Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup di
luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur
2001).
Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup di
luar kandungan dengan berat badan 1000 gr atau umur kehamilan kurang
kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat) tertentu pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
b. Abortus Insipiens
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda di masa hasil
konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ni menunjukkan
proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus
inkomplit atau komplit.
c. Abortus Inkomplit
Perdarahan pada kehamilan muda, di mana dari sebagian hasil konsepsi
telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.
d. Abortus Komplit
Perdarahan pada kehamilan muda, di mana hasil seluruh hasil konsepsi
telah keluar dari kavum uteri.
e. Abortus Habitualis (Keguguran Berulang)
Di mana penderita mengalami keguguran tiga kali berturut-turut atau
lebih.
f. Abortus Infeksioasa
Abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau
toksin ke dalam sirkulasi dan kav um peritoneum dapat menimbulkan
septicemia, sepsis dan peritonitis.
g. Missed Abortion
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi
yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Biasanya diagnosis tidak
dapat ditentukan hanya dlam satu kali pemeriksaan, melainkan
memerlukan waktu pengamatan dan pemeriksaan ulang.
2. Abortus Provakatus (Induced Abortion)
Abortus provakatus yaitu abotrus yang di sengaja, baik dengan memakai obatobatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
a. Abortus Medisinalis (Abortus Therapeutica)
Abortus karena tindakan kta sendiri, dengan alasan apabila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3 tim dokter ahli.
b. Abortus Kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis.
C. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : biasanya menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah : a) kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosom X;
b) lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna; c) pengaruh
teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol.
2. Kelainan traktus genitalis : seperti inkompetensi serviks, (untuk abortus pada
trimester kedua), retro versi uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan uterus.
3. Kelainan pada plasenta : misalnya endarteritis korialis karena hipertensi
menahun.
4. Faktor maternal : seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan
toksoplasmosis.
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nekrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan di anggap benda
asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda
asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua
secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 814 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar
dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola kteunta,
fentus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
E. Manifestasi Klinik
1. Terlambat haid atau aminore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi norma atau cepat
dan kecil, suhu badan normal atau menigkat.
3. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4. Rasa mual dan kram di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan Ginekologi
a. Inspeksi Vulva
Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium
atau tidak bau busuk dari vulva.
b. Inspekulo
Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada
atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak jaringan berbau
busuk dari ostium.
c. Vagina Touche
Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio di goyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum
douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus.
2. Pemeriksaan Dopller atau USG : untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
3. Syok
Syok pada abortus bila terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berak.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genetalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genetalia eskterna yaitu
staphylococci, streptococci, gram negatif, enteric bicilli dan lain-lain.
I. Penyimpangan KDM
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Virus
Masuk ke aliran
darah
Tembakau
Alkohol
Nikotin
Menyebar ke seluruh
tubuh
Emboli/trombus
pada pembuluh
darah
Masuk ke rahim
Menyumbat ke pembuluh
Nodul-nodul
dan
jaringan parut
darah rahim
Gangguan transportasi O2
dan nutrisi rahim
Nyeri
Dx:1
Perdarahan pervaginam
Anemia
Kelemahan fisik
Int. aktivitas
Dx : 3
Kurang informasi
Devisit cairan
Ansietas
Dx : 2
Dx : 5
Dx : 4
Perencanaan :
Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.
Rasional : mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi
perdarahan masif masih perlu diwaspadai untuk mencegah kondisi klien
lebih buruk.
Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
Rasional : mengistirahatkan klien secara optimal.
Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan /
kondisi klien.
Rasional : mengoptimalkan kondisi klien, istirahat mutlak sangat
diperlukan.
Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas.
Rasional : menilai kondisi umum klien.
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kondisi vulva lembab.
Tujuan : tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan.
Perencanaan :
Kaji kondisi keluaran / dischart yang keluar, jumlah, warna, dan bau.
Rasional : perubahan yang terjadi pada dischart di kaji setiap saat dischart
keluar. Adanya warna yang gelap disertai bau tidak enak
mungkin merupakan tanda infeksi.
Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa
perdarahan.
Rasional : infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genitalia yang
lebih luar.
Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
Rasional : berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart.
Lakukan perawatan vulva.
Rasional : inkubasi kuman pada derah genitalia yang relatif cepat dapat
menyebabkan infeksi.
Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Abotus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum
mampu hidup di luar rahim (belum viable), dengan kriteria usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat badan janin kurang 500 gram. Pengkajian meliputi status
kesehatan, pemeriksaan fisik sampai dengan pemeriksaan laboratorium. Adapun
diagnosa yang muncul pada klien dengan abortus antara lain:
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan
2.
3.
4.
5.
intrauteri.
Devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi.
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
B. SARAN
Diharapkan
askep
ini
dapat
menambah
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Maryllin E, Mary Frances moorhouse, Alice C. Geisller. 2001. Rencana
Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga. Jakarta : Media
Aesculapius
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Mochtar, Rustom. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. Jakarta : EGC
Mc Closkey Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC).
America : Mosby
Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Ajar Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neunatal. Jakarta : YBP-S
Sastrawinata, Sulaiman dkk. 2005. Patoligi. Jakarta: EGC
www.http//abortus.html
www.google.abortus.com