Vous êtes sur la page 1sur 4

Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop saja.

[1] Antibodi monoklonal ini


dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma.[2] Sel hibridoma merupakan fusi sel dan sel

Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu imunisasi, fusi, dan kloning.[1] Imunisasi dapat dilakukan
dengan imunisasi konvensional, imunisasi sekali suntik intralimpa, maupun imunisasi in vitro.[1] Fusi sel ini
menghasilkan sel hibrid yang mampu menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus
dibiakan seperti sel myeloma.[1] Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel induk yang tidak
mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat tumbuh.[2]
Frekuensi fusi sel dapat diperbanyak dengan menggunakan Polietilen glikol (PEG), DMSO, dan penggunaan medan
listrik.[2] PEG berfungsi untuk membuka membran sel sehingga mempermudah proses fusi.[2] Sel hibrid kemudian
ditumbuhkan pada mediapertumbuhan.[2] Penambahan berbagai macam sistem pemberi makan dapat meningkatkan
pertumbuhan sel hibridoma.[2]

Antibodi Monoklonal

Hibridoma
Teknik Hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang sama maupun berbeda sehingga
menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid ( hibridoma ) yang memiliki kombinasi dari sifat kedua sel tersebut.
Teknik hibridoma ini sangat penting untuk menghasilkan antibodi dan hormon dalam jumlah yang besar.
Antibodi Monoklonal

Salah satu hasil dari teknik hibridoma ini adalah antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal adalah antibodi
yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klona yang hanya mengenal satu jenis antigen.
Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci atau tikus.
Teknik pembuatan antibodi moniklonal untuk pengobatan kanker
langkah pertama adalah menginjeksikan antigen ke dalam tubuh tikus/ kelinci percobaan, kemudian limpanya
dipisahkan. Sel-sel pembentuk antibodi pada limpa dilebur ( fusi ) dengan sel-sel mieloma ( sel kanker ).
Sekitar 1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi, sedangkan 10% sel hibridoma akhir
terdiri dari sel-sel yang menghasilkan antibodi. Setiap hibridoma hanya dapat menghasilkan satu antibodi.
Disini teknik seleksi dikembangkan untuk mendidentifikasi sel tersebut, kemudian dilakukan pengembangan
atau pengklonan berikutnya. Klona yang diperoleh dari hibridoma berupa antibodi monoklonal. Antibodi
monoklonal dapat disimpan beku, kemudian dapat diinjeksikan ke dalam tubuh hewan atau dibiakkan dalam
suatu kultur untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah yang besar.
Kegunaan antibodi monoklonal cukup beragam. Para ilmuwan berharap dapat menggunakan antibodi
monoklonal dalam pengobatan kanker. Beberapa jenis sel kanker membuat antigen yang berbeda dengan
protein yang dibuat oleh sel-sel sehat. Dengan teknologi yang ada, dapat dibuat antibodi monoklonal yang
hanya menyerang protein dan menyerang sel-sel tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.
Kegunaan antibodi monoklonal lainnya adalah sebagai berikut
1.
untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin ( HCG ) dalam urin wanita hamil.
2.
untuk mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya racun tetanus dan kelebihan obat digoxin
dapat dinonaktifkan oleh antibodi ini.
3.

mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain.

Antibodi monoklonal dibuat dengan darisel hibrid yang mempunyai sifat lebih baik dari antibodi poliklonal karena
hanya mengikat 1 epitop serta dapat dibuat dalam jumlah tak terbatas. Terobosan teknik hibridoma yang
menghasilkan antibodi monoklonal terhadap antigen, membuka era baru cara identifikasi dan memurnikan suatu
molekul pada berbagai disiplin ilmu, juga membuka cakrawala dalam prosedur diagnostik dan pengobatan dan
pencegahan alternatif pada keganasan dan berbagai penyakit lain.
Sel tertentu yang membuat imunoglobulin untuk dilepaskan ke dalam sirkulasi disebut sel plasma. Sel-sel itu
menetap dalam sumsum tulang bersama dengan prekursor sel darah. Satu individu sel plasma hanya memproduksi
satu tipe molekul imunoglobulin, yang hanya mengenali antigen spesifiknya. Saat sel plasma membelah dan
menghasilkan satu jalur sel keturunan atau disebut juga dengan klon, sel-sel yang dihasilkan tersebut melanjutkan
sintesis antibodi yang sama dan spesifik terhadap satu antigen. Antibodi monoklonal secara luas digunakan sebagai
reagensia diagnostik dan juga diaplikasikan untuk terapi.
Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi kedua jenis sel yaitu sel limfosit B yang
memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma) yang dapat hidup dan membelah terus menerus. Hasil fusi
antara sel limfosit B dengan sel kanker secara in vitro ini disebut dengan hibridoma.
Apabila sel hibridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara genetik mempunyai sifat yang identik akan
memproduksi antibodi sesuai dengan antibodi yang diproduksi oleh sel aslinya yaitu sel limfosit B. Hal yang penting
diperhatikan adalah proses pemilihan sel klon yang identik yang dapat mensekresi antibodi yang spesifik.
Sel hibridoma mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara tidak terbatas dalam kultur sel, sehingga mampu
memproduksi antibodi homogen (monoklonal) yang spesifik dalam jumlah yang hampir tidak terbatas. Hal ini tentu

saja sangat menguntungkan jika digunakan sebagai alat diagnostik. Beberapa jenis kit antibodi monoklonal telah
tersedia di pasaran untuk mendeteksi bakteri patogen dan virus, serta untuk tes kehamilan.
Cara Pembuatan
Untuk mendapatkan antibodi yang homogen, prinsipnya terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Imunisasi mencit
2. Fusi sel limfa kebal dan mieloma
3. Eliminasi sel induk yang tidak berfusi
4. Isolasi dan pemilihan klon hibridoma
1. Imunisasi Mencit
- Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau virus, disuntikkan secara subkutan pada
beberapa tempat atau secara intra peritoneal.
- Setelah 23 minggu disusul suntikan antigen secara intravena, mencit yang tanggap kebal terbaik dipilih.
- Pada hari ke-12 hari suntikan terakhir antibodi yang terbentuk pada mencit diperiksa dan diukur titer antibodinya.
- Mencit dimatikan dan limfanya diambil secara aseptis.
- Kemudian dibuat suspensi sel limfa untuk memisahkan sel B yang mengandung antibodi.
Cara imunisasi lain yang sering digunakan adalah imunisasi sekali suntik intralimfa (single-shot intrasplenic
immunization). Imunisasi cara ini dianggap lebih baik, karena eliminasi antigen oleh tubuh dapat dicegah.
2. Fusi limfa kebal dan sel mieloma
Pada kondisi biakan jaringan biasa, sel limfa yang membuat antibodi akan cepat mati, sedangkan sel mieloma
dapat dibiakkan terus-menerus. Fusi sel dapat menciptakan sel hibrid yang terdiri dari gabungan sel limfa yang dapat
membuat antibodi dan sel mieloma yang dapat dibiakkan secara terus menerus dalam jumlah yang tidak terbatas
secara in vitro.
- Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga menghasilkan sel besar dengan dua atau lebih inti sel,
yang berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis yang disebut heterokarion.
- Pada waktu tumbuh dan membelah diri terbentuk satu inti yang mengandung kromosom kedua induk yang disebut
sel hibrid
3. Eliminasi sel induk yang tidak berfusi
Frekuensi terjadinya hibrid sel limfa-sel mieloma biasanya rendah, karena itu penting untuk mematikan sel yang
tidak fusi yang jumlahnyaa lebih banyak agar sel hibrid mempunyai kesempatan untuk tumbuh dengan cara
membiakkan sel hibrid dalam media selektif yang mengandung hyloxanthine, aminopterin, dan thymidine (HAT).
4. Isolasi dan pemilihan klon hibridoma
- Sel hibrid dikembangbiakkan sedemikian rupa, sehingga tiap sel hibrid aka membentuk koloni homogen yang
disebut hibridoma.
- Tiap koloni kemudian dibiakkan terpisah satu sama lain.
- Hibridoma yang tumbuh diharapkan mensekresi antibodi ke dalam medium, sehingga antibodi yang terbentuk bisa
diisolasi.
Pemilihan klon hibridoma dilakukan dua kali, pertama adalah dilakukan untuk memperoleh hibridoma yang dapat
menghasilkan antibodi, dan yang kedua adalah memilih sel hibridoma penghasil antibodi monoklonal yang potensial
menghasilkan antibodi monoklonal yang tinggi dan stabil.

Langkah pembuatan Teknologi Monoklonal :

Langkah pertama adalah dengan menginjeksikan antigen ke dalam tubuh tikus/kelinci percobaan, kemudian limpanya dipisahkan.

Sel-sel pembentuk antibodi pada limpa dilebur ( fusi ) dengan sel-sel mieloma ( sel kanker )

Sekitar 1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi, sedangkan 10% sel hibridoma akhir terdiri dari sel-sel

yang menghasilkan antibody

Setiap hibridoma hanya dapat menghasilkan satu antibodi.

Teknik seleksi kemudian dikembangkan untuk mendidentifikasi sel tersebut, kemudian dilakukan pengembangan atau pengklonan
berikutnya

Klona yang diperoleh dari hibridoma berupa antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal dapat disimpan beku, kemudian dapat
diinjeksikan ke dalam tubuh hewan atau dibiakkan dalam suatu kultur untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah yang besar.

Kegunaan antibodi monoklonal cukup beragam. Para ilmuwan berharap dapat menggunakan antibodi monoklonal dalam pengobatan
kanker. Beberapa jenis sel kanker membuat antigen yang berbeda dengan protein yang dibuat oleh sel-sel sehat. Dengan teknologi yang
ada, dapat dibuat antibodi monoklonal yang hanya menyerang protein dan menyerang sel-sel tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.

Vous aimerez peut-être aussi