Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Kelompok VI
ANGELA M. MATEI
DEISY MOKODOMPIT
FERNANDO ANDREAS MAMAHIT
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang
bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan
baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut
FASB, ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan
keuangan yakni relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).
Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para
pemakai
informasi
membutuhkan
jasa
pihak
ketiga
yaitu
auditor
profesinya
baik
dengan
sesama
anggota
maupun
dengan
lingkungan
perusahaan
klien
yakni
ketika
akuntan
publik
yang
mengharuskan
diberikan
oleh
akuntan
publik
inilah
yang
akhirnya
dalam
mengaudit
laporan
keuangan
PT
Great
River
(Elfarini, 2007).
Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Hal
ini disebabkan tidak
adanya
penyusunan kualitas audit dan sering terjadi konflik peran antara berbagai
pengguna
laporan
audit.
Pengukuran
kualitas
audit
membutuhkan
kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih banyak
digunakan karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara
langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran
besarnya Kantor Akuntan Publik (Yulianti, 2008).
De Angelo (1981) menyatakan kualitas audit merupakan probabilitas
bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada
sistem
akuntansi
klien.
Sedangkan
probabilitas
untuk
menemukan
dalam
laporan
keuangan
dan
dapat
mengelompokkan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Audit
Pengertian audit menurut Arens et al. (2008 : 4) adalah sebagai berikut:
Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person
Pengertian audit menurut Mulyadi (2002 :
sistematik untuk
memperoleh
dan
mengevaluasi
bukti
secara
objektif
mengenai
untuk
pernyataan
menetapkan
tersebut
tingkat
dengan
kesesuaian
kriteria
yang
antara
telah
pernyataan-
ditetapkan,
serta
auditing
mengharuskan
yang
auditor
ditetapkan
menyatakan
Ikatan
apakah,
Akuntan
menurut
Indonesia
pendapatnya,
Arens (2008 :
pertimbangan
mengenai
kualitas
professional
seperti
kemahiran
profesionalnya
dengan
cermat
dan
seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansidalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan
auditor
harus
memuat
suatu
pernyataan
pendapat
fakta,
tetapi
juga
harus
independen
dalam
penampilan.
Independensi dalam fakta (independence in fact) ada bila auditor benarbenar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit,
sedangkan independensi dalam penampilan (independent in appearance)
adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi
ini. Independensi menurut Mulyadi (2002 : 26-27) dapat diartikan sikap
mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran
dalam
diri
auditor
dalam
mempertimbangkan
fakta
dan
adanya
kenyataannya
auditor
seringkali
menemui
kesulitan
dalam
seringkali
dapat
harus
memiliki
kualifikasi
untuk
memahami
kriteria
yang
digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti
yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah
memeriksa bukti itu (Arens dkk., 2008 : 5). Lee dan Stone (1995) dalam
Elfarini (2007), mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup
yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara
objektif.
Adapun kompetensi menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2002)
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor
individual, audit tim dan Kantor AkuntanPublik (KAP). Masing-masing
sudut pandang akan dibahas lebih mendetail berikut ini :
a. Kompetensi Auditor Individual.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara
lain
pengetahuan
pengauditan,
dan
auditor
pengalaman.
memerlukan
Untuk
melakukan
pengetahuan
tugas
pengauditan
(umum
dan
khusus)
dan
pengetahuan
mengenai
bidang
2003).
Kerjasama
yang
baik
antar
anggota
tim,
tergantung
atau
tidak
takut
kehilangan
klien
(De
langsung
dalam
proses
audit
sehingga
diperlukan
konstruk
yang
kompetensi
diproksikan
dikemukakan
dalam
dua
hal
oleh
De
yaitu
Angelo
(1981),
pengetahuan
dan
pengalaman.
Kualitas Audit
Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya
harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002:47)
dalam Elfarini (2007) ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik
yaitu :
1. Tanggung jawab profesi.
Setiap
anggota
harus
menggunakan
pertimbangan
moral
dan
anggota
berkewajiban
untuk
senantiasa
bertindak
dalam
Setiap
anggota
harus
menghormati
kerahasiaan
informasi
yang
memberikan
pengesahan
terhadap
laporan
keuangan.
Para
kualitas
audit.
Lebih
lanjut,
persepsi
pengguna
laporan
keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas
independensi dan keahlian auditor.
Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana
auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan
pelanggaran
yang
melaporkannya
terjadi
dalam
dalam
laporan
sistem
keuangan
akuntansi
auditan,
klien
dimana
dan
dalam
oleh
manajemen
perusahaan
dan
untuk
menjalankan
menjalankan
fungsinya,
auditor
sering
mengalami
konflik
BAB III
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa :
1. Kompetensi Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit
2. Independensi Auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit.
3. Kompetensi dan Independensi Auditor berpengaruh terhadap
kualitas audit.