Vous êtes sur la page 1sur 33

Makalah Keselamatan Kerja di Laboratorium

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR............................................................................................ 3
BAB1 PENDAHULUAN....................................................................................... 4
1.1

Latar Belakang.................................................................................... 4

1.2

Tujuan................................................................................................. 4

1.3

Rumusan Masalah...............................................................................4

BAB2

PEMBAHASAN...................................................................................... 5

2.1

Keselamatan Kerja dan Penanggulangannya......................................5

2.2

Peralatan Keselamatan Kerja..............................................................8

2.3

Kecelakaan di Laboratorium..............................................................14

2.4

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.............................................16

2.5

Pembuangan Limbah di Laboratorium..............................................20

2.6

Pencegahan Kecelakaan...................................................................21

2.7

Penjagaan Terhadap Kebakaran........................................................23

BAB3

PENUTUP........................................................................................... 24

3.1

Kesimpulan....................................................................................... 24

3.2

Saran................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 25

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas Makalah mengenai Keselamatan Kerja
di Laboratorium ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.matakuliah Pengelolaan
Laboratorium
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini. Selanjutnya kami menyadari bmakalah ini jauh dari sempurna,
maka dari itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian
untuk perbaikan makalah ini agar ke depan menjadi lebih baik.lagi

Penulis

BAB1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Laboratorium perlu dijaga keselamatannya, karena
kecelakaan dapat terjadi kapanpun walaupun kita tidak
mengkhendakinya. Kecelakaan umumnya lebih sering terjadi
disebabkan oleh pecahan alat-alat gelas, tumpahan bahan
bahan kimia, dan kebakaran. Hal ini merupakan tugas yang harus
dihindari secara bersama oleh masing masing individu yang
menggunakannya. Tugas utama guru dan juga pengguna lainnya
perlu menguasai hal hal yang dapat menimbulkan bahaya atau
kecelakaan sekaligus cara penanggulangannya.
Laboratorium IPA/Kimia harus merupakan tempat yang
aman bagi laboran, guru, maupun siswa terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan
kesehatan. Laboratorium yang aman dan nyaman tercipta
apabila semua individu yang terlibat mempunyai kesadaran
bahwa kecelakaan akibat kecerobohan dan ketidakdisiplinan
dirinya dapat merugikan diri sendiri serta oranglain. Semua
komponen dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab moral
terhadap keselamatan kerja.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan Makalah ini yaitu :

Mengetahui pentingnya keselamatan kerja dan


menanggulanginya
Mengetahui peralatan keselamatan kerja
Mengetahui pertolongan pertama pada kecelakaan
Mengetahui sitem pembuangan limbah di Laboratorium
Mengetahui pencegahan kecelakaan
Mengetahui penjagaan terhadap kebakaran

cara

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah pentingnya keselamatan Kerja dan bagaimana
penanggulangannya ?
2. Apa saja peralatan keselamatan kerja ?
3. Apa saja kecelakaan di Laboratorium ?
4. Bagaimana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) ?
5. Bagaimana system pembuangan limbah di Laboratorium ?

6. Bagaimana mencegah kecelakaan ?


7. Bagaimana penjagaan terhadap Kebakaran ?

BAB2

PEMBAHASAN

2.1 Keselamatan Kerja dan Penanggulangannya


1

Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan hal terpenting. Hal hal
yang terkait sebagai berikut :
a Tata tertib yang jelas
b Pemakaian alat dan bahan sesuai petunjuk
c Alat dan bahan disimpan sesuai dengan tempatnya
masing masing
d Limbah dan
lingkungan

pembuangan

bahan

harus

aman

dari

e Air dan listrik tersedia cukup


f

Stop kontak yang aman

g Guru, petugas, maupun siswa harus menggunakan jas


laboratorium
h Ruang laboratorium, meja praktikum, serta alat alat
harus selalu terjaga kebersihannya, sebelum dan sesudah
kegiatan praktikum
i

Tabung pemadam kebakaran dan kit


ditempatkan pada tempat yang strategis

P3K

yang

Supervise yang terus menerus dari guru-guru terutama


guru kimia kepada laboran dan para siswa praktikum

Keselamatan
Kerja
di
Laboratorium,
perlu
diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan) dan relevan
untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan
akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya.
Berikut adalah beberapa upaya untuk menjamin kesehatan
dan keselamatan kerja di Laboratorium:

1 Informasi dan Komunikasi K3


Adanya dokumentasi terkait dengan data keamanan
bahan kimia (Material Safety Data Sheet) atau dalam
bentuk lain yang praktis (poster/label dari produsen
bahan kimia). Hal ini merupakan informasi acuan untuk
penanganan dan pengelolaan bahan kimia berbahaya
di laboratorium.
Bahan mudah meledak (explosive substances)
Bahan mudah teroksidasi (oxidizing substances)
Bahan mudah menyebabkan korosif
Bahan mudah terbakar (flammable substances)
Bahan yang tidak boleh dibuang ke lingkungan
Bahan berbahaya (harmful substances)
Bahan bersifat infeksi (infectious substances)
Bahan bersifat korosif (corrosive substances)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam


bekerja di Laboratorium adalah :
Tidak boleh makan dan minum
Tidak boleh tidur
Tidak boleh merokok
Tidak boleh memasak, apalagi menggunakan
peralatan laboratorium.
2

Kecelakaan akibat Listrik


Pada dasarnya usaha usaha untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang ditimbulkan listrik adalah
menghindari kemungkinan tersentuhnya tubuh terhadap

kabel yang dialiri arus. Ini dapat dilakukan dengan


mengusahakan kabel ataupun komponen yang dialiri listrik
selalu terlindungi isolasi. Misalnya selalu periksa kondisi stop
kontak, jika rusak segera diganti

Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi dimana mana dan biasanya
terjadi mendadak sehingga menimbulkan kerugian harta
maupun jiwa. Laboratorium kimia termasuk rawan terhadap
bahaya kebakaran, oleh karena itu bagi petugas atau pemaai
perlu mengetahui penyebab, cara pencegahan serta cara
penanggulangannya.
Kebakaran
bahan
kimia
dapat
ditimbulkan
antara
bahan
dengan
oksigen
yang
menghasilkan energy berupa panas dan cahaya (api).

Pencegahan Kebakaran
Api yang menyebabkan kebakaran hanya akan
terbentuk apabila ada tiga unsur, yakni : bahan, panas,
dan oksigen, apabila salahsatu unsur tersebut tidak ada
maka api tak akan terbentuk, dengan demikian
pencegahan api dapat dilakukan apabila pertemuan
ketiga unsur tersebut dapat dihindarkan. Sumber Panas
dan Kebakaran.

Sumber Panas dan Kebakaran


Laboratorium yang sudah baik perlengkapannya
(SMP/SMA) biasanya menggunakan pemanas Bunsen
dengan bahan bakart gas, dan spirtus. Kedua pemanas ini
mengandung
sedikit
resiko
kebakaran
bila
menggunakannya dengan cara tidak sempurna atau
kelalaian diwaktu alat pemanas itu digunakan atau
setelah selesai dipakai.

Secara singkat penggunaan pemadam kebakaran


dan jenis api dapat dilihat pada table berikut :

Tabel Jenis Pemadam Kebakaran

Bahan Bakar
Air
Kertas,
Kayu,
Karet, Ya
Plastik
Benzen, eter, heksan, Tidak
minyak cat
Listrik
Tidak
Logam alkali (Na, K)
Tidak

Pemadam Kebakaran
Busa Bubuk CO2
Kering
Ya
Ya
Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak
Tidak

Ya
Ya

Ya
Ya

Ya
Ya

Halon

Akibat Kebakaran
Kebkaran yang tidak terkendali dapat ditimbulkan oleh api
atau panas yang menimbulkan akibat antara lain :

Korban Akibat Panik


Situasi yang kacau dalam kebakaran menimbulkan
kepanikan yang akan menyebabkan korban jatuh
terinjak injak dan tindakan ceroboh atau spekulasi
loncat dari ketinggian

Asap
Asap hasil pembakaran akan bereaksi lebih cepat
dari panas, dan dapat mengakibatkan seseorang
terperangkap asap dan kekurangan oksigen serta
gangguan terhadap penglihatan/mata

Gas Panas

Gas atau udara panas akan merusak paru paru


yang dapat menyebabkan benda benda lain ikut
mudah terbakar. Panas mengakibatkan bahan
bahan kimia lain dpat meledak atau mengeluarkan
gas beracun.

Gas Beracun
Gas beracun dapat terjadi dalam kebakaran seperti :
1) Karbon monoksida (CO) : akibat pembakaran yang
tidak sempurna dan bersifat racun
2) Hydrogen Sulfida ( H 2 S ) : akibat kebakaran kulit
dan karet, keracunan bersifat fatal
3) Belerang dioksida : dihasilkan oleh kebakaran kulit
dan belerang
4) Amonia ( NH 3 ) : Hasil kebakaran dari plastic
fenolik
5) Asam sianida (HCN) : dihasilkan dari kebakaran
karet busa, polisianida dan akrilik
6) Hidrogen Klorida (HCl) : dapat dihasilkan oleh
kebakaran PVC
7) Fosgen : senyawa senyawa organoklor bila
terbakar dapat menghasilkan gas fosgen yang
amat beracun

2.2 Peralatan Keselamatan Kerja


Peralatan Keselamatan kerja di laboratorium tentunya harus
disesuaikan dengan jenis alat atau bahan yang beresiko yang
dapat menimbulkan kecelakaan. Misalnya alat yang menggunakan
arus listrik dan bahan kimia yang bersifat racun, korosif, mudah
terbakar, mudah meledak, oksidator, serta bahan bahan reaktif.
Berikut alat-alat keselamatan kerja di laboratorium kimia.
A. Peralatan pelindung diri
1. Jas laboratorium

Gambar 2.2.1
Gambar
Jas Laboratorium
2.1
2.2

Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari percikan


bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab
berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium
bilogi dan hewan, sementara jas lab berkali-kali pakai digunakan di
laboratorium kimia.
Jas lab kimia bisa berupa:
1. Flame-resistant lab coat Jas lab yang bahannya dilapisi material tahan
api. Jas lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang bekerja dengan
peralatan atau bahan yang mengeluarkan panas, misalnya peleburan
sampel tanah, pembakaran menggunakan tanur bersuhu tinggi, dan reaksi
kimia yang mengeluarkan panas.
2. 100% cotton lab coat Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan di
laboratorium kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas lab ini
diperkirakan memiliki umur pakai sekitar satu sampai dua tahun. Setelah
melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan rusak karena pengaruh bahan
kimia asam.
3. Synthetic/cotton blends Jas lab ini bisa terbuat dari 100% poliester atau
campuran poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas lab ini
digunakan di laboratorium kimia umum.

2. Kaca mata keselamatan

Gambar 2.2

Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata orang


yang bekerja di laboratorium. Oleh karena itu, mereka harus menggunakan
kaca mata khusus yang tahan terhadap potensi bahaya kimia dan panas. Kaca
mata tersebut terbagi menjadi 2 jenis, yaitu clear safety glasses dan clear
safety goggles. Clear safety glasses merupakan kaca mata keselamatan biasa
yang digunakan untuk melindungi mata dari percikan larutan kimia atau debu.
Sementara itu, clear safety goggles digunakan untuk melindungi mata dari
percikan bahan kimia atau reaksi kimia berbahaya.
Safety googles Peralatan pelindung mata ini terdiri dari tiga tipe, yaitu:
1. Direct vented goggles Umumnya digunakan untuk melindungi mata dari
debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan atau uap
bahan kimia.
2. Indirect vented goggles Cocok digunakan untuk melindungi mata dari
kilauan cahaya dan debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari
percikan bahan kimia.
3. Non-vented goggles Baik digunakan untuk melindungi mata dari debu,
uap, dan percikan bahan kimia. Selai itu, kaca mata ini juga bisa
digunakan untuk melindungi mata dari gas berbahaya.

3. Sepatu

Gambar 2.3

Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika Anda bekerja di


laboratorium. Mengapa? Karena keduanya tidak bisa melindungi kaki Anda
ketika larutan atau bahan kimia yang tumpah. Sepatu biasa umumnya sudah
cukup untuk digunakan sebagai pelindung. Namun, di laboratorium
perusahaan besar, sepatu yang digunakan adalah sepatu keselamatan yang
tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu, terkadang disediakan juga plastik
alas sepatu untuk menjaga kebersihan laboratorium jika sepatu tersebut
digunakan untuk keluar dari laboratorium.

4. Pelindung muka

Gambar 2.4

Seperti namanya, pelindung muka (face shield) digunakan untuk


melindungi muka Anda dari panas, api, dan percikan material panas. Alat ini
biasa digunakan saat mengambil alat laboratorium yang dipanaskan di tanur
suhu tinggi, melebur sampel tanah di alat peleburan skala lab, dan mengambil
peralatan yang dipanaskan dengan autoclave.

5. Masker gas

Gambar
Gambar
2.5.5.2.7
Masker

Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas
berbahaya. Oleh karena itu, masker gas sangat cocok digunakan oleh Anda
sehingga gas berbahaya tersebut tidak terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker
gas bisa berupa masker gas biasa yang terbuat dari kain dan masker gas
khusus yang dilengkapi material penghisap gas. Masker gas biasa umumnya
digunakan untuk keperluan umum, misalnya membuat larutan standar.
Sementara itu, masker gas khusus digunakan saat menggunakan larutan atau
bahan kimia yang memiliki gas berbahaya, misalnya asam klorida, asam
sulfat, dan asam sulfida.

6. Kaos tangan/Sarung tangan

Gambar
Gambar
2.2.6.2.6
Sarung
Tangan

Kaos tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia
yang bisa membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-macam kaos
tangan yang digunakan di lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan
neoprena. Terkait kaos tangan yang terbuat dari karet alam, ada yang
dilengkapi dengan serbuk khusus dan tanpa serbuk. Serbuk itu umumnya

terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk melumasi kaos tangan agar
mudah digunakan.

B. Peralatan Keselamatan Laboratorium


Peralatan keselamatan laboratoriumSelain harus menggunakan alat
pelindung diri, orang yang bekerja di laboratorium kimia juga harus mengetahui
peralatan keselamatan laboratorium (laboratorys safety equipment). Secara
prinsip, peralatan tersebut digunakan bila terjadi situasi gawat darurat. Berikut
beberapa contoh standar peralatan tersebut:
1. Pembasuh mata
Pembasuh mata (eye wash) berfungsi membasuh mata yang terkena cairan
kimia. Cara kerjanya, basuh mata Anda dengan air yang mengalir dari alat itu
untuk beberapa saat. Saat membasuh, pastikan tangan Anda bersih sehingga
tidak mengganggu mata Anda.
2. Fire blanket/Selimut api
Cairan kimia yang tumpah bisa saja menghasilkan api. Untuk
memadamkannya, Anda bisa menggunakan selimut api (fire blanket). Pastikan
Anda menggunakan kaos tangan saat menggunakan atau membersihkan alat
tersebut.
3. Safety shower
Apa yang harus dilakukan jika badan Anda terkena tumpahan cairan
kimia dengan jumlah relatif banyak? Segeralah menuju safety shower dan
guyur badan Anda dengan air dari alat tersebut. Ini untuk membersihkan badan
Anda dari larutan kimia sehingga badan Anda terhindar dari cedera parah.
4. Spill neutralizers
Meskipun sudah berkerja dengan hati
-hati, terkadang larutan kimia tumpah ke lantai. Jika ini terjadi, spill
neutralizers digunakan untuk menetralkan cairan kimia tumpah tersebut.
Perlengkapan keselematan laboratorium ini dilengkapi material asam dan basa.
Sebagai contoh, bila cairan yang tumpah itu asam, gunakan material basa
untuk menetralkannya.
5. First aid kits/ P3K

Kotak obat untuk pertolongan pertama (first aid kits) berguna bila terjadi
kecelakaan ringan, misalnya tangan tergores oleh suatu benda tajam. Kotak ini
biasanya berisi obat luka, gunting, perban, dan alkohol.
6. Alat pemadam api ringan/ APAR
Alat pemadam api ringan (fire extinguishers) berguna untuk
memadamkan api ringan yang terjadi karena kecelakaan kerja atau sumber
lain. Sebagai contoh, Anda sedang menggunakan tanur dan tiba-tiba tanur itu
mengeluarkan api, cepatlah gunakan pemadam api untuk memadamkannya.
Dengan demikian, api tidak merembet ke mana-mana. Setelah api padam,
segera hubungi bagian keamanan atau bagian pemadam kebakaran di
perusahaan Anda untuk menginvestigasi lebih lanjut.
7. Pintu keluar darurat
Laboratorium sebaiknya dilengkapi juga dengan pintu keluar untuk
mengantisipasi keadaan darurat, misalnya gempa bumi dan kebakaran. Pintu
ini khusus digunakan untuk keadaan darurat saja dan tidak boleh digunakan
untuk keperluan umum. Oleh karena itu, pintu tersebut biasanya didesain
untuk tidak bisa dibuka dari luar laboratorium. Selain itu, pintu tersebut
dilengkapi juga dengan alarm sehingga bila dibuka akan menghasilkan bunyi
khusus. Bunyi ini terintegrasi dengan bagian keamanan sehingga bila semakin
sering dibuka, pihak keamanan akan memeriksa keadaan di sekitar pintu
tersebut.
8. Ruang asam
Ruang asam (fume hood) digunakan untuk mengambil larutan kimia yang
memiliki gas berbahaya (aseton, asam sulfat, asam klorida, dan sebagainya)
atau mereaksikan larutan-larutan tersebut. Ruang asam ini dilengkapi dengan
penghisap sehingga gas berbahaya yang dikeluarkan larutan kimia akan
dihisap dan dinetralkan sebelum dibuang ke lingkungan.

1. Alat Pemadam Kebakaran


Alat pemadam kebakaran ringan sangat efektif untuk
mengendalikan kebkaran kimia yang kecil sebelum menjadi
tidak terendali. Sangatlah penting untuk memilih alat pemadam
kebakaran yang tepat sesuai dengan bahaya kimia yang
ditimbulkan. Lembar data keselamatan biasanya menunjukkan
bahan pemadam yang sesuai untuk bahan tertentu. Pemilihan
alat pemadam kebakaran yang lebih dari satu macam harus
dikonsultasikan dengan orang yang ahli dalam pengendalian

kebakaran dan dipertimbangkan juga bahwa jenis tertentu dari


alat pemadam mempunyai resiko yang terjadi.
Berikut jenis
ditimbulkan.

alat

pemadam

kebakaran

dan

resiko

yang

Tabel Jenis alat pemadam kebakaran dan resikonya

Jenis
Air bertekanan

Kemampuan
Mendinginkan

Karbon
Mengusir
dioksida
Oksigen
Bahan
kimia Mempengaruhi
kering
proses
pembakaran

Resiko
Mengalirkan listrik
Bereaksi dengan beberapa
bahan kimia
Mengganti
Oksigen
bila
dipakai di tempat tertutup
Bila
dipakai
ditempat
tertutup
sangat
menghalangi
pandangan
mata

Pemadaman
kebakaran
dapat
dilakukan
dengan
cara
menghilangan/menghindari salah satu dari tiga unsur tersebut
(yang disebut segitiga api), yaitu :
a. Kain basah atau karung basah : kebakaran kecil dapat diatasi
dengan menggunakan kain atau karung basah yang berperan
untuk menurunkan suhu dan membatasi kontak bahan bakar
dengan udara
b. Air sangat baik untuk kelas api kelas A, yaitu kebakaran :
kertas, ayu, karet dan sejenisnya. Siraman/semprotan air
berfungsi untuk menurunkan suhu dan menyelimuti bahan
mudah terbakar dari oksigen oleh terbentuknya uap air
c. Tabung pemadam kebakaran

2. Jenis Pemadaman Kebakaran

Pemadaman dengan air berbahaya untu kebakaran pelarut


organik akibat listrik (kecuali listrik dipadamkan dulu) karena
menimbulkan arus pendek, kebakaran dan logam logam alkali.
1) Jenis busa yang merupakan dispersi gas dalam cairan
Fungsi : mengisolasi bahan mudah terbakar dengan oksigen,
efektif terhadap api kelas A, api kelas B (kebakaran gasoline,
minyak, cat). Berbahaya untuk api kelas C (kebakaran alat
alat Listrik) dana pi kelas D (kebakaran logam logam mudah
terbakar)
2) Bubuk kering (dry powder)
Bubuk halus campuran bahan bahan kimia
K 2 CO 3 ,KCl,

Na 2 CO 3 ,

(NH 4 )3 PO 4

Fungsi : Mengisolasi bahan dari oksigen (udara), melindungi


bahan dari radiasi panas dan menyerap radikal pembentuk
reaksi rantai. Efektif terhadap api kelas A, B, dan D tidak
efektif untuk kebakaran di tempat berangin / di luar ruangan
3) Gas

CO2

Fungsi : Mengisolasi bahan dari oksigen (udara), efektif untuk


semua jenis api (A, B, C, dan D)
4) Halon
Yaitu senyawa hidrokarbon terhalogenasi yaitu :
CF 2 BrCl

: H 1211

CF 3 Br

: H 1301

CF 2 Br 2

: H 1202

CH 2 ClBr

: H 1011

CF 2 Br CF 2 Br

: H - 2402

Fungsi :

Pembentuk selimut yang mengisolasi bahan dari oksigen dan


menyerap secara efektif radikal bebas penyebab reaksi
rantai. Efektif untuk semua jenis api

2.3 Kecelakaan di Laboratorium


1. Jenis Kecelakaan
Jenis jenis kecelakaan yang dapat terjadi dan beberapa
tindakan yang dapat dilakukan jika trjadi luka akibat :
a Benda Tajam
Luka dibersihkan dengan hati-hati, jika luka akibat
pecahan kaca maka bersihkan menggunakan pinset dan
kapas steril, kemudian tempelkan plester berobat atau
memberi obat merah(yodium). Jika lukanya dalam dan
dikhawatirkan terkena tetanus, penderita harus segara
dibawa kedokter.
b Zat kimia
Kulit yang terkena zat kimia akan menghasilkan luka
bakar, misalnya akibat asam pekat, basa pekat, dan logam
alkali. Tindakan yang dilakukan :
Asam Pekat
Asam yang menempel pada kulit dihapus dengan
kapas,ditekan-tekan jngan digosok,kemudian cuci dengan
air yang mengalir,lalu cuci dengan larutan Na2 CO 3 dan
cuci lagi dengan air.keringkan dan olesi dengan salep
levertran.
Basa Kuat
Kulit hendaknya segera dicuci dengan air sebanyakbanyaknya,kemudian bilas dengan larutan 1% Asam
asetat, cuci dengan air, kemudian keringkan dan olesi
dengan salep boor.
Natrium/Kalium
Ambil natrium/kalium pada kulit dengan pinset,
kemudian cuci dengan air yang mengalir kira-kira selama

15-20 menit. Netralkan dengan larutan 1%asam


asetat,keringkan dan olesi dengan salep levetran atau
luka ditutup dengan kapas yang dibasahi asam pikrat.
Bromin
Luka bakar karena percikan bromin. Cuci segera
dengan larutan amonia encer(1 bagian amonia dalam 15
bagian air) kemudian luka tersebut ditutup dengan pasta
Na2 CO 3
Fosfor
Cuci dengan air sebanyak-banyaknya,kemudian larutkan
dengan 3% Cu SO 4 .
Keracunan gas kimia
Gas yang menimbulkan keracunan adalah

Cl2 ,

HCl, SO 2 , formaldehid, amonia, kloroform, benzena,


CS 2 ,CO,

CHCl,

air

raksa,

hidrokarbon

terhalogen.Tindakan pertama memindahkan korban ke


tempat udara yang lebih segar .Jika tidak bernafas,segera
berikan pernapasan buatan dengan menekan dada atau
pemberian nafas dari mulut ke mulut korban.tindakan
selanjutnya
segera
bawa
ke
dokter.
Keracunan melalui mulut(tertelan). Bila korban muntahmuntah,beri minum air hangat agar muntah terus, tetapi
apabila tidak muntah maka berilah dengan larutan garam.
Apabila tetap tidak muntah maka masukka jari
ketenggerokan agar muntah. Jika korban pingsan maka
jangan memberi apapun lewat mulut, segera bawa ke
dokter.

c Shock
Shock dapat terjadi karena kaget atau terkena aliran
listrik.ciri-cirinya muka pucat,pusing,pandangan kabur,bahkan
pingsan.Jika terkena aliran listrik,lakukanlah dengan mematikan

listrik dan baringkan korban dengan kepala lebih rendah


daripada badan.Selimuti korban agar tubuh korban hangat.Jika
korban tidak bernafas maka berilah nafas buatan .Apabila
korban sudah sadar maka berilah minum kopi atau teh.

2. Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi karena hal-hal berikut :
o Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap bahanbahan, proses, dan alat yang digunakan.
o Kurang cukup instruksi atau supervisi oleh pengelola
laboratorium.
o Tidak menggunakan alat pelindung atau alat yang tepat.
o Tidak memperhatikan instruksi atau aturan.
o Tidak memperhatikan sikap yang baik waktu bekerja di
laboratorium.

2.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


1. Pengertian P3K
P3K yaitu pertolongan yang diberikan segera setelah
kecelakaan dengan memberikan pengobatan dan perawatan
darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih akurat
diberikan oleh dokter ahli. Walaupun t indakan P3K ini bersifat
sementara, tindakan P3K ini diharapkan dapat mengurangi
penderitaan, masa perawatan di rumah sakit dan kecacatan
pada korban . Pertolongan yang diberikan bersifat sederhana
dengan peralatan dasar sederhana yang langsung diberikan di
tempat kejadian kecelakaan dalam hal ini di laboratorium,
sehingga
tindakan
P3K
tidaklah
dimaksudkan
untuk
memberikan pertolongan sampai selesai. Disamping upaya
melakukan P3K, sebagai penolong kita berkewajiban tetap
mencarikan pertolongan dari petugas kesehatan secepat
mungkin. Tindakan P3K bersifat darurat namun menuntut
kecepatan dan ketepatan agar dapat menyelamatkan penderita
2. Tujuan P3K
Untuk mencegah bertambah parahnya luka serta
komplikasi seperti kecacatan atau infeksi penyerta akibat
kecelakaan. P3K juga bertujuan m engurangi rasa nyeri dan

cemas serta menjaga ketenangan fisik dan mental penderita,


sehingga akhirnya menunjang upaya penyembuhan.
3. Prinsip Pokok P3K
Prinsip pokoknya yaitu :
D (Danger)
: petugas P3K harus mengamankan dahulu
situasi dan kondisi
sebelum menangani korban
R (Response)
: melakukan penilaian kesadaran kepada
korban secara langsung
(ditepuk pipi, digoyangkan bahunya) maupun
secara tidak
langsung (dipanggil)
A (Airway) : mengamankan jalan napas korban dengan
membersihkan jika ada
sumbatan atau benda asing
B (Breathing)
: mengecek laju pernapasan korban, menjaga
pernapasan korban
agar tetap belangsung dengan baik, me lakukan
pernapasan
buatan dari mulut jika terlihat pernapasan berhenti
C (Circulation) : melakukan pemeriksaan tanda vital korban
seperti denyut
jantung, denyut nadi dan laju pernapasan korban
a. Aspek dalam P3K
Bentuk dari layanan pertolongan pertama sangat
diperlukan di setiap tepat kerja. Perssyaratan tambahan
diperlukan bila terdapat bahan kimia yang berbahaya. Bila ada
layanan
pertolongan
pertama,
aspek
yang
harus
dipertimbangkan adalah :
1. Sifat, jumlah, dan bahaya dari bahan kimia
2. Tenaga pertolongan pertama harus tersedia
3. Jarak ke fasilitas kesehatan terdekat
4. Tersedianya transportasi ke fasilitas kesehatan terdekat
5. Kemampuan berkomuikasi untuk mendapat bantuan dari luar
seperti adanya telepon dan radio dua arah
6. Peralatan darurat, seperti pancuran air dan cuci mata
b. Isi kotak P3K
Isi yang sangat diperlukan P3K yaitu :
a. Spalk 2 buah
b. Pembalut, 2 3 rol
c. Pembalut steril, 1 rol
d. Kain pembalut segitiga dengan panjang garis diagonal kira
kira 80 100 cm.
e. Plester, 1 rol
f. Gunting kecil 1 buah

g.
h.
i.
j.
k.
l.

Peniti 10 -15 buah


Pinset 1 buah
Thermometer badan 1 buah
Mercurrochrom, yodium tinktur, betadin 1 botol
Boorwater 1 botol dan gelas pencuci mata 1 buah
Obat obat penghilang rasa sakit (novalgen, decolgen,
naspro) dsb.
m. Obat sementara sakit perut (norit)
n. Amonia, Soda
o. Asam cuka
p. Minyak kelapa, vaselin, air kapur
q. Garam oralit
c. Kasus Kecelakaan dan Penanggulangannya :
a) Terbakar
Luka bakar dapat terjadi oleh beberapa penyebab, yaitu
: karena api atau bersinggungan dengan benda panas.
Daerah yang terbakar secepatnya didinginkan dengan air
dingin atau air es, sehingga penderita merasa tidak sakit lagi.
Bagian yang terbakar ditutup dengan pembalut yang telah
diolesi vaselin atau minyak kelapa, lemak ayam atau minyak
ikan. Jangan sekali kali diolesi dengan mentega, karena
tidak mengurangi rasa sakit tetapi sebaliknya menambah
rasa sakit. Berilah si penderita miuman hangat seperti the,
atau susu supaya badannya tetap hangat.
b)

Luka Tergores/Teriris
Luka berbahaya memungkinkan bibit penyakit masuk
ke dalam tubuh. Tindakan pertama yang harus kita lakukan
yaitu mengusahakan gar bibit penyakit tidak masuk ke dalam
tubuh melalui luka tersebut. Jika luka itu kecil, sapulah itu
dengan mercurochrome atau yodium tinktur, tetapi jik
lukanya
terlalu
besar
hingga
menganga
janganlah
mengoleskan obat tersebut pada bagian lukanya, tetapi
sapulah obat tersebut pada pinggirnya kemudian tutup
dengan pembalut kasa dan balutlah.
Jika luka itu mengeluarkan banyak darah, ambillah
tupukkan kapas yang cukup tebal dan tekankan pada luka
tersebut untuk mengurangi darah mengalir. Bila bagian luka
itu dapat diangkat, usahakan mengangkatnya lebih tinggi dari
letak jantung, karena akan mengurangi darah yang keluar.
Pendarahan yang menetes disebabkan oleh pembuluh balik di
bawah luka, sedangkan pendarahan yang emancar disebaban
pembuluh nadi yang luka. Hal ini dapat dihentikan dengan
memijit urat nadi di atas luka, atau membalutnya.

Luka yang disebabkan sengatan hewan, janganlah


sekali kali menggosoknya, sebab racun yang dikeluarkan
hewan akan lebih cepat tersebar masuk ke dalam tubuh.
Racun yang dikeluarkan oleh lebah madu, laba laba,
nyamuk mempunyai sifat asam, oleh karena itu gosoklah
bekas sengatan itu dengan kapas yang dibasahi ammonia
atau larutan soda untuk menawarkann racun itu, sedangkan
luka sengatan tawon harus disapu dengan asam cuka, karena
racunnya bersifat basa.
c)

Kejutan Listrik
Jika terjadi kecelakaan terkena arus listrik, maka guru
atau
petugas
segera
mengambil
tindakan
dengan
memutuskan liran listrik yang menuju tempat kejadian
dengan cara : mencabut steker atau kabel, jika mungki n
melakukan hubungan pendek pada stop kontak, sehingga
sekering putus. Penderita dapat ditolong dengan cara
menarik tangan dan menggunakan isolator, misalnya tali atau
kain/pakaian kering.

d)

Pingsan

Pingsan adalah keadaan kehilangan kesadaran


sementara (sebentar) karena aliran darah ke otak berkurang,
seh ingga otak tidak mendapat cukup glukosa dan oksigen.
Kejadiannya bisa berlangsung mendadak, cepat atau
sebelumnya korban sudah merasakan mau pingsan. Agar
tubuh tetap sadar, bagian otak yang dikenal dengan sistem
pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus
mendapat cukup aliran darah dan setidaknya satu belahan
otak harus berfungsi. Pada kondisi pingsan, aliran darah
mengumpul di bawah tubuh sehingga hanya sedikit yang
didistribusikan ke otak.
Pingsan adalah salah satu mekanisme pertahanan
alami dari tubuh untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi
dalam tubuh. Faktor -faktor yang menyebabkan pingsan
antara lain overstimulasi sistem saraf vagus (nyeri,
ketakutan, emosi kemarahan, panik, stress, dan rasa sakit
yang kuat), perubahan tekanan darah (kar ena terlalu lama
berdiri atau karena aktivitas fisik yang berlebihan dan kurang
istirahat), anemia (kurangnya asupan zat besi, penyakit atau
perdarahan), dehidrasi (karena muntah, diare, kurang minum,
keringat berlebihan dan luka bakar), syok, obat-obatan

tertentu, hipoglikemia (misalnya karena puasa, terlambat


makan, tidak sarapan), serta ketidakseimbangan elektrolit.
Pingsan pada lansia lebih berbahaya daripada pingsan pada
remaja dan orang dewasa.
Pertolongan pada keadaan pingsan bertujuan
memperbaiki aliran darah ke otak, menenangkan dan
menyamankan siswa setelah sadar. Adapun tindakan yang
dilakukan pada kondisi ini adalah sebagai berikut:
a. Pencegahan
Jika siswa merasa mau pingsan (pusing berputar,
mual, keringat dingin, penglihatan kabur, telinga berd
enging), dudukkan siswa di lantai dan mintalah dia untuk
meletakkan kepalanya diantara lututnya dan menarik
napas panjang (membungkuk). Jika ada kecurigaan cedera
leher, cedera kepala serius, cedera syaraf spinal, orang
dengan gangguan pernapasan dan riwayat penyakit
jantung, manuver ini tidak boleh dilakukan. Jika siswa
sudah membaik, ketika berdiri lakukan perlahan- lahan.
b. Pertolongan
Lakukan DR (Lindungi korban dari bahaya dan
cedera, Pastikan korban mendapat udara segar dengan
membaringkannya di tempat yang nyaman, teduh, serta
diatas alas yang datar, Rangsang kesadaran korban
dengan memberi wangi-wangian atau minyak gosok di
depan hidung). Baringkan korban dengan kaki ditinggikan
dan ditopang misalnya dengan bantal atau tas. Buka baju
terutama bagian atas, kendorkan pakaian bawah, pakaian
dalam yang ketat, ikat pinggang, dan segala sesuatu yang
menekan leher. Lap dahi dan wajah dengan air panas
dingin bergantian (jangan disiram). Jika korban mau
muntah, miringkan kepala korban agar muntahan tidak
ters edak masuk ke paru -paru.
Setelah pulih, tenangkan korban dan beri dukungan
emosional. Dudukkan korban secara bertahap, namun
korban sebaiknya baru diberikan minum setelah benarbenar sadar untuk menghindari masukknya minuman ke
saluran pernapasan.

c. Segera mencari pertolongan medis


Jika siswa mengalami pingsan berulang, hilang
kesadaran ketika duduk atau berbaring, muntah untuk
alasan yang tidak jelas, tidak segera bangun jika
dirangsang dengan bau -bauan dalam waktu > 5 menit,
maka segera rujuk siswa ke sar ana kesehatan terdekat.

2.5 Pembuangan Limbah di Laboratorium


Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan
laboratorium. Limbah ini memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah yang
berasal dari kegiatan industri karena biasanya memiliki keragaman jenis limbah
yang sangat tinggi walaupun dari setiap macam bahan yang dibuang tersebut
jumlahnya tidak banyak. Artinya limbah laboratorium kimia meskipun
volumenya masih relatif kecil dibandingkan dengan limbah industri, namun
justru mengandung jenis B3 yang sangat bervariasi dengan konsentrasi yang
relatif tinggi. Oleh karena itu, limbah ini harus dikelola secara benar agar tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat.
Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu:

Bahan baku yang sudah kadaluwarsa

Bahan habis pakai, misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai

Produk proses di dalam laboratorium, misalnya sisa spesimen

Produk upaya penanganan limbah, misalnya jarum suntik sekali pakai


setelah di autoklaf

Cara pembuangan limbah laboratorium sebelum dibuang adalah :


a Penetralan
Limbah asam atau basa sebelum dibuang ke saluran
pembuangan harus dinetralkan dengan asam dan NaHCO3 ,
sedangkan basa dengan HCl
b Pengendapan

Ion ion logam berat seperti Pb, Hg dapat diendapkan


dengan larutan HCl. Endapan dipisahkan kemudian
ditimbun dalam tanah dan airnya dinetralkan, lalu dibuang
lewat saluran
c Pembakaran
Pelarut pelarut organik dan zat zat organik yang tidak
begitu beracun dapat dibakar ditempat terbuka tapi aman,
sedngkan zat zat yang bersifat racun atau hasil
pembakrannya dapat bersifat racun harus dibakar dalam
insenerator
d Dikubur dalam tanah
Zat zat buangan padat reaktif dan bercun dapat dikubur
dalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak
merembes ke dalam sumur atau mata air

2.6 Pencegahan Kecelakaan


Langkah-langkah Menghindari Kecelakaan yaitu :
Harus ada seorang petugas laboratorium menyertai.
Tumpukan bahan kimia apapun, termasuk air harus segera
dibersihkan kerana dapat menimbukan kecelakaan. Misalnya, air
yang tumpah di latai dapat menyebabkan orang terpeleset.
Tumbahan cairan atau padatan di atas meja harus segera
dibersihkan untuk mehindari kontak dengan kulit ataupun
pakaian.

Jangan menggunakan perhiasan saat bekerja di laboratorium,


sebab banyak bahan kimia yang dapat merusak bahan-bahan
yang dapat digunakan untuk membuat perhiasan.
Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu
hak tinggi selama bekerja di laboratorium.
Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air sebanyakbanyaknya sampai bersih. Jangan digaruk agar zat tersebut
tidak Kecelakaan dalam laboratorium dapat dihindari dengan
bekerja secara disiplin, memperhatikan dan mewaspadai hal-hal
yang dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan, dan
mempelajari serta mengikuti aturan-aturan yang dibuat untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya kecelakaan. Aturanaturan ini biasanya dibuat berdasarkan pengalaman banyak
orang.
Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus
mengetahui letak keran utama gas, keran utama air, dan saklar
utama listrik.
Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus
mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung
pemadan kebakaran, selimut tahan api, pancuran hujan
(shower) dan pasir untuk memadamkan kebakaran.
Jika tidak ada petugas laboratorium atau guru sains, semua
laboratorium harus berada dalam keadaan terkunci.
Bekerja dengan zat-zat beracun dan karsinogen harus selalu
dilakukan di dalam lemari asap.
Gunakan tirai pengaman, pakaian pelindung, dan/atau kaca
pelindung muka jika bekerja dengan zat-zat yang dapat meledak
atau menyembur.
Gunakan penutup hidung dan mulut jika sedang menggerus zat
kimia.
Gunakan sarung tangan khusus anti panas dan peralatan yang
tepat saat menempatkan dan mengambil benda-benda dan
otoklaf.
Jika memindahkan pipa gelas panjang dari satu tempat
ketempat lain didalam laboratorium atau koridor laboratorium,

pegang pipa pada posisi berdiri. Jangan memegangnya pada


posisi mendatar atau miring.
Jagalah agar bak air dan tempat sampah selalu dalam keadaan
bersih, dan dicuci secara teratur.
Botol besar selalu harus selalu dipindahkan dengan
menggunakan alat pengangkut, misalnya meja dorong. Ketika
memindahkan dari tempatnya kealat pengangkut. Janganlah
memegang botol hanya pada lehernya. Peganglah pada
badannya atau pangku lah badan botol itu.
Zat yang mudah terbakar hanya dibawa secukupnya kedalam
ruang laboratorium, tidak lebih daripada 500ml. Sisanya harus
tersimpan ditempat khusus untuk zat-zat mudah terbakar.
Botol berisi larutan amonia di dalam air (aqueans ammonia),
yang kerapatannya selalu harus berada dalam keadaan dingin.
Botol berisi larutan amonia baru harus selalu dibuka di dalam
lemari asap dan yang membuka selalu harus menggunakan
pelindung mata.
Botol-botol kosong yang tidak dipakai harus disingkirkan di
tempat penyimpanan bahan.
Janganlah meletakkan reagen di tempat yang langsung terkena
cahaya matahari.
Usahakan selalu mengenakan pakaian pelindung jika bekerja di
dalam laboratorium, terutama jika bekas dengan zat-zat korasif.
Jika mengenakan jas laboratorium, jangan mengenakan
laboratorium yang terlalu longgar dan berlengan panjang, sebab
tanpa disadari bagian jas yang menjurai dapat mengenai zat
kimia berbahaya, menyentuh nyala pembakaran atau
menyentuh alat yang sedang berputar.
Janganlah
mencoba
menghentikan
putaran
pemusing
(centrifuge) dengan menahan ujung-ujungnya! Pemusing yang
panjang lengannya !0cm dan diputar dengan kecepatan 5000
putaran per menit memiliki kecepatan linier sebesar 180 km j
pada ujung-ujungnya! Ini sangat berbahaya jika mengenai jari
atau bagian tubuh yang lain.

Janganlah mengisi (mencharge) batere di eekat nyala api.


Pengisiannya menghasilkan hidrogen yang jika bercampur
dengan oksigen di udara dapat meledak jika terkena api.
Ketika mengencerkan asam sulfat pekat. Janganlah memasukkan
air ke dalam asam sulfat pekat tersebut. Lakukan sebaliknya,
memasukkan asam sulfat ke dalam air sedikit demi sedikit.
Jangan makan dan minum di dalam laboratorium. Jadi jangan
membawa
makanan
ke
dalam
laboratorium.
Jangan
menggunakan wadah di dalam laboratorium untuk minum atau
makan!
Jangan berlari di dalam ruangan laboratorium dan koridor
laboratorium.
Jangan
bekerja
sendirian
di
dalam
laboratorium.
Sekurangmenyebar atau masuk ke dalam badan melalui kulit.
Jangan
sengaja
menghirup
bahan
kimia.
Jika
harus
melakukannya, lakukan dengan hati-hati. Jangan dihirup
langsung melainkan dengan cara mengkibas-kibaskan tangan
sehingga uap zat hanya sedikit yang masuk kehidung.
Jangan mengambil zat cair menggunakan pipet dengan jalan
menghisapnya dengan mulut. Gunakan dengan alat pengisi
(filter).

2.7 Penjagaan Terhadap Kebakaran


1. Semua Guru kimia harus tahu meletakkan alat pemadam
kebakaran dan menggunakannya. Sumber pasir merupakan
alat yang sangat efektif untuk memadamkan api kecil
terutama yang terjadi akibat larutan tumpah, oleh sebab itu
adanya pasir sangat penting.
2. Botol yang berisi zat yang mudah terbakar hedaknya jangan
disimpan atau dibuka dekat api nyala
3. Nyala pembakar Bunsen juga mungkin tidak elihatan dalam
cahaya yang terang. Jika tidak digunakan tutup jlan udara dan
kecilkan nyalanya, dengan demikian pembakar tetap menyala
dengan warna merah kekuningan.

4. Nyala pembakar spirtus mungkin tidak kelihatan dalam


cahaya terang, oleh karena itu jika alat itu tidak digunakan
hendaknya api dipadamkan dan sumbernya ditutup dengan
penutup yang khusus.
5. Sisa sisa eksperimen yang masih panas pada tempat
sampah, hendaknya selalu berhati - hati
6. Sisa fosfor hendaknya dibakar sampai habis sebelum alat
yang digunakan dibersihkan
7. Api pembakar telah dipadamkan termasuk lampu penerangan,
sebelum meninggalkan labiratorium
8. Natrium peroksida dapat menimbulkan ebakaran jika
ditempatkan dekat bahan yang mudah terbakar dan kena
udara yang lembab
9. Jika pakaian kena api, orang yang terkena biasanya lari, justru
sebaliknya harus ditahan bila perlu dengan paksaan api
dipadamkan dengan handuk, baju, dan sebagainya. Jika kita
sendiri kena api , jangan lari, karena api akan makin menyala
hebat. Cara yang terbaik ialah dengan berguling diri dilantai
bersih untuk memadamkan api.

BAB3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu
diperhatikan adalah ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan
keteledoran tentu saja dapat mengundang segala resiko yang mungkin bisa saja
terjadi. Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan,
penelitian, pelayanan, uji mutu atau qualiti control.
Kecelakaan dapat disebahkan oleh :
-

Sikap dan tingkah laku para pekerja

Keadaan yang tidak aman

kurang pengawasan dari pihak pengawas (supervisor)

Keadaan yang aman dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada


kemauan dari setiap pekerja atau kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi
diri. Selain itu, perlu pula dipahami tentang alat pelindung diri serta cara
penaggulangannya bila terjadi kecelakaan.

3.2 Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam
laboratorium kimia, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal hal apa saja yang
perlu dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa apa saja
yang tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan balk,
hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan kemungkinan resiko atau bahaya yang
bisa saja terjadi, karena mencegah lebih balk dari pada. mengobati ". Dan dengan kehati
- hatian serta pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat
yang berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

Yunita, 2016.. Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung :


CV INsan Mandiri
Rahmi, yuanita. 2015. Jenis Jenis kecelakaan yang Dapat from :
www.deriosw.blogspot.in di akses pada 18 September pukul 11.00
Saputra, Adi.2013. Pertolongan Pingsan from :
www.dyahernawati.wordpress.com di akses pada 18 September pukul
21.00
Karlina, Leli. 2016.Alat Keselamatan kerja Di Laboratorium Kimia
from : www.scribd.com di akses pada 19 september pukul 20.00
Anonym.Limbah di Laboratorium from :
www.analismuslim.blogspot.com di akses pada 17 September pukul
19.45
Anonym.Limbah Laboratorium from : www.ugm.ac.id diakses pada
19 Oktober pukul 18.33
Nurhayati, Sofi.2011.Pengelolaan Limbah Laboratorium from :
www.lanisda.blogspot.com di akses pada 20 September pukul 12.45

Vous aimerez peut-être aussi