Vous êtes sur la page 1sur 29

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
ZERO-PLASTIC: ISOLASI BAKTERI PENDEGRADASI PLASTIK
DAN OPTIMASI DEGRADASI MELALUI AUDIBLE SOUND
FREQUENCYAS ENVIRONMENTAL BIOREMEDIATION
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Aulia Fauziah Luayi
Ana Amanah
Choirul Umam
Arif Prasetyo
Farich Aqbar Anugrah

135100907111016
135100900111024
135100207111004
125100501111025
125100500111018

Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2012
Angkatan 2012

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN


1. JudulKegiatan

:Zero-Plastic:
IsolasiBakteriPendegradasiPlastikdanOptimasiD
egradasiMelaluiAudible Sound Frequencyas
Environmental Bioremediation

2. BidangKegiatan

: PKM-P

3. KetuaPelaksanaKegiatan
a. Nama Lengkap
:AuliaFauziahLuayi
b. NIM
: 135100907111016
c. Jurusan
:KeteknikanPertanian
d. Universitas
:UniversitasBrawijaya
e. AlamatRumah dan No.HP:Jln. Terusan Cikampek Kav.7/082336993888
f. Alamat email
: atingutin@gmail.com
4. AnggotaPelaksanaKegiatan: 4 orang
5. DosenPendamping
a. NamaLengkapdanGelar:Dr. Ir. Aji Sutrisno, M.Sc
b. NIDN
:0023026801
c. AlamatRumah dan No.HP:Jl. Imam Bonjol I No. 4 Batu/081234504015
6. BiayaKegiatan Total
a. Dikti
: Rp 12.355.500,b. Sumber lain (Iuran)
:7. JangkaWaktuPelaksanaan : 5bulan
Malang, 19 September 2014
Menyetujui,
PembantuDekan III

KetuaPelaksanaKegiatan

(Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP)


NIP. 195908211993032001

(Aulia Fauziah Luayi)


NIM.135100907111016

WakilRektorBidangKemahasiswaan

(Ir. H. RB. Ainurrasyid, MS)


NIP. 195506181981031002

DosenPendamping

(Dr. Ir. Aji Sutrisno, M.Sc)


NIDN. 0023026801
ii

DAFTAR ISI
Halaman Cover .................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ........................................................................................ ii
Daftar Isi ...........................................................................................................iii
Daftar Gambar ................................................................................................. iv
Daftar Tabel....................................................................................................... v
Daftar Lampiran .............................................................................................. vi
Ringkasan ........................................................................................................ vii
BAB 1.PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. ................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ ................ 2
1.3 Tujuan Program........................................................................... ................ 2
1.4 Luaran Yang Diharapkan............................................................. ................ 2
1.5 Kegunaan Program....................................................................... ................ 3
BAB 2. TARGET LUARAN................................................................. ........... 3
2.1 Rangkaian Minsis sebagai Sistem Kontrol Kondisi Ruang Akustik ............. 3
2.2 Ruang Akustik sebagai Tempat Perlakuan ASF.. ..4
2.3 Isolat Bakteri Pendegradasi Plastik4
2.4 Optimasi Degradasi dengan Waktu yang Relatif Singkat.4
BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................... ..... 5
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. ...................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan............................................................................. ................. 5
3.3 Pelaksanaan Pembuatan Sistem Kontrol dan Ruang Akustik...5
3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 6
3.4.1 Isolasi (Screening) BakteriPendegradasiPlastik......................................... 6
3.4.2 Proses Optimasi Degradasi Plastik Jenis Polietilen/PE ............................. 6
3.3.4.1 Pengukuran Aktivitas Degradasi Plastik ................................................. 6
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI........................................... ......................... 7
4.1 Perfomansi Minimum Sistem yang telah dibuat...7
4.2 Perfomansi/Tingkat Kekedapan Suara Ruang Akustik.7
4.3 Isolat Bakteri Pendegradasi Plastik...7
4.4 Tingkat Degradasi Plastik.7
4.5 Prosentase Capaian Penelitian ..8
BAB V POTENSI HASIL 9
5.1 Peluang Potensi Paten ...9
5.2 Peluang Artikel Imiah ...9
BAB VI RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA 9
6.1 Melanjutkan Penelitian .9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. ...... 9
LAMPIRAN................................................................................................. .... 11

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Minimum Sistem & Ruang Akustik ....... 5
Gambar 2. Prosentase Capaian Hasil..8
Gambar 3. Potensi Paten DJHKI9

iv

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indeks Keberhasilan Penelitihan................................ .......................... 8

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rincian Penggunaan Dana ..11
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan 12
Lampiran 3. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian .14
Lampiran 4. Koding Minimum Sistem Pada BASCOM-AVR IDE [2.0.7.3] .15
Lampiran 5. Tabel Rincian Data Performansi Minimum Sistem Pada Perlakuan
Suhu....18
Lampiran 6. Grafik Performansi Minsis Pada Perlakuan Suhu ...19
Lampiran 7. Rincian Data Performansi Kekedapan Ruang Akustik satuan dB...20
Lampiran 8. Grafik Performansi Kekedapan Ruang Akustik .21
Lampiran 9. Design Ruang Akustik 22

vi

RINGKASAN
Plastik merupakan bahan hasil olahan ekstraksi batubara, minyak bumi,
dan gas alam yang banyak digunakan oleh masyarakat. Penggunaan plastic
mencapai 100 milyar ton di seluruh dunia dalam setahun dan Indonesia
merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua, yaitu sekitar 5,4 juta ton.
Plastik yang sering digunakan oleh masyarakat adalah plastic jenis polyethylene
(PE). Hal ini terjadi karena PE menawarkan kemudahan dan kepraktisan bagi
masyarakat. Namun besarnya angka penggunaan ini menimbulkan beban yang
semakin besar bagi lingkungan karena sampah plastic memerlukan 20 hingga
1000 tahun untuk dapat terurai di alam secara alamiah. Salama ini,
penanggulangan sampah plastik yang telah dilakukan ialah penerapan 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle), pembakaran sampah plastik, serta penimbunannya
di tanah yang diketahui kurang efektif dan menimbulkan masalah baru yang buruk
bagi ekosistem. Buruknya solusi penganggulangan sampah plastik memicu para
ahli untuk mencari solusi alternatif yang ramah lingkungan. Dewasa ini suatu
penelitian berhasil mempersingkat waktu pendegradasian plastik oleh bakteri
menjadi 13 minggu. Waktu ini kurang singkat, sehingga diperlukan inovasi untuk
meningkatkan efektivitas waktu degradasi plastik (polietilen). Audible sound
frequency (ASF) merupakan gelombang mekanik dengan rentang frekuensi (20
Hz-20 KHz). ASF terbukti mampu mengoptimalkan pertumbuhan bakteri.
Adapun tujuan dari usulan program ini adalah mengisolasi (screening) bakteri
pendegradasi plastik, mengidentifikasi frekuensi yang tepat dalam optimasi
pertumbuhan isolat bakteriserta mengidentifikasi kemampuannya setelah diberi
perlakuanASF terhadap lama waktu dan tingkat degradasi plastik sebagai wujud
perbaikan lingkungan (environmental bioremediation) melalui pendegradasian
plastik dalam mewujudkan gerakan zero-plastic (pemusnahan massa plastik
pencemar lingkungan). Penelitian ini menggunakan teknik isolasi untuk
mendapatkan isolat positif bakteri pendegradasi plastik dari tanah tercemar plastik
dan optimasi degradasi menggunakan ASF dengan variasi 1 KHz, 5 KHz, dan 15
KHz pada intensitas 100 dB. Pengukuran aktivitas degradasi plastik dilakukan
dengan mengukur 2 indikator yaitu: (1) jumlah bakteri dan (2) prosentase
kehilangan berat plastik. Pengambilan data kenampakan plastik yang telah
didegradasi dilakukan dengan menggunakan Scanning Electron Microscope
(SEM). Prosentase performansi system control (minimum system) sebesar 99,77%
dan prosentase performansi ruang akustik yang telah dibuat sebesar 96,44%. Hal
ini menunjukkan bahwa keefektifan alat dinilai sangat tinggi dan baik.
Kata kunci: Audible sound frequency, Environmental bioremediation,
Polyethylene, Zero-plastic

vii

BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plastik merupakan bahan hasil olahan ekstraksi batu bara, minyak bumi, dan
gas alam yang banyak digunakan oleh masyarakat. Penggunaan plastik mencapai
100 milyar ton di seluruh dunia dalam setahun (Gnanavel et al., 2012) dan
Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua, yaitu sekitar
5,4 juta ton (ANTARA News, 2014). Plastik yang sering digunakan oleh
masyarakat adalah plastik jenis polyethylene (PE) (Bettelheim etal., 2012). Hal ini
terjadi karena PE menawarkan kemudahan dan kepraktisan bagi masyarakat.
Namun besarnya angka penggunaan ini menimbulkan beban yang semakin besar
bagi lingkungan karena sampah plastik memerlukan 20 hingga 1000 tahun untuk
dapat terurai di alam secara alamiah (Burd, 2008).
Selama ini, upaya yang telah diterapkan untuk menaggulangi permasalahan
limbah plastik adalah dengan penerapan budaya 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)
(Morgan, 2009), pembakaran sampah plastik, serta penimbunannya di tanah.
Namun cara ini kurang efektif dalam menanggulangi masalah plastik khususnya
di Indonesia, bahkan pembakaran dan penimbunannya di tanah akan
menimbulkan masalah baru yang buruk bagi ekosistem. Limbah plastik yang
terbuang ke perairan pun mengakibatkan kematian kira-kira 400.000 mamalia laut
setiap tahunnya (Chiras, 2005). Limbah plastik yang mencemari tanah pertanian
akan menurunkan kesuburan tanah, menimbulkan defisiensi unsur hara, degradasi
lahan, bahkan akan menurunkan produksi pertanian (Atmojo, 2003). Jika semua
ini dibiarkan terus-menerus, maka akan mengancam kehidupan organisme laut,
mencemari tanah, menurunkan produktivitas lahan pertanian dan mengganggu
kesehatan manusia.
Penelitian Gnanavel (2012) menunjukkan bahwa penggunaan bakteri dalam
degradasi plastik merupakan alternatif solusi yang ramah lingkungan. Jika
biodegradasi ini terus dikembangkan, maka berpotensi besar untuk diaplikasikan
di masyarakat. Beberapa mikroorganisme yang mampu mendegradasi plastik
antara lain: Pseudomonas, Coryneforms, Mycobacterium, Nicordia,
Corynebacterium, Micrococcus, Rhodococcus, Staphylococcus, dan Streptomyces
(Orhan dan Buyukgungor, 2000; Nowak, 2006; Shudakar, 2008; Chatterjee et al.,
2010). Plastik jenis polietilen (polyethylene) dapat terdegradasi karena enzim
ekstraseluler bakteri yang saling berhubungan dan dengan perlakuan pendahuluan
kimiawi (Gnanavel, 2012). Burd (2008) melaporkan bahwa Sphingomonas
dibantu Pseudomonas mampu mendegradasi polietilen dalam tiga belas minggu.
Waktu ini kurang singkat, sehingga diperlukan cara baru untuk meningkatkan
efektivitas waktu degradasi plastik (polietilen).
Hasil penelitian Ying et al. (2009) menunjukkan bahwa, pemberian audible
sound frequency pada E. Coli mampu meningkatkan kandungan protein total dan
aktivitas enzim antioksidan serta mempermudah bakteri untuk tumbuh. Pengaruh
penambahan audible sound frequency dengan dosis (frekuensi dan intensitas)

yang berbeda dapat mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan sel (Gu et al.,
2013), maka disimpulkan bahwa pemberian audible sound frequency memberikan
efek positif dalam percepatan metabolisme dan enzim yang dihasilkan oleh
bakteri, sehingga dengan percepatan ini bakteri pendegradasi plastik akan
memanfaatkan rantai karbon pada polietilen (PE) lebih cepat sebagai sumber
karbon bagi bakteri tersebut.
Suatu program telah disusun sebagai solusi atas masalah yang ada. ZeroPlastic: Isolasi Bakteri Pendegradasi Plastik dan Optimasi Degradasi Melalui
Audible Sound Frequency as Environmental Bioremediation, usulan program
yang tepat untuk menjawab permasalahan sampah plastik di Indonesia dengan
harapan dapat meningkatkan efektivitas waktu degradasi sebagai wujud perbaikan
lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada PKM P yang diusulkan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara isolasi (screening) bakteri pendegradasi plastik yang berasal
dari tanah tercemar plastik?
2. Berapa frekuensi yang tepat dalam mengoptimalkan pertumbuhan isolat bakteri
pendegradasi plastik?
3. Bagaimana kemampuan isolat bakteri pendegradasi plastik hasil penambahan
audible sound frequency terhadap lama waktu dan tingkat degradasi plastik?
1.3 Tujuan Program
Tujuan dari penulisan PKM P ini adalah:
1. Mengisolasi (screening) bakteri pendegradasi plastik dari tanah tercemar
plastik.
2. Mengidentifikasi frekuensi yang tepat dalam mengoptimalkan pertumbuhan
isolat bakteri pendegradasi plastik.
3. Mengidentifikasi kemampuan isolat bakteri pendegradasi plastik hasil
penambahan audible sound frequency terhadap lama waktu dan tingkat
degradasi plastik.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Potensi Paten/DJHKI
Zero-Plastic: Isolasi Bakteri Pendegradasi Plastik dan Optimasi Degradasi
Melalui Audible Sound Frequency as Environmental Bioremediation memiliki
potensi untuk dipatenkan karena penggabungan aplikasi audible sound frequency
terhadap bakteri pendegradasi plastik belum pernah diteliti di Indonesia bahkan di
dunia.
b. Potensi Publikasi Artikel Ilmiah
Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah pada
seminar nasional dan seminar internasional agar perluasan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat tercapai.

1.5 Kegunaan Program


a. Bagi Masyarakat
Program ini berguna sebagai solusi alternatif permasalahan sampah plastik di
lingkungan masyarakat dan wacana baru bagi masyarakat tentang perkembangan
IPTEK, sehingga masyarakat dapat mendukung penuh program pemerintah
mengenai sampah plastik dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Pemerintah
Program ini berfungsi sebagai dasar pengetahuan dan solusi alternatif untuk
mendukung program pemerintah dalam penanggulangan masalah lingkungan yang
disebabkan oleh sampah plastik, sehingga penanganan sampah plastik akan
dilakukan secara tepat, cepat, dan efektif.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pengembangan diri oleh mahasiswa khususnya dalam bidang
penelitian dan perkembangan IPTEK, meningkatkan kesadaran mahasiswa
sebagai agent of change terhadap permasalahan lingkungan dan menjadi motivasi
bagi para mahasiswa untuk menulis inovasi dari suatu gagasan.
BAB 2. TARGET LUARAN
2.1 Rangkaian Minimum Sistem sebagai Sistem Kontrol Kondisi Ruang
Akustik
Pembuatan minimum sistem pada pembuatan ruang akustik ini dilakukan
untuk mengontrol kondisi dalam ruang akustik itu sendiri. Parameter yang mampu
dikontrol oleh minimum sistem ini adalah suhu atau temperatur dan frekuensi
suara pada 1 KHz, 5 KHz, 15 KHz.
Prinsip kerja pengontrolan untuk suhu yang terdapat dalam ruang akustik
adalah sebagai berikut:
1. Minimum sistem diintegrasikan dengan komponen elektronika berupa
LM35 yang berfungsi sebagai sensor suhu.
2. Minimum system juga diintegrasikan dengan komponen elektonika
berupa LCD (Liquid Crystal Display) sebagai penampil data.
3. Suhu yang terbaca pada LM35 akan tampil pada LCD, untuk mikroba
pendegradasi plastic memiliki suhu optimum berkisar 37o C, maka jika
LCD bernilai <= 37oC maka lampu pemanas akan tetap menyala. Dan jika
LCD > 37oC maka lampu pemanas akan mati.
4. Data suhu yang diamati pada LCD dapat digunakan untuk pengecekan
dan pemvalidasian kerja sistem secara manual.
Prinsip kerja pengontrolan frekuensi lebih didasarkan pada pemberian suara
dengan frekuensi yang telah ditetapkan sebesar 1 KHz, 5 KHz, dan 15 KHz, yaitu
sebagai berikut:
1. Minimum sistem diintegrasikan dengan MP3 Player sebagai pemutar
sound berfrekuensi tetap, dan diintegrasikan pula dengan pengeras suara.

2. Jika pemberian ASF akan dilakukan, maka MP3 Player dinyalakan, jika
ASF ingin dihentikan, maka MP3 Player dimatikan.
2.2 Ruang Akustik sebagai Tempat Perlakuan ASF
Ruang akustik yang dibuat merupakan ruangan dengan ukuran 25cm x 35 cm
x 25 cm dan terbuat dari kaca setebal 12 mm. Kegunaan dari ruang akustik ini
adalah untuk mendapatkan ruangan yang relatif kedap terhadap suara noise dari
luar ruangan, dan hanya akan mendapatkan pengaruh suara yang berasal dari
dalam ruangan.
Perfomansi kekedapan ruang akustik dari noise luar diukur pula dengan
desible meter untuk mengetahui tingkat efektivitas kekedapan ruang akustik ini.
Perhitungan tingkat efektivitasnya diperoleh dengan membandingkan data noise
suara di luar ruang akustik dan di dalam ruang akustik, dengan rumus:
Efektivitas Kekedapan = Xa-Xi x 100%
Xa
Keterangan:
Xa = Intensitas suara di luar ruang akustik (dB)
Xi = Intensitas suara di dalam ruang akustik (dB)
2.3 Isolat Bakteri Pendegradasi Plastik
Pada tahap isolasi bakteri pendegradasi plastik, target utama yang dicari
adalah bakteri isolate positif terhadap degradasi plastik. Pada penelitian ini, isolate
positif bakteri pendegradasi plastic dapat diindikasikan dengan 2 cara, antara lain:
1. Adanya zona bening yang terbentuk pada sekeliling lingkaran media
bakteri tumbuh
2. Adanya rontokan plastik dan penghancuran plastik akibat degradasi pada
flask yang mengandung isolate bakteri.
2.4 Optimasi Degradasi dengan Waktu yang Relatif Singkat
Pada tahap optimasi degradasi dengan penambahan perlakuan ASF akan
diberikan pada bakteri yang telah diberi PE pada media tumbuhnya.
Pengukuran tingkat degadasi dapat dilihat dengan 3 cara yaitu:
1. Penghitungan jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan ASF,
dilakukan dengan hemositometer. Hal ini berguna pula untuk mengetahui
kurva pertumbuhan bakteri ituu sendiri.
2. Perhitungan kehilangan berat plastik setelah degradasi dengan rumus
sebagai berikut:
Kehilangan Berat = Wa-Wi x 100%
Wa
Keterangan:
Wa = Berat kering awal PE film sebelum proses degradasi (gram)
Wi = Berat kering akhir PE film setelah proses degaradasi (gram)
3. Kenampakan permukaan plastik hasil degradasi. Kenampakan ini
diperoleh dari pengamatan mikroskop pada perbesaren 1000 kali dengan
memanfaatkan minyak imersi.

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilakukan selama 3,5 bulan mulai pertengahan Februari-Mei 2015
bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Laboratorium Bioteknologi
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini di antaranya: timbangan analitik,
gelas ukur (Pyrex), pengaduk, beaker glass (Pyrex), erlenmeyer (Pyrex dan
Duran), pipet volume, Laminar Air Flow (LAF), cawan petri, mortar, tabung
reaksi, ose, autoklaf, inkubator, mikropipet, tip, digital colony counter, shaker
water bath, ruang akustik (lampu UV, kabel penghubung, amplifier, speaker, kaca
tebal), pinset dan SEM (Scanning Electron Microscope).
3.2.2 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam penelitian, di antaranya: sampel tanah yang
berasal dari tanah tercemar plastik di Kota Malang, pepton, NA (Natrium Agar),
aquades steril, alkohol 70%, kertas wrap, PE film, kertas saring, media NA, PE
film yang telah disertai isolat bakteri, dan preparat mikroskopis PE film hasil
degradasi oleh bakteri.
3.3 Pelaksanaan Pembuatan Sistem Kontrol dan Ruang Akustik
tanahVerivikasi Dimensi
Dimensi Ruang

Layouting Track

Pemotongan Kaca

Printing Track

Pengukuran Dimensi

Penyetrikaan Plat

sterilPerakitan
Ruangan

Pelarutan dg Klorit

(10-1-10-6)
Pengeboran
Pemasangan Komponen

total 0,1
Perakitan Ruang
Akustik

Trial
Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan


Minimum Sistem & Ruang Akustik

3.4 Pelaksanaan Penelitian


3.4.1 Isolasi (Screening) Bakteri Pendegradasi Plastik
Pada tahap ini dilakukan dengan 2 cara screening, yaitu:
1. Isolasi bakteri dimulai dengan menimbang sampel tanah yang telah diambil
dari tanah tercemar sebanyak 1 gr kemudian dihomogenisasi dengan aquades
steril. Setelah dilakukan inokulasi, tahap selanjutnya diinkubasi pada suhu
30C selama 2-4 minggu, sehingga didapatkan kultur positif yang
menghasilkan zona bening. Zona bening tersebut menunjukkan adanya
aktivitas atau potensi bakteri dalam mendegradasi plastik.
2. Isolasi bakteri dilakukan dengan mengambil sampel tanah pada plastic yang
telah terdegradasi di alam. Bakteri dai sampel tersebut kemudian diinokulasi
dan dilakukan pengujian pada aktivitas degradasi melalui kenampakan
kehancuran plastik yang ada.
3.4.2 Proses Optimasi Degradasi Plastik Jenis Polietilen/PE
Optimasi degradasi PE ini dilakukan dengan 1 faktor, yaitu: (1) audible
sound frequency. Langkah awal yang harus dilakukan pada tahap ini adalah
mempersiapkan PE film dan ruang akustik.
a. PE Film
Plastik yang akan dipotong atau dijadikan PE film diambil dari sampah yang
berserakan di sekitar Universitas Brawijaya. Plastik yang digunakan berupa
kantong kresek hitam berbahan polietilen yang dipotong berukuran 1x1
cm2 dengan massa sebesar 3 gram di setiap petridish. Kantong plastik yang
telah dipotong harus disterilkan dengan alkohol 70% selama kurang lebih 30
menit dan dikeringanginkan selama 30 menit.
PE Film kemudian dimasukkan pada cawan petri dengan label:
B1 : Frekuensi sebesar 1 KHz
B2 : Frekuensi sebesar 5 KHz
B3 : Frekuensi sebesar 15 KHz
B4: Tanpa Frekuensi Suara (sebagai variabel pembanding/kontrol)
3.4.2.1 Pengukuran Aktivitas Degradasi Plastik
Pada tahap optimasi degradasi dengan penambahan perlakuan ASF akan
diberikan pada bakteri yang telah diberi PE pada media tumbuhnya. Pengukuran
tingkat degadasi dapat dilihat dengan 3 cara yaitu:
1. Penghitungan jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan ASF, dilakukan
dengan hemositometer. Hal ini berguna pula untuk mengetahui kurva
pertumbuhan bakteri ituu sendiri.
2. Perhitungan kehilangan berat plastik setelah degradasi dengan rumus sebagai
berikut:
Kehilangan Berat = Wa-Wi x 100%
Keterangan:
Wa
Wa = Berat kering awal PE film sebelum proses degradasi (gram)
Wi = Berat kering akhir PE film setelah proses degaradasi (gram)

3. Kenampakan permukaan plastik hasil degradasi. Kenampakan ini diperoleh


dari pengamatan mikroskop pada perbesaren 1000 kali dengan memanfaatkan
minyak imersi.
BAB IV HASIL YANG DICAPAI
4.1 Perfomansi Minimum Sistem yang telah dibuat
Setelah proses pembuatan minimum sistem, hal yang dilakukan setelahnya
adalah trial dengan beberapa koding pada BASCOM-AVR IDE [2.0.7.3]. Secara
dasar trial biasanya dilakukan untuk beberapa LED yang ada pada minimum
sistem. Koding trial dilampirkan pada bagian lampiran.
Pengujian perfomansi minimum system dilakukan dengan 12 kali
pengambilan data setiap 15 menit untuk system control perlakuan suhu pada 37oC.
Pada grafik ( Lampiran. 6) menunjukkan hanya ada 1 data yaitu data ke
menit 105 yang menunjukkan perbedaan bacaan antara LM35 yang diketahui
dengan pengamatan pada LCD dan data thermometer yang dipasang pada ruang
akustik. Presentase performansi system control suhu didapatkan sebesar 99,77%
4.2 Perfomansi/Tingkat Kekedapan Suara Ruang Akustik
Pada pengukuran performansi ruang akustik dibandingkan pengukuran
intensitas suara di dalam dan diluar ruangan. Pengambilan data dilakukan
sebanyak 10 kali dengan selisih waktu tiap pengambilan adalah 10 menit.
Prosentase performansi kekedapan di ruang akustik di dapatkan sebesar 96,44%.
Pada grafik (Lampiran 8) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
intensitas suara di luar dan di dalam ruang akustik.
4.3 Isolat Bakteri Pendegradasi Plastik
Pada tahap isolasi didapatkan isolate bakteri positif yang dapat
mendegradasi plastic. Sampling dilakukan dengan mengambil tanah yang
mengandung plastic yang telah sebagian terdegradasi di TPA Supiturang.
Inokulasi dan inkubasi bakteri dilakukan secara berulang-ulang, hingga ada
indikasi proses degradasi yang ditunjukkan dengan hancurnya lembaran-lembaran
plastik yang ada didalam media tumbuh bakteri tersebut. Penambahan jumlah
bakteri ditunjukkan pula dengan kekeruhan madia yang setelah diinkubasi dengan
shaker water bath selama 3 hari sudah meunjukkan tingkat kekeruhan yang
semakin meningkat. Kenampakan bakteri pendegradasi plastic terdapat pada
lampiran 2.
4.4 Tingkat Degradasi Plastik
Terdapat aktivitas degradasi yang dilakukan oleh bakteri terhadap plastic.
Hal tersebut ditantadi dengan rusaknya lembaran-lembaran plastic yang terdapat
pada media. Dapat dilihat pula dengan hancurnya plastic yang terdapat pada
media. Namun karena belum sempat mengukur prosentase kehilangan berat
plastic dan kenampakan plastic hasil degradasi maka hal tersebut akan menjadi
rencana kegiatan yang akan kami lakukan sebelum monev dikti diadakan.

4.5 Prosentase Capaian Penelitihan


Tabel 1. Indeks Keberhasilan Penelitihan
Bulan ke-

Kegiatan
1

1,5

2 3

Capai
3,5

I. Persiapan
1.1 Persiapan Alat dan Bahan
1.2 Survei Laboratorium
1.3 Survei Tempat Isolasi Bakteri
II. Pelaksanaan
2.1 Tahap I
2.1.1 Isolasi Bakteri Pendegradasi Plastik
2.1.2 Inkubasi Bakteri Pendegradasi
2.1.3 Pengambilan Isolat Positif

2.2 Tahap II
2.2.1 Optimasi Faktor (1)

proses

2.2.2 Degradasi Plastik

2.2.3 Pengukuran Indikator Aktivitas Degradasi

proses

III Pembuatan Alat


3.1 Pembuatan Minimum Sistem (S. Kontrol)

3.2 Pembuatan Ruang Akustik

3.3 Uji Performansi Minimum Sistem

3.4 Uji Performansi Ruang Akustik

IV.Pengambilan Data dan Hasil

Proses

4.1 Evaluasi Hasil


4.2 Pengumpulan Data secara Berkala
4.3 Analisa dan Pengolahan Data
4.4 Pembuatan Laporan Akhir

Capaian Hasil
18%
82%

1
2

BAB V POTENSI HASIL


5.1 Peluang Potensi Paten

Gambar 3. Potensi DJHKI


Karena pada laman DJHKI (Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual)
Kementrian Hukum dan Hak Manusia, pencarian tentang penelitian ini tidak
ditemukan,maka penelitian ini memiliki peluang yang sangat tinggi untuk
memperoleh hak paten.
5.2 Peluang Artikel Imiah
Karena pada pencarian artikel ilmiah berupa topic yang seperti penelitian
ini tidak ditemukan maka, penelitian ini berpotensi sangat besar terhadap
publikasi artikel ilmiah pada berbagai media social maupun media massa.
BAB VI RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA
6.1 Melanjutkan Penelitian
Mengukur jumlah bakteri yang tumbuh secara berkala sehingga mampu
didapatkan kurva pertumbuhan bakteri
Mengukur berat plastic yang hilang
Mengamati kenampakan plastic setelah degradasi
Menambah perlakuan yang dikontrol oleh Ruang Akustik
Membuat jurnal ilmiah penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Ainiyah DN, Shovitri M. 2014. Bakteri Sampah Pendegradasi Plastik dalam
Kolom Winogrdsky. J Sains dan Seni Pomits 3(2):2337-3520.
Antara News. 2014. Produksi Sampah Plastik Indonesia 5,4 Juta Ton per Tahun.
http://www.antaranews.com/berita/417287/produksi-sampah-plastik-indo
nesia-54-juta-ton-per-tahun. Diakses pada 20 September 2014 pkl 15.18
WIB.
Atmojo WS. 2003. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah dan
Pengelolaannya. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

10

Arvanitoyannis IS. 2012. Modified Atmosphere and Active Packaging


Technologies. United States: CRC Press Taylor & Francis Group.
Bettelheim FA, Brown WH, Campbell MK, Farrel SO, Torres OJ. 2012.
Introduction to General: Organic and Biochemistry. Canada: Thompson
Brooks/Cole.
Burd D. 2008. Plastic Non Fantasatic.Youth Science Canada.
Chatterjee S, Roy B, Roy D, Banerjee R. 2010. Enzyme-mediated biodagradation
of heat treated commercial poliethylene by Staphylococcal species. J
Polymer Degradation and Stability (95):195-200.
Chiras DD. 2005. Environmental Science: Creating a Sustainable Future. United
States: Jones and Bartlett Publishers Inc.
Danet AF. 2005. Environmental pollution monitoring: pollution, analysis,
legislation, quality assurance and managing. S.C. Pro Act Birotic S.R.L..
Bucharest. pp: 56-64
Gnanavel G, Valli VPMJV, Thirumarimurugan M,Kannadasan T.2012.
Degradation of Plastics Using Microorganisms.International J of
Pharmaceutical and Chemical Sciences 1(3): 691-694.
Gu SB, Yang B, Wu Y, Li SC, Liu W, Duan XF,Li MW. 2013. Growth and
Physiological Characteristics of E.coli in Response to the Exposure of
Sound Field. Pakistan J of Biological Sciences 16(18): 969-975.
Jeyaratnam J, Koh D. 2009. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta:EGC.
Kusnadi. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. New York: John wiley & Sons
Leighton TG. 2007. What is ultrasound?. Prog. Biophys. Mol. Biol 93:3-83.
Leventhall G. 2007. What is infrasound?. Prog. Biophys. Mol. Biol 93:130-137.
Meier RM, Pepper IL, Gerba CP. 2000. Environmental Microbiology. San
Diago:Academic Press.
Morgan S. 2009. Waste, Recycling and Reuse. London: Evans Brothers Limited.
Nowak B, Pajak J, Labuzek S, Rymarz G, Talik E. 2011. Biodegradation of
poly(ethylene terephthalate) modified with polyester Bionelle by
Penicillium funiculosum. Polymery (56):35-44.
Orhan Y, Buyukgungor H. 2000. Enhancement of biodegradability of disposable
polyethylene in controlled biological soil. International Biodeterioration
& Biodegradation (45): 49-55.
Shudakar M, Double M, Murthy PS, Venkatesan R. 2008. Marine microbemediated biodegradation of low- and high-density polyethylenes.
International Biodeterioration & Biodegradation (61):203-213.
Singh B, Sharma N. 2007. Mechanistic implications of plastic degradation.
Polymer Degradation and Stability 93(2008):561-584.
Ying JCL, Dayou J, Phin CK. 2009.Experimental Investigation on the Effects of
Audible Sound to the Growth of Escherichia Coli. J Modern Applied
Science 3(3):124-127

11

Lampiran 1. Rincian Penggunaan Dana


LAPORAN KEUANGAN PKM-P
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

TANGGAL
1/16/2015
1/17/2015
1/19/2015
2/16/2015
2/21/2015
2/24/2015
2/28/2015
3/2/2015
3/4/2015
3/11/2015
3/14/2015
3/19/2015
3/22/2015
3/25/2015
4/14/2015
4/20/2015
5/6/2015
5/9/2015
5/23/2015
5/27/2015
TOTAL

DEBIT
Rp8,910,000

KREDIT

Rp13,000
Rp18,304
Rp10,800
Rp500,000
Rp180,000
Rp27,000
Rp20,000
Rp86,500
Rp56,000
Rp30,000
Rp17,000
Rp300,000
Rp7,500
Rp15,000
Rp20,000
Rp20,000
Rp8,000
Rp63,000
Rp75,000
Rp7,100
Rp3,000
Rp27,500
Rp 900000
Rp8,910,000
Rp2,404,704

SALDO
KETERANGAN
Rp8,910,000
Buku folio
Rp8,897,000
BBM
Rp8,878,696
Print dan Jilid
Rp8,867,896
Peminjaman Laboratorium
Rp8,367,896
Kaca 12 mm
Rp8,187,896
Bahan ruang akustik
Rp8,160,896
BBM
Rp8,140,896
Makmur Sejati
Rp8,054,396
Makmur Sejati
Rp7,998,396
Makmur Sejati
Rp7,968,396
Makmur Sejati
Rp7,951,396
Kaca 12 mm
Rp7,651,396
Bohlam
Rp7,643,896
Makmur Sejati
Rp7,628,896
BBM
Rp7,608,896
BBM
Rp7,588,896
Aseton
Rp7,580,896
Krida Tama Persada
Rp7,517,896
Masker dan gloves
Rp7,442,896
Fotocopy dan jilid
Rp7,435,796
Print
Rp7,432,796
Makmur Sejati
Rp7,405,296
Rp6,505,296 Peralatan ruang akustik
Rp6,505,296

Prosentase penggunaan dana: 2404704:8910000x100% = 26,98 %

12

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Pelarutan PE dan Pembuatan


Bubuk PE

Persiapan Sterilisasi

Inokulasi Bakteri dan PE

Sample Tanah yang Diambil

Kekeruhan Media Pada Isolasi Ulangan kedua dan sampling kedua

13

Koloni Bakteri Hasil Isolasi Ulangan Pertama dengan Media Agar

Kenampakan Atas Minsis

Kenampakan Track Minsis

Ruang Akustik

14

Lampiran 3. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian


1 gr sampel

Media NA + PE (Konsentrasi

99 ml aquades
Dihomogenkan dengan shaker
120 rpm selama 1 jam

Dihomogenisasi

Dilakukan pengenceran bertingkat

Media

Disterilisasi pada 2 atm, 121C, 15 menit

Media steril
Diinokulasi
Kantong Plastik Hitam

Diinkubasi suhu 30C selama 2-4


minggu

Ditimbang (3 gr)
Kultur positif ditandai dengan
pembentukan zona bening
Dipotong (1x1 cm2)
Diukur zona hidrolitiknya
Isolat Positif

NA
Ruang Akustik
Diukur Jumlah Bakteri Secara
Berkala
Ditimbang Sisa Berat
PE
Hasil

15

Lampiran 4. Koding Minimum Sistem Pada BASCOM-AVR IDE [2.0.7.3]


a. Trial LED
$regfile "m16def.dat"
$crystal = 11059200
Config Portc = Output
Dim Ulang As Byte
Dim Ulang2 As Byte
Do
Portc = &B11111111
Wait 3
For Ulang2 = 1 To 3
Gosub Nyalakanankiri
Next Ulang2
For Ulang2 = 1 To 5
Gosub Kembangkempis
Next Ulang2
Loop
Nyalakanankiri:
For Ulang2 = 1 To 7
Rotate Portc , Left
Waitms 100
Next Ulang
Return
Kembangkempis:
Portc = &B00000001
Waitms 500
Portc = &B00000010
Waitms 500
Portc = &B00000100
Waitms 500
Portc = &B00001000
Waitms 500
Portc = &B00010000

16

Waitms 500
Portc = &B00100000
Waitms 500
Portc = &B01000000
Waitms 500
Portc = &B10000000
Waitms 500
Return
End
b. Pemberian control suhu 37oC
$regfile = "m16def.dat"
$crystal = 1000000
Config Lcd = 16 * 2
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portd.4 , Db5 = Portd.5 , Db6 = Portd.6 , Db7
= Portd.7 , E = Portd.0 , Rs = Portd.1
Config Adc = Single , Prescaler = Auto
Deflcdchar 0 , 12 , 18 , 18 , 12 , 32 , 32 , 32 , 32
Deflcdchar 1 , 32 , 4 , 12 , 28 , 28 , 32 , 32 , 32
Deflcdchar 2 , 32 , 4 , 14 , 31 , 31 , 32 , 32 , 32
Deflcdchar 3 , 32 , 4 , 14 , 31 , 31 , 7 , 6 , 4
Deflcdchar 4 , 32 , 4 , 14 , 31 , 31 , 31 , 14 , 4
Deflcdchar 5 , 32 , 32 , 32 , 32 , 32 , 32 , 32 , 32
Dim A As Word
Dim B As Byte

B=1
Start Adc
Cursor Off
Cls
Locate 2 , 1

17

Lcd "avrprojects.info"
Do
A = Getadc(0)
A=A/2
Locate 1 , 2
Lcd "Temp =" ; A ; Chr(0) ; "c "
Locate 1 , 16
Lcd Chr(b)
Waitms 500
Incr B
If B > 6 Then B = 1
Loop
End

18

Lampiran 5. Tabel Rincian Data Performansi Minimum Sistem Pada


Perlakuan Suhu
Perfomansi
Minsis
Data ke Hasil LCD
15'
30'
45'
60'
75'
90'
105'
120'
135'
150'
165'
180'

Hasil
termometer
36
36
37
37
37
37
36
36
37
37
37
36

36
36
37
37
37
37
37
36
37
37
37
36

Perhitungan prosentasi performansi


Rata-rata Hasil Pada Pembacaan LCD = (5*36+7*37):12 = 36,583333333
Rata-rata Hasil Pada Pembacaan Thermometer
= (4*36+8*37):12= 36,6666667
Performansi = (Rata-rata Pembacaan Pada LCD : Rata-rata Pembacaan Pada
Thermometer) * 100%
= 99,77%

19

Lampiran 6. Grafik Performansi Minsis Pada Perlakuan Suhu


37.2
37
36.8
36.6
36.4
36.2
36
35.8
35.6
35.4

Hasil LCD
Hasil termometer

20

Lampiran 7. Rincian Data Performansi Kekedapan Ruang Akustik satuan


dB
Data
Ke
10'
20'
30'
40'
50'
60'
70'
80'
90'
100'

Intensitas di dalam
Intensitas di luar Ruang
Ruang
30.5
40
32.2
35.8
39
31.7
36.1
35.4
39
34.5

1
1.4
1.5
1.1
1.3
1
1.3
1.4
1.5
1.1

Rata-rata Intensitas di luar Ruang = 35,42 dB


Rata-rata Intensitas di dalam Ruang = 1,26 dB
Prosentase Performansi Ruang Akustik = (35,42-1,26): 35,42 * 100%
= 96,44%

21

Lampiran 8. Grafik Performansi Kekedapan Ruang Akustik


45
40
10'
35

20'
30'

30

40'

25

50'
20

60'

15

70'
80'

10

90'

100'

0
Intensitas di luar Ruang

Intensitas di dalam Ruang

22

Lampiran 9. Design Ruang Akustik


Ruang akustik merupakan ruangan (terbuat dari kaca setebal 1 cm)
berukuran 60x60x25 cm3, terdiri dari lampu ultraviolet, speaker, amplifier, dan
lampu penghangat. Ruang akustik digunakan untuk memberikan perlakuan
audible sound frequency sebesar 1 KHz, 5 KHz, 15 KHz dengan intensitas sebesar
100 dB serta dengan suhu stabil 37oC. Berikut adalah gambar design ruang
akustik secara lengkap:

Vous aimerez peut-être aussi