Vous êtes sur la page 1sur 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Penulisan ini memiliki beberapa tujuan. Diantaranya untuk mengetahui
defenisi, tujuan, dan manfaat dari analisis klaster. Selain itu juga untuk
mengetahui metode pengelompokkan dalam analisa klaster. Kemudian untuk
memahami cara penggunaan analisis klaster dalam penelitian, terutama dalam
bidang manajemen agroindustri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Analisis Klaster
Cluster analysis is a quantitative method of classatication and analytical
technique for grouping objects based on the characteristics they process and
there by developing meaningful subgroups of individuals or objects. It originated
in psychology in the 1930s where the related term of patern analysis is also
used. By virtue of its manifold usage in such diverse disciplines as psychology,

biology, sociology, Economics, cngineering, and business it has been refered to


as Q analysis. typology construction, classification analysis, and numerical
taxonomy (Leirneister, 2010).
Analisis Cluster adalah suatu metode kuantitavie dari klasifikasi dan
teknik analisis dari pengelompokan objek berdasarkan karakteristik proses
mereka dan melalui pembentukan subgrup yang berarti dari individu-individu
atau objek. Hal itu berasal dari psikologi di tahun 1930an dimana istilah untuk
analisis pola juga digunakan. Melalui penggunaan kebijakan manifold dalam
disiplin ilmu yang beragam seperti psikologi, biologi, sosiologi, ekonomi, teknik,
dan

bisnis telah disebut

sebagai

analisis-Q,

konstruksi,

tipologi,

analisis

klasifikasi, dan taksonomi numerik (Leirneister, 2010).


Cluster atau klaster dapat diartikan kelompok, dengan demikian analisis
klaster akan menghasilkan sejumlah klaster (kelompok). Analisis ini diawali
dengan pemahaman bahwa sejumlah data sejumlah data tertentu sebenarnya
mempunyai kemiripan diantara anggotanya. Oleh karena itu dimungkinkan untuk
mengelompokkan anggota-anggota yang mirip atau memiliki karakteristik yang
serupa dalam satu atau lebih dari satu klaster (Supranto, 2007).
2.2 Tujuan Analisis Klaster
Cluster analysis have the purpuse. The purpose of cluster analysis is to
group and distinguish comparable units, and to separate them from differing
units. Hence, in cluster analysis one attempts to construct groups of objects or
variables in such a way that the objects (variables) in a cluster have great
similarity between each other but show little similarity with objects (variables)
outside that cluster (Bijnen, 2012).
Analisis cluster memiliki tujuan. Tujuan dari analisis cluster adalah untuk
mengelompokkan dan membedakan unit sebanding, dan untuk memisahkan
mereka dari unit yang berbeda. Oleh karena itu, analisis klaster merupakan salah
satu upaya untuk membangun kelompok objek atau variabel sedemikian rupa
bahwa benda-benda (variabel) dalam sebuah cluster memiliki 'besar' kesamaan
antara satu sama lain, tetapi menunjukkan 'sedikit' kesamaan dengan objek
(variabel) luar gugus (Bijnen, 2012).
Tujuan utama analisis cluster adalah mengelompokkan objek-objek
berdasarkan kesamaan karakteristik di antara objek-objek tersebut. Objek dapa
berupa produk, benda, maupun orang. Objek akan dikalsifikasikan ke dalam satu

atau lebih cluster sehingga objek-objek yang berada dalam satu cluster akan
mempunyai kemiripan satu sama lain (Santoso,2006).
2.3 Manfaat Analisis Klaster
Secara garis besar fungsi dari analisis cluster adalah Untuk menerapkan
dasar- dasar pengelompokan dengan lebih konsisten. Dapat pula analisis cluster
digunakan untuk mengembangkan suatu metode generalisasi secara induktif.
Dengan kata lain, induktif yaitu pengambilan kesimpulan secara umum dengan
berdasarkan fakta fakta khusus (Hamdani, 2007).
The usefulness of cluster analysis quite a lot, among others, determine
the typology and describe the nature. What is meant by typology is finding a
typology that fits with the character object studied. While the definition of the
nature description is to describe nature - nature or characteristics of each - each
group or cluster (Shasha, 2011).
Kegunaan dari analisis cluster cukup banyak, antara lain menentukan
tipologi dan mendiskripsikan sifat. Yang dimaksud dengan tipologi adalah
menemukan tipologi yang cocok dengan karakter obyek yang diteliti. Sedangkan
yang dimaksud dengan pendeskripsian sifat adalah mendeskripsikan sifat sifat
atau karakteristik dari masing masing kelompok atau cluster (Shasha, 2011).
2.4 Metode Pengelompokkan dalam Analisis Klaster
Metode pengelompokkan dalam analisis klaster yang pertama adalah
pengelompokkan berbasis hirarki. Metode ini menghasilkan pengelompokkan
seperti tree atau dendogram. Pada level puncak tree setiap objek dinyatakan
sebagai kluster terpisah. Pada level tengah jumlah kluster berkurang dan pada
level terbawah semua objek dikelompokkan menjadi 1 kluster. Salah satu metode
yang tergolong kedalam metode hirarki dan paling sering digunakan adalah
agglomerative hierarchial (Putra, 2010).
Non hierarchical clustering method requires specifying the number of
clusters beforehand which by itself is variable. Determining the number of
clusters is a challenging task and requires experience. Non hierarchical consist
of a constantly increasing ranking of cluster strengths as the groups
progressively tend to be a part of larger cluster (Nikolaides, 2015).
Metode pengelompokan non hirarkis membutuhkan penentuan jumlah
cluster sebelumnya yang dengan sendirinya adalah variabel. Menentukan jumlah

cluster adalah tugas yang menantang dan membutuhkan pengalaman. Non


hirarkis terdiri dari peringkat terus meningkat dari kekuatan klaster sebagai
kelompok progresif cenderung menjadi bagian dari cluster yang lebih besar
(Nikolaides 2015).
2.5 Penelitian Manajemen Agroindustri Menggunakan Analisis Klaster

2.1 Defenisi Analisis Klaster

2.2 Tujuan Analisis Klaster

2.3 Manfaat Analisis Klaster


2.4 Metode Pengelompokkan dalam Analisis Klaster

2.5 Penelitian Manajemen Agroindustri Menggunakan Analisis Klaster


(JURNAL)

Vous aimerez peut-être aussi