Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Dita Citra Andini
22020113140096
Dwi Kusdiyani
22020113120048
22020113120044
A.13.1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut World Heatlh Organization penyakit kardiovaskuler
adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan
pembuluh darah. Penyakit kardiovaskuler yang paling umum yaitu
penyakit jantung koroner dan stroke. Menurut World Heatlh Organization
(WHO), pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 17,5 juta kematian
penduduk dunia diakibatkan oleh sebanyak 7,4 juta disebabkan penyakit
jantung koroner dan 6,7 juta disebabkan oleh stroke. Persentase tersebut
sebayak 31 % dari seluruh kematian persetase dunia. Menurut Departemen
Kesehatan (2013), penyakit jantung koroner di Indonesia sebesar 0,5 %
atau diperkirakan sekitar 883.447 penduduk.
Penyakit Jantung Iskemik adalah penumpukan plak di arteri
jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung (American Heart
Association, 2013). Penyakit jantung iskemik dikenal juga penyakit
jantung koroner. Manifestasi penyakit jantung koroner yaitu sidrom
koroner akut. Mekanisme terjadi sindrom koroner akut yaitu kurangnya
suplai oksigen ke mikard yang disebabkan oleh adanya plak aterosklerosis
dan berkaitan dengan adanya proses inflamasi, trombosis, vasokontriksi
dan mikroembolisasi. Manifestasi klinis sindrom koroner akut yaitu angina
pektoris tidak stabil/APTS, STEMI/NONSTEMI. Pasien dengan APTS
dan NSTEMI harus beristirahat dengan pemantauan EKG untuk
mendeteksi iskemia dan aritmia.
Penatalaksanaan penyakit jantung koroner yaitu menggunakan
terapi farmakologi untuk mengendalikan faktor resiko dan diperlukan
pemantauan secara persisten. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang
profesional bertugas memantauan agar pengobatan penyakit jantung
kornoner berlangsung secara optimal, efektif dan efisien sesuai dengan
pedoman atau standar penatalaksaan penyakit jantung koroner. Oleh
karena itu, perawat harus mengetahui mengenai penyakit jantung koroner
BAB II
LANDASAN TEORI
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK
1. PENGERTIAN
Iskemik adalah kondisi dimana aliran darah (termasuk oksigen di
dalamnya) berkurang pada bagian tubuh tertentu. Iskemik jantung yaitu
penurunan suplai darah dan oksigen untuk otot jantung. Ischemic Heart
Disease adalah istilah yang diberikan pada masalah jantung yang
diakibatkan oleh arteri jantung. Ketika arteri mengalami penyempitan,
suplai darah dan oksigen untuk otot jantung berkurang. Hal ini disebut
dengan penyakit arteri coroner dan penyakit jantung coroner (American
Heart Association, 2015).
2. ETIOLOGI
Penyebab penyakit
jantung iskemik
adalah
aterosklerosis
akibat
supravalvar
pada
pasien
muda
dengan
riwayat
seperti
(kimia
klinik:
kolestrerol,
Listen
a. Mengkaji suara nafas tambahan seperti snoring (lidah jatuh
kebelakang sehingga jalan nafas tersumbat), gurgling (terdapat
cairan di jalan nafas seperti darah).
Feel
a. Mengkaji hembusan nafas spontan, apabila pasien terpasang ETT
rasakan hembusan nafas yang keluar dari ETT.
3) Breathing
Look
a. Mengkaji respiratory rate dalam satu menit, pola nafas seperti
hiperventilasi, hipoventilasi dan irama nafas regular atau irregular.
b. Mengkaji terdapat otot bantu nafas seperti rektraksi intercostalis
dan otot diafragma.
c. Mengkaji alat bantu nafas seperti ventilator atau nafas spontan
seperti masker. Apabila menggunakan ventilator, kaji mode yang
digunakan.
d. Pada pasien dengan ischemic heart disease, nyeri dada menjadi
hambatan bernafas spontan, posisi mempengaruhi perpindahan
cairan serta aktivitas mempengaruhi pernafasan.
Listen
a. Mengkaji suara nafas dengan pemeriksaan auskultasi. Suara nafas
tambahan seperti wheezing, ronkhi, crakles.
Feel
a. Mengkaji hembusan nafas spontan yang keluar dari jalan nafas
seperti mulut, hidung. Apabila menggunakan ETT, hembusan nafas
yang keluar melalui ETT.
4) Disability
a. Mengkaji keadaan umum seperti somnolent, sopor atau apatis.
b. Mengkaji GCS
c. Melebaran pupil
d. Rangsangan pupil terhadap cahaya
e. Kekuatan otot atau rentang pergerakan ekstremitas
5) Exposure
a. Mengkaji adanya oedem di ekstremitas dan kaji adanya asites.
Pada pasien yang mengalami penyakit jantung iskemik biasanya
terdapat edema di ekstremitas karena kerusakan jantung sebelah
kanan
b. Mengkaji adanya fraktur
c. Mengkaji alat bantu yang terdapat di tubuh seperti alat bantu nafas
(terpasang ETT), terpasang kateter dan infus
d. Mengkaji suhu tubuh
7. PENGKAJIAN SEKUNDER
1) Allergies
Mengkaji pasien memiliki alergi obat atau makanan tertentu.
2) Medication
Mengkaji apakah pasien mengonsumsi obat setiap hari atau sedang
menjalankan pengobatan apa atau telah minum obat apakah untuk
mengatasi keluhannya.
3) Past Illness
Mengkaji riwayat penyakit pasien seperti hipertensi, diabetes atau
tindakan operasi yang pernah dilakukan.
4) Last Meal
Mengkaji makanan yang di konsumsi pasien, kemungkinan makanan
terakhir dapat mempengaruhi kondisi pasien.
5) Event
Mengkaji peroses terjadinya yang dialami oleh pasien hingga sampai
ke rumah sakit.
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Penurunan curah jantung b.d perubahan fungsi jantung (preload,
afterload, kontraktilitas, perubahan volume sekuncup)
2) Ketidakfektifan pola nafas b. d keletihan, keletihan otot pernafasan,
posisi yang menghambat ekspansi paru
3) Nyeri kronis b.d gangguan iskemik
4) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi,
perubahan membrane alveolar dan kapiler
5) Ansietas b.d perubahan status kesehatan, ancaman kematian
6) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (NANDA, 2015-2017).
9. INTERVENSI
1) Penurunan curah jantung b.d perubahan fungsi jantung (preload,
afterload, kontraktilitas, perubahan volume sekuncup)
Intervensi:
a. Cardiac Care
a) Evaluasi adanya nyeri dada (PQRST) apabila menggunakan
ventilator (CPOT)
b) Catat adanya disritmia jantung
c) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
lama
nyeri
akan
hilang,
antisipasi
mempengaruhi
terhadap
respon
bantu pernafasan
Monitor suara nafas seperti snoring
Monitor kelelahan otot diafragma
Auskultasi suara paru setelah tindakan
Catat lokasi trakea
prognosis
Dorong keluarga untuk menemani anak
Identifikasi tingkat kecemasan
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
tenaga
rehabilitasi
medik
dalam
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M
DENGAN ISKEMIK HEARTH DISEASE (IHD)
DI RUANG ICU RSUD TUGUREJO SEMARANG
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Nama
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Alamat
e. Agama
f. Diagnosa medis
g. No. RM
: 15 September 2016
: 15 September 2016/ 02.00 WIB
: Tn. M
: 30 tahun
: Laki-laki
: KH Abdul Kudus RT 02/11 Kendal Pegandon
: Islam
: Iskemik hearth disease (IHD)
: 493423
Pengkajian Primer
a. Airway
Look
Listen
Feel
ETT
b. Breathing
Look
Listen
Feel
ETT
c. Circulation
CRT
: < 3 detik
HR
: 101 kali/menit
TD
: 119/85 mmHg
MAP
: 96 mmHg
Konjungtiva
: Merah muda
Tanda sianosis
: Tidak ada
d. Disability
Kesadaran
: Delirium
GCS
: E3M5VETT
Pupil
Reaksi cahaya
: (+)
Kekuatan otot
Keterangan
0 : Tidak ada kontraksi
1 : Terdapat kontraksi tetapi tidak bisa bergeser
2 : Hanya ada pergeseran atau gerakan sendi
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi tapi tidak bisa
melawan gravitasi
2. Pengkajian Sekunder
a. Symptoms
Klien mengalami penurunan kesadaran.
b. Allergies
Istri klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat
maupun makanan.
c. Medication
Istri klien mengatakan bahwa klien tidak mengonsumsi obat apapun.
d. Past Illnes
Istri klien mengatakan bahwa klien memiliki diabetes.
e. Last Meal
Istri klien mengatakan bahwa sebelum mengalami penurunan kesadaran
klien mengonsumsi makanan seperti biasa yaitu nasi dan ayam goreng.
f. Event
: 119/85 mmHg
HR
: 101 kali/menit
RR
: 23 kali/menit
: 36,8 0C
3) BB dan TB
BB
: 105 kg
TB
: 170 cm
IMT
: 36,33 (overweight)
Bagian
Keterangan
Inspeksi: Bentuk simetris, penyebaran rambut merata,
Kepala
Mata
Hidung
(NGT)
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan penonjolan massa
Inspeksi: Bentuk simetris, tidak terdapat serumen pada
Telinga
Wajah
terdapat lesi
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
Mulut &
Gigi
Leher
Dada dan
Paru
Abdomen
parut
Auskultasi: Bising usus klien 6 kali/menit
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi: Tedengar suara timpani di semua kuadran
abdomen
Atas
Inspeksi: Tidak terdapat edema pada kedua tangan dan
mengalami clubbing finger, CRT < 3 detik
Genetalia
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 16 September 2016
Pemeriksaan
Hasil
Kimia Klinik (Serum) B
Kolesterol Total
206 (H)
Satuan
Nilai Normal
mg/dL
Kolesterol HDL
39,5 (L)
mg/dL
157,9
mg/dL
4,2
g/dL
<200: Desirabele
200-239: Borderline High
>= 240: High
<= 40: Low (Kurang Baik)
>= 60: High (Baik)
< 100: Optimal
100-129: Near Optimal
130-159: Borderline High
160-189: High
> 180: Very High
3,2-5,2
Kolesterol
LDL
Direk
Albumin
Satuan
Nilai Normal
mmHg
mmHg
mmol/L
7,35-7,45
35-45
80-100
(-)2-3
RNF
22-33
RNF
mmol/L
g/dL
RNF
90-100
RNF
RNF
mmol/L
0.0-1.3
RNF
RNF
RNF
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Lekosit
18,52
10^3/uL
3,8-10,6
Eritrosit
6,47
10^6/uL
4,4-5,9
Hemoglobin
15,90
g/dL
13,2-17,3
Hematokrit
56,50
MCV
87,30
fL
80-100
MCH
24,60
Pg
26-34
MCHC
28,10
g/dL
32-36
285
10^3/uL
150-440
Trombosit
RDW
13,90
FLCR
27,7
40-52
11,5-14,5
Diff Count
Eosinofil
0,06
10^3/uL
0,045-0,44
Basofil Absolute
0,05
10^3/uL
0-0,2
Netrofil Absolute
15,74
10^3/uL
1,8-8
Limfosit Absolute
1,48
10^3/uL
0,9-5,2
Monosit Absolute
1,19
10^3/uL
0,16-1
Eosinofil
0,30
2-4
Basofil
0,30
0-1
Neutrofil
85,00
50-75
Limfosit
8,00
25-40
Monosit
6,40
2-8
4,84
mmol/L
3,5-5,0
Natrium
136,7
mmol/L
135-145
Chlorida
100.0
mmol/L
95-105
158
mg/dL
<125
Glukosa Sewaktu
Hasil
Satuan
Nilai Normal
SGOT
56
U/L
0-35
SGPT
42
U/L
0-35
Ureum
28,0
mg/dL
10,0-50,0
Kreatinin
1,25
mg/dL
0,70-1,10
Kalsium
8,4
mg/dL
0,1-10,4
Satuan
Nilai Normal
mmHg
mmHg
mmol/L
7,35-7,45
35-45
80-100
(-)2-3
RNF
22-33
RNF
mmol/L
g/dL
RNF
90-100
RNF
RNF
mmol/L
0.0-1.3
RNF
RNF
RNF
4. Terapi Medis
Nama Obat
Dosis
Ringer Laktat
1x500 ml
Cara
Indikasi
Kontraindikasi
Efek Samping
Pemberian
IV (Infus Merupakan larutan infus Hiperhidrasi, hipernatremia, Panas, iritasi atau infeksi
Pump)
untuk
memelihara hiperkalemia,
keseimbangan
atau fungsi
mengganti
Levosol
ISDN
0,05
IV
/kgBB/menit
(Syringe
3x5 mg
Pump)
Oral
ginjal,
hati trombosis
asidosis laktat.
atau
flebitis
tempat
tubuh.
Hipotensi akut dan henti Hipertensi
ekstravasas
Hipertensi, sakit kepala,
jantung
brakikardia,
dada
disebabkan
yang nitrat,
hipotensi
oleh hipovolemia,
aritmia,
iskemia perifer
terhadap Sakit kepala berdenyut,
penyuntikan,
dan muka
merah,
kardiopati hipotensi
hipertrofik, takikardi
pusing,
postural,
(dapat
terjadi
perikarditis
berat,
perdarahan
trauma
otak,
Aspilet
1x80 mg
Oral
Pengobatan
pencegahan
saluran
pektoris
infark
peningkatan
demam,
perdarahan,
dan
miokardial,
nyeri
pencernaan,
waktu
hipotrombinemia,
reaksi
hipersensitifitas,
pusing,
1x2,5 mg
Oral
Bisoprolol
di
indikasikan
- Hipersensitif
hipertensi,
bisa
digunakan
sebagai
monoterapi
atau
dikombinasikan dengan
antihipertensi lain.
Bisoprolol
dikontraindikasikan
pada
II
atau
III,
bradikardia sinus.
Spironolacton
Oral
Hipertensi
keadaan
esensial, Insufisiensi
edematosa kerusakan
ginjal
ginjal,
akut, gejala-gejala
anuria pencernaan
saluran
termasuk
diare,
ngantuk,
dalan
perut)
&
di atas normal).
rongga
sindroma
tetapi
segera
nefrotik.
(biduran/kaligata),
kekacauan mental, demam
karena
obat,
(gangguan
Citicolin
5x500
IV
- Kehilangan
kesadaran
Hipersensitif
akibat citicoline
kerusakan
otak,
ataksia
koordinasi
pusing,
kejang,
nausea,
anoreksia,
nilai
operasi
pada
otak
dan
serebral infark
pemeriksaan
laboratorium,
- Percepatan
rasa
hangat,
diplopia,
perubahan
rehabilitasi
atau malaise
pasien
pasca
hemiplegia
Mecobalamin
1x1
IV
apoplektik
Obat ini adalah bentuk Alergi
komponen
pembentuk
sel
saraf
baru. Methycobal
diindikasikan
untuk
kekurangan
gejala
tepi
penderita
penderita
vitamin
Piracetam
4x3 gr/15 ml
IV
Gejala
pasca
trauma
disfungsi
serebral
insufiensi
sirkulasi
serebral,
- Hipernatremia
- Kelainan ginjal
- Kerusakan sel hati
- Laktat asidosis
- Panas
- Infeksi
pada
tempat
penyuntikan
- Thrombosis vena
- Ekstravasasi
penyakit
Furosemid
3x1
IV
serebrovaskuler
Furosemide
adalah
obat
pertama
pengobatan
dan
sembelit,
edema
gagal
kadar
jantung
kongestif,
hati,
dan
ginjal,
sirosis
penyakit
termasuk
sindrom nefrotik.
-
diare,
Sebagai
tambahan
terapi
untuk
gula
(hiperglikemia)
darah
paru
saat
diuresis
Furosemide
digunakan juga untuk
pengobatan
hipertensi,
tunggal
baik
maupun
dikombinasikan
dengan obat diuretik
lain, seperti triamtene
atau spironolactone
B. ANALISA DATA
NO
1.
DATA FOKUS
MASALAH
Ds:
- Istri
Ketidakefektifan
klien
bahwa
mengatakan bersihan
klien
sesak napas
- Istri klien
ETIOLOGI
Penumpukan
jalan sekret
mengalami napas
mengatakan
suara
napas
mengeluarkan sekret
Ds:-
Penurunan
Do:
jantung
- Oedem pulmo
- RR 23 x/menit
bunyi
napas
tambahan gurgling
- TD 119/85 mmHg
- Hasil EKG menunjukkan:
Sinus Takikardia
kontraktilitas
jantung
curah Perubahan
TTD
Possible
Left
Atrial
Enlargement
Right Axis Deviation
Right
Ventricular
Hypertrophy
[Summary] Abnormal
3.
Disfungsi
Do:
penyapihan
PCV
(pressure
control ventilation), I : E
(1:2), FiO2 75, PEEP 7,
VTE 294, P. Control 15
- Klien menggunakan otot
bantu pernapasan (abdomen
paradoksial)
- RR 31 kali/menit
- SPO2 86%
- PH 7,39
- PCO2 60
- HCO3 35,7
(Hasil BGA menunjukkan
asidosis respiratorik)
- HR 101 x/menit (takikardi)
- Terdapat
bunyi
napas
tambahan gurgling
- Tingkat kesadaran delirium
- Klien tampak gelisah
- Hasil
pemeriksaan
foto
thoraks
Cor
: Cardiomegali
respons Ketidakefektifan
bersihan
napas
pulmo)
jalan
(oedem
(suspect LV-LA)
Pulmo :
Oedema
Pulmo, Gambaran
Bronkopneumonia
Suspect Efusi pleura kiri
Ujung ET setinggi V
Thoracal I-II
4.
Ds:-
Resiko Infeksi
Pemasangan
Do:
selang
ETT
(Endotracheal
Tube)
(Endotracheal Tube)
C. PRIORITAS MASALAH
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas jantung (NANDA
2015-2017 : 00029)
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret (NANDA
2015-2017 : 00031)
3. Disfungsi respons penyapihan ventilator b.d ketidakefektifan bersihan jalan
napas (oedem pulmo) (NANDA 2015-2017 : 00034)
4. Resiko infeksi b.d pemasangan selang ETT (Endotracheal Tube) (NANDA
2015-2017 : 00004)
D. RENCANA KEPERAWATAN
NO.
1.
DX. KEP.
TUJUAN
Penurunan curah
Setelah
kontraktilitas jantung
(NANDA 2015-2017 :
penurunan
00029)
dilakukan
INTERVENSI
curah
b.d
darah
TTD
dalam
rentang
status
pernapasan
yang
menjadi
ortopnea
6. Lakukan perekaman EKG untuk mengetahui
status kardivaskuler
7. Hitung balance cairan
Vital Sign Monitoring
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan RR
2. Monitor adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor jumlah dan irama jantung
Ketidakefektifan
Setelah
dilakukan
penumpukan
sekret
dapat
sebelum
prosedur
dilakukan.
5. Hentikan suction dan berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan brakikardi dan peningkatan
SaO2.
6. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
setelah tindakan suction selesai.
Airway Management
1. Kaji kepatenan jalan napas
2. Kaji suara napas tambahan
3. Berikan posisi semifowler untuk memaksimalkan
ventilasi.
4. Lakukan tindakan suction
Disfungsi
respons Setelah
penyapihan
b.d
ketidakefektifan disfungsi
bersihan
dilakukan
jalan
respons
napas ventilator
b.d
penyapihan
ketidakefektifan
(oedem pulmo)
bersihan jalan napas dapat berkurang,
(NANDA 2015-2017 :
dengan kriteria hasil:
00034)
1. Mode ventilator klien dirubah
oksigenasi pasien
4. Monitor suara napas klien
ventilasi yang digunakan
3. RR 19 kali/menit
4. SPO2 94%
5. HR menjadi 86 x/menit
6. Sekret encer mudah di suction
7. Klien tampak nyaman
Resiko
infeksi
pemasangan
ETT
b.d Setelah
dilakukan
1. Tidak
menunjukkann
adanya
tanda-tanda infeksi
2. Leukosit menurun menjadi 15.000
lingkungan
aseptik
selama
pemasangan alat
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik
g/dl
Infection Protection
3. Selang ETT dan ventilator terlihat
1. Monitor tanda-tanda vital
bersih
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
4. Mulut klien bersih
3. Berikan perawatan oral hygiene
4. Anjurkan klien untuk beristirahat
5. Berikan edukasi tentang tanda dan gejala infeksi
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal
Jumat,
16
September
2016
Waktu
02.00
WIB
No.Dx
1,2,3,4
Implementasi
Monitor tanda-tanda vital
Respon
S:O:
- TD : 119/85 mmHg
- RR : 23 x/menit
TTD
- HR : 101 x/menit
- Suhu : 36.8C
1, 2
02.05
WIB
- SPO2 100%
- MAP 96 mmHg
02.15
S:-
WIB
2,4
S:O: Hasil:
- Sinus Takikardia
- Possible
Left
Enlargement
- Right Axis Deviation
- Right Ventricular Hypertrophy
- [Summary] Abnormal
03.15
WIB
03.20
2,4
1,2,3
Melakukan suction
Monitor saturasi oksigen dan RR klien
WIB
03.20
WIB
05.15
2,4
Atrial
WIB
05.20
WIB
06.15
2,4
1,2,3,4
Melakukan suction
Monitor tanda-tanda vital
WIB
07.00
WIB
2,4
S:O:
- TD : 124/69 mmHg
1,2
- RR : 20 x/menit
- HR : 114 x/menit
07.15
WIB
1,2,3,4
(ISDN
08.05
3x5
mg, Aspilet
1x80
mg,
WIB
08.15
WIB
- Suhu : 37C
- SPO2 100%
- MAP 82
mg)
Melakukan pengecekan GCS
1,2,3
Melakukan injeksi obat citicolin 2x500
08.15
WIB
mg/ml,
1,2,3
08.30
WIB
Mecobalamin
1x500
mg/ml,
piracetam 4x3gr/15 ml
Monitor saturasi oksigen dan RR klien
1,2,3,4
S:O: E4M5VETT
WIB
10.25
S:
WIB
Melakukan pengambil darah arteri
1,2,3,4
melalui NGT
WIB
14.00
WIB
17
07.00
1,2,3,4
WIB
O: Klien mengangguk
S:O:
- TD : 109/67 mmHg
2016
- RR : 27 x/menit
- HR : 121 x/menit
- Suhu : 36.8C
07.50
1,2
- SPO2 100%
WIB
1,2,3,4
08.00
WIB
08.30
WIB
1,2,3,4
5B)
Melakukan injeksi obat citicolin 2x500
08.40
WIB
mg/ml,
1
Mecobalamin
1x500
piracetam 4x3gr/15 ml
Monitor saturasi oksigen dan RR
11.30
mg/ml,
S:
O: Obat dimasukkan (sesuai dengan
5B)
WIB
1
13.45
berkurang
O: Klien
menggunakan
WIB
Minggu,
September
2016
18
07.00
WIB
oksigen
1,2,3,4
S:
O: Bag urine penuh 1500 cc
S:
O:
- TD : 135/65 mmHg
- RR : 27 x/menit
- HR : 106 x/menit
- Suhu : 37C
- SPO2 92%
08.00
1,2,3,4
WIB
- MAP 86
S:
mg, Aspilet 1x80 mg, Bisoprolol 1x2,5 O: Klien menghabiskan diet makanan
mg, spironolakton 1x25 mg, Atorvastatin dan obat oral masuk (sesuai dengan
08.15
WIB
1,2,3,4
1x20 mg)
5B)
Mecobalamin
1x500
mg/ml,
12.30
WIB
S:
O: Obat dimasukkan (sesuai dengan
5B)
S: Klien mengatakan sesak napasnya
berkurang
O: Terpasang
12.40
WIB
13.00
oksigen
dengan
3l/menit
S :O : tidak terdengar suara napas
WIB
tambahan
S: Klien mengatakan bersedia
O:
13.30
Monitor haluaran urine
WIB
No. Dx
I
Evaluasi
S:
O : TD : 124/69 mmHg
RR ; 20x/menit
HR : 114 x/menit
MAP 82
Dari hasil perekaman EKG, menunjukkan hasil :
- Sinus Takikardia
- Possible Left Atrial Enlargement
- Right Axis Deviation
- Right Ventricular Hypertrophy
- [Summary] Abnormal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi monitor status pernapasan, monitor adanya
TTD
II
III
IV
Sabtu, 17 September
2016
HR : 121 x/menit
SPO2 100%
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi monitor status pernapasan, monitor adanya
II
III
IV
S:O : Ventilator sudah di ekstubasi pada hari Jumat pukul 16.00 WIB
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kolaborasi pemerian terapi oksigen dan pemberian posisi
semifowler untuk memaksimalkan ventilasi
S:O : Klien dilakukan oral hygiene setiap 2 kali sehari
A : Masalah teratasi
Minggu, 18 September
2016
II
III
SpO2 : 92%
Klien terpasang nasal kanul dengan oksigen 4l/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi mengkaji status respirasi klien, pertahan kan
IV
S:O : Ventilator sudah di ekstubasi pada hari Jumat pukul 16.00 WIB
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kolaborasi pemerian terapi oksigen dan pemberian posisi
semifowler untuk memaksimalkan ventilasi
S:O : Klien dilakukan oral hygiene setiap 2 kali sehari
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi oral hygiene
BAB IV
PEMBAHASAN
Iskemik adalah kondisi dimana aliran darah (termasuk oksigen di
dalamnya) berkurang pada bagian tubuh tertentu. Iskemik jantung yaitu
penurunan suplai darah dan oksigen untuk otot jantung. Ischemic Heart
Disease adalah istilah yang diberikan pada masalah jantung yang
diakibatkan oleh arteri jantung. Ketika arteri mengalami penyempitan,
suplai darah dan oksigen untuk otot jantung berkurang. Hal ini disebut
dengan penyakit arteri coroner dan penyakit jantung coroner (American
Heart Association, 2015). Penyebab penyakit jantung iskemik yaitu
aterosklerosis yang dapat menyebabkan suplai oksigen ke jantung
khusunya ke miokardium menurun sehingga sebagai kompensasi terjadi
perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob yang menghasilkan asam
laktat. Peningkatan asam laktat dapat menimbulkan nyeri (angina
pektoris), kurangnya energi dan menurunkan pH sel (asidosis). Suplai
oksigen yang kurang juga dapat menimbulkan hipoksia, dan perubahan
metabolisme
menyebabkan
energi
berkurang
dan
asidosis
dapat
Evaluasipenanganankasusyaitupadapenangananbersihanjalan
nafas karena adanya secret berlebihan di selang endotrakeal. Prinsip
tindakansuctionyaitusterilkarenabertujuanuntukmencegahterjadinya
infeksinosocomialpadapasien.Perawatmelakukantindakansuctiontidak
menggunakanprinsipsterilterlihatdarisarungtanganyangdigunakandan
penggunaan cairan untuk membilas selang suction yaitu tidak
menggunakancairanNaClmelainkanmenggunakanairkeranbiasa.
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (AHA). (2015). Silent Ischemic and Ischemic Heart
Disease. Date Accesed on September 13rd, 2016.
Davey, P. (2006). Medicine at a Glance. Jakarta: EGC.
Djojodibroto, D. (2009). Respirology (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC.
Dochterman, J. M, & Bulechek, G. M. (2008). Nursing Intervension
Classification (NIC). (5th Ed.) United States of America: Morby.