Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SGD 1
Komang Noviantari
(1302105006)
(1302105025)
(1302105027)
(1302105030)
(1302105038)
(1302105039)
(1302105042)
(1302105054)
(1302105068)
(1302105069)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Berbagai permasalahan yang sering dialami pada Negara maju ataupun berkembang
sangat erat berkaitan dengan kebiasaan masyarakat terutama dalam hal kesehatan, sanitasi,
serta daya minat masyarakat dalam mengunjungi fasilitas kesehatan. Berbagai masalah
kesehatan yang timbul disebabkan karena kebiasaan masyarakat yang kurang baik, sanitasi
yang kurang baik serta minat masyarakat dalam mengunjungi fasilitas kesehatan yang masih
rendah. Permasalahan yang sering dialami pada Negara maju dan berkembang salah satunya
adalah diare (Hasan, 2007).
Diare merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada bayi, anak-anak serta
pada orang dewasa. Diperkirakan setiap tahunnya angka kejadian diare sebanyak 99.000.000
kasus (Simadibrata & Daldiyono, 2007). Lebih dari 1 milyar penduduk di dunia terkena 1
atau lebih episode diare per tahun. Seratus juta orang per tahunnya di Amerika Serikat
terkena diare dan 3000 diantaranya meninggal dunia. Diare merupakan penyebab kematian
utama di negara berkembang, terutama pada anak-anak. Lima sampai delapan juta penduduk
per tahun meninggal dunia akibat diare akut di negara berkembang (Ahlquist dan Camilleri,
2005). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang masih tinggi. Hal ini disebabkan karena angka kematian pada bayi dan balita
serta angka malnutrisi yang masih tinggi. Frekuensi kejadian diare pada negara-negara
berkembang termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju
( Simadibrata dan Daldiyono, 2007).
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari
tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare
301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi
423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008
terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR
2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan
kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan
dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.). Salah satu langkah
dalam pencapaian target MDGs (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3
bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset
Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama
kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang
tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena
diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat. Berdasarkan pada pernyataan diatas penulis
tertarik untuk membuat laporan terkait dengan asuhan keperawatan keluarga pada klien
dengan penyakit diare.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan penyakit diare?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum:
Untuk mengidentifikasi pentingnya asuhan keperawatan keluarga terkait dengan
penyakit diare
Tujuan Khusus:
1. Agar mampu melakukan pengkajian pada klien dengan diare
2. Agar dapat merumuskan diagnose keperawatan pada klien dengan diare
3. Agar dapat melakukan tindakan keperawatan guna memandirikan keluarga dalam
melaksanakan tugas asuhan keperawatan dengan penyakit diare
1.4
1.4.1
Manfaat penulisan
Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat serta memiliki perilaku positif
terhadap penanganan diare. Selain itu keluarga dapat melakukan penanganan secara
dini kepada klien.
1.4.2
Manfaat Praktis
a. Institusi Keperawatan
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya pada disiplin ilmu keperawatan mengenai asuhan keperawatan
keluarga pada penyakit diare
b. Masyarakat
Diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pedoman pengetahuan
dan informasi mengenai penyakit diare. Hal ini disebabkan karena diare
merupakan suatu penyakit yang dapat dicegah, serta mendapatkan pertolongan
dengan segera. Serta memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan
pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
BAB II
ISI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Diare adalah gangguan buang air besar/BAB (defekasi) ditandai dengan BAB
lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses cair, dapat disertai dengan darah
dan atau lendir (Kemenkes RI, 2013). Diare adalah buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari
biasanya
(tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). Diare atau
parasit (Lung E, 2003). Di negara berkembang seperti Indonesia, bakteri enterik dan
parasit merupakan penyebab diare yang lebih sering daripada virus dimana kejadian
diare mencapai puncaknya pada musim panas (WGO, 2012). DiarrheagenicE. coli
merupakan salah satu bakteri penyebab diare yang tersering (Kaur et al., 2010).
3. Etiologi
Lebih dari 90% kasus diare akut adalah disebabkan oleh agen infeksius (Ahlquist
&Camilleri, 2005). Diare dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti Enterovirus
(Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lainlain. Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare pada
anak dan balita. Infeksi rotavirus biasanya terdapat pada anak umur 6 bulan- 2 tahun
(Suharyono, 2008). Salmonella, Shigella dan Campylobacter merupakan bakteri
pathogen yang paling sering menyebabkan diare. Infeksi bakteri seperti Vibrio,
E.Coli, Yersinia, Aeromonasjuga dapat menyebabkan diare. Selain itu, penyebab diare
juga bisa karena infeksi parasit seperti cacing (Ascaris, Trichiuris, Strongyloides),
Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), dan jamur
(Candida albicans) (Kliegman, Marcdante, Jenson& Behrman, 2006).
Diare dapat juga disebabkan oleh intoleransi laktosa ataupun alergi protein susu
sapi namun tetap sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi. Di Indonesia,
penyebab utama diare adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter, E. Coli, dan
Entamoeba histolytica (Depkes RI, 2000). Pada balita terutama disebabkan karena
infeksi virus yaitu rotavirus yang biasanya disertai dengan muntah dan demam
(Karyana, Sanjaya &Nesa, 2014).
Melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi dimana makanan dan minuman
tersebut telah terkontaminasi oleh bakteri atau kuman misalnya E.coli (Schwartz &
Elbe, 1996).Kuman penyebab diare ditularkan melalui fecal-oral antara lain melaui
makanan dan minuman yang tercemar tinja dan kontak langsung dengan tinja
penderita (Depkes RI, 2000).
Penularan diare juga dapat melalui 5 F yaitu :
1) Finger (jari): tangan yang terkontaminasi kuman
2) Food ( makanan): makanan yang mengandung kuman
3) Fly (lalat): lalat yang terkontaminasi kuman dan hinggap pada makanan
4) Feces (tinja): penularannya melalui lalat
5) Fomites (alat makan): peralatan makan yang kurang bersih
4. Klasifikasi
Menurut WHO (2013) diare dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2) Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah.
mikroorganisme
membentuk
toksin
dan
sekresi
cairan
tubuh
yang
mengakibatkan
Dasar
dari
semua
diare
adalah
gangguan
transportasi
larutan
usus,
perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini
ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium,
klorida, dan glukosa (Ulshen, 2000).
6. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah dan
cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir
ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan
karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang
berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah
dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang
turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit
(Kliegman et al., 2006). Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit,
maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata
dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering (Hasan & Alatas, 1985).
7. Diagnosis
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang
sistematik dan cermat. Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit, latar
belakang dan lingkungan pasien, riwayat pemakaian obat terutama antibiotik, riwayat
perjalanan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
Gelisah, (dehidrasi ringan/sedang)
Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat)
b. Berat badan.
Menurut S. Partono (1999), diare dengan dehidrasi biasanya mengalami
penurunan berat badan, sebagai berikut:
Tingkat
dehidrasi
Dehidrasi
ringan
Dehidrasi
sedang
Dehidrasi
ml/kg)
10-15% (100-150
ml/kg)
9% (90
berat
ml/kg)
ml/kg)
c. Kulit
Dilakukan pemeriksaan turgor untuk mengetahui elastisitas kulit, yaitu dengan
cara mencubit daerah perut pada bayi dan mencubit kulit punggung tangan pada
anak dan remaja menggunakan kedua ujung jari (bukan kedua kuku). Apabila
turgor kulit kembali dengan cepat (< 2 detik), berarti diare tanpa dehidrasi.
Apabila turgor kembali dengan lambat (cubitan kembali dalam waktu 2 detik), ini
berarti diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Apabila turgor kembali sangat
lambat (cubitan kembali > 2 detik), ini termasuk diare dengan dehidrasi berat.
d. Kepala
Penderita diare yang berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubunubunnya biasanya cekung.
e. Mata
Diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak matanya normal, apabila mengalami
dehidrasi ringan/sedang, kelopak matanya cekung (cowong), sedangkan apabila
mengalami dehidrasi berat, kelopak matanya sangat cekung.
Mulut dan lidah
Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)
Mulut dan lidah kering (dehidras ringan/sedang)
Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat)
Abdomen
Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram, bising usus yang meningkat.
h. Anus dan sekitarnya
Anus dan sekitarnya kemungkinan lecet karena seringnya defekasi dan tinja yang
f.
g.
asam.
9. Komplikasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Dehidrasi
Renjatan hipovolemik
Kejang
Bakterimia
Malnutrisi
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat
12. Pencegahan
Selain penanganan, pencegahan merupakan hal yang penting untuk mengurangi
angka kejadian diare. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan vaksin.
Akan tetapi, vaksin juga memiliki kelemahan. Vaksin yang tersedia hanya untuk
beberapa jenis bakteri dan virus. Sebagai contoh, diare yang disebabkan bakteri E.
(WGO,
2012). Selain vaksin, upaya pencegahan yang dapat dilakukan terutama untuk
kejadian diare yang disebabkan bakteri dan parasit yaitu dengan menjaga sanitasi serta
hygiene air minum serta makanan yang akan dikonsumsi. Untuk menurunkan angka
kejadian diare, diperlukan upaya yang terintegrasi dalam meningkatkan kualitas air,
sanitasi, serta hygiene (PHBS) baik di tingkat rumah tangga dan komunitas
(Komarulzaman, Smits &Jong, 2014).
13. Diagnosa Banding
1. Penyakit radang usus
2. Malabsorpsi
3. Keganasan usus
14. Prognosis
Dengan penggantian Cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal. Seperti kebanyakan penyakit,
morbiditas dan mortalitas ditujukan pada anak-anak dan pada lanjut usia. Di Amerika
Serikat, mortalits berhubungan dengan diare infeksius < 1,0 %. Pengecualiannya pada
infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2 % yang berhubungan dengan sindrom uremik
hemolitik.
PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1.
Pendidikan
: SMA
Umur : 35 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Agama : Hindu
Alamat
: Desa Marga
Suku : Bali
No Hp
: 083114xxxxx
2.
3.
Komposisi Keluarga:
No. Nama
1.
Ny.B
Umur
34 th
Sex
P
Hub. Dg KK
Istri
2.
7 th
Anak
An.C
Genogram
Nama: Kk. E
Umur: 75th
Status kes: Baik
Nama: Tn. A
Umur: 35th
Status kes: Baik
Nama: Nn.F
Umur: 70th
Status kes: Baik
Pekerjaan Pend.
Swasta
SMA
-
Nama: Kk. G
Umur: 80th
Status kes: PJK
Nama: Tn. D
Umur: 45th
Status kes: Baik
Ket
Sehat
Sakit
Nama: Nn. H
Umur: 80th
Status kes: Baik
Nama: Ny. B
Umur: 34 th
Status kes: Baik
Nama: An.C
Umur: 10th
Status kes: Diare
4.
Tipe keluarga.
1) Jenis tipe keluarga:
Keluarga inti terdiri dari Tn A, Ny. B, dan An. C.
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut:
Tidak ada masalah pada jenis tipe keluarga tersebut
5. Suku bangsa
1) Asal suku bangsa:
Suku bangsa keluarga ini adalah suku Bali.
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan adalah budaya kebiasaan keluarga
mengkonsumsi lawar merah.
6. Agama
Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: Keluarga Tn. A beragama Hindu, tidak ada
anggota keluarga lain yang beragama lain. Kepercayaan keluarga yang mempengaruhi
kesehatan adalah keluarga selalu berdoa untuk kesembuhan dan keselamatan anak anaknya.
Umu
No
Nama
BB/TB
(BCG/Polio/DPT/H
Tindakan
Masalah
telah
B/
kesehatan
kesehatan
Campak)
35
1.
Tn. A
tahun -
baik
lengkap
Tidak ada -
baik
lengkap
Tidak ada -
34
2.
Ny.B
tahun -
yang
dilakukan
7
3.
An. C
tahun -
Imunisasi
baik
sudah lengkap
wajib
Mengunjungi
diare
puskesmas
keluarga telah dapat mengambil keputusan terkait tindakan yang tepat untuk
mengatasi diare yang dialami anaknya yaitu dengan mengantarkan anaknya ke
puskesmas.
3). Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
anggota keluarga mampu telah mampu merawat anggota keluarga yang sakit dalam
kasus ini An.C dengan mengantarkan dan memenuhi segala kebutuhan An.C selama
sakit.
4). Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat masih kurang
terlihat dari dibeberapa titik sekitar lingkungan rumah masih tampak adanya sampah
yang berserakan dan anggota keluarga mengatakan An.C sering menyisakan sisa
dan bungkus makanan diruang rumah.
5). Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat dengan baik.
4. Fungsi reproduksi
1). Perencanaan jumlah anak
Tn.A dan Ny.B berencana untuk memiliki dua orang anak
2). Akseptor: Ya............yang digunakan.........lamanya............................
3). Akseptor: Belum..................alasannya
4). Keterangan lain..................................................................................
5. Fungsi ekonomi
1). Upaya pemenuhan sandang pangan
kebutuhan sandang dan pangan keluarga Tn.A telah terpenuhi dengan baik
2). Pemanfaatan sumber di masyarakat
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek
keadaan anak yang sedang sakit diare
2. Stresor jangka panjang
3. Respon keluarga terhadap stressor
respon keluarga terhadap stressor yang ada telah baik.
4. Strategi koping
strategi koping adaptif
Tn.A
Rambut: bersih,hitam
Ny.B
An.C
Rambut:
hitam, Rambut:
hitam,
bersih
bersih
N : 100
RR : 24
S : 37,5
TTV
N: 80
TD: 120/80
RR: 20
S: 36
N: 80
TD: 120/90
RR: 20
S: 37
BB, TB/PB
BB : 75 kg
TB : 185 cm (kondisi
BB : 55 kg
TB : 165
normal)
(kondisi normal)
Mata
cm
BB : 24 kg
TB : 122 cm
Konjungtiva merah
Konjungtiva merah
sclera putih
Hidung
Mulut
Tidak bersekret
Mukosa lembab, tidak
Tidak bersekret
Mukosa
Tidak bersekret
Mukosa
kering,
kesulitan menelan
lembab,
tidak
tidak
kesulitan
kesulitan
menelan
menelan
Leher
tidak
tidak
limfe
pembesaran
Dada
Bunyi jantung
Abdomen
normal
Simetris,
BU : 12x/mnt
ada
pembesaran
kelenjar limfe
kelenjar limfe
dan paru Bunyi jantung dan Bunyi jantung dan
paru normal
Simetris,
BU: 10x/mnt
Ekstremitas
bawah
hangat,
paru normal
Simetris,
BU : 17x/mnt
Ekstremitas hangat,
Ekstremitas dingin,
kekuatan
kekuatan
maksimal
Genetalia
ada
otot
otot
berkurang
Tidak ada benjolan ataupun Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan
keluhan
ataupun keluhan
ataupun keluhan
keluarga mengharapkan agar An.C dapat segera sembuh dan status kesehatan
seluruh anggota keluarga tetap baik.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
keluarga berharap petugas kesehatan dapat membantu proses penyembuhan
penyakit (diare) yang dialami oleh An.C.
Nama Mahasiswa
Tanggal
1. 18 September 2016
Data
Data Subjektif:
Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
pemeliharaan
C keluarga Tn. A
mencuci tangan
berhubungan dengan
ketidakmampuan
memodifikasi
lingkungan yang
bersih
Nilai
Bobot
Skoring
Pembenaran
Masalah tersebut harus segera diatasi karena
sudah terlihat jelas gangguan kesehatan
berupa BAB >5x sehari dan konsistensi encer,
nafsu makan menurun, makan sedikit kurang
Resiko
Potensial
2
1
Sebagian, karena masalah tersebut
menyangkut dengan perubahan prilaku dari
keluarga Tn. A terkait kesehatan. Perubahan
prilaku memerlukan waktu yang cukup lama
karena perlunya interaksi antara individu
Kemungkinan masalah
untuk diubah
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Potensial masalah
dengan lingkungan
1
2
1
0
2
Keluarga (Tn.A) memiliki kesibukan yang
cukup tinggi namuntetap merawat anaknya
untuk dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
2/3
1
Segara diatasi, kejadian ini baru pertama kali
terjadi di keluarga Tn. A,selain itu anak
merupakan individu yang rentan terhadap
serangan penyakit dan mengingat komplikasi
Segera diatasi
Tidak segera
Diatasi
Tidak dirasakan
adanya masalah
TOTAL
2
1
0
11/3
Rencana Keperawatan pada Keluarga Tn. M dengan Diare Khususnya pada An. C
No
Diagnosa
Keperawatan
1.
Tujuan
Jangka
Kriteria Evaluasi
Jangka Pendek
Kriteria
Rencana Intervensi
Standar
Ketidakefektifan
Panjang
Setelah
Setelah
pemeliharaan
dilakukan
menyatakan
pemeliharaan
selama 2 x 45 menit,
masalah kesehatan
kesehatan
pada intervensi
dilakukan Respon
- Keluarga
dapat -
Tn.
anggota
A selama
7 1. Mengenal masalah
berhubungan
kali selama
dengan
ketidakmampuan
ketidakefekt
memodifikasi
ifan
kesehatan
yang
dapat
keluarganya.
minggu,
n kesehatan
dapat
teratasi
2. Mengambil
keputusan
Respon
yang verbal
tepat
Keluarga
menyatakan
kepada
keluarga
mengenai
keputusannya
-
dalam
Jelaskan
menderita diare
Bimbing dan motivasi keluarga untuk
mengambil keputusan dalam menangani
mengatasi
ketidakefektifa
n pemeliharaan
kesehatan
khususnya
diare pada An.
3. Merawat
yang
diare
An.
C Respon
menderita verbal
sebagai
C
- Keluarga
menjelaskan
tentang
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan
pemeliharaan
Implementasi
-
E
S:
Ny. B menga
dengan
mematuhi atu
memodifikasi
dalam mencu
Ny. B menga
memiliki keb
sabun saat m
O:
-
Lingkungan r
tertata rapi da
-
Frekuensi BA
konsistensi p
makan menin
3x sehari.
-
TTV :
Nadi: 80x/me
RR: 18x/men
Suhu: 37 0C
A:
Lanjutkan interv
-
Modifikasi
meminimalisir
terjadinya masal
diare.
Modifik
dilakukan adalah
keluarga untuk m
sampah dilingku
sekaligus membia
menyimpan sisa m
kepada keluarga
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan makalah ini yaitu salah satu masalah
kesehatan yang ada di dalam ruang lingkup keluarga yaitu diare, dimana diare merupakan
keluhan yang paling sering ditemukan pada bayi, anak-anak serta pada orang dewasa. Diare
merupakan gangguan buang air besar/BAB (defekasi) ditandai dengan BAB lebih dari tiga
kali sehari dengan konsistensi feses cair, dapat disertai dengan darah dan atau lender. Diare
yang disebabkan oleh bakteri enterik dan parasit merupakan yang paling sering terjadi di
Negara berkembang seperti Indonesia yang mencapai puncaknya pada musim panas. Diare
diklafikasikan menjadi beberapa kelompok. Diare hendaknya ditangani dengan tepat dan
segera terutama saat terjadi pada anak. Salah satu masalah keperawatan yang muncul di ruang
lingkup keluarga karena diare yaitu masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dimana
masalah diare yang muncul dalam ruang lingkup keluarga sering disebabkan oleh
pemeliharaan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu perlu
adanya partisipasi keluarga dalam memelihara kesehatan dan kebersihan lingkungan agar
anggota keluarga terbebas dari masalah kesehatan salah satunya yaitu diare.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini yaitu disarakan perlu adanya
partisipasi keluarga dalam mewujudkan perilaku hidup sehat dan status sehat seutuhnya
dalam keluarga. Kesehatan individu ditentukan juga oleh kesehatan di dalam keluarga dan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahlquist, D.A., and Camilleri, M. (2005). Diarrhea and Constipation. In : Kasper, D.L.,
Fauci, A.S., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L., eds.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th ed.USA : McGraw-Hill
Alwi, Hasan. 2007. KBBI, edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
At, Glance, 2009 . Medicine At A Glance. Erlangga : Jakarta.
At, Glance, 2007 . Anamnesis dan Pemeriksaan fisik. Erlangga : Jakarta
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 408-413.
Ciesla, W., Guerrant, RL. Infectious Diarrhea in: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al
editors. (2003). Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York:
Lange Medical Books
Departemen Kesehatan RI.
(2000).
Buku
Pedoman
Pelaksanaan
Program
Kolopaking
MS,
Syam
AF,
Gustaviani,
editor.
Prosiding
Simposium
Seto
Ulshen, Martin.(2000). Nyeri Perut Berulang-ulang pada Masa Anak. Dalam: Wahab,
Samik A., ed. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Volume 2.Jakarta: EGC
World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. (2012). Acute Diarrhea in
Adults and Children: a Global Perspective. USA: World Gastroenterology
Organisation
World
Health
Organization
(WHO).
Diarrhoeal
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/
Disease.
(2013).