Vous êtes sur la page 1sur 7

PRAKTIKUM AUDITING CH

Kelompok 2
Abdul Muiz Maulana

115020301111014

Ignatius Sahala L.

135020307111013
KASUS PENDAHULUAN:

MEMAHAMI PROFIL KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)


LATIHAN
1. - Review sistem pengendalian mutu yang dimiliki oleh KAP Adi Susilo
dan Rekan dengan mendasarkan pada Pernyataan Standar Pengendalian
Mutu (PSPM) yang dikeluarkan oleh Komite SPAP
a. Independensi
KAP Adi Susilo dan Rekan telah mewajibkan setiap karyawan
untuk tidak memiliki perikatan secara pribadi dengan klien KAP yang
sedang diaudit.
b. Penugasan personel
KAP Adi Susilo dan Rekan, dapat diyakini bahwa SPM terkait
kemampuan profesional teknis tidak diragukan karena banyaknya program
dan fasilitas terkait pelatihan dan peningkatan mutu SDMnya seperti wajib
ujian CPA, ikut pendidikan profesi berkelanjutan, evaluasi kinerja semua
tingkatan, dll.
c. Konsultasi
KAP Adi Susilo dan Rekan memang telah membentuk consulting
partner diluar tim perikatan audit sehingga consulting partner ini dapat
memberikan nasihat dan review terhadap hasil akhir secara lebih objektif.
Selain itu tim perikatan juga dapat berkonsultasi terkait permasalahan
dalam jalannya pelaksanaan perikatan audit.
d. Supervisi
KAP Adi Susilo dan Rekan telah menetapkan bahwa dalam setiap
tim perikatan audit harus terdiri dari partner in charge, manajer, auditor
dan beberapa staf, hal ini bertujuan agar terciptanya supervisi dari atasan
ke bawahan dan seterusnya. Yang kurang adalah peranan partner in charge

seharusnya bisa mensupervisi bawahannya karena dia adalah pihak yang


paling bertanggungjawab.
e. Pemekerjaan
Dalam KAP Adi Susilo dan Rekan, Iman Awaluddin selalu
menunjuk personil untuk setiap penugasan audit yang memang sesuai
dengan pengalaman profesional dan pelatihan teknisnya.
f. Pengembangan profesional
Pengendalian mutu untuk unsur ini juga sudah dilaksanakan di
KAP Adi Susilo dan Rekan, terbukti adanya pelathan awal selama 1
minggu bagi karyawan baru, partner selalu diwajibkan ikut PPL, telah
memiliki gelar CPA, bahkan untuk kedua terakhir ini KAP sudah
menyisihkan dana untuk mendukung tercapainya.
g. Promosi
Promosi di KAP Adi Susilo sudah memiliki pengendalian mutu
yang baik pula yaitu berdasarkan pada pengalaman waktu dan prestasi
kerja contoh untuk jadi manajer harus sudah 4 tahun kerja, gelar CPA,
konsisten ikut PPL. Lalu unruk senior auditor harus sudah 2 tahun kerja
dan konsisten ikut PPL.
h. Penerimaan dan keberlanjutan klien
Dalam KAP Adi Susilo dan Rekan sudah benar pengendalian
terkait hal ini yaitu dalam menerima perikatan harus disetujui oleh tidak
hanya partner in charge namun juga oleh consulting partner.
i. Inspeksi
Inilah yang dilakukan oleh Imam Awalludin dalam proses
pengendalian mutu secara keseluruhan di KAP Adi Susilo dan Rekan.
Hampir semua area dari perekrutan karyawan sampai penerimaan dan
keberlanjutan klien serta hal-hal lainnya ikut menjadi tanggungjawab dan
perhatiannya sebagai partner yang secara khusus ditugasi menjadi
pengontrol mutu KAP.
-

Kualitas sistem pengendalian mutu yang dimiliki oleh KAP


Dari hasil review di atas, sistem pengendalian mutu yang dilakukan KAP
sangat baik karena semua unsur PSPM telah terpenuhi

Informasi tambahan untuk membuat penilaian


surat independensi yang telah ditandatangani masing-masing individu
sebelum melakukan tugas perikatan audit

b
c

sertifikat dan ijazah yang mendukung keahlian profesinya


laporan konsultasi dari orang yang ditunjuk dan bekerja sebagai consulting

partner
laporan pengecekan berkala dari atasan ke bawahan dalam hierarki di KAP

e
f

Adi Susilo dan Rekan, serta review atas working paper bawahan
ujian teknis, tes keahlian
ijazah dari pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan serta
perjanjian mengenai tanggung jawab dan kemajuan karier karyawan di

g
h
i
-

KAP
kualifikasi jabatan individu seperti yang disyaratkan
prosedur, diagram alir, flowchart dan surat perikatan klien dari KAP Adi
Susilo dan Rekan
laporan inspeksi
Rekomendasi perbaikan kebijakan sistem pengendalian mutu KAP
Agar dapat melengkapi syarat-syarat yang direkomendasikan oleh PSPM
sehingga kualitas penugasan sampai dengan pelaporan audit dapat
ditingkatkan.

2. Langkah-langkah yang harus diambil oleh KAP Adi Susilo dan Rekan atas
pertimbangan penerimaan klien yang berstatus perusahaan publik
berdasarkan ketentuan Sarbanes-Oxley Act yaitu:
1. KAP Adi Susilo dan Rekan diharuskan terlebih dahulu untuk
mendaftarkan KAPnya sebagai KAP yang akan mengaudit perusahaan
publik pada otoritas bursa terkait dalam hal ini di Indonesia adalah OJK.
2. KAP Adi Susilo dan Rekan harus dapat menjaga independensinya dalam
hal ini yaitu terkait dengan :
a. Tidak melayani jasa tambahan seperti (Section 201):
1. Jasa pembukuan
2. Desain sistem informasi keuangan dan pemasangannya
3. Apraisal atau jasa penilaian lain
4. Jasa aktuaria
5. Dll
b. Persetujuan Komite Audit., sebelum melaksanakan penugasan audit,
sebuah KAP harus mendapatkan persetujuan dari Komite Audit
terlebih dahulu.
c. Rotasi partner, sarbox menetapkan rotasi partner tiap 5 tahun sekali
untuk satu klien yang sama kecuali ssebelumnya telah menjadi partner
audit klien tersebut selama 7 tahun berturut-turut.
d. Pelaporan ke Komite Audit Auditor harus melaporkan kebijakan dan
praktek akuntansi yang penting, alternatif pencatatan sesuai PSAK

terkait dengan isu penting dalam audit, dan komunikasi tertulis antara
auditor dan manajemen.
e. Pengungkapan dalam laporan keuangan, laporan keuangan harus
mengungkapkan fee untuk auditor baik untuk jasa pemeriksaan, jasa
lain yang terkait audit, jasa perpajakan, dan jasa yang lainnya.
f. Perekrutan mantan auditor, seorang auditor tidak boleh menjabat
sebagai anggota dewan direktur, CEO, CFO, COO, CAO, controller,
direktur audit intern dan jabatan-jabatan lainnya tanpa ada tenggang
waktu karir.
g. Kompensasi partner KAP, partner KAP tidak boleh menerima
kompensasi dari klien selain jasa audit, perpajakan dan jasa atestasi
lainnya.
3. SEC mengeluarkan beberapa peraturan baru terkait dengan pengungkapan
laporan keuangan yang lebih transparan dan tepat waktu bagi para
investor. Beberapa ketentuan baru adalah sebagai berikut :
a. Semua koreksi keuangan yang material harus terungkap dalam laporan
keuangan.
b. Pengungkapan tambahan terhadap pengungkapan-pengungkapan yang
tidak disyaratkan oleh standar akuntansi keuangan (PSAK). Informasiinformasi tersebut antara lain, core earnings, free cash flow, EBITDA,
dan pre-FAS 133 income.
c. SEC menambahkan pengungkapan transaksi diluar neraca yang harus
disertakan dalam penjelasan dan analisis manajemen (managements
discussion and analysis MD&A) yaitu pengungkapan tentang
pengaturan transaksi diluar neraca dan tabel yang menjelaskan
informasi tentang kewajiban kontraktual yang pasti akan terjadi.
4. KAP Adi Susilo dan Rekan haruslah mengetahui bahwa audit atas laporan
keuangan perusahaan publik merupakan audit yang bersifat integral. Hal
ini berarti bahwa apabila dalam pengujian tersebut auditor menemukan
pengendalian internal klien tidak dapat diandalkan maka temuan bisa
menjadi kelemahan mendasar (material weaknesses) dalam pengendalian
internal. Kelemahan mendasar akan menyebabkan pendapat tidak wajar
(adverse opinion) dalam pengendalian internal. Penugasan pemeriksaan
laporan keuangan dan pengendalian internal merupakan penugasan yang
integral dan tidak dapat dipisahkan. Hal-hal yang baru dalam audit integral

(Section 404) yaitu auditor harus menyatakan pendapat terhadap


kewajaran laporan keuangan sekaligus menyatakan pendapat atas atestasi
manajemen terhadap pengendalian internal.
5. Ketentuan langkah-langkah diatas tersebut ditetapkan dalam SOX, dimana
di Indonesia hampir sama yaitu untuk menjadi KAP dari perusahaan
publik setidaknya harus mematuhi empat beraturan yang ditetapkan oleh
OJK (dulu BAPEPAM) yaitu mencakup Peraturan Profesi Penunjang
Pasar Modal :
a. VIII.A.1 : Pendaftaran akuntan yang melakukan kegiatan di pasar
modal
b. VIII.A.2 : Independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar
modal
c. X.J.1 : Laporan kepada bapepam (sekarang OJK) oleh akuntan
d. X.J.2 : Laporan berkala kegiatan akuntan

Riset Kelompok
PEMASARAN OLEH KAP
KAP atau Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah organisasi akuntan
publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan
yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.
Jasa yang diberikan oleh akuntan publik tersebut yang dimaksud adalah jasa-jasa
yang berkaitan dengan keuangan, akuntansi, manajemen, dan perpajakan.
Terkait dengan permasalahan pemasaran yang dilakukan olek KAP
sebenarnya, pada Etika Profesi Nomor 4 tentang iklan bagi KAP ,dengan tegas
dinyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik dilarang untuk melakukan segala jenis
bentuk advertensi (NURROCHMI,2007). Namun sejak

tanggal 5 Mei 2005,

Dewan Standar Profesi Akuntan Publik dalam rapat anggota luar biasa
mengumumkan bahwa telah disahkannya etika baru bagi akuntan publik yaitu
kantor akuntan publik (KAP) yaitu sekarang mereka sudah diizinkan mencari
klien lewat iklan. KAP juga dibolehkan melakukan promosi dan kegiatan
pemasaran lainnya.

Keputusan penting tersebut merupakan serangkaian aturan baru etika


kompartemen akuntan publik. Hanya saja periklanan yang dilakukan oleh KAP
tersebut tidak boleh bersifat murahan agar tidak merusak citra profesi akuntan
publik. Agar tidak merusak citra profesi akuntan, kegiatan promosi yang
dilakukan KAP lebih mengarah kepada pembentukan citra, sehingga iklan tersebut
tidak boleh mengeluarkan janji-janji seperti pada iklan komersial pada umumnya.
Jadi KAP lebih banyak melakukan kegiatan pemasaran melalui media online,
buku telepon, dan papan reklame, bahkan, kegiatan open recruitment yang
dilakukan oleh beberapa KAP besar dengan masuk ke perguruan-perguruan tinggi
ternama. Hal ini terjadi setelah adanya ketentuan nomor 502 tentang Iklan,
promosi dan kegiatan pemasaran lainnya. Yang menyatakan bahwa Anggota
dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran
lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi (NURROCHMI, 2007).
Peraturan nomor 502 ini bukan tanpa kontroversi, ada pendapat yang
berbeda di kalangan akuntan mengenai penetapan aturan ini. Hadori misalnya
sebgaimana yang dikutip dari (http://fahmirozak.multiply.com/journal/item/13)
mengatakan:
Dengan beriklan dan berpromosi, bukan tidak mungkin KAP-KAP kecil
bakal dilirik perusahaan besar. Hanya saja, menurut mereka, KAP kecil
ditantang

untuk meningkatkan

profesionalismenya

seperti

mengikuti

perkembangan ekonomi, politik, dan sosial.


Namun ada juga yang tak setuju jika KAP diizinkan mencari klien lewat
iklan atau mempromosikan kantornya. Salah satunya adalah Henry B.L. Toruan,
yang berpendapat bahwa, seorang akuntan bekerja didasarkan kredibilitas, bukan
oleh jenis jasa yang bisa diberikan.
"Iklan itu cara menarik konsumen agar suka sama kita kan? Sementara di
standar profesi akuntan tidak ada faktor suka-sukaan," kata Henry.
Karena itu, menurut Henry, perubahan kode etik yang baru ini telah mengubah
jasa akuntan publik menjadi jasa konsultan.
Reaksi dari kelompok akuntan sangat bermacam, sebagian besar kaum
profesional menganggap advertensi sebagai aktivitas yang tabu sebab mereka

berpendapat bahwa advertensi merupakan aktivitas yang tidak profesional.


Advertensi dipersepsikan dapat menurunkan kualitas jasa profesi. Namun
sebagian profesional berpendapat bahwa advertensi yang baik justru akan
meningkatkan rasa tanggungjawab sehingga kualitas jasa profesi tetap terjaga.
Dalam lingkup khusus yaitu profesi akuntan publik, akuntan terikat pada kode etik
yang merupakan etika yang telah disepakati bersama oleh anggota suatu profesi.
Di Indonesia sendiri pelarangan iklan bagi kantor akuntan publik telah
dirumuskan bersama konsep awal aturan kode Etik IAI yang pertama kali tahun
1972, menjelang kongres ke 2, bahkan jaruh sebelum kongres IAI yang pertama
(Tuanakotta, 1982: 51). Dalam kurun waktu 10 tahun, konsep ini mengalami
beberapa perubahan dan penyempurnaan. Akhirnya di tahun 2000 aturan tentang
iklan bagi KAP mengalami pelonggaran. Selain itu menurut FTC pelarangan iklan
dalam profesi merupakan suatu pembatasan dalam perdagangan yang seharusnya
didasarkan atas sistem perdagangan bebas.
Pada bulan Juni 1971, Court Case menyatakan bahwa aturan-aturan dari
profesi yang melarang periklanan merupakan suatu hal yang tidak konstitusional,
karena pelarangan periklanan dianggap sebagai suatu hal yang melanggar
kebebasan berbicara yang diatur dalam amandemen pertama. Tekanan-tekanan ini
menyebabkan AICPA mengubah peraturan sebelumnya dan mengizinkan
anggotanya untuk beriklan selama tidak palsu, menyesatkan atau menipu
sebagaimana yang tercantum dalam bagian 15 dalam FTC Act. Tanggal 3 Agustus
1980. Jika AICPA sudah megeluarkan aturannya untuk tidak melarang periklanan
KAP, jauh setelah itu pada tahun 2000 IAI mengesahkan aturannya mengenai
periklanan, yaitu ketentuan No 502 502 yang berbunyi: Anggota dalam
menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran
lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi (Iskak, 2000).

Vous aimerez peut-être aussi