Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Duval, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan memperthankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari tiap anggota.
Menurut WHO ( 1969 ), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
1) Terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan / hubungan
sedarah atau hasil adopsi.
2) Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.
3) Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran social.
4) Mempunyai kebiasaan / kebudayaan yang berasal dari masyarakat tetapi mempunyai keunikan
tersendiri.
d
Menurut Helvie ( 1981 ) keluarga adalah sekompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) keluarga adalah dua atau lebih dari
dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perangnya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan budaya.
Menurut Departemen Kesehatan R.I ( 1998 ) keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu atap
dalam keadaan saling bergantungan.
Dari pengertian tersebut diatas menunjukkan keluarga maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah :
Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan satu
sama lain.
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing masing mempunyai peran social
suami, istri, anak, kakak dan adik.
2. Struktur keluarga
a.
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dan sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2)
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5)
Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri
b. Struktur peran.
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat,
misalnya status sebagai istri / suami atau anak.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pada perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Anak anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial, dan spiritual (Nasrul Effendy, 1998 ).
c.
Keluarga inti (nuclear family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak anak
Keluarga besar (Extanded Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan saudara, sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d
e
Keluarga duda / janda (single family), keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama.
Keluarga kabitas (cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga. (Nasrul Effendy, 1998, hal 33 - 34 ).
4. Fungsi keluarga
a
Fungsi efektif
Berguna
untuk
pemenuhan
kebutuhan
psikososial.
Keberhasilan
melaksanakan fungsi efektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari suatu anggota
keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi efektif
adalah :
1) Saling mengasuh cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antara anggota
keluarga.
2) Saling menghargai.
3) Ikatan dan identifikasi.
b
Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi ini dimulai sejak
lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, dimana anggota keluarga
belajar disiplin, belajar tentang norma norma budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dalam keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dinilai dari tugas kesehatan
keluarga yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.
d
Fungsi reproduksi
Keluarga
berfungsi
untuk
meneruskan
kelangsungan keturunan
dan
Fungsi ekonomi
1)
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti
kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung ( ekonomi ).
Menabung untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak - anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan memberi prilaku anak
sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya
dalam sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat tingkat perkembangannya.
Dari berbagai fungsi diatas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluargannya,
adalah :
a
Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia
kebutuhannya.
Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatnya selalu
terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak anak yang sehat baik fisik, mental,
sosial dan spritual.
Asah, adalah memenuhi kebutuhan anak , sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri
dalam mempersiapkan masa depannya.
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan mendirikan kasih sayang kepada anak, karena
pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada orang tuannya. Dan kondisinya
masih sangat lama.
d
Tujuan umum.
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan.
Tujuan khusus.
3) Meningaktkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi
masalah kesehatan para anggotannya.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
5) Meningakatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
3. Peranan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga,ada beberapa peranan yang
dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah :
a
Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan mudah
dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan
pemecahannya.
Pendidikan kesehatan, peran dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga
dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
Penyuluhan dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar terhadap keluarga.
4. Hambatan hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga.
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah :
a
1) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi seperti : transportasi.
2) Kondisi alam (geografis yang sulit).
3) Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa).
4) Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga.
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif
seluruh keluarga dalam merumuskan maslah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
Lebih mengutamakan kegiatan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan
kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar / perawatan dirumah.
Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara :
1) Mengadakan kontak dengan keluarga.
2)
Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan mereka.
3)
Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas
tugas keluarga dalam bidang kesehatan
1) Sifat masalah
2) Kemungkinan masalah untuk diubah
3) Potensi menghindari masalah
4) Persepsi keluarga terhadap masalah.
g
Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan keluarga sesuai dengan urutan
prioritas :
1) Menentukan tujuan yang realistis
2) Merencanakan pendekatan dan tindakan
3) Menyusun standar dan kriteria evaluasi.
Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun.
Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan
merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
Pengkajian ( assessment ).
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur
keadaan klien ( keluarga ) dengan memakai norma norma kesehatan keluarga maupun sosial,
yang merupakan system yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya, dasar
pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu ukuran atau suatu penilaian
mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma norma yang diambil dari
kepercayaan, nilai nilai, prinsip prinsip, aturan aturan, harapan harapan, teori teori,
konsep konsep yang berkaitan dengan permasalahan,
Yang termasuk dalam tahap ini adalah :
a)
b)
c)
d)
e)
Pengumpulan data
Analisa data
Perumusan masalah
Prioritas masalah
Menegakkan diagnosa keperawatan.
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
1. Wawancara
: yang berkaitan dengan hal hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental,
2. Pengamatan : pengamatan terhadap hal hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah
dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik,
misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi : studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak, diantaranya melalui
Kartu Menuju Sehat ( KMS ), kartu keluarga dan catatan catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
dan keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik misalnya : kehamilan, kelainan organ tubuh
dan tanda tanda penyakit.
Data data yang perlu dikumpulkan meliputi hal hal sebagai berikut
2) Analisa data
Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
a). Keadaan kesehatan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
(1) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga dan sebagainya.
(2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.
(3) Keadaan gizi anggota keluarga.
(4) Status imunisasi anggota keluarga
(5) Kehamilan dan keluarga berencana
3) Perumusan masalah
Diambil sesuai dengan penganalisa praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa
konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum
mengembil keputusan.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang perawat selalu
mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dan
ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
4) Tipologi masalah kesehatan dan keperawatan.
a). Ancaman kesehatan : adalah keadaan keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,
kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk ancaman
kesehatan, adalah :
(1) Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes mellitus dan sebagainya.
(2) Keluarga / anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC, gonore, hepatitis
dan sebagainya.
(3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
keluarga, seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga kecil.
(4) Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan disembarangan,
tangan rumah terlalu curam.
(5) Kekurangan atau kelebihan gisi dari masing masing anggota keluarga.
(6) Keadaan keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain:
adalah saat saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam
menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi
krisis adalah :
(1) Perkawinan
(2) Kehamilan
(3) Persalinan
(4) Masa nifas
(5) Menjadi orang tua
(6) Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
(7) Abortus
(8) Anak masuk sekolah
(9) Anak remaja
(10) Kehilangan pekerjaan
(11) Kematian anggota keluarga
(12) Pindah rumah
5) Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas tugas kesehatan dan keperawatan
a). Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan dengan :
(1) Kurang pengetahuan ketidaktahuan fakta
(2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
(3) Sikap dan falsafah hidup
b). Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat
berhubungan dengan :
(1) Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
(2) Masalah kesehatan begitu tidak menonjol
(3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan kurangnya
sumber daya keluarga
(4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
(5) Ketidakcocokan pendapat dari anggota anggota keluarga
(6) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
(7) Takut dari akibat tindakan
(8) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
(9) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
(10) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
(11) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan
c). Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan :
(1) Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya : sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit
gejala dan perawatanya serta pertumbuhan dan perkembangan anak.
(2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
(3) Kurang tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
(4) Tidak seimbang sumber sumber yang ada dalam keluarga, misalnya : keuangan, anggota
keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan.
(5) Sikap negatif terhadap yang sakit
(6) Konflik individu dalam keluarga
Prioritas masalah
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
1). Tidak mungkin masalah masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga
dapat diatasi sekaligus
2). Perlu mempertimbangkan masalah masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga,
seperti masalah penyakit.
3). Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang
akan diberikan.
4). Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
5). Sumber daya keluaga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan / keperawatan
keluarga.
6). Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
d
Tabel 1
Skala prioritas
No
Kriteria
Nilai
Bobot
1.
Sifat masalah
skala :
2.
Ancaman kesehatan
Krisis
Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
4.
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah berat harus ditangani
ditangani
Masalah tidak dirasakan
Skoring :
1
0
c)
Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang
akan diberikan.
Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan / keperawatan
keluarga.
f)
Perencanaan (planning)
Rencana keperawatan Keluarga adalah sekumpulan tindakan perawat untuk dilaksanakan,
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah di identifikasi.
Ciri ciri perawatan keluarga :
1). Berpusat pada tindakan tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang
sedang dihadapi
2). Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dan pikiran yang logis.
3). Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang
4). Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi
5). Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
6). Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Kualitas rencana perawatan :
Kualitas rencana perawatan sangat tergantung kepada :
1). Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang
menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.
2). Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan
3). Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
4). Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :
a). Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga
b). Menentukan prioritas masalah
c). Memiliki tindakan yang tepat
d). Pelaksanaan tindakan
e). Penilaian hasil tindakan
5). Dibuat secara tertulis
c
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana
keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan
kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah :
1). Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
2). Informasi yang telah diperoleh keluarga tidak menyeluruh
3). Tidak mau menghadapi situasi
4). Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat.
5). Adat istiadat yang berlaku
6). Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran
7). Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan
Faktor lain yang bersumber dari perawat, adalah :
1). Menggunakan pada pendekatan yang tetap (kaku, kurang luas)
2). Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor faktor sosial budaya
3). Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
keluarga :
1). Sumber daya keluarga (keuangan)
2). Tingkat pendidikan keluarga
3). Adat istiadat yang berlaku
4). Respons dan penerimaan keluarga
5). Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
d
Penilaian
Penilaian / evaluasi adalah tahap yang menentukan tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian tujun tidak tercapai maka perlu dicari
penyebabnya hal dapat terjadi karena beberapa faktor :
1). Tujuan tidak realistis
2). Tindakan keperawatan yang tidak tepat
3). Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
Dimensi dalam penilaian
1). Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan
2). Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tenaga dan
bahan alat yang diperlukan
3). Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk memecahkan
masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional
4). Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua tindakan dilaksanakan
untuk mencapai hasil yang diinginkan
Kriteria dan standar
Kriteria adalah gambaran tentang faktor faktor tidak tetap yang didapat memberi
petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan
untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan memberi tahukan apakah
tingkat pelaksanaan yang dapat diterima atau keadaan yang bagaimana agar dapat mengatakan
bahwa tindakan yang dilakukan berhasil atau tujuan dicapai, yaitu :
1). Klien mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberi mengenai colitik Ulseratif.
2). Melaksanakan pengobatan yang dianjurkan.
3). Menhindari dan mencegah kemungkinan timbulnya penyebab penyakit.
: ubin atau semen adalah baik tapi tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu (kemarau) dan tidak basah (musim
hujan).
(2) Dinding : tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk
daerah tropis, lebih lebih ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya
dipedesaan, lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang
lubang pada dinding atau papan, tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah
penerangan alamiah atau yang penting ventilasi harus ada sehingga sirkulasi udara dan
penerangan alamiah (sinar matahari) bebas masuk.
(3) Atap genteng seng atau asbes dan juga menggunakan atap daun rumbai. Yang berguna untuk
melindungi dari hujan atau terik matahari.
b). Ventilasi.
Fungsi utama menjaga agar aliran udara didalam rumah tetap segar dan juga berfungsi
untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri bakteri terutama bakteri pathogen.
Ada 2 macam ventilasi yaitu ventilasi alamiah (jendela, pintu, lubang angina pada
dinding) dan ventilasi buatan ( kipas angina, mesin penguap udara).
c). Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Cahaya dapat dibedakan atas 2 yaitu
: cahaya alamiah yakni matahari, dapat membunuh bakteri bakteri pathogen (misalnya bakteri
TBC). Cahaya buatan yaitu menggunakan lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
d). Luas bangunan rumah.
Harus cukup untuk penghuninya disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan optimum 2,3 3 m2 untuk tiap orang.
e). Fasilitas fasilitas didalam rumah sakit.
Tersedia air bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan
sampah. Fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga. Disamping itu perlu ada fasilitas lain
misalnya gudang, kandang ternak.
3. Penyediaan air bersih.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lainuntuk minum, masak, mandi,
mencuci, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum.
1)
Syarat fisik : bening tidak berasa, suhu dibwah suhu udara diwarnainya sehingga dalam
kehidupan sehari hari cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2)
Syarat bakteriologis : harus bebas dari segala bakteri, utamanya bakteri pathogen cara
pemeriksaannya melalui sampel 100 cc diperiksa, apabila terdapat bakteri > 4 bakteri E. Coli
maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
3) Syarat kimia : harus megandung zat zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula zat zat
tersebut antara lain :
Tabel 2
Flour ( F )
1 1,5
Chlor ( Cl )
250
Arsen ( As )
0.03
Tembaga ( cu )
1,0
Besi ( Fe )
0,3
Zat organic
10
Ph ( keasaman )
6,5 9,0
CO2
jmaban yang sehat adalah tidak mengotori permukaan tanah disekitarnya, tidak dapat dijangkau
oleh serangga (lalat, kacoa), tidak menimbulkan bau, mudah digunakan, sederhana desainya,
murah, dapat diterima oleh pemakainnya.
Jamban tersebut tertutup terlindungi dari panas / hujan, serangga, terlindungi dari pandangan
orang.
b. Jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat (tempat berpijat yang kuat).
c.
Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak menganggu pandangan,
tidak menimbulkan bau.
2). An organic (yang tidak dapat membusuk) ; sisa sisa makanan, daun daunan, buah buahan
dsb ).
Pengelolaan sampah.
Cara pengelolaan sampah sebagai berikut :
1). Pengumpulan dan pengangkutan sampah.
2). Pemusnahan dan pengelolaan sampah.
a). Ditanam
b). Dibakar
c). Dijadikan pupuk.
6. Air limbah dan pengelolaanya.
Air limbah / air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga industri
atau tempat tempat umum dan pada umumnya mengandung bahan bahan atau zat zat yang
dapat membahayakan kesehatan manusia serta menganggu lingkungan hidup.
Klasifikasi air limbah :
a.
Berasal dari berbagai jenis industri akibat proses proses dimana zat
- zat yang
terkandung didalamnya bervariasi seperti : nitrogen, sulfia, amoniak, lemak, garam garam, zat
pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dsb.
c.
1) Karakteristik fisik : sebagain besar terdiri dari air, sebagian kecil dari bahan bahan padat dan
suspensi.
2) Karakteristik kimiawi : biasanya mengandung zat zat kimia anorganik yang berasal dari air
bersih serta bermacam macam zat organic berasal dari penguraian tinja, urine, sampah
sampah lainnya.
3) Karakteristik bakteriologis.
Air limbah yang tidak diolah akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup, antara lain :
a). Menjadi transmisi / media penyebaran berbagai penyakit, seperti kolera, typus abdominalis
disentri basiler.
b). Menjadi media berkembangbiakanya nyamuk atau tempat hidup larva.
c). Menjadi tempat berkembangbiakan nymauk atau tempat hidup larva nyamuk.
d). Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap
Pengelolaan air buangan :
a). Pengelolaan awal (preliminary) adalah pengeloaan yang dilakukan untuk mencegah komplikasi
pengelolaan selanjutnya dan untuk menghilangkan dan untuk mengurangi kegiatan pemeliharaan
peralatan.
b). Pengelolaan primer atau pengelolaan untuk menghilangkan semua benda terapung dan sebagian
besar benda beruspensi.
c). Pengelolaan sekunder ialah pengelolaan biologis seperti pengolahan dengan Lumpur aktif,
kolam oksidasi. Tricking filter, lagooa statage dan aerosi, land spreading, dan sebagiannya.
Pengertian
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada
usia setengah umur atau lebih tua. Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi.
Sedangkan batasan hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin oleh
Kaplan dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 205
diajukan sebagai berikut :
1.) Pria usia < 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring di atas
atau sama dengan 130/90 mmHg.
2.) Pria usia > 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya di atas 145/95 mmHg.
3.) Pada wanita tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95 mmHg dinyatakan hipertensi.
Pada tahun 1984, The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment
of High Blood Pressure, dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji,
hal. 206 membagi hipertensi berdasarkan tekanan diastolik sebagai berikut :
Diastolik
90 mmHg
90 94 mmHg
95 mmHg
95 140 mmHg
Penyebab/Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi, dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1)
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga
hipertensi idiopatik. Ini merupakan tipe paling umum dan termasuk 35 95 % dari individu
dengan penyakit ini. (Soeparman, Waspadji Sarwono, 1990 : 207 208).
Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi sebagai berikut :
a). Usia
Paling tinggi kejadian pada usia > 40 tahun
b). Jenis kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki.
c). Keturunan
75 % pasien hipertensi mempunyai riwayat keluarga hipertensi.
d). Obesitas/kegemukan
Sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan
penderita yang mempunyai berat badan normal.
e). Perokok
Resiko pada manusia dihubungkan mekanisme terjadinya hipertensi pada perokok belum
diketahui secara pasti, namun hubungan antara rokok dengan peningkatan kardiovaskuler telah
banyak dibuktikan.
f). Peminum alkohol
Peminum alkohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya hipertensi
secara pasti belum diketahui.
g). Komsumsi garam
Garam merupakan hal yang sangat sentral dalam penyebab hipertensi. Ditemukan pada golongan
suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya
hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma dan curah jantung.
h). Stres
Diduga melalui aktivasi saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten. Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap tinggi.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah keadaan terjadinya tekanan darah tinggi akibat penyakit tertentu
seperti :
a). Hipertensi renal ialah hipertensi yang penyebabnya adalah kelainan parenkim ginjal.
Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 236, M. Ziegler dan
G.J. Mart menuliskan semua penyakit ginjal yang dapat menimbulkan hipertensi seperti di
bawah ini :
(1) Penyakit ginjal bilateral
Glomerulo nefritis akut dan kronik.
Nefritis interstisial akut dan kronik.
Pielonefritis glomerulosklerosis.
(2) Penyakit ginjal unilateral
Aneurisma arteri renalis.
Infark ginjal.
Fistel arteriovenosus.
Trombosis vena renalis.
Tuberkulosis ginjal.
Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer.
Curah jantung pada pasien hipertensi umumnya normal. Kelainan terutama pada peningkatan
tahanan perifer. Peningkatan tahanan perifer ini disebabkan karena penyempitan pembuluh darah
akibat ketegangan otot polos pada pembuluh darah tersebut.
Meningkatnya tekanan darah semakin menegangkan dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan dinding pembuluh darah semakin tebal dan ronggan pembuluh darah semakin
sempit yang meningkatkan tahanan terhadap mengalirnya darah.
Perubahan struktur inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor utama sukarnya
tekanan darah dikendalikan dengan obat-obatan anti hipertensi pada kasus-kasus tertentu. Kerja
jantung pada penderita hipertensi akan bertambah berat karena naiknya tahanan perifer yang
lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya hipertropi ventrikel kiri. Dengan adanya hipertropi
dan hiperplasia ventrikel kiri maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi
sehingga terjadi anoksia (kekurangan oksigen).
Hal ini dapat diperberat oleh adanya sklerosis koroner dan jika hal ini berlangsung lama
akan terjadi decompensasi cordis di samping ini juga akan menyebabkan gagal jantung. Pusat
vasomotor di batang otak yang akibat terjadinya vasokontriksi arteri otak sistemik yang akan
meningkatkan tekanan darah.
d
Gejala klinik
Gejala hipertensi tidak selalu ada hubungannya dengan berat ringannya hipertensi. Secara
dini dari penyakit hipertensi ringan pasien sakit kepala karena vasokontriksi atau epitaksis dari
perdarahan kapiler basial. Pada hipertensi ringan ada kelompok pasien yang sama sekali tidak
memberikan keluhan-keluhan. Sedang pada sekelompok yang lain sudah memberikan gejalagejala yang sangat terasa mengganggu. Demikian pula hipertensi yang sedang dan berat, ada
pasien yang tidak mengeluh apa-apa dan ada pasien yang sudah memberikan keluhan yang
begitu berat sehingga tidak dapat bekerja dengan baik karena sangat terganggu.
Pada umumnya pasien hipertensi memberikan keluhan-keluhan sebagai berikut : pusing,
sakit kepala, vertigo, sukar tidur, mata berkunang-kunang, kaku kuduk, mual dan muntah,
epitaksis, telinga berdengung.
Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat
ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat
kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Oleh karena itu, setiap pasien hipertensi harus
diperiksa secara keseluruhan yang meliputi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium.
1)
Riwayat penyakit
Pada pasien hipertensi perlu ditonjolkan lamanya menderita, riwayat dan gejala penyakit
yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner, gagal jantung dan lain-lain. Apakah ada riwayat
penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan
pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi yaitu untuk melihat adanya pembesaran jantung kiri pada hipertensi yang
kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah pada stadium payah jantung hipertensi.
5)
Pemeriksaan echokardiografi
Echokardiografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk
Apabila pemeriksaan tersebut di atas tidak cukup untuk membuktikan etiologi penyakit
atau ada kecurigaan terhadap suatu penyakit yang menyebabkan hipertensi maka dilakukan
pemeriksaan khusus seperti :
a.) Pielografi intravena dapat membantu menilai keadaan ginjal, dapat dilihat dari fungsi ekskresi
ginjal dan ureter serta bentuk dan besarnya ginjal.
b.) Arteriografi renal dilakukan bila ada dugaan stenosis arteri renalis.
c.) Pemeriksaan kadar renin plasma untuk mengevaluasi pasien untuk stenosis arteri renalis juga
dipakai untuk menentukan pola pengobatan
f
Perawatan
Istirahat, monitor tekanan darah, hentikan merokok, jika merokok kurangi berat badan (olah
raga) pembatasan minum-minuman beralkohol
3.
1.
2.
3.
4.
5.
Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah menyebabkan kelainan-kelainan
pada organ-organ seperti jantung, otak,
pembuluh darah, ginjal dan mata
1) Komplikasi pada jantung
Penyakit jantung yang timbul akibat penyakit hipertensi adalah penyakit jantung koroner dan
penyakit jantung hipertensi yang juga dapat menyebabkan terjadinya patah jantung ischemik
yang pada banyak negara merupakan sebab kematian utama.
2)
Komplikasi pada otak dapat berupa pendarahan otak (stroke) enselopati dan intracranial
hemorhagis. Enselopati hipertensi biasanya ditandai oleh sakit kepala hebat, bingung, lamban
dan gangguan penglihatan. Gejala-gejala ini umumnya tambah berat dalam waktu 12 48 jam
dan dapat timbul kejang-kejang. Kesadaran menurun serta dapat menyebabkan kebutaan.
3) Komplikasi pada pembuluh darah dapat berupa :
a). Radang pembuluh nadi yang menutup jalannya aliran darah.
b). Adanya penumpukan aliran darah dalam pembuluh darah yang dapat mengembangkan vena.
c). Robeken pembuluh darah akibat tekanan yang meningkat.
d). Regang pembuluh nadi akibat penumpukan darah.
4) Komplikasi pada ginjal dapat berupa
a). Glomerulus
b). Gangguan fungsi ginjal
5) Komplikasi pada mata dapat diketahui dengan pemeriksaan funduskopi dengan melihat kelainan
fundus/retina berupa :
a). Oklusi vena retina (OVEC) gambaran fundusnya yaitu vena berkelok-kelok, odem retina, dan
odem macula, pendarahan di sekitar papil saraf optik, ketajaman penglihatan sangat buruk.
b). Oklusi vena retina cabang-cabang yang sering tersumbat adalah cabang temporal atas sehingga
akibatnya langsung mengenai macula dan menimbulkan tajam penglihatan yang buruk.
h
Prognosa
Pada umumnya prognosa pada pasien hipertensi tergantung dari penyakit primernya,
berat ringannya penyakit hipertensi itu sendiri, serta komplikasi yang timbul dan cepatnya
tindakan atau pengobatan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prognosa hipertensi yaitu :
1) Etiologi hipertensi yang ditemukan secara dini dan sebabnya dapat dikoreksi tentu mempunyai
prognosa yang baik misalnya akibat kelainan ginjal dan kelainan hormon, neurologi dan lainlain.
2) Ada tidaknya komplikasi dari organ tubuh, makin banyak komplikasi yang ditemukan pada
organ tubuh makan prognosa makin jelek.
3) Ada tidaknya resiko payah jantung, ischemik, diabetes millitus, hipercolesteronemia, merokok
juga sangat menentukan prognosis.
4) Tinggi rendahnya tekanan darah, makin tinggi tekanan darah maka mempunyai prognosa yang
jelek juga.