Vous êtes sur la page 1sur 4

Angka Arab dan Angka Romawi

Angka Arab
1. Penggunaan Angka Arab
Lambang bilangan angka Arab adalah 0, 1, 2, 3 dan
seterusnya; dibaca nol, satu, dua, tiga dan seterusnya. Angka Arab
digunakan untuk menyatakan:
1. Urutan tanpa tingkat
Contoh:
o
o

Tanggal yang tertera pada kalender untuk setiap bulan,


letaknya berurut dari 1 sampai 31 paling banyak.
Ada tujuh hari dalam seminggu, yakni Senin, Selasa
sampai Minggu. Jika nama-nama hari boleh diganti dengan
lambang bilangan, maka yang dipakai adalah angka Arab,
yakni 1,2 dan seterusnya. Pada kalender menjadi tertera Hari
1 sebagai pengganti Hari Senin, dan seterusnya
Seandainya bulan Januari sampai Desember diganti
dengan dengan lambang bilangan, maka yang digunakan
adalah angka Arab, yaitu 1 sampai 12. Jadi pada kalender
tertera Bulan 1 sebagai pengganti Bulan Januari, dan
seterusnya
Tahun yang tertera pada kalender, umpama sekarang
Tahun 2013. Permulaan sekali adalah Tahun 1 sesudah
Masehi.
Jika juga abad dicantumkan pada kalender, maka sekarang
adalah Abad 21, karena merupakan urutan tanpa tingkat
seperti tanggal, hari, bulan dan tahun.
Kemudian seandainya milenium (seribu tahun) juga
dicantumkan pada kalender, maka dipakai angka Arab,

karena dipakai urutan tanpa tingkat. Maka sekarang adalah


milenium 3, jika ditulis pada kalender.
o
Penomoran nama jalan menggunakan lambang bilangan
dengan angka Arab, sebab tidak bertingkat.
Misalnya : untuk menyatakan rumah bernomor 2 di Jalan Nuri,
ditulis Jalan Nuri No. 2, yakni memakai No. sebagai singkatan
dari Nomor. Selayaknya tertulis sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan, tanpa kecuali.
2. Ukuran panjang dan berat, luas dan isi, satuan waktu, dan
nilai uang
Contoh:
o
o
o
o
o

Panjang tali itu 5 m


Berat badannya 60 kg
Isi tong itu 30 l
Perjalanan itu memakan waktu 3 jam
Nilai uang kertas itu 5 000 rupiah

3. Kuantitas atau banyak sesuatu


Contoh:
o 25 buah jambu
o 2 000 rupiah
o 100 orang
o 3 semester
4. Lantai, semester, kelas, halaman, alinea, pasal, ayat dan
sebagainya berapa ?
Contoh:
o
o
o
o

Saya berada di lantai 2 (Di lantai berapa?)


Saya berada di semester 4 sekarang
Saya naik ke kelas 3 (Ke kelas berapa?)
Ketentuan itu ada pada ayat 2

2. Penggunaan Angka Romawi


Lambang bilangan dengan angka Romawi adalah I, II, III dan
seterusnya, dan dibaca ke-1 (kesatu) ke-2 (kedua), ke-3 (ketiga) dan
seterusnya. Angka Romawi digunakan untuk:
1. Menyatakan telah memasuki/melampaui hari, minggu,
bulan, pancawarsa, windu, dasawarsa, abad, milenium ke
berapa pelaksanaan suatu kegiatan atau sesuatu.
Contoh:

Pekerjaan pelebaran jalan itu sudah memasuki hari VII (ke-7)


sejak kemarin.
o Memasuki bulan VI (ke-6) pengerjaannya, kolam itu hampir
rampung dilaksanakan.
o Pembaruan di bidang teknologi yang sedang berlangsung
sekarang in telah melampaui milenium (seribu tahun) I (ke1=pertama)
o

2. Menyatakan urutan (ke berapa) dari suatu kegiatan,


peristiwa atau kejadian sudah terlaksana atau akan
dilaksanakan.
Contoh:
o Tahap I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
o Babak I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
o Anak I (ke-1) II (ke-2) dan seterusnya
o Konferensi II (ke-2) Asia-Afrika
o Perang II (ke-2) Dunia (World Second War)
3. Menyatakan urutan ke berapa nama yang sama pada
orang yang mempunyai jabatan secara turun
temurun/berkelanjutan.
Contoh:
o Raja Henry III ( III dibaca ketiga)
o Paus Pius X ( X dibaca kesepuluh)
o Daerah Tingkat I dan II
Bahwa penggunaan kata 'tingkat' dan angka Romawi pada
Daerah Tingkat I dan II bukanlah urutan bertingkat, karena
pengucapannya tanpa ke-, tetapi hanya dengan kata-kata Satu
untuk I dan Dua untuk II
Jadi, penggunaan angka Romawi untuk urutan bab tidaklah
dengan alasan bertingkat sebagaimana menurut ketentuan, tetapi
dengan alasan urutan yang berlapis-lapis tanpa tingkatan. Oleh
karena itu banyak penulis tidak menggunakan angka Romawi untuk
bab dalam karya tulisnya, tetapi memakai angka Arab untuk urutan
tak bertingkat. Penulisan bab I, II dan seterusnya tadi di atas juga
tidak dibaca bab kesatu, kedua dan seterusnya, tetapi diucapkan
bab satu, dua dan seterusnya

Kesimpulan:

1. Angka Arab senantiasa digunakan untuk urutan tak bertingkat.


2. Angka Romawi tidak selalu dipakai untuk urutan bertingkat, tetapi
adakalanya juga untuk urutan tak bertingkat dan pengucapannya
tanpa ke- di depannya seperti angka Arab biasa.

Perbandingan
Jika dibandingkan, maka kedua bentuk angka tersebut adalah
sebagai berikut:
I
= 1
X
= 10
II
=
2
L
= 50
III
= 3
C
= 100
V
= 5
D
= 500
M
= 1000
Perlu diingat bahwa penambahan dan pengurangan nilai hanya
dapat dilakukan paling banyak tiga kali untuk penambahan dan satu
kali untuk pengurangan.
Contoh:
V
=5
VI
=6
(penambahan satu kali)
VIII
=8
(penambahan tiga kali)
X
= 10
L
= 50
XL
= 40
(salah jika XXXX)
LXV
= 65 (adalah 50 + 15)
MCMXCIX = 1999

Kelemahan Penggunaan Angka Romawi


a. Angka Romawi jarang digunakan, karena terlalu rumit ketika
digunakan untuk operasi perkalian
b.

Vous aimerez peut-être aussi