Vous êtes sur la page 1sur 42

BAB I

LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi

kebutuhan

metabolisme jaringan akan oksigen dan nutrisi.


(Barbara C.Long,Keperawatan Medikal Bedah : Hal:579)
CHF

adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah

sesuai kebutuhan tubuh.


(Suzanne C.Smeltzer,Keperawatan Medical bedah Edisi 8.Vol.2)
2. Anatomi Fisiologi
Jantung adalah organ kecil berongga, berotot terletak sedikit ke sebelah kiri
mediastinum dan sebagian tertutup paru-paru, jantung melebar di bagian atas
dibandingkan bagian bawahnya (apeks) . Fungsi jantung adalah memompa darah
ke jaringan, menyuplai O2 dan zat nutrisi lain sambil mengangkut CO2 dan
sampah

hasil

metabolisme.Beratnya

sekitar 250-300 gram.


Jantung memiliki tiga lapisan yaitu:

Perikardium

Miokardium

Endokardium

Jantung juga terdiri dari 2 ventrikel dan 2 atrium, jantung dilengkapi katup yang
memungkinkan darah mengalir ke satu arah :

Katup valvula trikuspidalis, tiga daun yang memisahkan atirum sinistra


dan ventrikel dekstra.

Katup bikuspidalis/mitralis,memisahkan atrium sinistra dan ventrikel


sinistra
1

Katup semilunaris pulmonalis, terletak antara ventrikel dekstra dan arteri


pulmonalis.

Katup semilunalis aorta terletak antara ventrikel dekstra dengan aorta.

3. Etiologi
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung
yang dapat menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.
b. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan terganggunya aliran darah ke
otot jantung, juga terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal
Dapat meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut dapat dianggap
sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas
jantung. Bila hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal
akan terjadi gagal jantung.
d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung dan menyebabkan
kontraktilitas menurun.
e. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang
sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang
biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah melalui jantung (mis:
stenosis katup semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (mis:
tamponade

pericardium)

atau

pengosongan

insufisiensi katup AV).

jantung

abnormal

(mis:

f. Faktor sistemik
Meningkatnya lju metabolisme (mis: demam), hipoksia dan anemia
memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan O2
sistemik.
2. Phatofisiologi
Kelainan otot jantung, aterosklerosis
koroner, hipertensi sistemik atau
pulmonal,peradangan miokardium
degeneratif

Beban kerja jantung


Dan gangguan fungsi kapasitas
pompa

Gagal jantung kiri

Curah jantung
Tek.akhir diastolic

Gagal jantung kanan

Takikardia,S1& S2
melemah,S3&S4
terdengar,sianotik

Curah jantung

Tek.akhir diastolic VD

VS

.akhir diastolic VD
Curah jantung

Bendungan atrium
Tek.AS

Bendungan atrium
Tek.AD

Pe curah jantung

Tek.vena
pulmonalis

Vena sistemik
-

Asit
es

Hep

Edema kedua
tungkai, nokturia
Edema paru dapat
terjadi krn pe
tek.pulmonalis

Takikardia,
dispnea, sianosis

Intoleransi aktivitas

Edema pulmonal

Kelebihan volume

Perfusi jaringan

Gangguan
pertukaran gas

Resiko tinggi kerusakan


integritas kulit

3. Manifestasi Klinis
Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler.
Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
turunnya curah jantung pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan vena
pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli,
akibatnya terjadi edema paru, yang dimanifestasikan dengan batuk dan nafas

pendek. Meningkatnya tekanan vena sistemik dapat mengakibatkan edema


perifer umum dan penambahan berat badan.
Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimanifestasikan secara luas
karena darah tidak dapat mencapai jaringan dan organ (perfusi rendah) untuk
menyampaikan oksigen yang dibutuhkan. Beberapa efek yang biasanya timbul
akibat perfusi rendah adalah pusing, konfusi, kelelahan, tidak toleran terhadap
latihan dan panas, ekstremitas dingin, dan haluaran urin berkurang (oliguri).
Tekanan perfusi ginjal menurun, mengakibatkan pelepasan renin dari ginjal, yang
pada gilirannya akan menyebabkan sekresi aldosteron. Retensi natrium dan
cairan serta peningkatan volume intravaskuler.
Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan
kanan.
Gagal Jantung Kanan
Oedema / pitting oedem

Gagal Jantung Kiri


Fatique

Anoreksia/Perut kembung

Sesak nafas

Nausea

Orthopnea

Asites

Dyspnea noctural paroximal

Tekanan vena jugularis

Pembesaran jantung

Pulsasi vena jugularis

Keringat dingin

Hepatomegali/lever erlargement

Pernapasan cheyne stokes

Fatique

Takikardi

Hipertrofi jantung kanan

Ronchi basah dan wheezing

Irama derap / gallop ventrikel Kongesti vena pulmonalis


dan atrium kanan
Murmur
Tanda-tanda

penyakit

paru

kronik
Bunyi P2 mengeras
Hidrothorax
5

4. Komplikasi

Hepatomegali

Syok kardiogenik

Asites

Oedema paru

5. Pemeriksaan Diagnostik

EKG (Elektrokardiograf), hipertropi atrial atau ventrikel,mungkin terlihat


disritmia, takikardia, fibrasi atrial.

Kateterisasi jantung,untuk membantu membedakan gagal jantung kanan


atau kiri, juga membedakan antara stenosis atau insufisiensi.

Rontgen dada,dapat menunjukkan pembesaran jantung ,bayangan jantung


menunjukkan dilatasi arteri koroner

Pemeriksaan laboratorium
a.

Enzim hepar meningkat / kongesti hepar

b.

Albumin / transperin serum : mungkin menurun akibat kurangnya


pemasukan sintesis protein

c.

Elektrolit:K, Na, Cl,Mg, biasanya menurun

d.

BUN kreatinin: peningkatan BUN menandakan fungsi ginjal

e.

Hematologi: Hb, Ht, Leukosit meningkat

6. Penatalaksanaan
a. Memperbaiki kontraksi miokard
-

Tirah baring dalam posisi semi fowler

Memberi terapi O2

Memberi terapi medik : digitalis untuk memperbaiki kontraksi otot


jantung

b. menurunkan volume cairan


-

Memberi diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan

Mencegah intake cairan yang berlebih

Diet rendah garam

Menimbang BB

Observasi output

c. mencegah terjadinya komplikasi


-

Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan


pasien

Mengubah posisi tidur

Memperhatikan efek samping medika mentosa,keracunan


digitalis

Memeriksa atau memonitor EKG

d. Tindakan pembedahan
e. pendidikan kesehatan
-

Menjelaskan tentang penyakit ,prognosis dan pengobatan

Merubah gaya hidup yang salah

Memberikan

pemahan

kesehatan.

pada

pasien

akan

pentingnya

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Aktifitas / istirahat
Gejala:
o Keletihan / kelelahan terus menerus sepanjang hari
o Insomnia
o Nyeri dada saat aktivitas
o Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga
Tanda:
o Gelisah,

perubahan status mental, mis: letargi

Perubahan tanda vital pada saat aktivitas

Sirkulasi
Gejala:
o Riwayat hipertensi, infark miokard akut;riwayat CHF sebelumnya, riwayat
penyakit jantung, riwayat bedah jantung, syok septic.
Tanda:
o TD: mungkin rendah, (gagal pemompaan) atau TD normal (GJK ringan )
atau TD tinggi (kelebihan beban cairan )
o Tekanan nadi: mungkin sempit, menunjukkan penurunan volume sekuncup
o Frekuensi jantung: takikardia (gagal jantung kiri)

o Irama jantung : disritmia, mis: fibrilasi atrium


o Nadi apical: PMI mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior ke
kiri
o Bunyi jantung S3 (Gallop), S4 dapat terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah
o Nadi: Nadi perifer berkurang, nadi sentral mungkin kuat ; misalnya nadi
jugularis, karotis dan abdominal terrlihat
o Warna kulit kebiruan atau pucat, nampak sianotik pada kuku
o Hepar membesar
o Bunyi napas: krekels atau ronkhi
o Edema: mungkin dependen khususnya pada ekstremitas

Integritas ego
Gejala:
o Ansietas, khawatir, takut
o Stres yang b/d penyakit
Tanda:
Berbagai manifestasi perilaku, mis: ansietas, marah, ketakutan, mudah
tersinggung

Eliminasi
Gejala:
o Penurunan berkemih, urine berwarna gelap
o Berkemih malam hari (nokturia)
o Diare / konstipasi

Makanan / cairan
Gejala:
o Kehilangan nafsu makan(anoreksia)
o Mual / muntah
o Penambahan BB signifikan
o Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda:
o Penambahan BB cepat
9

o Distensi abdomen(asites)

Higyene
Gejala:
Keletihan / kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri
Tanda:
Perubahan penampilan

Neurosensori
Gejala:
Kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda:
Letargi, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung

Nyeri / kenyamanan
Gejala:
o Nyeri dada, angina akut atau kronis
o Nyeri abdomen kanan atas, sakit pada otot
Tanda:
o Tidak tenang, gelisah
o Menarik diri

Pernafasan
Gejala:
o Dispnea saat aktivitas
o Tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
o Batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum
o Batuk kering / non produktif atau batuk terus menerus dengan atau tanpa
pembentukan sputum
Tanda:
o Pernafasan: takipnea, napas dangkal, pernapasan labored, penggunaan
otot aksesori pernapasan
o Batuk: kering / nyaring / non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan / tanpa pembentukan sputum

10

o Sputum: mungkin bersemu darah, merah muda / berbuih


o Bunyi nafas: mungkin tidak terdengar, dengan mengi, krekles
o Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisahan
o Warna kulit: pucat atau sianosis

Keamanan
Gejala:
o Perubahan dalam fungsi mental
o Kehilangan kekuatan / tonus otot
o Kulit lecet

Interaksi sosial
Gejala:
Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan

Pembelajaran / pengajaran
Gejala:
Menggunakan / lupa menggunakan obat-obatan jantung
Tanda:
Bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan

2. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial, perubahan frekuensi, irama, perubahan structural,hipertropi atau
peningkatan isi sekuncup.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum (tirah baring lama)
ditandai dengan perubahan tanda vital, adanya disritmia, dispnea,pucat,
berkeringat.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi
glomerolus,meningkatnya produkssi ADH dan retensi Natrium & air ditandai
dengan orthopnea,bunyi jantung S3,oliguria, oedema, refleks hepatojugular,
peningkatan BB, hipertensi, distress pernafasan, bunyi jantung abnormal.

11

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler


alveolus.
5. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, edema,
penurunan perfusi jaringan.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi / program pengobatan berhubungan
dengan status penyakit, tindakan, komplikas, dan perubahan gaya hidup.

2. Intervensi / Rasionalisasi
Dx 1
Tujuan :stabilitas hemodinamik normal
Kriteria hasil:

Frekwensi jantung normal

Mempertahankan stabilitas hemodinamik(dalam batas normal)

Menunjukkan tanda vital dalam batas yang diterima dan bebas gagaal
jantung

Intervensi
Rasional

Auskultasi nadi apical, kaji


Biasanya

terjadi

takikardia

frekwensi irama jantung

meskipun pada saat istirahat S1 & S2

Catat dan kaji bunyi jantung

mungkin melemah karena penurunan


kerja pompa jantung,S2 & S4 mungkin
ada dihasilkan sebagai aliran darah ke
dalam serambi yang distensi
Penurunan

Palpasi nadi perifer

curah

jantung

dapat

menunjukkan menurunnnya nadi radial,


poplitea,

dorsalis

pedis,

dan

post

tibia.Nadi mungkin cepat hilang / tidak

12

teratur
Pucat menunjukkan menurun perfusi

Kaji kulit terhadap pucat


dan sianosis

perifer

sekunder

terhadap

tidak

adekuatnya curah jantung. Vasokontriksi,


dan

anemia,

Sianosis

dapat

terjadi

sebagai refrektori GJK


Ginjal

berespon

untuk

menurunkan

curah jantung dengan menahan cairan


Pantau

haluaran

urine

kepekatan konsistensi urine

&

dan Natrium.Haluaran urine menurun


akibat perpindahan cairan ke jaringan,
tetapi pada malam hari dapat meningkat.
Dapat
perfusi

menunjukkan
serebral

tidak

adekuat

sekunder

terhadap

penurunan curah jantung


Kaji perubahan pada sensorik Meningkatkan sediaan O2 untuk miokard
misalnya

letargi,

bingung, Tergantung

cemas dan depresi.

derajat

gagal

jantungdan status fungsi ginjal


Dengan

Kolaborasi

pada

menghambat

kompresi

angiotensin dalam paru dan menurunkan

Beri oksigen tambahan

vasokonstriksi
Penurunan tahanan vaskuler dan aliran

Beri kaptopril, enalopril


Morfin sulfat

balik vena menurunkan kerja miokard


Peningkatan tekanan VS tidak dapat
mentoleransi peningkatan volume cairan

Pemberian
cairan IV

13

Hindari

cairan

garam

Dx 2
Tujuan:
Klien dapat melakukan aktifitas dan dapat memenuhi perawatan diri sendiri.
Kriteria hasil:

Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan

Memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri

Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh


menurunnya kelemahan, kelelahan dan tanda vital selama aktivitas

Intervensi
Rasional
Periksa tanda vital sebelum dan Hipotensi
segera

setelah

khususnya
menggunakan

aktivitas

bila

px

vasodilator,

respon

terhadap

kardiopulmonal
aktivitas,catat

dapat

terjadi

dengan aktivitas karena efek obat


(vasodilasi)

perpindahan

cairan

(diuretic) atau pengaruh fungsi jantung.


Ketidakmampuan

diuretic
Catat

ortostatik

meningkatkan

miokardium
volume

untuk

sekuncup

selama aktivitas dpat menyebabkan

14

takikardi,

disritmia,

dispnea,

berkeringat dan pucat.

peningkatan segera pada frekwensi


jantung dan kebutuhan O2
Dapat

menunjukkan

dekompensasi
Evaluasi peningkatan intoleransi

peningkatan

jantung

daripada

kelebihan aktivitas

aktivitas
Pemenuhan kebutuhan perawatan diri
pasientanpa

mempengaruhi

stress

miokard / kebutuhan O2 berlebihan

Berikan

bantuan

dalam

aktivitas perawatan diri sesuai


indikasi selingi periode aktivitas
dengan periode istirahat.
Dx 3
Tujuan:
Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan dan
pengeluaran.
Kriteria hasil:

Volume cairan stabil

Dengan keseimbangan masukan & pengeluaran, bunyi nafas bersih

Tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, BB stabil dan oedema
tidak ada

Intervensi
Rasional
Pantau haluaran urine, catat Haluaran
jumlah dan warna saat diuresis

urine

sedikit

dan

pekat

karena penurunan perfusi ginjal

terjadi
Pantau / hitung keseimbangan Terapi
pemasukan selama 24 jam

diuretik

dapat

disebabkan

kehilangan cairan tiba-tiba, meskipun


edema atau asites masih ada

15

Posisi telentang meningkatkan filtrasi


Pertahankan duduk atau tirah
baring

dengan

posisi

semi

ginjal dan menurunkan produksi ADH


sehingga meningkatkan diuresis
Melibatkan

fowler selama fase akut

pasien

dalam

program

terapi dapat meningkatkan perasaan


Buat jadwal pemasukan cairan
digabung

dengan

keinginan

mengontrol dan kerja sama dalam


pembatasan
Penurunan

minum bila mungkin

mortilitas

gaster

dapat

berefek merugikan pada digestif dan


absorbsi.Makan
Kaji bising usus, catat keluhan
anoreksia,mual,

distensi

meningkatkan

sedikit

dan

sering

mencegah

ketidaknyamanan abdomen.

abdomen, konstipasi, dan beri Perluasan gagal jantung menimbulkan


makanan

yang

mudah

dicerna,porsi kecil dan sering.

kongesti vena, menyebabkan distensi


abdomen,

pembesaran

hepar,

dan

nyeri
Palpasi

hepatomegali,

catat

keluhan nyeri abdomen kuadran


Meningkatkan

kanan atas / nyeri tekan.

diuresis

tanpa

kehilangan kalium yang berlebihan


Kolaborasi

Perlu memberi diet yang dapat diterima

Pemberian

pasien

obat sesuai indikasi , contoh:


furosemid(

lasix),

dide(bumex),
agen

Tiajjid

dengan
kaliun

cth:aldakton

Konsul

dengan

memenuhi

kebutuhan

kaloridalam pembatasan natrium

bumata

pelawan

yang

ahli

diet

16

Dx 4
Tujuan:
Mendemonstrasikan volume ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan.
Kriteria hasil:

GDA / oksimetri dalam rentang normal


Bebas gejala distress pernafasan

Intervensi
Rasional
Auskultasi bunyi nafas, catat Menyatakan adanya kongesti paru /
krekels dan mengi

penggumpalan sekret

Anjurkan pasien batuk efektif, Membersihkan


nafas dalam

jalan

nafas

dan

memudahkan aliran O2

Pertahankan duduk di kursi / Menurunnya konsumsi O2 / kebutuhan


tirah

baring

dengan

kepala

O2

tempat tidur setinggi 20 30


derajat, posisi semi fowler
Dorong perubahan posisi sering

Membantu mencegah atelektasis dan


pneumonia

Pantau / gambarkan seri Hipoksemia dapat menjadi berrat selama


edema

GPA, nadi oksimetri

paru.perubahan

kompensassi

biasanya ada pada gejala kronis


Menurunkan

Berikan

O2

tambahan

kongesti

alveolar,meningkatkan pertukaran gas


17

Meningkatkan

sesuai indikasi

mendilatasi

Diuretik,

furosemid(lasix),

aliran
jalan

O2
nafas

dengan
kecildan

mengeluarkan efek diuretik ringan untuk

bronkodilator cth : aminophilin

menurunkan kongesti paru

Dx 5
Tujuan:integritas kulit kembali normal
Kriteria hasil :

Mempertahankan integritas kulit

Mendemonstrasikan perilaku / tekhnik mencegah kerusakan kulit

Intervensi
Rasional

Lihat kulit, catat penonjolan


Kulit beresiko karena gangguan
tulang, adanya edema, area

sirkulasi perifer, imobilitas fisik, dan

sirkulasinya

gangguan status nutrisi

terganggu

atau

pigmentasi / kegemukan atau

kurus

Pijat area kemerahan atau

Meningkatkan

aliran

darah,

meminimalkan hipoksia jaringan

memutih

Terlalu kering atau lembab merusak


kulit dan mempercepat kerusakan

Ubah

posisi

sering

di

Edema

dependen

menyebabkan

tempat tidur atau kursi, bantu

sepatu terlalu sempit, meningkatkan

latihan tentang gerak pasif dan

resiko tertekan

aktif

pada kaki
Periksa sepatu / sandal

kesempitan dan ubah sesuai

18

dan kerusakan kulitt

kebutuhan

Menurunkan tekanan pada kulit


dapat memperbaiki sirkulasi

Berikan tekanan alternatif /


kasur perlindungan siku dan
tumit

Dx 6
Tujuan : menunjukkan pemahaman tentang pproses penyakitnya dan cara
mencegah komplikasi penyakitnya
Kriteria hasil :

Mengidentifikasi hubungan terapi dan mencegah komplikasi, menyatakan


tanda / gejala yang memerlukan intervensi cepat

Melakukan perubahan pola hidup / perilaku yang perlu.

Intervensi

Rasional

19

Diskusikan fungsi jantung


normal

meliputi

informasi

sehuubungan

Pengetahuan proses penyakit dan


harapan dapat memudahkan ketaatan

dengan

dan program pengobatan

perbedaan pasien dari fungsi


normal.Jelaskan

perbedaan

serangan jantung dan GJK

Kuatkan

rasional

Pasien percaya bahwa pengubahan


program pasca pulang dibolehkan bila

pengobatan

mersa baik / sehat

Aktivitas

fisik

berlebihan

dapat

berlanjut menjadi melemahkan jantung

Diskusikan

pentingnya

Pemahaman kebutuhan terapeutik

seaktif mungkin tanpa menjadi

dan pentingnya upaya pelaporan efek

kelelahan dan istirahat diantara

samping dapat mencegah komplikasi

aktivitas

obat, dan cemas

Diskusikan obat, tujuan dan


efek samping

Memberikan waktu adekuat untuk


efek obat sebelum waktu tidur untuk
mencegah tidur.

Berikan

instruksi

secara

verbal dan tertulis

BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian

20

I. Identitas Pasien
Nama

: Ny. A

Umur

: 69 tahun

Jenis Kelamin

: Wanita

Status perkawinan

: Menikah

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Bahasa yang digunakan

: Indonesia

Pendidikan

: S1

Pekerjaan

: PNS

Alamat

: Jl. Merdeka No. 4 Medan

Tanggal masuk

: 1 Mei 2009

No. Register

: 26 46 89

Ruangan

: CVCU

Diagnosa medis

: Congestive Heart Failure ( CHF)

Penanggung jawab pasien:


Nama

: Ny. S

Umur

: 32 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jl. Garu No.48

Hubungan dengan px

: Anak

II. Keluhan Utama


Sesak dan nyeri dada sebelah kanan, hal ini dialami os 3 hari. Sampaii saat
ini os masih merasakan nyeri dada Sesak nafas b/d aktivitas,terutama pada

21

saat jalan jauh.Riwayat sering terbangun tengah malam karena sesak,


demam, sering menggigil, dan kurang nafsu makan
III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang
Os sesak nafas dan nyeri dada karena pasien kurang istirahat dan cepat
lelah jika melakukan aktivitas
B. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita seperti yang diderita pasien
C. Genogram

Keterangan:
: Px

: laki-laki

: Perempuan

: meninggal

II. Kebiasaan Sehari-hari


A. Biologis

22

ADL
Nutrisi

Sebelum Masuk RS
Sesudah Masuk RS
Frekuensi 3x sehari Frekuensi: 3x / hari
nafsu makan
Makan

yang

Nafsu

makan:

disukai menurun

nasi putih

Jenis

makanan:

jantung

dan

diet

rendah

garam
Porsi yang dihabiskan
Minum

Jenis

porsi
air Jenis minuman

minuman

putih

air

putih

Minuman kesukaan air Banyaknya 3 4 gelas


Tidur

putih 8 gelas / hari


Tidur siang: 2 jam

Tidur siang: 3 jam

Tidur malam: 7 jam

Tidur malam: 6 jam

Kes waktu tidur: sesak Kes tidur: sesak nafas


nafasgfvds
cara

dwdccd cara

mengatasinya

mengatasinya: tidur dengan 2 bantal

tidur dengan 2 bantal


Eliminasi
BAK

Frekuensi 6-7x sehari Frekuensi 3-4x sehari


warna

kuning

jernih warna

kuning

jerih

kelainan dan bau tidak kelainan dan bau tidak


ada
BAB

ada

Frekuensi 1 x sehari Frekuensi

1x / hari

warna kuning bau tidak warna kuning bau tidak


ada

konsistensi ada

konsistensi

lembek kelainan tidak lembek kelainan tidak


ada

ada

Mandi 2x/hari

Mandi 1x / hari/dilap

Gosok gigi: 1x / hari

Gosok

Aktivitas
Personal hygiene

Cuci

mulut

seminggu
Potong
seminggu

tidak

rambut

tidak

2x pernah
Cuci

kuku
23

gigi:

2x pernah
Potong
seminggu

kuku:

2x

B. Psikologis
Persepsi klien yakin akan sembuh konsep diri bahwa dirinya sangat
berharga bagi keluarganya. Emosi stabil klien dapat beradaptasi dengan
baik dan mekanisme pertahanan diri baik.
C. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga baik, klien mengenal teman satu ruangan
dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
D. Spiritual
Klien beragama islam, selama di RS os melakukan sholat lima waktu di
atas tempat tidur.
V.Pemeriksaan Fisik
a.Tanda-tanda vital (Rabu,23 Juli 2008)
1) Keadaan umum : sesak nafas, lemah
2) Kesadaran

: Compos mentis

3) Tekanan darah : 130/60 mmhg


4) Pernafasan

: 28x/i

5) Nadi

: 96x/i

6) Tinggi badan

: 160 cm

7) Berat badan

: 55 kg

b.Pemeriksaan Head to Toe


1) Kepala
Bentuk kepala bulat, posisi simetris, rambut ikal, kulit kepala agak kotor
2) Mata
Tidak ada kelainan struktur konjungtiva anemis sklera tidak ikterus pupil
isokhor kiri dan kanan 2 mm px tidak memakai alat bantu kaca mata.
3) Hidung
Fungsi penciuman baik klien mampu membedakan bau dan harum bentuk dan
posisi simetris terhadap wajah pendarahan dan peradangan tidak ada.

24

4) Telinga
Tidak ada kelainan. Dapat mendengar dengan jelas dan baik tidak ditemukan
adanya peradangan dan tidak ada pengeluaran cairan.
5) Mulut
Bentuk mulut simetris bau khas mulut peradangan dan pendarahan tidak ada
tidak ada masalah mengunyah makanan dan dapat membedakan rasa
makanan dan minuman.
6) Gigi
Gigi kurang bersih jumlah 32 buah karang gigi / caries tidak ada perdarahan
dan peradangan tidak ada, tidak memakai gigi palsu.
7) Leher
Tidak ada kelainan struktur, bentuk simetris tidak ada tanda pembengkakan
kelenjar thiroid kanan , vena jugularis tidak meninggi.
8) Thorax
Bentuk simetris, irama pernafasan reguler, suara nafas vesikuler
9) Jantung
TD: 130/60 mmHg, HR: 96 x/I adanya nyeri dada sebelah kiri
10)Abdomen
Turgor kembali cepat hepar tidak teraba tidak ada pembesaran ginjal tidak
teraba, nyeri tekan.
11) Ekstremitas
Adanya oedema pada tungkai, bentuk simetris.Kuku jari tangan dan kaki
clubbing finger(pucat)
VI. Data Penunjang
5/ mei 2008
a.Diagnosa medis

:Congestive Heart Failure(CHF)

b.Pemeriksaan Laboratorium :

analisa gas darah


Ph

normal
: 7,434

7,35-7,45

25

PCO2

: 29,9 mmhg

38-42 mmhg

PO2

: 83, 3 mmhg

85-100 mmhg

Bicarbonat

: 19,6

22-26

Total CO2

: 20, 5

19-25

Base exes

: -3,4

-2 - +2

Saturasi O2

: 9663

95-100

Hasil laboratorium

normal

Darah
HB

: 12 6 gr%

12-14gr%

Leukosit

: 5,4.103/ mm3

5.103-9.103/ mm3

Hematokrit

: 26%

37-45%

Elektrolit darah

normal

Natrium

: 147 mEq/ L

135-155 mEq/ L

Kalium

: 3,3 mEq/ L

3,6-5,5 mEq/ L

Clorida

: 111 mEq/ L

96-106 mEq/ L

KGD adradome

:118

200

Direk Bilirubin

: 0,83

SGOT

: 41,82

Uric acid

: 79

Foto thorax
Ditemukan adanya cardio megali
EKG
Hipertropi ventrikel kanan sinus takikardia
C.Terapi / tindakan Medis
1) Tirah baring
2) Diet jantung III rendah garam

26

3) O2 2 4 liter/i
4) Injeksi Furosemid 1 ampul/ 8 jam
5) KSR tablet 1 x 1
6) Captropil 25 mg tablet 2 x 1
7) IVRD RL: 10 tts / menit
8) Spironolactin 1 x 25 mg
9) Ciprofloxacin drips 200 mg/ 12jam
10) Digoxin 2x 0,25 mg
11) Bisoprolol 1x5 mg

z
ANALISA DATA
No Symptom
1
DS:
Klien

Etiologi
Penurunan
mengatakan jantung

Problem
curah Gangguan
karena jaringan

cepat lelah, nyeri dada kerusakan otot-otot


sebelah kiri

miokardio

DO:
Sesak nafas, frekwensi
28x/

I,

oedema

di
27

perfusi

bagian tungkai kaki, os


tampak
2

lemah

dan

pucat
DS:

Ketidakseimbangan

Klien

mengatakan O2

mudah

lelah

dengan

jika kebutuhan

beraktivitas,sesak
nafas, dan nyeri dada
DO:
Os tampak lemah dan
pucat,TD:
mmhg,RR:28

160/100
x/I,HR:

96x/I,T: 36,90C

28

Intoleransi aktivitas

DS:Os

mengatakan Stress psikologis

cemas

tentang

Gangguan pola
istirahat tidur

penyakitnya dan selalu


memikirkannya
sehingga os tidak bisa
tidur tenang, os sering
terbangun

tengah

malam
DO:
Os tampak lemahdan
pucat,mata
cekung,terdapat
bengkak
bawah
tidur

sedikit
mata,

siang

di
lama

jam

sehari dan tidur malam


4 jam sehari
4.

Ds:Os

mengatakan Kurang
Gangguan
rasa
pengetahuan
dan
tidak
yakin
akan
nyaman dan cemas
informasi
tentang
kesembuhan
proses penyakit
penyakitnya
Do: os selalu bertanya
tentang
penyakitnya,
wajah

proses
ekspresi
tegang,

pucat,dan gelisah

PRIORITAS MASALAH
29

1. Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan curah jantung karena kerusakan


otot-otot miokardio d/d sesak nafas,frekwensi 28 x/i, oedema di bagian tungkai
kaki,os tampak lemah dan pucat.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan oksigen dengan kebutuhan d/d os
tampak

lemah,

sesak

nafas

dan

nyeri

dada

jika

beraktivitas,TD

160/100mmhg, RR: 28x/ i, HR: 96x/i, T:36,9 0c


3. Gangguan pola istirahat tidur b/d ketidakseimbangan oksigen dengan
kebutuhan d/d os lemah, pucat, mata cekung, ada bengkak sedikit di bawah
mata dan sering bangun tengah malam.
4. Gangguan rasa nyaman : cemas b/d kurang pengetahuan dan informasi
tentang proses penyakit d/d os selalu bertanya tentang penyakit yang
dialaminya,wajah tegang,pucat dan gelisah.

Rencana Asuhan Keperawatan

30

No Diagnosa
1..

Tujuan

Intervensi

Keperawatan
Dx.1
Gangguan

Rasionalisasi

Be

perfusi jaringan

rikan posisi semi Dapat

dapat

fowler

teratasi

dengan kriteria

membantu

Ob

hasil tanda vital

servasi

dalam

tanda vital

batas

normal

ekspansi

tanda-

paru
-

Pe

Untuk

rtahankan

memantau

lingkungan

yang

kondisi

aman dan nyaman

pasien
Stress

tidak

akan
meningkat
krn
pemompaan
jantung
apabila
diberikan
lingkungan
yang tenang
2.

Dx.2

Pasien

dapat

Ob

melakukan

servassi

aktivitas secara

tanda vital

bertahap

tanda- Untuk
membantu
Lib

dengan kriteria

atkan

keluarga

hasil

dalam

perawatan

sesak

nafas,

nyeri

dada,

dan

os.
-

pasien

jika

ada
kemajuan
proses

Anj
31

penyembuh

kelelahan

urkan

hilang/

istirahat jika lelah

berkurang

os

untuk

Ba
ntu

os

aktivitas

an
Pasien

dalam

merasa

seehari-

aman

hari

dan

nyaman
tentang cara
merawat os
Mengurangi
beban kerja
jantung
Mengurangi
energi yang
dibutuhkan

3.

Dx.3

Kebutuhan
istirahat

Kaj -

tidur

terpenuhi

penyebab

kesulitan tidur

dengan kriteria hasil

dari Perawat dapat


memberikan
Ci

pasien

perawatan

ptakan lingkungan

sesuai

dapat tidur 8

yang

dengan

jam sehari,mata

nyaman

tidak

cekung, -

wajah

segar

aman

dan

keadaanum
Jel

um pasien

askan pada pasien -

dan os merasa

tentang

tenang.

penyakitnya
terapi

proses Os dapat tidur


dan
yang

dilakukan
-

hkan perhatian os

32

nyenyak
tanpa

Ali
untuk

tenang dan

berpikir -

ada

rasa
terganggu

tentang

Os

penyakitnya.
-

dapat

mengerti
Anj

dan

urkan pasien untuk

menerima

berserah diri dan

keadaannya

berdoa

pada -

Tuhan Yang Maha Os


Esa

tidak

terlalu
memikirkan
penyakit
yang
dialaminya
dan pasien
dapat tidur
Pasien
merasa
lebih tenang

4.

Dx.

Cemas
hilang

dapat -

Jel

dengan

askan pada pasien Os

dan

kriteria hasil os

dan

keluarga

keluarga

merasa

lebih

tentang

penyakit

dapat lebih

tenang,

tidak

yang

bertanya

lagi

tentang

rasa -

sakit

yang

dialami

mengerti

pasien.

tenttang
Lib

gagal

atkan

keluarga

dialaminya

dalam

perawatan -

dengan

pasien di RS

ekspresi wajah -

Keluarga
Be

tenang

jantung

dapat
mengerti

pasien agar dapat

cara

menerima

perawatan

33

ri penjelasan pada

keadaannya

pasien
setelah
pulang
Os

merasa

tidak cemas
lagi.
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny.D

Dx Medis : CHF

Umur : 67 tahun

Ruangan : CVCU

Tanggal
5/05/09

Dx Pukul
1
08.00

Implementasi
-

08.15

Evaluasi
keadaan S :

Memantau

umum pasien

O9.00 09.20

Memberi diet jantung III

s mengatakan nyeri

Memberi

dada

posisi

semi

masih

ada,

fowler dengan sudut 300C atau dengan

sesak nafas, dan

menggunakan 2 bantal

cepat

10.00

Mengobservasi

tanda-

lelah

bila

beraktivitas

tanda vital,TD: 130/60x/i, HR:96x/i, RR: O :


28 x/i,T: 36,90C
-

10.15

Memberi

Fuerosemid 1 amp/ 8 jam


-

Mempertahankan
34

injeksi

T
D: 130/60 mmhg,
HR:

96x/i,

28x/i, T: 36,90C

RR:

lingkungan yang aman dan nyaman dengan

memberikan

posisi

yang

C
lubbing finger pada

menyenangkan pasien serta membatasi

daerah

jam berkunjung

jari tangan
-

kuku

dan
O

edema

pada

tungkai
A:
Masalah

belum

teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
2.

10.30

S:
os mengatakan nyeri

10.45

dada
-

Memonitor

O2

sudah mulai

yang berkurang

terpasang
O:
11.00

Mengajarkan

klien TD;

130/60mmhg,

untuk latihan nafas dalam (menghirup HR: 96x/i, RR: 28x/i,


dari hidung dan menghembuskan dari T: 36,90C
mulut secara perlahan-lahan)
A:

11.20

Menganjurkan os untuk Masalah

sebagian

beristirahat jika merasa kelelahan untuk teratasi


mengurangi kerja jantung
P:
-

Membantu
memenuhi

kebutuhan

os

aktivitas

dalam Intervensi dilanjutkan


yang

akan dilakukannya terutama personal S :

35

3.

12.00

hygiene

Os

12.15

sudah

mengatakan
mulai

dapat

tidur
12.30

O:
-

Memberi diet jantung III

Mengkaji penyebab dari

O
s

kesulitan tidur dengan cara menanyakan

sudah

tidur

dengan tenang

apa yang dipikirkan pasien


-

Menciptakan

A:

lingkungan aman dan nyaman,suasana Masalah


4.

13.00

sebagian

kamar yang bersih sehingga os dapat teratasi


beristirahat dengan tenang.
P:
Intervensi dilanjutkan

14.00
-

Menjelaskan

proses S :

penyakit yang dialami os sehingga os Os

mengatakan

dapat mengerti tentang penyakitnya dan cemas

dan

manfaat terapi yang dilakukan.


-

Melibatkan

bertanya

sering
tentang

keluarga proses penyakit yng

dalam perawatan di RS misalnya dalam dialaminya.


memberikan diet,pemberian obat, dan
lain-lain.

O:
Os tampak cemas
A:
Masalah
teratasi
P:

36

belum

Intervensi dilanjutkan

5/05/09

08.00

08.15
08.30

pasien

Os

09.10
09.20

Mengganti alat tenun S:


mengatakan

Mengoservasi keadaan sesak


umum pasien

nafas

mulai

berkurang

Memberi diet jantung III

Menganjurkan

pasien O:

untuk mengubah posisi setiap 2 jam TD: 120/80 mmhg,


10.00
10.30

sekali

HR: 80x/i, RR: 28x/i,

11.00

Mengobservasi

tanda T: 36.30C

vital:TD: 120/80 mmhg, HR: 80 x/i, RR:


28x/i, T: 36,30C
-

A:
Injeksi

furosemid

1 Masalah

amp/8 jam

teratasi

Memberi

obat

oral

digoxin 2x0,25 mg
2.

11.30

sebagian

P:

Memberi

posisi

semi Intervensi dilanjutkan

fowler dengan menggunakan 2 bantal

S:

11.45

Os mengatakan nyeri

12.00

dada berkurang

12.30
12.40

O:

12.50

Os

13.00

Memonitor

O2

tampak

tenang

yang dan senang

terpasang
-

Balance

cairan

IVFD A:

RL 8 gtt/i

Masalah teratasi

Memberi diet jantung III

Membantu
dalam mobilisasi
37

pasien P:
Intervensi dilanjutkan

3.

13.20

Memberi obat oral GG


3x1 tab.

S:

Mengkaji turgor kulit

Mengobservasi

13.30

Os

mngatakan

intake kebutuhan

dan output cairan

tidurnya

telah terpenuhi

13.35

O:
Os dapat tidur malam
8jam sehari dan
tidur

siang

jam

sehari
-

Mengkaji

penyebab A:

kesulitan tidur dengan menanyakan hal- Masalah teratasi


hal yang dipikirkan pasien
-

Menciptakan
lingkungan yang menyenangkan pasien

4.

13.40

P:
Intervensi dilanjutkan

Mempertahankan
suasana yang ramah dan rasa empati S:
pada pasien

Os mengatakan tidak
cemas lagi tentang
penyakitnya

13.50
O:
Os tampak ceria dan
tenang
14.00

A:
Masalah teratasi
P:
-

Mengalihkan perhatian Intervensi dilanjutkan

38

os dari penyakitnya agar os dapat lebih


tenang dan beristirahat
-

Menganjurkan os untuk
berserah penuh pada Tuhan dengan
cara berdoa dan rajin sholat lima waktu

Memberi
pada

7/05/09

1.

os

tentang

penjelasan

penyakitnya

dan

manfaat terapi yang dilakukan


Mengganti alat tenun

08.00

09.00

Memberi diet jantung III

09.15

Mengobservasi

S:
Os

mengatakan

tanda sesak nafas sudah

vital, TD: 130/70 mmhg, RR: 20 x/i, HR: mulai berkurang dan
80x/i,T:360c

09.40
10.00
10.30

keadaannya

Memberikan

posisi semi fowler

Memberi

sudah

membaik
kompres O:

hangat pada lengan yang edema bekas Os


infus.

mampu

berkomunikasi

Mengajarkan

pasien leluasa

tekhnik relaksasi dan latihan pergerakan

dan

lebih
os

tampak senang.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan

2.

10.45

S:

10.50

Os

mengatakan

kondisi kesehatannya
-

Memonitor
39

O2

yang semakin

membaik

11.00

terpasang

dan sesak nafas,lelah

11.15

Melakukan
inhalasi

dan

melatih

terapi sudah berkurang.

os

melakukan

pernafasan dalam dan batuk efektif


11.20

O:

Mempertahankan

TD: 130/70 mmhg,

sirkulasi dengan memobilisasi pasien RR:20x/i,


11.30
12.00

HR:

80x/i.,T:360C

setiap 2 jam
-

Membantu pasien untuk


oral

hygiene

sehingga

os

merasa A:

nyaman

Masalah

Membantu
dalam

memenuhi

sebagian

pasien teratasi

kebutuhan

dan

aktivitasnya.

P:

Injeksi cefriaxon 2 gr/12 Intervensi dilanjutkan


jam

3.

12.15

Memberi diet jantung III


rendah garam

S:
Os

mengatakan

dapat tidur dengan


12.30

tenang

12.55
O:
Os istirahat dengan
13.00

tenang
-

Melakukan
masalah

gangguan

tidur

kajian A:
pasien, Masalah teratasi

karakteristik dan penyebab kurang tidur.


-

Memberikan
hangat sebelum tidur

Mempertahankan

40

susu P:
Rencana
dilanjutkan

tindakan

keadaan tempat tidur yang nyaman,


13.40

bersih dan bantal yang nyaman.


-

13.45

S:

Memberikan
pengetahuan

kesehatan:

Os
mengatur cemas

mengatakn
sudah

jadwal tidur, mengurangi stres, cemas berkurang


dan latihan relaksasi.

O:

14.00

Os tidak cemas lagi


A:
Masalah teratasi
P:
-

Memonitor

hubungan Intervensi dilanjutkan

perilaku cemas, akttivitas dan kejadian


setiap 2 jam
-

Meyakinkan

pasien

bahwa cemas adalah reaksi normal, dan


membantu pasien dalam kemampuan
koping
-

Memperhatikan
kebutuhan

fisik

kecemasan.

41

selama

mengalami

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 2001, Kapita Selekta Kedokteran I, Media Aesculapius, Jakarta.
Smeltzer Suzanne C, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Corwin Elizabeth J, 2001, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.
Doenges Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

42

Vous aimerez peut-être aussi