Vous êtes sur la page 1sur 24

BAB II

KONSEP MEDIS
A. Definisi
Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak
dibentuk pada retina tetapi di bagian depan atau belakang bintik kuning dan
tidak terletak pada satu titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam
bentuk miopia, hipermetropia dan astigmatisma
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada
retina, dimana terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata
sehingga menghasilkan bayangan yang kabur.Sinar tidak dibiaskan tepat pada
retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan/ atau tidak terletak
pada satu titik fokus.
B. Klasifikasi
1. Emetropi
Mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasan sinar mata dan
berfungsi normal. Sinar jauh difokuskan sempurna di daerah macula lutea
tanpa bantuan akomodasi.
2. Hipermetropia
Keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sejajar jauh
tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak dibelakang retina.
3. Miopia
Suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang
berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina.
4. Astigmatisma
Keadaan dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan
tajam retina akan tetapi pad 2 garis titik tapi yang saling tegak lurus yang
terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.
5. Presbiopia
Keadaan berkurangnya daya akomodasi pada usia lanjut.
C. Etiologi
1. Hipermetropi :
- Sumbu bola mata pendek
1

2. Miopia :
- Sumbu bola mata lebih panjang
3. Astigmatisma :
- Kelengkungan kornea tidak simetris
4. Presbiopia :
- Elastisitas lensa yang berkurang
- Kelemahan otot akomodasi
D. Patofisiologi
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan
yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca dan panjangnya bola
mata. Pada orangn normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan
panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan mata dibiaskan
tepat di macula lutea. Mata normal disebut emetropia mata dengan kelainan
refraksi mengakibatkan sinar normal tidak dapat terfokus pada macula. Hal
ini disebabkan oleh kornea yang terlalu mendatar atau mencembung, bola
mata lebih panjang atau pendek lensa berubah kecembungannyaatau tidak
ada lensa mengakibatkan Ametropi dan bila di akibatkan oleh elastisitas lensa
yang kurang atau kelemahan otot akomodasi mengakibatkan presbiopi.
Pada Ametropi apabila bola mata lebih panjang pembiasan kornea
berlebihan atau lensa yang terlalu kuat mengakibatkan pembiasan terlalu kuat
sehingga fokus terletak didepan retina dan penderita mengalami rabun jauh
( myopia )sebaliknya bila bola mata terlalu pendek, indeks bias kurangatau
kelengkungan kornea atau lensa kurang maka pembiasan tidak cukup
sehingga fokus dibelakang retina dan mengakibatkan rabun dekat
( hipermetropi ). Hipermetropi tinggi terjadi akibat mata tidak memiliki lensa
( Afakia ) apabila terjadi kelainan kelengkungan kornea, infeksi kornea,
distrofi atau pembiasan lensa berbeda maka akan mengakibatkan bayangan
ireguler (Astigmatisme).
Pada presbiopi elastisitas lensa yang berkurang atau kelemahan otot
akomodasi mengakibatkan daya akomodasi berkurang, sehingga lensa kurang
mencembung dan pembiasan kurang kuat. Untuk melihat mata berakomodasi

terus menerus sehingga terjadi ketegangan otot siliar yang mengakibatkan


mata lelah, dan mata berair jika menekan kelenjar air mata.
Pada ametropi akomodasi juga dilakukan terus menerus agar mata
dapat melihat. Hal ini mengkibatkan mata lelah atau sakit, mata esotropia
atau mata juling ke dalam dan strabismus karena bola mata bersama sama
konvergensi, serta glaucoma sekunder karena hipertrofi otot siliar pada badan
siliar mempersempit sudut bilik mata.
Rabun jauh atau myopia yang berjalan progresif akan mengakibatkan
kebutaan dan hiperplasi pigmen epitei dan perdarahan, kebutaan dapat terjadi
karena digenari macula dan retina perifer mengakibatkan atrofi lapis sensori
retina dan degennerasi saraf optik. Hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan
terjadi karena neovaskularisasi sub retina akibat ruptur membran bruch.
E. Manifestasi Klinis
1. Penglihatan kabur
- Penglihatan kabur saat melihat jarak jauh (miopi)
- Penglihatan kabur saat melihat jarak dekat (hipermetropi &
2.
3.
4.
5.
6.

presbiopi)
Penglihatan kabur saat melihat jarak dekat maupun jauh

(astigmatisma)
Mata lelah
Mengantuk
Mata terasa perih
Nyeri kepala
Mata berair (presbiopi)

F. Komplikasi
1. Strabismus
2. Glaukoma
3. Ambliopia
4. Kebutaan
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
Dilakukan dikamar yang tidak terlalu terang dengan kartu snellen.
2. Pemeriksaan kelainan refraksi

Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai


dengan mata kanan kemudian mata kiri, bila dilakukan setelah tajam
pemeriksaan diperiksa dan diketahui adanya kelainan refraksi.
3. Pemeriksaan presbiopia
H. Penatalaksanaan
1. Pemakaian kaca mata
Kaca mata merupakan

alat

koreksi

yang

paling

banyak

dipergunakan kerena mudah merawatnya dan murah. Kerja kaca mata


pada mata adalah minus kuat di perlukan pada mata miopia tinggi akan
memberikan kesan pada lensa benda yang dilihat menjadi lebih kecil
dari ukuran yang sesungguhnya.
Sebaliknya memakai lensa konveks atau plus pada mata
hipermetropia akan memberikan kesan lebih besar. Penderita
astigmatisme akan mendapatkan perasaan tidak enak bila memakai
kaca mata. Keluhan memakai kaca mata yaitu kaca mata tidak selalu
bersih, mengurangi kecerahan warna yang dilihat, mengganggu gaya
hidup, mudah turun dari pangkal hidung, dan sakit pada telinga.
Keuntungan dan kerugian kaca mata kaca dibanding plastik yakni kaca
mata kaca mudah berembun dibandingkan kaca mata plastik, kaca
mata kaca lebih mudah pecah dibandingkan dengan kacamata plastik,
kaca mata kaca lebih berat dibandingkan kaca mata plastik, dan
kacamata kaca lebih tipis dibandingkan kaca mata plastik.
Kerugian memakai kaca mata yaitu menghalangi penglihatan
perifer, pemakaian dengan waktu tertentu, membatasi kegiatan
tertentu, spt olah raga, dan kaca mata mudah rusak (Ilyas, 2006).
2. Pemakaian lensa kontak
Lensa kontak merupakan lensa tipis yang diletakkan didataran
depan koernea untuk memperbaiki kelainan refraksi dan pengobatan.
Keuntungan pakailensa kontak yaitu pembesaran yang terjadi tidak
banyak berbeda dengan bayangan normal, lapang pandang menjadi
lebih luas, tidak membatasi kegiatandan lain-lain, keluhan memakai
4

lensa kontak yaitu sukar dibersihkan,sukar merawat, mata dapat merah


dan infeksi, sukar dipakai di lapangan berdebu,dan terbatasnya waktu
pemakaiannya, serta kerugian memakai lensa kontak adalah harus
bersih, tida dapat dipergunakan pada silinder berat, alergi, mudah
hilang,dan tidak dapat dipakai di daerah berdebu.

3. Pembedahan refraksi
Ada beberapa cara, yaitu :
1. Radikal keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan
menginsisi kornea perifer sehingga kornea sentral menjadi datar.
Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata menjadi lebih
dekat ke retina.
2. Excimer laser (dengan sinar laser) yaitu operasi dengan
menggunakan tenaga laser untuk mengurangi kecembungannya
dan dilengketkan kembali.
3. Keratomileusis yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi
kemudian dikurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali.
4. Epiratopati

yaitu

operasi

dengan

melakukan

penjahitan

keratolens yang sesuai dengan koreksi refraksi ke kornea


penderita yang telah di buang epitelnya.
Cara operasi di atas masih mempunyai kekurangan kekurangan, oleh
karena itu para ahli mencoba untuk mencari jalan lain yang dapat

mengatasi kekurangan tersebut dengan jalan mengambil lensa mata


yang masih jernih (clear lens extraction/CLE).

KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1 Anamnesis
a. Data Demografi: Umur, miopia dan hipermetropia dapat terjadi pada
semua umur sedangkan presbiopia timbul mulai umur 40 di tahun.
Pekerjaan, perlu dikaji terutama pada pekerjaan yang mmerlukan
penglihatan ekstra dan pada pekerjaan yang membutuhkan kontak
dengan cahaya yang terlalu lama, seperti operator komputer,
preparasi jam.
b. Keluhan yang dirasakan : Pandangan atau penglihatan kabur,
kesulitan memfokuskan pandangan, epifora, pusing, sering lelah dan
mengantuk, pada klien miopia terdapat astenopia astenovergen dan
pada hiprmetropi terjadi asternovergen dan pada hipermetropi terjadi
astenopia akomodasi yang menyebabkan klien lebih sering
beristirahat.
c. Riwayat penyakit keluarga : Umumnya didapatkan riwayat penyakit
diabetes melitus dan pada miopi aksialis di dapatkan faktor herediter.
Riwayat penyakit masa lalu. Pada miopi mungkin terdapat retinitis
sentralis dan ablasioretina, sedangkan pada astigmatisma didapatkan
riwayat keratokonus, keratoklobus dan keratektasia. Kaji pula adanya
defisit vitamin A yang dapat mempengaruhi sel batang dan kerucut
2

serta produksi akueus tumor dan kejernihan kornea.


Pemeriksaan Penunjang
a. Presbiopia : Klien terlebih dahulu dikoreksi penglihatan jauhnya
dengan metode trial and error hingga visus 6/6. Dengan
menggunakan

koreksi,

jauhnya

kemudian

secara

binokuler

ditambahkan lensa speris positif dan diperiksa dengan menggunkan


kartu jaeger pada jarak 30 cm.
b. Miopia : Refraksi subjektif, metode trial and error dengan
menggunakan kartu snellen, mata di periksa satu per satu, ditentukan

visus masing-masing mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi
dengan lensa sfesis negatif, refraksi objektif, retonoskop dengan
lensa S+2.00 pemeriksa mengawasi reaksi fndus yang bergerak
berlawanan

dengan

gerakan

retinoskop

(against

movement)

kemudian dikoreksi dengan lensa sfesis negatif sampai tercapai


netralisasi, autorefraktometer (komputer)
c. Hipermetropia : Refraksi subjektif, metode trial and error dengan
menggunakan kartu snellen, mata diperiksa satu per satu ditentukan
visus masing-masing mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi
dengan lensa sfesis positif. Pada anak-anak dan remaja dengan visus
6/6 dan keluhan astenopia akomodatif dikoreksi dengan sikloplegik.
Refraksi objektif, retinoskop dengan retina kerja S+2.00 pemeriksa
mengawasi reaksi fundus yang bergerak berlawanan dengan gerakan
retinoskop (againts movement) kemudian dikoreksi dengan sfesis
positif sampai netralisasi, autorefraktometer (komputer).
d. Astigmatisma : Dasar pemerikasaan astigmatisma dengan tehnik
fogging yaitu klien disuruh melihat gambaran kipas dan ditanya
manakah garis yang paling jelas terlihat. Garis ini sesuai dengan
meridian yang paling emetrop dan yang harus dikoreksi adalah aksis
tegak lurus, derajat bidang meridian tersebut dilanjutkan dengan
3

pemeriksaan kartu snellen.


Pemeriksaan Fisik
o Inspeksi :
a
Celah kelopak mata sempit
b
Gambaran bulan sabit pada polos posterior fundus mata.
c Tidak teraturnya lekukan kornea.
d
Mata berair.
e
Juling

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Persepsi Sensori (Visual) (00122) (Domain 5 Persepsi
Kognitif Kelas 2 Sensasi/Persepsi (Visual))

2. Nyeri Akut (00132) (Domain 12 Kenyamanan Kelas 4 Kenyamanan


Fisik)
3. Resiko Jatuh (00155) (Domain 11 Keamanan/Perlindungan Kelas 2
Cedera Fisik)
4. Keletihan (00093)

(Domain

Aktivitas/Istirahat

Kelas

Keseimbangan Energi)
5. Gangguan Citra Tubuh (00118) (Domain 6 Persepsi Diri Kelas 3 Citra
Tubuh)

C. Perencanaan Keperawatan
No
1

Diagnosa Keperawatan
Gangguan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Persepsi

Sensori NOC :
NIC :
1. Distorsi Kendali Pikir :
(00122)
(Domain
5
Observasi :
pembatasan diri terhadap
Persepsi/Kognitif
1 Mengumpulkan dan menganalisis data
Kelas 2 : Sensasi/Persepsi
gangguan persepsi, proses
pasien
untuk
mencegah
atau
(visual)
pikir dan isi pikir
meminimalkan komplikasi neurologis.
2. Status Neurologis : Fungsi
Rasional : agar meminimalkan
Definisi :
Motorik Sensorik/Kranial :
Perubahan pada jumlah atau pola
komplikasi yang terjadi pada klien
kemampuan saraf kranial
stimulus yang diterima, yang
2 Pantau
dan
dokumentasikan
untuk mengenali impuls
disertai
respons
terhadap
perubahan status neurologis pasien
sensorik dan motorik
stimulus
tersebut
yang
Rasional : Agar meminimalisir
3. Fungsi
Sensorik
:
dhilangkan,dilebihkan,
perubahan status yang terjadi pada
Kutaneus : tingkat stimulasi
disimpankan atau dirusakkan.
pasien
terhadap kulit dirasakan
Batasan karakteristik :
1. Perubahan perilaku
2. Gelisah
3. Ansietas
4. Perubahan ketajaman sensori

dengan tepat
4. Perilaku
Penglihatan
pribadi

3
Kompensasi
:

tindakan
untuk

10

Identifikasi faktor yang menimbulkan


Gangguan Persepsi Sensori seperti
deprivasi tidur, ketergantungan zat
kimia,

medikasi,

terapi,

mengompensasi
Faktor yang berhubungan :
1 Stress psikologis

gangguan

ketidakseimbangan

penglihatan

dan

sebagainya
Rasional : Aga tidak menambah

Tujuan : setelah dilakukan


tindakan

elektrolit,

keperawatan

diharapkan gangguan sensori


pada pasien bisa diatasi.

masalah yang dialami pasien


4

Identifikasi
pasien
Rasional

kebutuhan
:

Agar

keamanan

pasien

tidak

mengalami jatuh akibat cedera


Kriteria hasil :
penglihatan Mandiri :
klien meningkat dengan 5 Yakinkan pasien dan keluarga bahwa
defisit persepsi atau defisit sensori
bantuan alat

1. Ketajaman

2. Klien mengenal gangguan


sensori yang terjadi dan

hanya sementara
Rasional : agar

melakukan

ketidaktahuan tentang masalah yang

kompensasi

terhadap perubahan.

tidak

terjadi

dialami oleh pasien


HE :
6 Membantu

pembelajaran

dan

penerimaan metode alternatif untuk


menjalani hidup dengan penurunan
fungsi penglihatan.

11

Rasional

alternatif

memberikan
kepada

mengalami

pengetahuan

pasien

penurunan

yang
fungsi

penglihatan
Kolaborasi :
7 Mulai perujukan okupasi
Rasional : memberikan pengetahuan
dasar pada klien dengan penurunan
2

Nyeri Akut (00132)

fungsi penglihatan
NIC
1. Pain management
2. Analgesic administration

NOC
1. Pain control
2. Comfort level

(Domain 12 Kenyamanan
Kelas 4 Kenyamanan Fisik)
Definisi :
Pengalaman

Tujuan :
setelah dilakukan
emosional

dan

sensori yang tidak akibat adanya


kerusakan jaringan yang aktual

keperawatan
terjadi

penurunan

Observasi :
1. Observasi
tindakan
diharapkan
tingkatan

nyeri.

dengan

istilah

seperti

(international assosiation for the

Kriteria Hasil :
1. Klien mampu mengontrol
nyeri(tahu penyebab nyeri,
12

nonverbal

ketidaknyamanan
Rasional : untuk

dari

meningkatkan

kenyamanan pada pasien


2. Lakukan

dan potensial atau digambarkan

reaksi

pengkajian

komprehensif

nyeri

termasuk

secara
lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

study of pain) awitan yang tiba-

mampu

tiba

dengan

tehnik

intesitas ringan sampai berat

untuk

atau

perlahan

menggunakan
non

farmakologi
mengurangi

dengan akhir yang dapat di

dan faktor presipitasi.


Rasional : Agar mengetahui lokasi
tempat terjadinya nyeri

nyeri,mencari bantuan)
3. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
2. Klien dapat melaporkan
antisipasi atau dapat diramalkan
menentukan intervensi
bahwa nyeri berkurang
Rasional : mengetahui tipe nyeri dan
dan durasinya kurang dari enam
dengan
menggunakan
sumbernya
untuk
melakukan
bulan.
manajemen nyeri
pengkajian selanjutnya
Batasan karakteristik :
3. Klien mampu mengenali
1 Mengungkapkan
secara
Mandiri :
nyeri (skala, intensitas,
1. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
verbal
atau
melaporkan
frekuensi dan tanda nyeri)
Rasional : Agar nyeri yang terjadi pada
(nyeri) dengan isyarat
4. Klien dapat menyatakan
pasien teratasi
2 Posisi untuk menghindari
rasa nyaman setelah nyeri
nyeri
2. Tentukan karakteristik,lokasi,kualitas
berkurang
3 Perilaku ekspresif
5. Klien menunjukkan tanda
dan derajat nyeri sebelum pemberian
4 Gangguan tidur
5 Perubahan selera makan
vital dalam rentang normal
obat
Rasional : untuk meminimalisir
Faktor yang berhubungan :
kesalahan pemberian obat
Agen-agen penyebab cedera :
6 Biologis
3. Berikan posisi yang nyaman sesuai
7 Kimia
8 Fisik
keinginan pasien
9 psikologis
Rasional : Agar pasien merasa nyaman

13

dan mengurangi rasa nyeri


Healt Education :
1. Ajarkan tentang tehnik non farmakologi
Rasional : untuk memberikan teknik
alternatif dalam penanganan nyeri
2. Ajarkan tehnik relaksasi setiap kali
timbul nyeri
Rasional : Agar pasien bisa melakukan
penanganan

nyeri

tanpa

bantuan

perawat
Kolaborasi :
1. Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
Rasional : untuk mengurangi nyeri
yang dialami pasien terutama nyeri
hebat
2. Kolaborasi dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Rasional : Agar tidak memberikan

14

nyeri tambahan pada pasien


3
Resiko Jatuh (00155)
(Domain

NOC :

NIC :

11 1. Keseimbangan

: Observasi :

Keamanan/Perlindungan Kelas

kemampuan

2 Cedera Fisik)

mempertahankan

Definisi

rentan

terhadap

peningkatan resiko jatuh, yang


dapat menyebabkan bahaya fisik
dan gangguan kesehatan

untuk 1. Lakukan pengkajian resiko jatuh pada

ekuilibrium
2. Gerakan
koordinasi
kemampuan
bekerja

otot

sama

setiap pasien yang masuk rumah sakit


Rasional : untuk mengetahui penyebab
:

untuk
secara

volunter untuk melakukan


Faktor resiko :
1
2
3

Gangguan visual
Mengantuk
Kurang pencahayaan

gerakan yang bertujuan


3. Perilaku pencegahan jatuh :
tindakan

individu

pemberi

asuhan

cedera pada setiap pasien


2. Identifikasi karakteristik lingkungan
yang dapat meningkatkan potensi jatuh
Rasional
:
memantau
keadaan
lingkungan yang dapat menyebabkan
resiko cedera

atau 3. Pantau cara berjalan, keseimbangan dan


untuk

meminimalkan faktor resiko


yang dapat memicu jatuh di

tingkat keletihan pada saat ambulasi


Rasional : untuk mengurangi resiko
jatuh pada pasien

lingkungan individu
Mandiri :
4. Pengetahuan : pencegahan
1. Bantu pasien saat ambulasi
jatuh : tingkat pemahaman
Rasional : Agar tidak terjadi resiko
15

mengenai

penceghagan

jatuh

cedera
2. Jika pasien beresiko jatuh, tempatkan
pasien diruangan dekat dengan meja

Tujuan : Setelah dilakukan


tindakan

keperawatan

selama ....x24 jam, diharapkan


resiko jatuh pada pasien dapat
terpenuhi

dengan

kriteria

hasil :

Agar

perawat

cepat

menangani pasien yang jatuh


3. Sediakan alat bantu untuk berjalan
Rasional : memudahkan pasien untuk
berjalan

1. Resiko jatuh akan menurun


atau

perawat
Rasional

terbatas,

dibuktikan

yang
oleh

keseimbangan,

gerakan

terkoordinasi,

perilaku

4. Gunakan alarm untuk menyadarkan


pemberi perawatan jika pasien bangun
dari tempat tidur atau meninggalkan
kamar
Rasional

Agar

pasien

dapat

pencegahan jatuh, kejadian

pengawasan dan mengurangi resiko

jatuh, dan pengetahuan :

jatuh

pencegahan jatuh
2. Mengidentifikasi
yang

resiko

meningkatkan

kerentanan

16

terhadap

5. Singkirkan bahaya lingkungan (mis.


Menyediakan

penerangan

yang

adekuat)
Rasional : Untuk mengurangi resiko

terjatuh
3. Menghindari cedera fisik

jatuh

akibat jatuh
HE :
1. Ajarkan

pasien

bagaimana

posisi

terjatuh yang dapat meminimalkan


cedera
Rasional

pengetahuan

Agar
kepada

memberikan
pasien

untuk

mengurangi cedera
2. Instruksikan pasien untuk menggunaan
kacamata yang diresepkan, jika perlu
Rasional : Untuk meminimalisir resiko
jatuh dan penglihatan pada pasien

Kolaborasi :
1. Berkolaborasi

dengan

anggota

tim

kesehatan lain untuk meminimalkan


efek

samping

obat

menyebabkan jatuh

17

yang

dapat

Rasional

Agar

pasien

tidak

mengalami cedera akibat efek samping


dari obat
2. Lakukan perujukan ke ahli fisioterapi
untuk latihan cara berjalan dan latihan
fisik untuk memperbaiki mobilitas,
keseimbangan, dan kekuatan
Rasional : untuk meningkatkan
kualitas fisik agar tidak mengalami
cedera akibat jatuh
4

Keletihan (00093)

NOC

(Domain 4 Aktivitas/Istirahat 1.
2.
Kelas 3 Keseimbangan Energi)
3.
4.
Definisi

Keletihan

NIC

Endurance
Concentration
Energy conservation
Nutritional status :energy

1. Energy Management
Observasi:
2. Observasi adanya pembatasan klien

terus

dalam melakukan aktivitas


Rasional : memantau aktivitas yang

menerus dan penurunan kapasitas Tujuan:


untuk kerja fisik dan mental pada Setelah
tingkat yang lazim

dilakukan

keperawatan

tindakan

x24

bisa dilakukan oleh pasien

jam

diharapkan agar pasien tidak

3. Kaji adanya factor yang menyebabkan


kelelahan

18

Batasan Karakteristik :

mengalami

keletihan

atau

Rasional : Untuk mengetahui faktor

1.
2.
3.
4.
5.

Kelelahan
peningkatan energi
yang dapat menyebabkan kelelahan
Kurang energi
Mengantuk
4. Monitor nutrisi dan sumber energi yang
Penurunan performa
Kriteria Hasil:
adekuat
Tidak
mampu
5. Memverbalisasikan
Rasional : Untuk memberikan nutrisi
mempertahankan
aktivitas
peningkatan energi
yang optimal kepada pasien
fisik pada tingkat yang
dan merasa lebih baik
Menjelaskan penggunaan 5. Monitor pasien akan adanya kelelahan
biasanya
energi untuk
fisik dan emosi secara berlebihan
6. Tidak
mampu
mengatasi kelelahan
Rasional : Untuk mengurangi faktor
mempertahankan

rutinitas

yang dapat menyebabkan keletihan

yang biasanya

6. Monitor respon kardivaskuler terhadap


aktivitas
Rasional : Memantau kerja jantung

Faktor yang berhubungan :

terhadap aktivitas yang dilakukan pada

1. Ansietas
2. Gaya hidup tanpa stimulasi
3. Kelesuan fisik

pasien
7. Monitor

tidur

dan

lamanya

tidur/istirahat pasien
Rasional : Agar

perawat

dapat

mengetahui

keletihan

pada

pasien

19

pola

tingkat

Mandiri:
8. Dukung pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan, sehubungan
dengan

perubahan

hidup

yang

disebabkan oleh keletihan


Rasional :
Agar perawat dapat
mengetahui keluhan yang dialami
9. Bantu pasien dalam mengidentifikasi
tindakan yang dapat meningkatkan
konsentrasi. Pertimbangkan memulai
tugas setelah periode istirahat dan
memprioritaskan
diperlukan
Rasional :

tugas-tugas

yang

Untuk meminimalisir

keletihan
10. Dukung pasien untuk: melaporkan
aktivitas yang meningkatkan keletihan
dan melaporkan awitan nyeri yang
dapat menimbulkan keletihan (berat,

20

lokasi, dan faktor pencetus


Rasional : Agar perawat

dapat

mengetahui

yang

dapat

hiburan

yang

aktivitas

menyebabkan keletihan
11. Berikan

aktivitas

menenangkan

(mis,

membaca,

berbincang dengan orang lain) untuk


meningkatkan relaksasi
Rasional : Untuk pengalihan dan
meningkatkan kualitasi fisik
12. Tingkatkan tirah baring
Rasional : Agar pasien

dapat

mengatasi keletihan
13. Batasi

jumlah

dan

gangguan

pengunjung, jika perlu.


Rasional : Agar pasien

tidak

mengalami keletihan
HE:
14. Ajarkan pasien orang terdekatnya untuk

21

mengenali tanda dan gejala keletihan


yang
aktivitas
Rasional

memerlukan
:

Agar

pengurangan
meminimalisir

keletihan pada pasien


15. Ajarkan pengaturan aktivitas dan teknik
manajement waktu untuk mencegah
keletihan.
Rasional : Untuk mengurangi tingkat
keletihan saat beraktivitas
Kolaborasi:
16. Lakukan
psikiatrik

perujukan
jika

ke

perawatan

keletihan

sangat

mengganggu hubungan klien.


Rasional : Agar penanganan keletihan
5

dapat teratasi
NIC :

Gangguan Citra Tubuh (00118) NOC :

(Domain 6 Persepsi Diri Kelas 1. Citra tubuh


Observasi :
2. Penyesuaian Psikososial :
3 Citra Tubuh)
1. Identifikasi mekanisme koping yang
Perubahan Hidup
biasa digunakan pasien
3. Harga diri
22

Definisi
gambaran

konfusi
mental

dalam

Rasional : Untuk mengetahui pola

diri-fisik Tujuan : Setelah dilakukan

individu

tindakan

keperawatan

selama ...x 24 jam diharapkan


Batasan karakteristik :

gangguan citra tubuh

pada

koping pada pasien


2. Pantau frekuensi pernyataan kritik diri
Rasional : untuk mengetahui tingkat
kritikan pada diri pasien

1. Gangguan pandangan tentang pasien dapat berkurang


tubuh

seseorang

(mis,

Mandiri :

penampilan, struktur, fungsi) Kriteria Hasil :


3. Dengarkan pasien dan keluarga secara
2. Gangguan struktur tubuh
1. Mengidentifikasi kekuatan
aktif dan akui realitas kekhawatiran
3. Persepsi yang merefleksikan
personal
terhadap perawatan, kemajuan dan
perubahan pandangan tentang
2. Mengenali dampak situasi
prognosis
penampilan tubuh seseorang
pada hubungan personal
Rasional : untuk meningkatkan
dan gaya hidup
3. Mengenali
aktual

pada

tubuh
4. Menunjukkan

kualitas perawatan pada pasien


perubahan
penampilan
penerimaan

penampilan
5. Menggambarkan perubahan
aktual pada fungsi tubuh
6. Bersikap realistik mengenai

23

4. Dukung mekanisme koping yang biasa


digunakan pasien
Rasional : agar pasien nyaman dengan
mekanisme koping yang digunakan
5. Membantu pasien untuk meningkatkan
penilaian personal terhadap harga diri
Rasional : untuk meningkatkan

hubungan antara tubuh dan

percaya diri pada pasien

lingkungan
7. Mengungkapkan keinginan HE :
untuk menggunakan sumber 6. Ajarkan tentang cara merawat dan
yang

disarankan

dipulangkan
sakit

dari

setelah

perawatan diri termasuk komplikasi

rumah

kondisi medis
Rasional : agar pasien bisa menangani
kondisi yang terjadi
Kolaborasi :
7. Rujuk pasien untuk mendapatkan terapi
fisik

untuk

fleksibilitas
Rasional :

latihan
Agar

kekuatan
pasien

kembali

semangat dalam melakukan aktvitas

24

dan

Vous aimerez peut-être aussi