Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Penulisan ini memiliki beberapa tujuan. Diantaranya untuk mengetahui
defenisi, tujuan, dan manfaat dari analisis klaster. Selain itu juga untuk
mengetahui metode pengelompokkan dalam analisa klaster. Kemudian untuk
memahami cara penggunaan analisis klaster dalam penelitian, terutama dalam
bidang manajemen agroindustri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Analisis Klaster
Cluster analysis is a quantitative method of classatication and analytical
technique for grouping objects based on the characteristics they process and
there by developing meaningful subgroups of individuals or objects. It originated
in psychology in the 1930s where the related term of patern analysis is also
used. By virtue of its manifold usage in such diverse disciplines as psychology,
sebagai
analisis-Q,
konstruksi,
tipologi,
analisis
atau lebih cluster sehingga objek-objek yang berada dalam satu cluster akan
mempunyai kemiripan satu sama lain (Santoso,2006).
2.3 Manfaat Analisis Klaster
Secara garis besar fungsi dari analisis cluster adalah Untuk menerapkan
dasar- dasar pengelompokan dengan lebih konsisten. Dapat pula analisis cluster
digunakan untuk mengembangkan suatu metode generalisasi secara induktif.
Dengan kata lain, induktif yaitu pengambilan kesimpulan secara umum dengan
berdasarkan fakta fakta khusus (Hamdani, 2007).
The usefulness of cluster analysis quite a lot, among others, determine
the typology and describe the nature. What is meant by typology is finding a
typology that fits with the character object studied. While the definition of the
nature description is to describe nature - nature or characteristics of each - each
group or cluster (Shasha, 2011).
Kegunaan dari analisis cluster cukup banyak, antara lain menentukan
tipologi dan mendiskripsikan sifat. Yang dimaksud dengan tipologi adalah
menemukan tipologi yang cocok dengan karakter obyek yang diteliti. Sedangkan
yang dimaksud dengan pendeskripsian sifat adalah mendeskripsikan sifat sifat
atau karakteristik dari masing masing kelompok atau cluster (Shasha, 2011).
2.4 Metode Pengelompokkan dalam Analisis Klaster
Metode pengelompokkan dalam analisis klaster yang pertama adalah
pengelompokkan berbasis hirarki. Metode ini menghasilkan pengelompokkan
seperti tree atau dendogram. Pada level puncak tree setiap objek dinyatakan
sebagai kluster terpisah. Pada level tengah jumlah kluster berkurang dan pada
level terbawah semua objek dikelompokkan menjadi 1 kluster. Salah satu metode
yang tergolong kedalam metode hirarki dan paling sering digunakan adalah
agglomerative hierarchial (Putra, 2010).
Non hierarchical clustering method requires specifying the number of
clusters beforehand which by itself is variable. Determining the number of
clusters is a challenging task and requires experience. Non hierarchical consist
of a constantly increasing ranking of cluster strengths as the groups
progressively tend to be a part of larger cluster (Nikolaides, 2015).
Metode pengelompokan non hirarkis membutuhkan penentuan jumlah
cluster sebelumnya yang dengan sendirinya adalah variabel. Menentukan jumlah