Vous êtes sur la page 1sur 8

Aspek Hukum Tuntutan Pidana Narkoba

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan


penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta medis, tanpa sepengetahuan
dan pengawasan dokter, dan merupakan perbuatan melanggar hukum. (Pasal 1(15)
UU. RI. No. 35/2009, tentang narkotika.)
Peredaran gelap narkoba adalah setiap serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara tanpa hak dan melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana
narkotika. (Pasal. 1 ayat 6. UU. RI. No. 35/2009, tentang narkotika).
Ketentuan pidana narkoba UU. No. 35 Th. 2009:
1)
a.

Pasal 111 ayat (1)


Menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan atau

menguasai narkotika golongan 1 dalam bentuk tanaman.


b.
Memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan, atau meguasai narkotika
golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas)
tahun dan denda paling banyak Rp.800.000.000,00
2)
Pasal 113 ayat (1)
Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor,
atau menyalurkan narkotika golongan I, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
(lima belas) tahun, dan pidana denda paling banyak Rp.10.000.000.000,00
3)
Pasal 116 Ayat (1)
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum, menggunakan narkotika golongan I
terhadap orang lain atau memberikan narkotika golongan I untuk digunakan orang lain,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tshun, dan pidana denda
paling banyak Rp.10.000.000.000,00
2.1.6
Dasar Khamr/Narkoba dalam Pandangan Islam
Surat Al-Baqarah ayat 219:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi.
Katakanlah, pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.(Al-Baqarah 219)
2.1.7

Faktor-Faktor yang Mendorong Penyalahgunaan Narkoba dan Mitos yang Berkembang


di Masyarakat
1.
2.
3.

Rasa ingin tahu atau coba-coba.


Ikut-ikut teman mengonsumsi narkoba.
Solidaritas kelompok (gang/group).

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Biar terlihat gaya (terpengaruh gaya hidup modern yang salah).


Mencari kegairahan atau excitement.
Menghilangkan rasa kebosanan.
Agar merasa lebih enak.
Melupakan masalah stress.
Menunjukan kehebatan/kekuasaan.
Ingin tampil menonjol.
Merasa sudah dewasa.
Menunjukan sikap berontak.
Mengurangi rasa sakit.
Ikut tokoh idola. (BNN,2006)

Kuota rehabilitasi penyalahgunaan narkoba di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun


2015 mencapai 1.500 Orang. Hal ini menjadi tugas Badan Narkotika Nasional (BNN)
Provinsi NTB dalam melaksanakan upaya pemberantasan dan rehabilitasi bagi para
pengguna

narkoba.

Pada kesempatan Kepala BNNP NTB, Kombes Pol Drs. H. Mufti Djusnir., Apt. M.Si,
Jumat (27/2) saat selesai berkoordinasi dengan Kapolda NTB, menegaskan pihaknya
akan bergandengan dengan sejumlah pihak pihak tertentu dalam merealisasikan
amanat pemerintah pusat. Dikatakan, selain berkerjasama dengan aparat kepolisian,
pihaknya juga akan bersinergi dengan pihak rumah sakit, panti rehab serta seluruh
komponen

masyarakat.

Saat ini presiden telah menyatakan bahwa Indonesia dalam keadaan darurat narkoba.
Jumlah penyalahguna terus meningkat, dari angka 2,2 % dengan taksir 3,8 4 Juta,
dan sekarang diketahui meningkat dari angka 4 juta 5 juta orang, Kepala BNNP NTB
dalam

paparannya.

Dikatakan, rata rata 40 orang di Indonesia meninggal dunia dalam sehari akibat
mengkonsumsi narkoba. Selain itu, jumlah kerugian Negara yang ditimbulkan oleh
gejala sosial itu mencapai Rp. 63,1 triliun. Presiden, selanjutnya mengamanatkan
kepada BNN untuk mengurangi angka penggunaan narkoba yang mulai meresahkan.
Pemerintah melalui 100.000 rehabilitasi di tahun ini akan mencoba memulihkan para
penyalahguna yang selama ini telah terjerumus menjadi seorang pengguna.
Melalui program pemerintah, BNNP NTB akan mencanang kan deklarasi gerakan
rehabilitasi pada tanggal 10 maret 2015. Dalam acara tersebut akan dilakukan deklarasi

bersama

seluruh

elemen

baik

pemerintah

maupun

masyarakat

untuk

mensosialisasikan. Dengan demikian, tidak ada lagi celah bagi para pengguna untuk
mengelak atau bahkan menolak untuk menjalani rehabilitasi demi penyembuhan.
Polanya mungkin nanti akan kita lakukan rehab secara bertahap. Sabtu pekan
mendatang, kita akan lakukan semacam deklarasi yang melibatkan seluruh elemen baik
pemerintah, polri, SKPD SKPD, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat.
Tandasnya. (Humas BNNP NTB)

KEREN TANPA NARKOBA ( BE COOL WITHOUT DRUGS)

YOUNG AND FABULOUS


Bagi Para Remaja (mungkin kamu yang sedang membaca artikel ini), menjadi
standing out among the crowd sepertinya adalah tujuan hidup. Sebuah trend baru yang
kemudian mendarah daging. Perkara ini mungkin akan menjadi mudah bagi mereka
yang kebetulan ada di atas angin, dimana baik kemampuan akademis, non-akademis,
dan tingkat kepercayaan dirinya berada di atas rerata. "Lalu bagaimana dengan mereka
yang pas-pasan ?" Pertanyaan itu mungkin muncul dibenakmu. Mungkin akan muncul
juga pertanyaan berikutnya "Adakah Hal ataupun sesuatu yang bisa meningkatkan
kepercayaan diri saya ?"
Ini jawabannya, pertama berhati-hatilah jika kamu sudah menemukan pertanyaan
tersebut bermunculan dari dalam cerebelummu. Ini adalah jangka waktu yang krusial
dimana kamu sedang membentuk siapa kamu dan mau jadi apa kamu. Banyak orang
yang akan memanfaatkan ini, baik dengan pure inttention ataupun bad inttention. Tapi
satu yang perlu diingat bahwa tidak ada satupun OBAT-OBATAN yang bisa membuat
kamu percaya diri atau terlebih lagi terlihat keren. Baik itu obat legal maupun ilegal dan
yang dimaksudkan ilegal disini terutamanya adalah semua jenis dan bentuk NARKOBA.

Percaya diri datang dari hatimu. Bagaimana kamu memupuknya ? Hargailah semua
yang ada dirimu baik itu kekuranganmu maupun kelebihanmu. Berfokuslah pada
kelebihanmu untuk menutupi kekuranganmu. You should remmember this, "Every
human being is unique and special".
Kedua, To Shine Among the Others memang tidak semudah menjentikkan jari-jemari
kamu kawan. Kamu perlu tahu bahwa untuk menjadi "sesuatu" kamu perlu usaha, doa,
dan waktu. Kamu tahu sendiri, bahkan seorang Beyonce pun tidak lahir lalu kemudian
menjadi

superstar.

Ketiga, Find Out Your Talent. Ya cari bakat kamu, cukup satu saja (terkecuali kamu
mampu bermultitasking diantara tugas dan bakatmu). Kamu belum tahu bakatmu apa,
caranya mudah untuk mencari tahu. Hal apa yang kamu lakukan yang membuatmu bisa
merubah bad moodmu menjadi good mood atau hal apa yang terus berputar-putar
dibenakmu yang selama ini kamu ingin lakukan mungkin itu adalah bakat
terpendammu. Dalami itu and have fun with it. You know what will happen next, You will
be awesome. Sebenarnya kamu sudah menjauhi Narkoba dengan menyibukkan diri
dengan memperdalam bakat yang kamu inginkan.
Mengisi Hari-Hari Dengan Hal Positif
Keempat, Show it to the world. Tidak ada cara yang paling mudah untuk menjadi
stands out selain memulainya. Ya, kamu memang harus memulainya. Suarakan pada
dunia tentang kehebatanmu, mimpi-mimpimu, dan apa yang bisa kamu lakukan dengan
hal tersebut untuk lingkunganmu maupun teman-temanmu. But, please remmember
keep it down to earth. Karena diakhir segalanya SIKAP akan menentukan
pemenangnya. If you are great but unfortunately you have a really bad atttitude you will
not be successful. Tapi justru orang yang memiliki kemampuan biasa (bukan jenius)
akan menjadi sukses bila memiliki attitude yang baik. Jadi, be great and have a good
attitude maka akan semakin cepat kamu mencapai puncak.
Kelima, Watch Out Your Social Life. Berhati-hatilah dalam pergaulan kamu. Bukan
mau menakut-nakuti tapi sebuah riset mengatakan bahwa Hidupmu dimasa depan
dipengaruhi oleh lingkungan pergaulanmu selama minimal 5 tahun kebelakang. Jadi

pilihlah dari sekarang jika kebetulan kamu melihat artikel ini. Kalau kamu ingin menjadi
Bandar Narkoba dan bersiap untuk ditangkap BNN serta dijatuhi hukuman mati maka
tidak ada salahnya kamu bergaul dilingkungan buruk dari sekarang. Tapi jika ternyata
kamu lebih memilih untuk membahagiakan orang tuamu, maka tolong pilihlah teman
bergaulmu dari sekarang, bergaullah dengan orang-orang yang memiliki tutur kata
positif dan semangat juang yang tinggi. Semoga kamu memilih option kedua.
Last but not least, Ini hal yang paling terakhir kamu baca di artikel ini, LAKUKAN
SEGERA kelima point yang sudah kamu baca tadi. (Wiryawan/BNNP NTB)

Latar Belakang
Narkotik, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA) atau Narkotika dan Obat-obatan terlarang
(NARKOBA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi
seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan psikologi. Narkotika menurut UU RI No 35 tahun 2009, Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan
narkotik yang berkhasia psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf dan
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Narkotika hanya bisa
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Penyalahgunaan Narkoba telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat internasional,
tidak dapat dipungkiri bahwa masalah narkoba tidak hanya melemahkan tatanan moral
masyarakat, tapi sering terjadi bersamaan dengan kejahatan lainnya (misalnya,
penyuapan, korupsi atau bahkan pembunuhan). Masalah Narkoba berpengaruh negatif
terhadap pengguna, teman teman mereka, keluarga, bahkan seluruh mayarakat.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) memperkirakan bahwa sekitar
210 juta orang telah menggunakan menggunakan Narkoba dan sekitar 200.000 orang
telah meninggal akibat narkotika. Sudah menjadi suatu keyakinan bahwa Narkoba

sudah menjadi wabah bukan hanya di Kota tapi hingga ke pelosok Desa, tua muda,
tidak berpendidikan hingga yang berpendidikan pun terkena dampaknya. Masalah
menjadi lebih gawat lagi, jika karena penggunaan narkoba, para pemuda tertular dan
menularkan HIV / AIDS di kalangan pemuda. Hal ini telah terbukti dari pemakaian
narkoba melalui jarum suntik secara bergantian sehingga bangsa ini akan kehilangan
pemuda yang sangat banyak, akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/
AIDS. Kehilangan pemuda sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi
bangsa.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia kini disebut dalam kondisi darurat narkoba.
Indonesia betul-betul sudah seperti surga bagi pengedar narkoba. Sedikitnya ada 4,5
juta masyarakat Indonesia menjadi pemakai narkoba dan terus meningkat dari tahun
ketahun. Di tahun 2015 ini diperkirakan pengguna Narkoba Indonesia mencapai angka
5,8 juta hingga 6 juta atau 2,8 % dari penduduk Indonesia. Data lain juga menyebutkan
40 sampai 50 orang Indonesia setiap harinya meninggal karena narkoba.
Kebijakan Presiden Republik Indonesia tentang Indonesia Darurat Narkoba, maka
Kementerian / Lembaga terkait menetapkan Gerakan Seratus Ribu Rehabilitasi
Pengguna Narkoba. Indikator Indonesia Darurat Narkoba, antara lain : (1) Prevalensi
penyalah guna narkoba golongan umur 10-59 tahun sebesar 2,2% atau sekitar 4,2 juta
orang penduduk Indonesia membutuhkan narkoba; (2) Sekitar 40-50 orang meninggal
dunia setiap hari di Indonesia akibat penyalahgunaan narkoba; (3) Masih tingginya
pengguna narkoba yang dipenjarakan; (4) Akses rehabilitasi terhadap pengguna
narkoba belum berjalan maksimal; (5) Seluruh wilayah di Indonesia sudah terjangkau
dengan penyalahgunaan narkoba; (6) Sasaran penyalahgunaan narkoba bukan hanya
remaja dan orang dewasa, tetapi sudah merambah ke anak-anak SD; (7) Kerugian
ekonomi yang ditimbulkan karena masalah narkoba mencapai 75 triliun per tahun; (8)
Masih tingginya pengendalian jaringan sindikat kejahatan narkoba dari dalam Lapas; (9)
Belum optimalnya pengawasan jalur masuk peredaran narkoba, yaitu jalur laut, udara,
dan perbatasan; (10) Berubah-ubahnya pola dan modus yang digunakan oleh jaringan
sindikat peredaran narkoba; (11) Belum meksimalnya penanganan kasus Tindak
Pidana Pencucian Uang (TPPU), yang berakibat pada bisnis narkoba berkembang tidak

terkendali; (12) Moral pengambil kebijakan dan penegak hukum narkoba digoda
pebisnis narkoba sehingga profesionalisme dan mental aparat menjadih rapuh.
Di Sulawesi selatan?. Menurut BNNP Sulsel, Saat ini Sulawesi selatan urutan ke 13
penyalahgunaan Narkoba. Jika dikalkulasikan, berkisar 70 % pengguna narkotika
adalah pekerja, 20 % pelajar dan 10 % pengangguran. Hal inilah yang perlu ditekan
karena 2014 saja sekitar 6.052.100 orang pengguna. Pada 2015 meningkat namun
tidak terlalu signifikan. Tapi, itu tidak bisa dilihat saat ini. Karena 2015 belum berakhir,
sehingga perlu upaya yang lebih keras lagi.
Dalam rangka menindak lanjuti Gerakan Seratus Ribu Rehabilitasi Pengguna Narkoba
di Sulawesi Selatan, maka perlu gerakan massif Darurat Narkoba secara bersamasama dengan Satuan Kerja Terkait di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota, maka
Gubernur Sulawesi Selatan menginstruksikan Gerakan Massif Seluruh Satker untuk
menanggulangi Darurat Narkoba di Sulawesi Selatan dengan berbagai kegiatan, antara
lain : (1) Kampanye Gerakan Rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba; (2) Deklarasi
Gerakan Rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba; (3) Advokasi Gerakan
Rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba; (4) Tes Urine dalam rangka Gerakan
Rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba; (5) Razia daam rangka Gerakan
Rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba; (6) Hot spot dan Home Visite dalam
rangka Gerakan Rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba; (7) Penyelidikan dan
Penyidikan dalam rangka Gerakan Rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba; (8)
Sidak Lapas dalam rangka Gerakan Rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba.
Upaya pencegahan perlu digalakkan, Seperti menciptakan lingkungan yang sehat,
lingkungan

yang ramah, menjamin keberlangsungan

pendidikan setiap

anak,

pembinaan pemuda, menjamin ketersedian ruang publik khususnya fasilitas aktivitas


fisik (olahraga), Hal ini bisa tercipta jika ada political will disetiap level pemerintahan.
Road Map penanggulangan penyalahgunaan Narkoba perlu dibuat dengan kolaborasi
lintas sektor termasuk didalamnya adalah partisipasi masyarakat. Pemerintah tidak
boleh sendirian dalam mengatasi masalah Narkoba. Penyalahgunaan Narkoba adalah
masalah yang begitu kompleks sehingga perlu upaya yang terpadu dan komprehensif,

melibatkan masyarakat baik individu maupun kelompok dan dilaksanakan secara


massif, dan menjadikan penyalahgunaan narkoba sebagai musuh bersama.
Berangkat dari pemikiran diatas, Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat
(PERSAKMI) Sulawesi Selatan bekerjasama Biro NAPZA Sulawesi Selatan berinisiatif
mengadakan SEMINAR NASIONAL KESEHATAN dengan tema SULAWESI SELATAN
BEBAS NARKOBA, yang dalam prosesnya nanti diharapkan dapat menjadi starting
point untuk generasi yang berakuntabilitas untuk Sulawesi Selatan Bebas Narkoba.
Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengaktualkan kembali wacana Narkoba di kalangan mahasiswa, pelajar
dan masyarakat pada umumnya
2. Wujud kepedulian PERSAKMI SULSEL untuk masa depan Indonesia
3. Sebagai media sosialisasi dalam lingkup PERSAKMI Sulsel.
4. Sebagai Feed-Back dari kegiatan tersebut, diupayakan agar mahasiswa dan
masyarakat umum dapat antusias dan sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh
narkoba

Vous aimerez peut-être aussi