluarga tentang Agar keluarga mandiri dalam membantu
faktor
resiko
yang
posting
Rasional
Auskultasi suara napas, catat adanya Auskultasi dilakukan agar dapat mengetahui
suara tambahan
Identifikasi
pasien
perlunya Kebutuhan
alat
napas
buatan
Tindakan
Rasional
Sebagai
indikator
efektivitas
sistem
termoregulasi.
Monitor suhu miniml setiap 2 jam
Selimuti
pasien
untuk
berlebihan
terjadinya
yang
kelelahan
dapat
secara
menyebabkan
intoleransi aktivitas.
8. Hambatan komunikasi verbal b.d. kesulitan bicara.
Tindakan
Rasional
efektif.
Gunakan kartu baca, kertas, pensil, Media digunakan untuk mempermudah dalam
bahasa tubuh, gambar, daftar kosakata, berkomunikasi 2 arah.
bahasa asing, komputer dll untuk
memfasilitasi komunikasi dua arah
yang optimal
Anjurkan kunjungan keluarga secara Perhatian
teratur
untuk
memberi
keluarga
memberikan
komunikasi
9. Ansietas b.d. tindakan operasi.
Tindakan
dari
Rasional
diberikan
didasarkan
pada
klien.
Jelaskan semua prosedur dan tindakan Agar klien dapat mengerti dan memahami
apa yang dilakukan
Rasional
penilaian
tentang
mungkin
diperlukan
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
1. Identitas Klien.
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Suku Bangsa
Alamat
Nomor Telepon
Diagnosa Penyakit
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
Rujukan dari
Pemberi Jaminan
Pelayanan Kesehatan
Sumber Data
Nomor Rekam Medik
: Ny. L
: 52 Tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Janda
: Islam
: Sunda/Indonesia
: Kp. Besar RT. 003/008, Teluknaga,Tangerang,
Banten
::Tumor Otak
:02 April 2016
: 11 April 2016
:: BPJS
: Klien, Keluarga, Rekam Medik
: 00033183
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Suku Bangsa
Alamat
Nomor Telepon
3. Riwayat Kesehatan.
a. Keluhan Utama.
Klien mengatakan nyeri di kepala hilang timbul.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Klien datang dari UGD pada tanggal 02 April 2016 pada Pukul. 15.00
WIB dengan berjalan kaki dan diantar oleh keluarga. Klien mengatakan
nyeri di kepala, nyeri hilang bila berbaring dan timbul bila beraktivitas.
Klien juga mengatakan mata kanan dan kiri perih sejak 3 bulan SMRS, mata
berair, dan tidak bisa melihat (buta). Klien mengatakan bila nyeri, ia hanya
berbaring ditempat tidur smpai nyerinya hilang, tetapi tidak sampai bangun
saat tidur bila nyeri terjadi. Klien mengatakan nyeri nya hilang timbul seperti
ditusuk-tusuk dengan skala 3. Nyeri tersebut dirasakan selama 1 tahun.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu.
Klien mengatakan tidak pernah dirawat dengan keluhan yang sama.
Klien mengatakan tidak pernh dioperasi sebelumnya. Klien mengatakan
belum pernah mendapatkan tranfusi darah dan kemoterapi, tetapi klien ada
riwayat radioterapi.Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi.Klien
mengatakan tidak ada riwayat merokok dan minum-minumahrn keras.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Hanya klien yang menderita penyakit seperti ini di dalam
keluarganya.Keluarga klien tidak ada riwayat penyakit menular dan tidak
mempunyai penyakit keturunan.
Aktifitas
Nutrisi & Hidrasi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Frekuensi Makan: 3x/hari Frekuensi
Makan:
Jenis Makanan: Padat
3x/hari
Porsi yang dihabiskan: 1
Jenis Makanan: Padat
Porsi
2.
3.
Porsi
Eliminasi (BAB BAB
BAB
Frekuensi: 2x/hari
Frekuensi: 2x/hari
dan BAK)
Warna: Kecoklatan
Warna: Kecoklatan
Konsistensi: Padat
Konsistensi: Padat
Tidak ada kesulitan BAB
Tidak ada kesulitan BAB
BAK
BAK
Frekuensi: 6x/hari
Frekuensi: 6x/hari
Warna: Kuning Bening
Warna: Kuning Bening
Tidak ada kelainan BAK
Tidak ada kelainan BAK
Personal Hygiene Klien mandi 2x/hari secara Klien mandi 2x/hari
(Mandi, Keramas, mandiri
4.
Gosok Gigi)
Istirahat Tidur
5.
Latihan/Olahraga
6.
Gaya Hidup
dibantu sebagian
melakukan
aktivitas
olahraga
Klien menjalankan gaya Klien menjalankan gaya
hidup yang sehat
4. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan Umum.
Tingkat Kesadaran
Penampilan Secara Umum
Berat Badan
Tinggi Badan
Tanda-Tanda Vital
Bentuk mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, kornea
mata berkabut, tidak ada reflek cahaya pada pupil, sensitivitas kornea baik,
tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, fungsi penglihatan (-).
d. Hidung dan Sinus.
Bentuk hidung simetris, tidak tampak pernapasan cuping hidung, tidak ada
lesi, tidak ada sekret pada lubang hidung, tidak ada pembesaran
conchanasalis.Tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis, etmoidalis,
maksilaris, fungsi penciuman baik.
e. Mulut.
Bibir tampak lembab, tidak ada lesi, tidak ada sianosis, tidak ada stomatitis,
tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada oedema. Lidah bersih, gigi berwarna
putih dan bersih; tidak ada karang gigi atau pun caries.
f. Leher.
Keadaan leher bersih dan utuh, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
dan tiroid, tidak ada kaku kuduk. Tidak ada yeri tekan, tidak ada pembesaran
JVP.
g. Paru-Paru dan Rongga Thorak.
Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris saat bernapas, pernapasan
dada, pola napas normal, irama napas teratur, tidak ada penggunaan otot
tambahan pernapasan, bunyi napas vesikuler, pada saat inspeksi terdengar
bungi sonor.
h. Abdomen.
Bentuk datar dan simetris, tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi.Bising usus
pada iliaca dekstra 10x/menit,bunyi abdomen timpani, tidak teraba massa,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan limfa.
i. Ekstremitas Atas.
Bentuk tangan kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada bekas
operasi, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, akral teraba hangat,
kekuatan otot 5/5, reflek bisep dan trisep (+).
j. Ekstremitas Bawah.
Bentuk kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi,
tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, akral teraba hangat, kekuatan otot
5/5, reflek patella (+), reflek babinski (+).
k. Genitalia.
Labia mayor dan minor baik dan normal, terdapat anus dan tidak ada
kelainan, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan.
5. Data Psikologis.
Status Emosi
Kecemasan
Pola Koping
Gaya Komunikasi
Konsep Diri
6. Data Sosial.
Hubungna klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik.klien juga
berinteraksi dengan orang lain dengan baik.
7. Data Spiritual.
Klien beragama islam, klien suka berdoa untuk kesembuhan penyakitnya, dank
lien juga yakin penyakit yang di derita merupakan sesuatu cobaan dari Allah
SWT.
8. Data Penunjang.
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 09 Maret 2016.
Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Hasil
9.6 g/dl*
Leukosit
6.8 103/uL
Hematokrit
30 % *
Trombosit
Kimia (Karbohidrat)
Gula Darah Sewaktu
Kimia (Fungsi Ginjal)
Ureum
Kreatinin
277 103/uL
Laki-laki : 13.2-17.3
Perempuan : 11.4-15.5
Laki-laki : 3.8-10.6
Perempuan : 3.6-11
Laki-laki : 40-52
Perempuan : 35-47
150-440
136 mg/dl
0<180
16 mg/dl
0.8 mg/dl
10-50
Laki-laki : 0<1.5
Perempuan : 0<1.1
Kimia (Elektrolit)
Nilai Normal
Natrium
Kalium
Klorida
Kimia (Fungsi Hati)
SGOT
141 mEq/L
4.2 mEq/L
99 mEq/L
135-147
3.5-5
96-105
20 U/L
SGPT
12 U/L
Laki-laki : 0-50
Perempuan : 0-35
Laki-laki : 0-50
Perempuan : 0-35
Hasil
Nilai Normal
10.2 g/dl*
Leukosit
4.8 103/uL
Hematokrit
32%*
Trombosit
Hemostasis/Koagulasi
aPTT
Kontrol aPTT
PT
Kontrol PT
INR
Kimia (Karbohidrat)
Gula Darah Sewaktu
Kimia (Fungsi Hati)
Albumin
SGOT
241 103/uL
SGPT
10 U/L
15 mg/dl
0.8 mg/dl
10-50
Laki-laki : 0<1.5
Perempuan : 0<1.1
Kimia (Elektrolit)
Natrium
Kalium
Klorida
150 mEq/L*
4.6 mEq/L
106 mEq/L*
135-147
3.5-5
96-105
Laki-laki : 13.2-17.3
Perempuan : 11.4-15.5
Laki-laki : 3.8-10.6
Perempuan : 3.6-11
Laki-laki : 40-52
Perempuan : 35-47
150-440
27.6 detik
32.2 detik
128 detik
14.6 detik
0.88
21-53
28.6-41.6
12.3-15.9
11.2-17.9
99 mg/dl
0<180
4.1 g/dl
19 U/L
3.4-4.8
Laki-laki : 0-50
Perempuan : 0-35
Laki-laki : 0-50
Perempuan : 0-35
1. Analisa Data.
No
Data Senjang
.
1.
DS:
Klien
mengatakan
nyeri
DS:
- Klien
mengatakan
volume
intrakranial
Peningkatan TIK
peningkatan
intracranial
terkompensasi
Nyeri (kepala)
mata
mata
Masalah
Tidak
Interpretasi Data
2pada pupil.
Fungsi penglihatan (-).
volume
Resiko jatuh
intrakrnial
Peningkatan TIK
Tidak
b.d.gangguan
terkompensasi
Statis vena
cerebral
Obstruksi sistem
cerebral, obstruksi
drainage vena
retina, tumor pada
lobus oksipital
Papil edema
Kompresi saraf
optikus ( N III /
IV)
Gangguan
penglihatan
penglihatan
Resiko jatuh
3.
DS:
- Klien
-
mengatakan
cemas
Ansietas b.d.
jaringan otak
tindakan operasi
akan penyakitnya.
Klien mengatakan khawatir
terhadap sirkulasi
akan
darah dan O2
Penurunan suplai
tindakan
operasinya
nanti.
DO:
-
Penekanan
O2 ke jaringan
otak
akibatobstruksi
sirkulasi otak
Kerusakan aliran
darah ke otak
Perpindahan
cairan
intravaskuler ke
jaringan serebral
volume
intrakrnial
Peningkatan TIK
Kelebihan volume
cairan
Pre operatif
Ansietas
4.
DS:
Klien mengatakan tidak tahu
informasi tentang penyakitnya
DO:
Klien tampak gelisah
Klien tampak bingung
Kerusakan aliran
Defisiensi
darah ke otak
Perpindahancairan
pengetahuan b.d
intra vaskuler
kejaringan
ketidaktahuan
terhadap
penyakitnya
serebral
Volume
intrakranial
Peningkatan TIK
Kelebihan volume
cairan
Pre operatif
Resiko psikologis
misintepretasi
perawatan dan
penatalaksanaan
pengobatan
Kecemasan
pemenuhan
informasi
Defisiensi
pengetahuan
No
.
1.
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
Nyeri akut b.d. Setelah
Tindakan
dilakukan -
peningkatan
tindakan keperawatan
tekanan
intrakranial
24
jam,
Rasional
dimaksudkan
skala nyeri.
mengetahui
Ajarkan tentang
nyeri,
teknik
menggunakan teknik
farmakologi
nonfarmakologi
(teknik
untuk
mengurangi
relaksasi).
nyeri,
mencari
nyeri
ketidaknyamanan
mempengaruhi
bantuan).
- Melaporkan
adanya
krtidaknyamanan
dalam beraktivitas.
Kaji kultur yang -Mengkaji
kultur
mengontrol
mampu
tanda
non
untuk
tingkat
pasien
mandiri
mengurangi
bahwa
berkurang
dengan
menggunakan
menajemen nyeri.
- Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri).
- Menyatakan
rasa
nyaman
2.
Resiko
setelah
nyeri berkurang.
jatuh Setelah
dilakukan -
perilaku
dan
penglihatan.
faktor
yng
diharapkan
24
jam,
cedera
mempengaruhi
resiko jatuh.
kriteria hasil:
- Keseimbangan
kemampuan
untuk
mempertahankan
ekuilibrium.
- Gerakkan
mandiri
dalam
membantu
tentang
faktor
pasien
mencegah
resiko
yang
dan
otot
terjadinya jatuh.
gerakan
yang
tindakan
individu
atau
pemberi
asuhan
untuk
meminimalkan
faktor resiko yang
dapat memicu jatuh
dilingkungan
individu.
- Kejadian jatuh : tidak
ada kejadian jatuh.
- Pengetahuan
:
pemahaman
pencegahan jatuh.
- Pelanggaran tingkat
kebingungan akut.
- Tingkat agitasi.
- Komunitas
pengendalian
resiko : komunitas
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
dapat
-Untuk
resiko tersebut.
Tanda-tanda
posting
bertujuan.
- Perilaku pencegahan
:
bagaimana
menurunkan
volunter
melakukan
jatuh
mereka
jatuh
keluarga
anggota keluarga
terhadap
kemampuan
untuk
-Agar
berkontribusi
terkoordinasi
secara
Mendidik
untuk
mengrtahui
dan
mengingatkan
staf bahwa pasien
yang
beresiko
tinggi
-
untuk
jatuh.
Gunakan rel sisi
panjang
yang
sesuai
-Penggunaan
mencegah
jatuh.
rel
sisi
terjadinya
tingkat kekerasan.
- Gerakan terkoordinasi.
- Pengendalian resiko :
pencahayaan
sinar
matahari.
- Deteksi resiko.
- Lingkungan
rumah
3.
Ansietas
dan
aman.
b.d. Setelah
dilakukan -
operasi
24
jam,
harapkan
di
ansietas
Temani
pasien -
Keamanan
diberikan
untuk
didasarkan
pada
memberikan
keamanan
dan
mengurangi
kriteria hasil :
- Klien
mampu -
takut.
Dengarkan
mengidentifikasi
dengan
dan mengungkapkan
perhatian.
Identifikasi
gejala cemas.
- Mengidentifikasi,
mengungkapkan
gejala cemas.
- Vital sign dalam batas
normal.
- Postur tubuh, ekspresi
individu.
penuh
klien
merasa
dirinya dihargai.
Dapat
mengetahui
tingkat
kecemasan
yang
kecemasan.
Jelaskan semua -
dialami klien.
Agar
klien
dapat
prosedur
dan
mengerti
tindakan
apa
memahami
yang dilakukan.
Agar
apa
dan
tindakan
yang
akan
dilakukan.
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
4.
Defisiensi
Setelah
pengetahuan
b.d.
dilakukan -
Berikan penilaian -
Penilaian
tindakan keperawatan
tentang
untuk
mengetahui
diharapkan
pengetahuan
tingkat
pengetahuan
tenatng
klien
tingkat
proses
dilakukan
tentang
terhadap
keluarga
penyakitnya.
meningkat,
penyakit
yang
spesifik.
Jelaskan
lekuarga
patofisiologi dari
menyatakan
penyakit
pemahaman
tentang
berhubungan
penyakit,
kondisi, prognosis,
dengan
dan
dan
program
pengobatan.
Pasien
penyakitnya.
dan
penyakit
dapat
membantu
meningkatkan
pengetahuan.
anatomi
fisiologi,
tepat.
Gambarkan tanda
melaksanakan
prosedur
yang
biasa
muncul
dijelaskan
secara
pada
penyakit,
dan
mampu -
tepat.
Diskusikan
Menggambarkan tanda
dan
gejala
dapat
membantu
klien
mengenali
jenis
penyakitnya.
keluarga
proses
perjalanan
keluarga mampun -
benar.
Pasien
Menjelaskan
menjelaskan
perubahan
gaya
hidup
hidup
yang
keadaan klien.
dijelaskan
mungkin
perawat
tim
kesehatan lainnya.
menentukan
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi
di
Tindakan keperawatn
Jam
Tindakan
Diagnosa
Keperawatan
1
Paraf
yang
teknik
nafas
mereka
dapat
melakukan
tindakan
pencegahan jatuh
- Tanda tanda posting untuk
mengingatkan staf bahwa klien
yang berisiko tinggi untuk jatuh
Hasil: Staf keperawatan &
memantau
pasien
tersebut,
mencegah
tempat tidur
Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
jatuh
dari
jatuh.
22.00WIB - Mengobservasi sesuai reaksi non
kultul
yang
teknik
farmokologi
non
(nafas
dalam)
dapat
mandiri
Hasil:
Klien
dalam
mempraktikan
teknik
13 04 - 2016
mengurangi nyeri
Hasil: Nyeri dapat teratasi
05.00WIB - Menemani untuk memberikan
keamanan & mengurangi takut
Hasil: Klien menjadi lebihrileks
dan
tenang,
klien
juga
dengan
penuh
perhatian
Hasil:
klien
menceritakan
tentang
kondisi
dialaminya,
misal
kecemasan
yang
dialaminya
sebelum operasi
yang
tentang
- Mengidentifikasi
tingkat
kecemasan.
Hasil: Tingkat kecemasan klien
ringan, misal : klien mengatakan
hanya khawatir tentang kondisi
nya yang akan di operasi tetapi
berani akan di operasi karena
ingin sembuh
- Menjelaskan semua prosedurdan
tindakan yang akan dilakukan
Hasil: klien dapat mengatasi
prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan .
13 april 2016
E. Evaluasi Keperawatan.
Tanggal / Jam
12 April 2016
23.00 WIB
12 April 2016
07. 00 WIB
No.DP
1
Catatan Keperawatan
S:Klien mengatakan dapat mengatasi nyeri
jika terjadi, nyeri sudah tidak terjadi lagi
13April 2016
05.45 WIB
13 April 2016
07.00 WIB
Paraf
A. Kesimpulan.
Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak ruang
(space occupying lesion atau space taking lision) yang timbul didalam rongga
tengkorak baik didalam kompratemen supratentorial maupun infra tentorial.
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu:
1. Herediter.
2. Sisa-sisa sel embrional (Embrionic Cell Rest).
3. Radiasi.
4. Virus.
5. Substansi-substansi karsinogenik.
Tanda dan gejala umum:
1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan membungkuk.
2. Kejang.
3. Tanda-tanda penigkatan tekanan intrakranial : pandangan kabur, mual, muntah,
penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.
4. Perubahan kepribadian.
Gangguan memori dan alam perasa.
B. Saran.
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca dapat
lebih mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem persarafan: Meningioma.