Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kasus korupsi dana bailout (dana talangan) Bank Century sebesar 6,76 triliun ternyata membawa dampak
terhadap berbagai sektor, khususnya stabilitas politik dan perekonomian di Indonesia, terlebih setelah hasil audit
BPK menyatakan bahwa telah terjadi penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran pidana dalam kasus ini,
diantaranya unsur kerugian Negara, pelanggaran undang-undang, dan ditemukannya bukti kuat rekayasa kebijakan
yang sengaja dirancang untuk penyelamatan Bank Century.
Isu kasus ini berkembang menjadi isu kasus yang berbau politik, hal ini disebabkan karena dalam
pengambilan kebijakan kasus Bank Century melibatkan banyak pejabat Negara, termasuk orang nomor satu di
Indonesia, tentu hal ini akan membawa banyak opini negatif dari masyarakat, dan dampak tersebut berpengaruh
terhadap stabilitas politik di Indonesia, mengingat bahwa stabilitas politik di suatu negara akan mempengaruhi
keadaan perekonomian Negara tersebut.
Menurut Maswadi Rauf (Guru Besar ilmu Politik FISIP UI) opini publik yang berkembang di dalam
masyarakat sudah menjurus ke arah tuduhan bersalah, sehingga pejabat-pejabat yang terkait harus diganti,
pemerintah seharusnya tidak melakukan serangan balik dengan mengatakan tuduhan tersebut sebagai fitnah atau
bertujuan untuk menjatuhkan pemerintahan, tuduhan balik ini justru tidak membantu menenangkan masyarakat.
Tidak hanya itu saja, opini masyarakat makin berkembang ketika kasus ini dikaitkan antara kasus
persengketaan antara 2 lembaga penegak hukum yaitu KPK dan Kepolisian, banyak masyarakat yang makin
beranggapan negatif pada pemerintah, ini diperkuat dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam
pidatonya bahwa segala tuduhan dan isu yang dituduhkan pada dirinya dan pemerintah bertujuan untuk menjatuhkan
pemerintahannya, dengan melihat tindakan pembelaan tersebut membuat masyarakat makin beranggapan negatif,
karena masyarakat merasa pemerintah tidak terfokus untuk memecahkan masalah, yang ada malah saling
menyalahkan antara dua kubu yang berbeda persepsi dalam pandangan kasus bank century ini.
Terlebih persepsi publik makin beragam ketika buku yang berjudul Membongkar Gurita Cikeas Dibalik
Skandal Bank Century karangan George Aditjondro diterbitkan, buku tersebut berisi data-data sekunder yang
mengarahkan bahwa skandal Bank Century ini memang didalangi oleh pejabat tingggi pemerintah.
Berbagai isu kasus ini terus bergulir hingga sekarang, dan hal ini dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas
perekonomian Indonesia pada tahun 2010 ini, maka dalam makalah inilah kami akan mencoba menganalisis
bagaimana kasus Bank Century ini dapat terjadi, dan perkiraan dampaknya terhadap stabilitas politik serta
perekonomian Indonesia.
1.2
a.
Rumusan Masalah
Apa sajakah pelanggaran dan penyalahgunaan wewenang yang mengindikasikan bahwa telah terjadi kasus korupsi
pada Bank Century?
b.
Seperti apakah kasus Bank Century ini dilihat dari sudut pandang Buku Membongkar Gurita Cikeas Dibalik
Skandal Bank Century?
c.
Bagaimanakah perkiraan dampak dari kasus Bank Century pada stabilitas politik dan perekonomian Indonesia?
1.3
a.
Mengindentifikasi segala bentuk pelanggaran dan tindakan korupsi dalam kasus ini.
b.
Untuk menganalisis bagaimana kasus Bank Century dilihat dari penelitian George aditjondro.
c. Untuk menganalisis dampak apasajakah yang mungkin terjadi pada keadaan politik dan perekonomian Indonesia
akibat kasus korupsi dana Bank Century.
BAB II
PEMBAHASAN
No
Tanggal
30 Mei 1989
12 Juli 1989
16 April 1990
2 Mei 1991
22 April 1993
16 April 2004
Keterangan
PT Bank Century Tbk didirikan berdasar akta No. 136 tahun 1989 yang
dibuat oleh notaris Lina Laksmiwardhani.
Disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. C.2-6169.HT.01.01.TH 89
Bank Century memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No.462/KMK.013/1990.
Didaftarkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No.
284/Not/1991
Bank Century memperoleh peningkatan status menjadi Bank Devisa
dari Bank Indonesia melalui Surat Keputusan No. 26/5/KEP/DIR.
Dalam pertemuan dengan Bank Indonesia manajemen Bank dan
pemegang saham pengendali First Gulf Asia Holdings Limited (d/h
Chinkara Capital Limited) setuju untuk melakukan merger dengan PT
Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk.
21 Mei 2004
7 September 2004
24 Oktober 2004
10
28 Desember 2004
11
29 Juni 2005
12
29 Desember 2005
13
6 Nopember 2008,
14
13 Nopember 2008
15
20 Nopember 2008
21 Nopember 2008
Bank Century telah tiga kali berganti status oleh Bank Indonesia yaitu ketika pada tanggal 29 Desember 2005
Bank Century dinyatakan sebagai Bank dalam pengawasan Intensif, kemudian pada tanggal 6 November 2008
Bank Century ditetapkan oleh bank Indonesia sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus, dan yang terakhir yaitu
pada tanggal 20 November 2008, Bank Century ditetapkan sebagai Bank Gagal yang ditenggara berdampak
sistemik. Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan oleh banyak kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan
perbankan Bank Century, untuk lebih jelasnya berikut skema perubahan status Bank Century beserta penyebabnya :
Skema Status Bank Century
Merger
28 Des 2008
Bank Danpac
2)
3)
Terkait pengambilan keputusan KKSK dan Penyaluran Penyertaan Modal Sementara (PMS)
4)
3.
tanpa persetujuan penuh oleh DPR RI. Dengan demikian, otoritas atau kewenangan KSSK sebenarnya belum
memiliki dasar hukum yang cukup kuat secara konstitusional, sehingga segala keputusan yang dihasilkan juga masih
dapat dipertanyakan.
Terkait dengan pengucuran dana ke Bank Century, jika mengacu pada persetujuan DPR RI, sejumlah Rp
2,88 triliun masih disalurkan oleh LPS tanpa dukungan pengesahan atau persetujuan DPR atas dasar KSSK.
4.
Adanya penarikan DPK oleh pihak terkait Bank Century sebesar Rp 938,654 M
Adanya unsur penggelapan dana kas Valas sebesar USD 18 Juta dengan masing-masing sebesar 2 M untuk
Dewi Tantular dan Robert Tantular
2.3 Kasus Bank Century dari sudut pandang Buku Geoge Aditjondro
Kasus bank Century memang menarik banyak pihak untuk berargumen, karena kasus ini berkembang
akibat terlibatnya nama-nama pejabat tinggi Negara, sebut saja wapres Boediono, dan menteri keuangan Sri
Mulyani, hal tersebut menuai banyak protes di kalangan masyarakat, khususnya mahasiswa, mereka menilai bahwa
pemerintah sangat lamban dalam menyelesaikan kasus ini, apalagi dengan sikap presiden SBY yang terkesan
lamban dan pandang pilih, hal ini dibuktikan dengan kasus lain yang menimpa bibit-chandra, dan kasus arthalita
suryani yang sekarang dipenjara dengan sel bintang lima.
Sikap lamban dan pandang bulu presiden SBY juga dikritik oleh seorang penulis yang menulis buku yang
berjudul membongkar gurita cikeas dibalik skandal bank century, buku yang ditulis oleh Geoge Aditjondro itu
menuai banyak protes dari kalangan pemerintah, hal tersebut dikarenakan dalam isi buku itu disebutkan bahwa pak
Presiiden SBY diindikasikan memiliki keterlibatan dengan kasus pengggelapan uang Bank Century. Tidak hanya di
dalam buku Membongkar Gurita Cikeas, banyak isu yang menyebar di masyarakat bahwa dana Bank Century
tersebut mengalir ke dana kampanye Partai Demokrat.
dalam buku tersebut diceritakan bahwa dalam skandal Bank Century pak SBY memiliki hal-hal yang
mengindikasikan bahwa dirinya terlibat dalam skandal ini, salah satunya adalah Hartati Murdaya dan Boedi
Sampoerno yang notabene nasabah kelas kakap Bank Century adalah penyokong dana kampanye Partai Demokrat,
mengingat bahwa skenario kisah kebangkrutan Bank Century sehingga Bank tersebut tidak bisa memenuhi rasio
kecukupan modal dikarenakan sebelum Bank Century diambil alih oleh LPS, Hartati Murdaya, pemimpin kelompok
CCM (Central Cipta Mudaya) dan Boedi Sampoerno, salah satu penerus keluarga Sampoerno telah menarik uang
mereka secara besar-besaran yaitu masing-masing 321 Miliar dan 1.895 Miliar pada bulan November, dan dua orang
tersebut adalah penyumbang logistic SBY dalam pemilu. Deposan kakap SBY lainnya yang merupakan nasabah
dari Bank Century yang menarik uang mereka secara besar-besaran antara lain PTPN Jambi, PT Sinar Mas,
Jamsostek.
Dan apa hubungannya antara Boedi Sampoerno dengan keluarga Presiden?? Dalam buku tesebut
disebutkan bahwa Boedi Sampoerno mempunyai hubungan yang sangat dekat sekali degan keluarga Cikeas,
diantaranya Boedi merupakan deposan atau penyokonng dana SBY dalam Pilpres, juga Boedi ditenggarai menjadi
salah seorag penyokong SBY, termasuk dengan menerbitkan sebuah Koran (Rusly 2009;48). Koran yang
disebutkan disini adalah Koran nasional yang bernama Jurnal Nasional yang merupakan media massa yang menjadi
corong politik Partai SBY.
Disebutkan dalam buku tersebut bahwa pembiayaan Jurnas tersebut mencapai 1,4 Miliar per-tahun, boleh
jadi media massa tersebut telah menyedot dana sekitar 150 miliar, bila dihitung dari awal SBY memulai
kampanyenya saat menjadi Capres pertama, dan jumlah tersebut sama dengan jumlah yang ada dalam Ringkasan
Eksekutif Laporan Hasil Investigasi BPK atas Kasus Bank Century Tbk tertanggal 20 November 2009 menunjukkan
bahwa Bank Century telah mengalami kerugian karena harus mengganti deposito milik Boedi Sampoerna yang
dipinjamkan atau digelapkan oleh Robert Tantular dan Dewi Tantular sebesar US$ 18 juta atau sekitar Rp 150
milyar, dengan dana yang berasal dari Penempatan Modal Sementara LPS.
Dalam sebuah media massa disebutkan pula Boedi Sampoerna, nasabah terbesar Bank Century itu,
memiliki seorang anak bernama Soenaryo, yang jarang memakai nama keluarga Sampoerna. Soenaryo yang sangat
dipercaya dalam urusan bisnis, mendampingi ayahnya ketika ditemui Robert Tantular, yang berusaha menjual saham
Bank Century kepada Boedi Sampoerna. Juga dalam pertemuan dengan Susno Duadji dan Lucas, pengacara
ayahnya, Sunaryo ikut pula hadir (Tempointeraktif, 12 Juli 2009, Rakyatmerdekaonline, 15 Nov. 2009).
Buku Membongkar Gurita Cikeas Dibalik skandal Bank Century memang menyorot bagaimana
kedekatan keluarga Cikeas dengan pejabat-pejabat tinggi Negara dan para pengusaha yang menguasai sektor
penting BUMN dan lainnya, pejabat-pejabat tersebut terlibat di struktur kepengurusan yayasan-yayasan keluarga
Cikeas, adapula yang masuk dalam struktur kepengurusan Koran Jurnas dan tim sukses SBY saat pilpres, keadaan
ini justru sangat memudahkan untuk membuat jaringan untuk kemungkinan adanya korupsi.
Buku Membongkar Gurita Cikeas dibalik Skandal Bank Century memang belum terbukti, buku ini
memaparkan dugaan dan kemungkinan yang bisa terjadi, sebagai perbandingan dengan hasil audit BPK atas indikasi
tindakan korupsi yang terjadi pada Bank Century.
Pro-Kontra dari kasus Bank Century cukup membuat heboh dimana Rp 6,7 Triliun mengalir begitu saja ke
dalam Bank ini. Nyatanya hingga sekarang nasabah-nasabah masih mempertanyakan uang yang selama ini ditabung
belum mendapatkan penggantian. Kenaikan jumlah uang penyelamatan untuk Bank Century banyak yang
mengakibatkan banyaknya tudingan pada Bank Indonesia (BI) dan Departemen Keuangan sebagai penentu
kebijakan ini pada tanggal 20 November 2008 melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Kemungkinan lain adanya penyelewengan dana begitu besar mengalir ke kas orang-orang tertentu yang
dapat merugikan Negara ini, banyak pihak yang meragukan kebenaran aliran dana untuk Bank Century karena
adanya benturan politis belaka. Adanya benturan ini menyebabkan keputusan untuk menyelamatkan Bank Century
dimaksudkan hanya untuk menyelamatkan deposan-deposan besar dan bukan untuk menyelamatkan sistem
perbankan.
Dampak yang lainnya adalah persoalan politik akan memengaruhi persepsi tingkat keyakinan investor
terhadap iklim usaha yang kondusif. Dalam sektor keuangan (finansial) dampak dari kegaduhan politik dengan
mudah terlihat melalui fenomena capital-outflow.Adapun bagi sektor riil, dampak dalam jangka pendek tidaklah
sesensitif sektor keuangan.
Pengamat perbankan dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Tony Prase-tyantono mengatakan kasus
yang sedang diselidiki di DPR itu dapat membuat pertumbuhan ekonomi tertahan. "Jika kasus Bank Century
berakhir happy ending dan politik dalam negeri tetap stabil maka target pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar lima
persen bisa terealisasi," ujarnya di Jakarta, Senin (21/12).
Dampak terhadap sektor riil juga penting diperhatikan, karena sektor ini mampu menjelaskan secara baik
penyerapan angkatan kerja, kemiskinan, pembangunan ekonomi daerah, dan kesejahteraan riil masyarakat. Di
Indonesia, permasalahan pengangguran dan kemiskinan menjadi target pemerintahan SBY-Boediono. Penyelesaian
dua persoalan ini hanya akan terwujud apabila Indonesia memiliki stabilitas politik dan ekonomi yang ditunjang
oleh sistem hukum yang baik. Ketiga hal ini memberikan rasa aman dan kepastian hasil bagi investor untuk
menggerakkan roda perekonomian.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil audit BPK, BPK menemukan menemukan empat kelompok pelanggaran diantaranya, proses
merger dan pengawasan BC oleh BI, pemberian FPJP, penetapan BC sebagai Bank Gagal yang berdampak sistemik
dan penanganannya oleh LPS, penggunaan dana FPJP dan PMS, juga praktik-praktik tidak sehat lainnya.
Dalam proses merger terdapat beberapa Indikasi Pelanggaran. BI diduga memberikan kelonggaran terhadap
persyaratan merger. Dan terdapat praktik-praktik pelanggaran perbankan lainnya.
Dalam pemberian FPJP, pelanggaran tejadi dimana BI mengubah PBI mengenai persyaratan pemberian FPJP
dari semula dari semula CAR 8% menjadi CAR positif, dengan demikian perubahan PBI tersebut patut diduga
dilakukan untuk merekayasa agar BC mendapat FPJP.
Keputusan untuk menetapkan Bank Century sebagai Bank Gagal yang berdampak sistemik adalah suatu
kesalahan karena BI dan KSSK tidak memiliki kriteria terukur dalam menetapkan dampak sistemik BC, BI hanya
menggukur secara kuantitatif aindikator institusi keuangan saja, kemudian BI mneggunakan indikator psikologi
pasar. Dengan memunculkan aspek ini, penentuan terhadap 3 indikator lain berdasarkan MOU dilakukan secara
kualitatif. Sehingga status Bank Gagal berdampak sistemik dapat disandang oleh Bank Century
Dalam pengggunaan dana FPJP dan PMS, banyak tindakan pelanggaran dan korupsi diantaranya,. Adanya
penarikan DPK oleh pihak terkait Bank Century sebesar Rp 938,654 M, adanya unsur penggelapan dana kas Valas
sebesar USD 18 Juta dengan masing-masing sebesar 2 M untuk Dewi Tantular dan Robert Tantular
Dalam buku Membongkar Gurita Cikeas;dibalik Skandal Bank Century diindikasikan bahwa presiden
SBY memiliki keterlibatan cukup erat dengan kasuus Bank Century, walaupun belum bisa dibuktikan secara nyata,
akan tetapi SBY memiliki hubungan yang dekat dengan nama-nama orang yang terlibat dengan kasus ini.
Dampak dari kasus Bank Century ini bisa timbul akibat ketidakseimbangan stabilitas politik yang akan
berdampak pada perekonomian, bila stabilitas pollitik tidak stabil dan begitu pula stabilitas hukum di Indonesia
maka banyak investor yang mungkin saja menarik investasi mereka dari aset-aset di Indonesia, dan hal tersebut akan
berdampak pada sektor riil, pengangguran, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.