Vous êtes sur la page 1sur 21

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem
muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot
rangka,

tendon,

ligamen,

bursa,

dan

jaringan-jaringan

khusus

yang

menghubungkan struktur-struktur ini. Beragamnya jaringan dan organ sistem


muskuloskeletal dapat menimbulkan berbagai macam gangguan. Beberapa
gangguan tersebut timbul pada sistem itu sendiri, sedangkan gangguan yang
berasal dari bagian lain tubuh tetapi menimbulkan efek pada sistem
muskuloskeletal. Tanda utama gangguan sistem muskuloskeletal adalah nyeri dan
rasa tidak nyaman , yang dapat bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai
yang sangat berat (Price, Wilson, 2005).
Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah
radang tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen
infeksi lain juga dapat menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi
atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan
kanselosa, dan periosteum (Dorland, 2002).
Osteomyelitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi
piogenik

atau

non-piogenik

seperti

Micobacterium

tuberkulosa

atau

Staphylococcus aureus. Infeksi dapat terbatas pada sebagian kecil tempat pada
tulang atau melibatkan beberapa daerah seperti sum-sum, perioesteum, dan
jaringan lunak disekitar tulang. Kunci keberhasilan penatalaksanaan osteomyelitis
adalah diagnosis dini dan operasi yang tepat serta pemilihan jenis antibiotik yang
tepat. Secara umum, dibutuhkan pendekatan multidisipliner yang melibatkan ahli
orthopaedi, spesialis penyakit infeksi, dan ahli bedah plastik pada kasus berat
dengan hilangnya jaringan lunak.
Dari penelitian yang dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya
osteomyelitis pada anak adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering
terjadi pada anak dibawah 3 tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang

tepat, prognosis untuk osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama
pada diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang
atau jaringan lunak sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit yang
permanen. Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya
tanpa komplikasi-komplikasi yang berkepanjangan.
B.

Rumusan masalah
1.
Jelaskan definisi dari Osteomielitis ?
2.
Sebut dan jelaskan klasifikasi osteomielitis ?
3.
Sebutkan etiologi dari Osteomielitis ?
4.
Sebut dan jelaskan manifestasi klinis dari Osteomielitis ?
5.
Sebutkan komplikasi dari Osteomielitis ?
6.
Jelaskan patofisiologi Osteomielitis ?
7.
Sebutkan pemeriksaan penunjang dari Osteomielitis ?
8.
Sebutkan penatalaksanaan medis Osteomielitis ?
9.
Jelaskan cara mencegah osteomielitis?
10. Jelaskan asuhan keperawatan pada pasien Osteomielitis ?

C.

Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi Osteomielitis.
2.
Untuk mengetahui klasifikasi Osteomielitis.
3.
Untuk mengetahui etiologi Osteomielitis.
4.
Untuk mengetahui manifestasi klinis Osteomielitis.
5.
Untuk mengetahui komplikasi Osteomielitis.
6.
Untuk mengetahui patofisiologi osteomielitis.
7.
Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang Osteomielitis.
8.
Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Osteomielitis
9.
Untuk mengetahui cara menjegah osteomielitis.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien osteomielitis

D.

Manfaat
1.

Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan dengan Osteomielitis.

2.
a.

b.

Manfaat Praktis
Tenaga keperawatan :
Dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan tepat pada pasien
dengan Osteomielitis.
Mahasiswa :
2

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi semua mahasiswa tentang


asuhan keperawatan pada pasien dengan Osteomielitis.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan
daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli
memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :
1.

Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang


disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus

2.
3.

influensae (Depkes RI, 1995).


Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang

4.

disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)


Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang
yang

disebabkan

oleh

staphyilococcus

Aureus

dan

kadang-kadang

haemophylus influenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh


staphylococcus aureus.
B.

Klasifikasi Osteomielitis (Henderson, 1997)


Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:
1. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.
2. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya
akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.

1.

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:


Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau
sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada
anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari
infeksi di dalam darah. (osteomielitis hematogen).Osteomielitis akut terbagi

menjadi 2, yaitu:
a.
Osteomielitis hematogen
Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis
hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah
yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering
terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan metafisis
menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada
tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan klinis
dan onset yang lambat.
b.
Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat
trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder
akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari
focus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari
2.

osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.


Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau

3.

sejak penyakit pendahulu timbul.


Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis
biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau
trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada
tulang yang fraktur.

C.
1.
2.
3.
4.

Etiologi (Henderson, 1997)


Bisa disebabkan oleh bakteri,antara lain :
Staphylococcus aureus sebanyak 90%
Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
Streptococcus hemolitikus
Pseudomonas aurenginosa
5

5.
6.
7.
8.
a.

Escherechia coli
Clastridium perfringen
Neisseria gonorhoeae
Salmonella thyposa
Bagian tulang bisa mengalami infeksi melalui 3 cara,yaitu :
Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke
tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anakanak) dan di tulang belakang (pada dewasa).
Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalahgunaaan obat suntik ilegal,
rentan terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa
terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi

pada perbaikan panggul atau patah tulang lainnya.


b.
Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang
terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang
menembus tulang.Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan
dan bisa menyebar ke tulang di dekatnya.
c.
Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang
setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah
yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau
ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing
manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang
tengkorak.
D. Manifestasi klinis (Henderson, 1997)
1.
Demam
2.
Nafsu makan menurun
3.
Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
4.
Gangguan sendi karena adanya pembengkakan
Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah,
menyebabkan demam, menyebabkan nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah
diatas tulang bisa mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan akan
menimbulkan nyeri.Infeksi tulang belakang biasanya timbul secara bertahap,
menyebabkan nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan
memburuk bila penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya
atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan
6

pembengkakan di daerah diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan


sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah
menunjukkan hasil yang normal.Penderita yang mengalami infeksi pada sendi
buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah
tersebut.Jika suatu infeksi tulang tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis
menahun (osteomielitis kronis).Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama
bertahun-tahun dan tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau
beberapa tahun.
Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan
lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau
hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang
terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk
dari tulang menuju kulit.
E.

Komplikasi (Brunner, suddarth. (2001)


Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang
tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri
penyebab. Komplikasi osteomyelitis dapat mencakup infeksi yang semakin
memberat pada daerah tulang yang terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari
fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran darah sistemik. Secara umum
komplikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

F.

Abses Tulang
Bakteremia
Fraktur Patologis
Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
Sellulitis pada jaringan lunak sekitar.
Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.

Patofisiologi (Brunner, suddarth. (2001)


Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.
Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi :
Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi
resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik. Awitan
Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama
(akut fulminan stadium 1) dan sering berhubngan dengan penumpukan

hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi


antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium
3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah
pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi,
peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada
pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis
tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi
kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat
menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi
dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada perjalanan
alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus dilakukan
insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya
terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir
keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada
jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan
mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan,
namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
G.

Pemeriksaan penunjang (Brunner, suddarth. (2001)

1.

Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap
darah

2.

Pemeriksaan titer antibody anti staphylococcus


Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti
dengan uji sensitivitas

3.

Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh
bakteri salmonella

4.

Pemeriksaan biopsy tulang


Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk
serangkaian tes.

5.

Pemeriksaan ultra sound


Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi

6.

Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat
difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
Pemeriksaan tambahan :

1.
2.

Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama


MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka
kemungkinan besar adalah osteomielitis.

H.
1.

Penatalaksanaan medis (Brunner, suddarth. (2001)


Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai kepekaan

2.
3.
4.
5.
6.
7.

penderita dan reaksi alergi penderita


penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan
antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan jaringan
nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta ruang kososng yang

ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan tulang, otot, atau kulit sehat.
8.
Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan
9.
a.

aliran pembuluh balik.


Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat
mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K membantu

mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.


b.
Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
c.
Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur untuk
kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang kemudian
diendapkan pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara pengerasan tulang ini
adalah pada tulang kalsitriol dan hormon paratiroid merangsang pelepasan
kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam darah.
I.

Pencegahan osteomielitis (Depkes RI, 1995).

1.

Berhenti merokok
9

Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda,


yang keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh. Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda berhenti sesegera
mungkin.
2.
Diet sehat
Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan lemak
di arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat rendah lemak
dianjurkan, termasuk banyak buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi
sehari) dan biji-bijian. Makan makanan yang sehat juga dapat membantu
3.

meningkatkan sistem kekebalan Anda.


Mengelola berat badan Anda
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan
berat badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat dengan
menggunakan kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga teratur. Setelah
Anda telah mencapai berat badan yang sehat akan membantu menjaga tekanan
darah Anda pada tingkat normal, yang akan membantu meningkatkan sirkulasi
Anda. Anda dapat menggunakan Body Mass Index (BMI) kalkulator untuk

4.

memeriksa.
Mengurangi alkohol
Jika Anda minum

alkohol,

jangan

melebihi

batas

harian

yang

direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit sehari untuk
wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang normal-kekuatan,
segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh. Secara teratur melebihi batas
alkohol yang direkomendasikan akan meningkatkan baik tekanan darah dan kadar
kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk. Hubungi dokter Anda jika
Anda menemukan kesulitan untuk moderat minum Anda. Layanan dan obat5.

obatan Konseling dapat membantu Anda mengurangi asupan alkohol Anda.


Olahraga teratur
Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung dan
sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh lemah. Bagi kebanyakan orang, 150 menit dari moderat untuk
olahraga berat seminggu dianjurkan. Namun, jika kesehatan Anda secara
keseluruhan miskin, mungkin perlu bagi Anda untuk berolahraga menggunakan
program khusus disesuaikan dengan kebutuhan Anda saat ini dan tingkat

10

kebugaran. GP Anda akan dapat menyarankan Anda tentang tingkat yang paling
cocok bagi anda berolah raga. Jika Anda merasa sulit untuk mencapai 150 menit
latihan seminggu, mulai dari tingkat yang Anda merasa nyaman dengan. Sebagai
contoh, Anda bisa melakukan lima sampai 10 menit latihan ringan sehari sebelum
secara bertahap meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai
kebugaran Anda mulai membaik.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.

Pengkajian (Nursalam, 2001)


Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.Pengkajian yang

dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:


1.
Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
2.
Riwayat keperawatan
a.
Riwayat kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri
pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa
lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.
c.
Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya diabetes,
b.

terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi
d.
3.
a.
b.

sebelumnya)
Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi
: anoreksia, mual, muntah.
Pola eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi,karena pada pasien yang
kurang aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi dan bisa
berakibat urine tertahan apabila kalsium pada tulang kandungannya terlalu tinggi.

c.

Pola aktivitas :
No

Kemampuan

11

1.
2.
3.
4.
5.

perawatan diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas ditempat

6.
7.

tidur
Berpindah
ROM

4.
a.

Pemeriksaan fisik
Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan

b.

keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.


Kaji adanya faktor resiko Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi

sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)


c.
Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan
d.
e.

purulen.
Identisikasi peningkatan tanda-tanda vital.
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di
palpasi.

B.

Diagnosis (NANDA,2012-2014)
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang
respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akountabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan.Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis adalah sebagai

1.
2.
3.
4.
5.

berikut
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas tulang.
Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

C.

1.

Perencanaan (NIC,NOC,Fifth edition)


N

Tangg

al

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Nyeri akut Setelah


b/d

agen dilakukan

injuri fisik

tindakan

a.
3x24

jam diharapkan,

Pain Menegement :a.


Observasi
ketidaknyamanan
yang

ditunjukkan

Rasional
Dengan
mengobservasi
ketidaknyamanan
yang

ditunjukkan
12

Pain level :
pasien
melalui
Pasien dapat
bahasa non verbal,
melaporkan
khususnya
untuk
nyerinya.
pasien yang tidak
b.
Nyeri dapat
dapat berkomunikasi
dilihat
dari
b.
secara efektif.
ekspresi wajah
b.
Mengekplorasi
pasien.
perasaan
pasien
c.
Pasien dapat
tentang pengetahuan
mengetahui
dan
manfaat
panjangnya
menegemen nyeri.
episode nyeri.
c.
Mengedukasi
a.

pasien

pasien,perawat
dapat

mengetahui

pasien

dalam

keadaan

tidak

nyaman
Dengan
mengexplorasi
pengetahuan
pasien,perawat
dapat

mengetahui

tingkat menegemen
nyeri pasien

tentang
c.

Dengan

prinsip menegemen mengedukasi


nyeri.
d.

pasien
Berkolaborasi

dengan dokter untuk


memberikan

obat

,perawat

dapat meningkatkan
managemen
pasien

anti nyeri ( contoh d.:


asam nefenamat ).

nyeri
Dengan

berkolaborasi
dengan

dokter

perawat

dapat

mengetahui tingkat
nyeri
2.

Hambatan

Setelah

mobilitas

dilakukan

fisik

b/d tindakan

kerusakan
integritas
tulang

Aktivity Terapi : a.
a.
Memonitor
3x24

jam diharapkan,
Aktivity

emotional,

pesikis,

sosial, dan spiritual


terhadap

pasien

berkurang
Dengan memonitor
emotional, pesikis,
sosial, dan
spiritual,perawat

respon

dapat mengetahui
tolerance :
aktivitas.
respon aktivitas
a.
Pasien dapat
b.
Membantu pasien
pasien.
berjalan
mengidentifikasi
b. Dengan membantu
melangkah.
ADL nya
pasien
b.
Kekuatan
c.
Mengintruksikan
13

tubuh

bagian pasien atau keluarga mengidentifikasi

atas

pasien untuk

membantu aktivitas yang

meningkat.
ADL pasien yang disukainya,perawat
c.
Kekuatan
didinginkannya.
dapat mengetahui
tubuh
pasien
d.
Berkolaborasi
ADL pasien.
bagian
bawah terhadap
c. Dengan
meningkat.

occupational, pisical mengintruksikan


atau

membuat pasien atau keluarga

rencana terapi dan bagaimana,perawat


memonitor program dapat mengetahui
aktivitas

yang ADL yang

dibutuhkan.
d.

diinginkan pasien .
Dengan
berkolaborasi
terhadap
occupational,
pisical,perawat
dapat mengetahui
rencana terapi yang
akan diberikan pada

3.

Gangguan

Setelah

integritass

dilakukan

kulit

b/d tindakan

imobilitas
fisik

a.

Wound care:
a.

jam diharapkan, dengan


Tissue integrity :
luka
skin and mucuus
b.

integritas kulit
pasien berkurang
c.
b.

pasien.
Dengan Monitor

Monitor kesadaran

3x24 kesadaran

membranes :
Kerusakan

a.

debridemen

pasien pasien,perawat
lebarnya dapat
Lakukan
b.

mengetahui

keadaan luka pasien.


Dengan

pada melakukan

jaringan yang sudah debridemen,


mati

perawat

dapat

mengetahui nekrotik

( 5 menjadi 3 ).
Merekomendasikan
pasien berkurang.
Tekstur kulit
cara yang efektif
c.
Dengan
pasien
normal
untuk
melindungi merekomendasikan

14

c.

( kenyal ).
luka
Turgor kulit d.

cara
Berkolaborasi

pasien normal

dengan dokter untuk

kembali dalam

memberikan

waktu 2 detik

antibiotik

yang

untuk

efektif

melindungi

luka,perawat

dapat

mengetahui

luka

pasien terlindungi.
d.
Dengan
berkolaborasi
dengan dokter untuk
memberikan
antibiotik,perawat
dapat

mengetahui

pasien terhindar dari


infeksi.
4.

Ansietas

Setelah

b/d stasus dilakukan


kesehatan

tindakan

a.
3x24

Anxiety Reduxtion a.
:
Mengontrol
stimulasi yang tepat

Dengan
mengontrol
stimulasi yang

dan
yang
jam diharapkan,
tepat,perawat dapat
Anxiety level :
dibutuhkan.
mengetahui
a.
Pasien tidak
b.
Membantu pasien
stimulasi tersebut
mengalami panik mengidentifikasi
b.
Pola tidur
berdampak tidak
situasi cemas.
passien
tidak
c.
Mengintruksikan pada pasien
b.
Dengan membantu
terganggu.
pasien
c.
Ekspresi
pasien
menggunakan teknik
wajah tertekan
engidentifikasi
relaksasi
(nafas
passien
cemas,perawat dapat
dalam,mendengarka
berkurang.
mengetahui apa
n musik)
d.
Berkolaborasi yang membuat
dengan dokter untuk pasien cemas
c.
Dengan
meberikan
obat
mengintruksikan
penenang.
pasien
menggunakanteknik
relaksasi,perawat
15

dapat mengetahui
apakah teknik
tersebut mengurangi
kecemasan pasien
d.
Dengan
berkolaborasi
dengan dokter untuk
memberikan obat
penenang,perawat
dapat megetahui
apakah cemas
5.

Resiko

Setelah

infeksi b/d dilakukan


pertahanan

Infection control : a.
a.

pasien berkurag.
Dengan

Memonitor nutrisi Memonitor

tindakan

3x24 pasien
b.
Selalu
tubuh
jam diharapkan,
Risk Control :
menggunakan
primer
a.
Pasien
peralatan yang steril
yang tidak
mengetahui
pada
waktu
adekuat
faktor resiko.
melakukan tindakan
b.
b.
Pasien
kepada pasien
mengetahui
c.
Ajarkan pada
strategi
faktor
pasien dan keluarga
resiko.
tentang tata cara
menjaga

luka

supaya tidak terkena


c.

nutrisi

pasien,perawat
dapat

mengetahui

apakah

kebutuhan

nutrisi

pasien

tercukupi.
Dengan

selalu

menggunakan
peralatan

yang

steril,perawat dapat
mengetahui

luka

pasien tetap steril.


Dengan

infeksi
mengajarkan pada
d.
Aberrkolaborasi
pasien dan keluarga
dengan dokter untuk
tentang tata cara
memberikan
menjaga
luka
antibiotik
pada
supaya,perawat
pasien
dapat
mengetahui
luka

pasien

terkena infeksi.
16

tidak

d.

Dengan
berkolaborasi
dengan dokter untuk
memberikan
antibiotik,perawat
dapat

mengetahui

pasien terhindar dari


infeksi.

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi yang terjadi pada tulang.Oateomielitis dapat di

klasifiksikan menjadi dua,yaitu :


1.
Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.
2.
Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.

akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.


Osteomielitis dapat disebabkan oleh bakteri,antara lain :
Staphylococcus aureus sebanyak 90%.
Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
Streptococcus hemolitikus.
Pseudomonas aurenginosa.
Escherechia coli.
Clastridium perfringen.
Neisseria gonorhoeae.
Salmonella thyposa.
Manifestasi klinis dari Osteomielitis,antara lain :
Demam
Nafsu makan menurun
Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
Gangguan sendi karena adanya pembengkakan.
Kompliasi dari osteomielitis,yaitu:
Abses Tulang
Bakteremia
Fraktur Patologis
Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
Sellulitis pada jaringan lunak sekitar
17

6.

Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.


Patofisiologi dari Osteomielitis yaitu :
Staphylococcus aureus,Proteus, Pseudomonas,

dan

Escerichia

Coli

menginfeksi tulang sehingga terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi


penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.Dapat menyebabkan
Osteomielitis stadium 1,stadium2,stadium 3.Respon inisial terhadap infeksi adalah
salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3
hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan
iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan
medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
B.

periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya


Pemeriksaan penunjang dari osteomielitis,yaitu:
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan titer antibody anti staphylococcus
Pemeriksaan biopsy tulang
pemeriksaan feses
MRI
Pemeriksaan radiologis
Bone scan
Pemeriksaan ultra sound.
Obat yang bisa diberikan pada pasien ,yaitu:
penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam
Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam
Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan
Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah.
Cara pencegahan Osteomielitis dapat dilakukan dengan cara :
Berhenti merokok
Diet sehat
Mengelola berat badan
Menghindari alkohol
Olahraga tertur
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien osteomielitis adalah
Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas tulang
Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik
Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
Saran
Cukup sekian makalah dari kami,semoga memberi sumbangsih yang poitif
terhadap pembaca.Semoga pembaca semakin mengetahui tentang penyakit

18

Osteomielitis dan dapat menjaga pola hidup sehingga dapat terhindar dari
penyakit Osteomielitis.

19

DAFTAR PUSTAKA
Anjarwati, Wangi,(2010), Tulang dan Tubuh Kita, Getar Hati:Yogyakarta.
Brunner, Suddarth,(2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 3,EGC : Jakarta.
Brunner,suddarth.2001.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.Penerbit, EGC :
Jakarta
Carpenito, 1990. Diagnosis Keperawatan Pada Praktek Klinik.
Depkes RI, 1995. Pusat Data Kesehatan.
Dorland, W. A. Newman, 2002. Kamus Kedokteran Dorland.Terbitan EGC :
Jakarta.
Dorland, 2002.Kamuskedokteran dorland.Terbitat EGC :Jakarta.
Henderson, 1997. Effects of Air Quality Regulation on in Polluting Industries.
KAMUS KEDOKTERAN Edisi 29. Alih bahasa : Andy Setiawan, et al. Jakarta :
EGC, pp : 1565, 1.
NANDA,2012-2014. NIC fifth edition. NOC fifth edition. :Nyeri akut b/d agen
injuri

fisik,Hambatan

mobilitas

fisik

b/d

kerusakan

integritas

tulang,Gangguan integritass kulit b/d imobilitas fisik,Ansietas b/d


stasus kesehatan,Resiko infeksi b/d pertahanan tubuh primer yang tidak
adekuat
Nursalam, 2001. Konsep dan Metode Keperawatan.
PENYAKIT TULANG & PERSENDIAN. Jakarta : pustaka populer obor.
Price, Wilson, 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
EGC, Jakarta.

20

KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum wr.wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah sekaligus askep dengan judul OSTEOMIELITIS dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah dan askep ini, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang ikut serta dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari dalam penulisan makalah dan askep ini masih
banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan kami maka dari itu makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu kami
harapkan dari pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memperbaiki makalah dan askep ini.
Namun demikian kami sangat berharap kiranya makalah dan askep ini
dapat memberikan manfaat. Terima kasih, dan semoga makalah dan askep ini bisa
memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Wa allaikum sallam wr.wb
Kota Bima,

September 2016

Penulis

21

Vous aimerez peut-être aussi