Vous êtes sur la page 1sur 5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HIDROGEN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas hidrogen,
sifat-sifat gas hidrogen, mengidentifikasi adanya gas hidrogen dan senyawanya.
Percobaan 1
Pada percobaan pertama, logam Ca berupa serbuk berwarna putih dimasukkan ke
cawan porselin. Kemudian ditambahkan beberapa tetes aquades (larutan tidak berwarna)
sehingga menghasilkan larutan Ca(OH)2 yang berupa larutan berwarna putih keruh dan
timbul gas yaitu gas H2. Reaksi yang terjadi adalah :
Ca(s) + 2H2O (l) Ca(OH)2 (aq) + H2 (g)
Pada reaksi di atas terjadi reaksi disproporsionasi dikarenakan Ca merupakan
pereduksi yang lebih kuat daripada H. Ca memiliki potensial oksidasi +2,87 sedangkan H
memiliki potensial oksidasi 0. Potensial oksidasi yang lebih besar inilah yang
menyebabkan Ca dapat mereduksi H untuk berikatan dengan OH - membentuk Ca(OH)2
dan terbentuk gas H2.
Kemudian, larutan dari hasil reaksi tersebut yaitu larutan Ca(OH)2 diuji dengan
menggunakan kertas lakmus. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Ca(OH) 2
telah terbentuk. Pada percobaan ini, digunakan kertas lakmus merah. Hasilnya, kertas
lakmus merah berubah menjadi biru. Hal ini mengindikasikan bahwa larutan Ca(OH) 2
bersifat basa dan menunjukkan bahwa Ca(OH)2 telah terbentuk. Jika Ca(OH)2 telah
terbentuk, maka gas hidrogen pun terbentuk. Terbentuknya gas hidrogen ditandai dengan
adanya gelembung gas pada larutan yang dihasilkan.
Percobaan 2
Pada percobaan kedua, air suling (aquades) berupa larutan tak berwarna
dimasukkan ke dalam cawan porselin, lalu ditambahkan sesendok kecil logam
magnesium (Mg) berupa serbuk berwarna abu-abu sehingga menghasilkan larutan tidak
berwarna dan endapan (logam Mg) tidak larut. Selanjutnya, dipanaskan di atas nyala
bunsen sehingga timbul gas yaitu gas H2. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

Mg (s) + H2O (l) Mg(OH)2 (aq) + H2(g)


Seperti pada percobaan 1, pada percobaan 2 ini juga terjadi reaksi
disproporsionasi dikarenakan magnesium (Mg) juga merupakan pereduksi yang lebih
kuat daripada H. Mg memiliki potensial oksidasi +2,73 sedangkan H memiliki potensial
oksidasi 0. Potensial oksidasi yang lebih besar inilah yang menyebabkan Mg dapat
mereduksi H untuk berikatan dengan OH- membentuk Mg(OH)2 dan terbentuk gas H2.
Kemudian larutan diuji menggunakan indikator PP (1 tetes) berupa larutan tak berwarna,
sehingga terjadi perubahan warna menjadi larutan berwarna ungu. Hal ini
mengindikasikan bahwa larutan yang dihasilkan yaitu larutan Mg(OH)2 bersifat basa.
Percobaan 3
Pada percobaan ketiga, mula-mula tabung reaksi berukuran besar diisi secara
berurutan yaitu : kapas kaca (putih berserat) basah, kapas kaca kering, 0,02 gram serbuk
seng berwarna abu-abu dan terakhir kapas kaca kering. Fungsi dari kapas kering adalah
untuk menahan uap air yang terbentuk agar bereaksi dengan Zn sedangkan fungsi dari
kapas basah adalah untuk menguapkan air karena Zn sangat reaktif, maka proses
penguapan air ini harus dilakuakan untuk mengurangi kereaktifan reaksi antara Zn dan
air. Setelah bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi berukuran besar,
tabung reaksi ditutup dengan karet penutup berlubang. Lubang pada karet tersebut
dihubungkan dengan selang pendek. Kemudian tabung reaksi dipanaskan secara
mendatar bagian yang berisi seng. Serbuk seng akan bereaksi dengan uap H 2O
membentuk gas hydrogen. Persamaan reaksinya :
Zn (s) + H2O (g) H2 (g) + ZnO (s)
Pada proses ini menghasilkan gas hidrogen yang dapat dibuktikan dengan uji
nyala dari pipa samping akan menghasilkan nyala api lebih besar tetapi tidak
menghasilkan letupan. Hal ini dikarenakan gas hidrogen telah bereaksi dengan oksigen
membentuk uap air dan membuat nyala api lebih terang. Volume gas yang diperoleh pada
percobaan ini adalah 100 mL.
Reaksi yang terjadi adalah :
Zn (s) + 2H2O (l) Zn(OH)2 (aq)+ H2 (g)

Percobaan 4
Pada percobaan keempat, logam seng berupa serbuk berwarna abu-abu
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa samping. Kemudian ditambahkan 30 tetes
HCl 4M berupa larutan tidak berwarna dan ditutup dengan sumbat karet agar gas yang
telah terbentuk tidak menguap. Reaksi yang terjadi antara serbuk seng dan HCl, yaitu:
2Zn (s) + 2HCl(aq) 2ZnCl2 (aq) + H2(g)
Larutan yang dihasilkan yaitu larutan ZnCl 2 berupa larutan berwarna abu-abu dan timbul
gelembung gas yang mengindikasikan adanya gas hidrogen. Namun sebelum melakukan
pereaksian, disiapkan terlebih dahulu tabung reaksi berpipa samping yang dipasang
dengan selang dan dihubungkan dengan penampung gelas ukur yang diletakkan terbalik
di dalam air. Gas yang terbentuk dialirkan kedalam gelas ukur dalam air sehingga tinggi
air dalam gelas ukur yang terbalik tersebut akan menurun karena digantikan oleh gas
hidrogen. Sehingga pada percobaan ini, volume gas yang diperoleh adalah 80 mL. Pada
proses ini menghasilkan gas hidrogen yang dapat dibuktikan dengan uji nyala dari pipa
samping akan menghasilkan nyala api.
Percobaan 5
Pada percobaan kelima, 1 mL larutan KI berupa larutan tidak berwarna
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambah 3 tetes amilum (larutan tidak berwarna)
1% sehingga menghasilkan larutan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2-5 tetes
H2O2 berupa larutan tak berwarna, terjadi perubahan warna menjadi ungu dan tidak
terbentuknya gas H2. Berdasarkan teori, pada percobaan ini seharusnya menghasilkan
perubahan larutan berwarna ungu dan terbentuknya gas H2 namun pada percobaan yang
kami lakukan tidak terbentuk gas H2, artinya percobaan yang kami lakukan tidak sesuai
dengan teori. Perubahan warna larutan yang terjadi karena I - telah teroksidasi menjadi I2
sehingga saat ditetesi H2O2 menjadi larutan berwarna ungu. Pada reaksi ini amilum tidak
ikut bereaksi, melainkan hanya sebagai indikator adanya I2 dalam larutan. Iod terbentuk
perlahan-lahan dan larutan berangsur-angsur menjadi ungu pekat yang menandakan
semakin banyaknya I2 yang terbentuk. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

2KI (aq) + H2O2 (aq) 2KOH (aq) + I2 (aq) + H2 (g)


OKSIGEN
Pada percobaan ini bertujuan untuk untuk mengetahui cara pembuatan gas
oksigen di laboratorium dan mengetahui adanya gas oksigen dalam suatu senyawa.
Percobaan 1
Pada percobaan pertama, Kalium klorat yang berupa serbuk berwarna putih
dimasukkan dalam tabung reaksi setinggi 0.5 cm dari dasar tabung. Ditambahkan
sedikit serbuk batu kawi (MnO2) berwarna abu-abu hitam. MnO2 disini berfungsi sebagai
katalis yaitu mempercepat proses pereaksian. Campuran kalium klorat dan serbuk batu
kawi ini berwarna hitam dan timbul bau yang menyengat. Kemudian dipanaskan dengan
nyala api kecil. Hasil reaksi yaitu Oksigen dan KCl dengan persamaan :
MnO 2

2KClO3(aq)
3O2(g) +2KCl (aq)
Untuk membuktikan adanya gas oksigen yang dihasilkan dari reaksi, maka pada
tabung reaksi dipasang selang dan dihubungkan dengan gelas ukur yang diletakkan
terbalik di dalam air serta dibiarkan 10 menit agar gas terkumpul . Setelah 10 menit
terjadi perubahan volume air pada gelas ukur berkurang menjadi 70 mL. Gas yang
terkumpul pada gelas ukur diuji dengan sebilah api berpijar yang di dekatkan pada gelas
ukur yang berisi gas oksigen maka dihasilkan nyala api akan yang semakin membara.
Persamaan reaksinya :
2KclO3 (aq) + MnO2 (s) 2KCl (aq) + 3O2 (g) + MnO2 (s)
Percobaan 2
Pada percobaan kedua, 0,05 gram kalium permanganat berupa serbuk berwarna hitam
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa samping yang telah dirangkai selang dan
dihubungkan dengan gelas ukur yang diletakkan terbalik dalam air. Lalu ditambahkan tetes
demi tetes larutan H2O2 4,5% berupa larutan tidak berwarna, sehingga menghasilkan larutan
berwarna hitam keunguan. Selanjutnya, tabung reaksi ditutup dengan karet penutup.
Persamaan reaksi yang terjadi setelah penambahan H2O2 yaitu sebagai berikut :
KMnO4(s) + 2H2O2(aq) K+(aq)+ Mn2+(aq) + 3O2 (g) + 2H2O (l)
Untuk membuktikan adanya gas hidrogen yang terbentuk, maka rangkaian tersebut
dibiarkan 10 menit agar gas terkumpul. Setelah 10 menit terjadi perubahan volume air pada

gelas ukur, tetapi perubahan volume yang dihasilkan tidak sebanyak pada percobaan
pertama, akan tetapi gas yang terkumpul pada gelas ukur diuji dengan sebilah api berpijar
yang di dekatkan pada gelas ukur yang berisi gas oksigen maka dihasilkan nyala api yang
semakin membara.

Kesimpulan:
1

Gas hidrogen dapat dibuat dengan mereaksikan antara:


Kalsium dengan air
Magnesium dengan air
Zn dengan air
Zn dengan HCl
2 Sifat-sifat dari gas hidrogen yaitu mudah terbakar ditandai dengan nayala api yang
bertambah besar dan adanya letupan. Untuk gas oksigen juga mudah terbakar ditanda
3

dengan nyala api yang bertambah besar.


Gas hidrogen dapat di identifikasi dengan uji nyala api. Nyala api menjadi redup saat
didekatkan gas hidrogen. Unsur Hidrogen pada senyawa H2O2 bersifat sebagai

pengoksidasi.
Pembuatan gas hydrogen dapat dilakukan dengan mereaksikan logam alkali dengan air
yang menghasilkan senyawa bersifat basa atau dengan mereaksikan H 2O2 dengan KI
menghasilkan I2 berwarna ungu. Untuk pembuatan oksigen dapat dilakukan dengan

mereaksikan permanganate dengan H2O2 dan kalium klorat dengan serbuk kawi.
Perbandingan volume yang dihasilkan pada percobaan kalium klorat dengan serbuk
kawi lebih besar dari pada volume pada percobaan permanganat dengan H2O2.

Vous aimerez peut-être aussi